BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat perjudian di Indonesia merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Strafbaarfeit. Pidana adalah suatu reaksi atas delik (punishment) atau lembaga negara terhadap pembuat delik 5.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur :

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB III PENUTUP. pengaruhi oleh beberapa penyebabnya antara lain:

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. norma yang ada, melanggar kepentingan orang lain maupun masyarakat yang

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016. PENERTIBAN PERJUDIAN MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA 1 Oleh : Tessani Justishine Tarore 2

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang. termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan

Jenis Kelamin. Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TENTANG LARANGAN TERHADAP PERJUDIAN. ditanggulangi karena sudah ada sejak adanya peradaban manusia.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Polri Menurut UU No. 2 Tahun 2002 dan KUHAP

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB III PERJUDIAN MENURUT HUKUM POSITIF

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

I. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Peraturan perundang-undangan untuk mengatur jalannya

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. ayat (4) dari UU No. 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kejahatan yang paling sulit diberantas. Realitas ini

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINDAK PIDANA JUDI MENURUT HUKUM POSITIF. harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, perlombaan dan kejadiankejadian

BAB I PENAHULUHAN. norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai bagian dari Kebudayaan Indonesia yang bersifat Binneka Tunggal Ika (Berbedabeda

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana perjudian merupakan suatu tindak pidana biasa yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia menjadi suatu masyarakat global (global society). Selanjutnya, global

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

UPAYA POLISI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOTO GELAP (TOGEL) ARTIKEL. Oleh: Kukuh Iman Fahrudin NIM

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa penegakkan hukum merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengemis merupakan salah satu golongan masyarakat yang harus

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pidana yang bersifat khusus ini akan menunjukan ciri-ciri dan sifatnya yang khas

I. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya penanggulangan kejahatan dikenal dengan berbagai istilah, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini kita sering mendegar dan melihat sejumlah berita di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidana. Belanda yaitu strafbaar feit yang terdiri dari tiga kata, yakni straf

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

METODE PENELITIAN. dengan seksama dan lengkap, terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat perjudian di Indonesia merupakan suatu hal yang masih di persoalkan. Banyaknya kasus yang berhasil di temukan oleh penegak hukum, ini merupakan suatu bukti perjudian di Indonesia belum dapat diberantas. Perjudian bukan merupakan hal baru bagi masyarakat indonesia, karena permainan judi sudah ada sejak dulu dan berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Keberadaan dari permainan judi ini tidak tahu yang pasti, kapan permainan ini mulai ada dan dikenal oleh masyarakat Indonesia karena permainan itu merupakan suatu kebiasaan. Perjudian bagi masyarakat, adalah salah satu bentuk permainan yang sangat digemari dan marak dalam kehidupan bermasyarakat, karena permainan judi dianggap mengandung nilai hiburan.bentuk perjudian diatur didalam buku II KUHP, karena perjudian termasuk sebagai kejahatan. Perjudian bagi masyarakat umum dapat menimbulkan problem sosial yang bertentangan dengan agama, hukum dan pancasila. Perjudian berdampak buruk bagi individu itu sendiri, keluarga maupun terhadap masyarakat. Perjudian yang berpengaruh pada diri sendiri seperti malas bekerja, ingin mendapatkan uang dengan mudah. Akibat dari sifat-sifat itu akan

2 menimbulkan beberapa kerugian baik itu kerugian pada diri sendiri maupun kerugian pada masyarakat. Kerugian-kerugian yang diterima seorang penjudi antara lain : a. Pekerjaan lain terbengkalai b. Keseimbangan rohani tidak terkontrol, sehingga dengan demikian akan mudah mendorong seseorang melakukan kejahatan Kerugian yang diterima oleh masyarakat antara lain : a. Keseimbangan keamanan dan ketertiban sering terganggu b. Berkurangnya disiplin terhadap aturan-aturan masyarakat sehingga sering menimbulkan terjadinya huru-hara dan keributan Apabila hal tersebut dihubungkan dengan pembangunan sekarang ini maka pembangunan tidak akan berjalan lancar. Pemerintah berusaha untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama dibidang ekonomi guna memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga tercapainya tujuan negara maka diperlukan adanya pribadi yang kuat dan tangguh di kalangan masyarakat. Apabila masyarakat sudah terkontaminasi oleh permainan judi, maka dapat mengakibatkan pemborosan, kemiskinan dan menyesatkan kehidupan masyarakat itu sendiri. Terlihat jelas bahwa perjudian bertentangan dengan kehidupan ekonomis dan apabila dibiarkan akan berdampak buruk pada kehidupan ekonomi di dalam masyarakat tersebut.

3 Pemerintah dengan berbagai upaya baik secara preventif maupun represif berusaha untuk menanggulangi timbulnya berbagai bentuk permainan perjudian. Tindakan preventif yang dilakukan pemerintah salah satunya dibebankan kepada kepolisian, yang merupakan pengemban tugas negara untuk penanggulanan perjudian dalam masyarakat. Sedangkan tindakan represifnya adalah dengan menerapkan peraturan-peraturan yang ada, seperti Undang -undang No. 7 Tahun 1974tentang undang-undang penertiban perjudian sebagai peraturan baru yang sama isinya adalah pemberatan perjudian yang terdapat pada KUHP, khususnya mengenai masalah perjudian. Berbagai persoalan yang ada dalam masyarakat sebagaimana telah diuraikan di atas menimbulkan keinginan penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi, sehingga penulis tertarik memilih judul Usaha Polres Klaten Dalam penanggulangan Tindak Pidana Perjudian B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan hukum sebagai berikut berikut : 1. Faktor apakah yang menyebabkan perjudian sulit untuk ditanggulangi secara tuntas? 2. Bagaimana usaha polisi di Polres Klaten dalam upaya menanggulangi terjadinya berbagai bentuk perjudian di wilayah Klaten?

4 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor faktor peyebab dari perjudian. 2. Untuk mengetahui bagaimana usaha Polres Klaten dalam melakukan penanggulangan perjudian. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini,yaitu : 1. Manfaat bagi penulis Untuk memberikan wawasan bagi penulis, memperoleh data dan informasi yang akurat mengenai upaya Polres dalam menanggulangi tindak pidana perjudian. 2. Manfaat ilmu pengetahuan Penelitian ini dapan diharapkan dapat memberi manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang hukum pidana untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang upaya Polres dalam menanggulangi tindak pidana perjudian. 3. Manfaat bagi masyarakat Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang upaya Polres dalam menanggulangi tindak pidana perjudian.. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Tindak Pidana Perjudian dan Penanggulangan Oleh Polres Klaten ini merupakan hasil karya penulis. Penelitian ini di lakukan berkaitan dengan peranan Polres dalam menanggulangi tindak

5 pidana kejahatan dan apa faktor faktor penyebab dari perjudian tersebut.penulisan ini berbeda dengan penulisan yang dilakukan mahasiswa lainnya, belum ada yang membahas mengenai persoalan tersebut sehingga penulis memilih untuk membahas mengenai hal ini. F. Tinjauan Pustaka a. Pengertian Tindak Pidana Tindak pidana merupakan salah satu istilah untuk menggambarkan suatu perbuatan yang dapat dipidana, dalam bahasa belandanya adalah strafbaarfeit 1. Istilah tindak pidana ini, karena tumbuhnya dari pihak Kementrian Kehakiman, sering dipakai dalam perundang-undangan indonesia antara lain Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Istilah lain yang pernah dipergunakan untuk menggambarkan perbuatan yang dapat dipidana adalah : 1. Peristiwa pidana 2. Perbuatan pidana 3. Pelanggaran pidana 4. Perbuatan yang dapat di hukum 2 Menurut Wirjono Prodjodikoro definisi tindak pidana adalah suatu perbuatan yang perlakuannya dapat dikenakan pidana. 3 Menurut Moeljatno, perbuatan tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum. Larangan disertai ancaman 1 Masruchin Ruba I. 2003. Asas-asas Hukum Pidana, UM Press, Malang, hlm.21 2 Ibid 3 Ibid, hlm.22

6 (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.dikatakan juga perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, bahwa larangan tersebut ditunjukan kepada perbuatan (yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman pidananya ditunjukan kepada orang yang menimbulkan kejahatan itu. 4 Mengenai pengertian tindak pidana pidana pada hakekatnya tiap-tiap tindak pidana terdiri atas unsur-unsur di dalamnya. Dalam unsur-unsur tindak pidana terdapat dua aliran yaitu monistis dan dualistis. Menurut aliran monistis memandang semua syarat untuk menjatuhkan pidana sebagai unsur tindak pidana, sedangkan menurut aliran dualistis memandang yag menjadi unsur tindak pidana adalah unsur-unsur yang melekat pada criminal act. Menurut sarjana-sarjana yag menganut aliran monistis mengemukakan unsur-unsur tindak pidana adalah sebagai berikut : 1. Menurut E.Metzger yang mengemukakan unsur-unsur tindak pidana adalah sebagai berikut : 1.sifat melawan hukum 2. dapat dipertanggungjawabkan 4 Moeljatno. 1993. Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, hlm.54

7 3. diancam pidana 5 2. Menurut Simon yang mengemukakan unsur-unsur tindak pidana adalah sebagai berikut : 1. Diancam dengan pidana 2. Melawan hukum 3. Dilakukan dengan kesalahan 4. Perbuatan manusia (positif dan negatif) 5. Oleh orang yang mampu bertanggung jawab Menurut sarjana-sarjana yang menganut aliran dualistis mengemukakan unsur-unsur tindak pidana adalah sebagai berikut : Menurut Moeljatno mengemukakan unsur-unsur tindak pidana adalah sebagai berikut : 1. Perbuatan manusia 2. Memenuhi rumusan undang-undang 3. Bersifat melawan hukum 6 Menurut H.E Vos mengemukakan unsur-unsur tindak pidana adalah sebagai berikut : 1. Kelakuan manusia 5 Ibid 6 Ibid

8 2. Diancam pidana 7 Menurut W.P.J Pompe mengemukakan unsur-unsur tindak pidana adalah sebagai berikut : 1. Perbuatan 2. Diancam pidana 8 Lain halnya menurut Hazewingkel Suringa, mempunyai pandangan mengenai unsur unsur tindak pidana yaitu air tidal regnant aliran monistis maupun aliran dualistis, unsur-unsur yang dimaksud adalah : 1. Unsur tingkah laku manusia 2. Unsur kesalahan 3. Unsur melawan hukum 4. Terdapat unsur akibat konstitutif dalam tindak pidana materiil 5. Adanya unsur syarat tambahan untuk dapat di pidana 6. Adanya unsur-unsur yag menyertai dalam tindak pidana 9 b. Pengertian Perjudian 1. Perjudian menurut KUHP merupakan tindak pidana perjudian dalam KUHP diatur dalam pasal 303 KUHP yaitu, yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung tergantung pada peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih dan lebih mahir. Di situ 7 Ibid,hlm.23 8 Ibid 9 Ibid,hlm.24

9 termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya, sesuai dengan jenis-jenis tindak pidana, perjudian merupakan suatu tindak pidana dolus yaitu tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja karena perjudian tidak ada unsur kealpaan atau tidak sengaja, mereka yang melakukan perjudian adalah dengan sadar dan mengetahui dengan nyata dan jelas bahwa ia sedang melakukan judi. Unsur-unsur tindak pidana perjudian menurut pasal 303 ayat (3) adalah sebagi berikut : a. Ada pebuatan Yang dimaksud perbuatan disini adalah setiap perbuatan dalam suatu permaian baik langsung dilakukan sendiri, seperti main domino, dadu, kodok ulo maupun permainan lain yang tidak di adakan oleh mereka yang trut bermain atau berlomba seperti sepak lomba. b. Bersifat untung-untungan Untung-untungan disini maksudnya adalah pengharapan untuk menang pada umumnya tergantung pada untung-untungan atau hanya menggantungkan pada nasib saja dan juga kalo kemenangan itu dapat diperoleh karena kepintaran dan kebiasaan pemain. c. Dengan mempertaruhakan uang atau barang

10 Setiap permainan baik yang dilakukan sendiri maupun yag tidak diadakan oleh mereka yang turut bermain atau berlomba, yang dipakai sarana guna mempertaruhkan uang atau barang. d. Melawan hukum Setiap permainan judi harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pejabat yamg berwenang dan apabila suatu permainan telah mendapat ijin, permainan judi tersebut bukan suatu tindak pidana, dan sebaliknya apabila permaian judi tanpa ada ijin dari pejabat yag berwenang, maka permainan ini termasuk tindak pidana, karena merupakan suatu pelanggaran atas hukum pidana atau dengan kata lain adalah yang melawan hukum. 2. Perjudian Togel Menurut Majalah Kepolisian Semeru memberikan pengertian judi togel sebagai berikut: judi togel adalah sesuatu perbuatan kejahatan yang melakukan taruhan uang yaitu sebagai alatnya kupon togel dimana disitu terdapat angka-angka yang akan dipertaruhkan dengan uang dengan melawan hukum. Realitanya yang sering terjadi di masyarakat, unsur-unsur perjudian togel yang ada di masyarakat sama dengan yang tercantum dalam KUHP yaitu : a. Ada perbuatan

11 Perbuatan yang dilakukan dalam masyarakat adalah judi togel yag menggunakan kupon putih yang berisi angka-angka b. Bersifat untung-untungan Untung-untungan merupakan sesuatu tidak pasti tergantung dari angka-angka yang dipertaruhakan dalam kupon putih. c. Dengan mempertaruhkan uang atau barang Permainan judi togel menggunakan uang untuk dipergunakan membeli kupon putih sebagai taruhan. d. Melawan hukum Perjudian Togel yang ada di masyarakat umumnya tidak mendapat ijin dari pejabat yang berwenang oleh karena itu perjudian togel bersifat melawan hukum. 10 Macam-macam Perjudian : Adapun macam-macam perjudian menurut Penjelasan atas PP No. 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan UU 7 Tahun 1974 yaitu : Pasal 1 Ayat (1) Bentuk dan jenis perjudian yang di maksud dalam pasal ini, meliputi : a. Perjudian di Kasino, antara lain : 1. Roulette 2. Blackjack 3. Baccarat 10 Ibid

12 4. Keno 5. Tombola 6. Creps 7. Super pingpong 8. Lotto fair 9. Satan 10. Pay kyu 11. Slot machine 12. Ji SI Kie 13. Poker 14. Lempar paser / bulu ayam 15. Kiu-kiu b. Perjudian ditempat-tempat keramaian, antara lain : 1. Lempar gelang 2. Lempar uang (coin) 3. Kim 4. Pancingan 5. Lempar bola 6. Adu ayam 7. Adu sapi 8. Adu kerbau 9. Adu domba 10. Pacu kuda

13 11. Karapan sapi 12. Pacu anjing 13. Erek-erek 14. Mayong/ macak 15. Hailai c. Perjudian yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain antara lain: 1. Adu ayam 2. Adu sapi 3. Adu kerbau 4. Pacu kuda 5. Karapan sapi 6. Adu domba/kambing d. Tidak termasuk dalam pengertian penjelasan pasal 1 huruf c termasuk diatas, apabila kebiasaan yang bersangkutan berkaitan dengan upacara keagamaan dan sepanjang hal itu tidak merupakan perjudian. c. Pengertian Penanggulanggan Perjudiaan Dalam usaha pencegahan dan penanggulangan tindak pidana perjudian, maka diadakan usaha yang positif.sehubungan dengan pemikiran itu, maka dalam rangka mengubah perilaku tersebut kita harus mengubah lingkungan (abstrak dan kongkrit) dengan mengurangi hal-hal yang mendukung perbuatan perjudian togel. Usaha pencegahan itu

14 bergantung pada dua aspek perbaikan lingkungan tersebut, terutama yang pertama adalah ilmu pengetahuan dan teknologi sehubungan dengan perilaku akan dikembagkan sampai suatu titik dimana perilaku menyimpang yang utama dapat di awasi. Nilai yang sesungguhnya dari ilmu pengetahuan tadi adalah apabila ia dapat mendesain suatu lingkungan dimana orang dapat berkembang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi perilaku yang menyimpang (dikuatkan). 11 Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan cara: 1. Preventif Cara ini di arahkan kepada usaha pencegahan terhadap kejahatan yang pertama kali akan di lakukan oleh seseorang. Upaya ini dilakukan dengan cara menyesuaikan cara pencegahan dengan jenis kejahatan yag mendorong terjadinya kejahatan.misalnya wajib kunjung yang di lakukan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan informasi dan memberikan penyuluhan. 12 Strategi pencegahan kejahatan haruslah lebih bersifat teoritis praktis, maka beberapa para ahli 11 Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita. 1987. Kejahatan Dalam Masyarakat dan Pencegahannya. Bina Aksara, Jakarta, hlm. 155 12 Soedjono D, 1976. Penanggulangan Kejahatan, Alumni, Bandung, hlm. 155

15 memutuskan untuk membagi pencegahan kejahatan ke dalam tiga pendekatan : 13 a. Pencegahan kejahatan melalui pendekatan social biasa disebut sebagai social crime prevention, segala kegiatan bertujuan untuk menumpas akar penyebab kejahatan dan kesempatan individu untuk melakukan pelanggaran. Yang menjadi sasaran adalah baik populasi umum(masyarakat) maupun kelompok-kelompok yang secara khusus mempunyai risiko tinggi untuk melakukan pelanggaran. b. Pencegahan kejahatan melalui pendekatan situasional biasanya disebut prevention, perhatian utamanya adalah mengurangi kesempatan seseorang atau kelompok untuk melakukan pelanggaran c. Pencegahan kejahatan melalui pendekatan kemasyarakatan atau sering disebut community based crime prevention, segala langkahnya ditujukan untuk memperbaiki kapasitas masyarakat untuk mengurangi kejahatan dengan jalan meningkatkan kapasitas mereka untuk menggunakan kontrol social informal 2. Represif 13 Moh. Kemal Dewantara, 1994, Strategi Pencegahan Kejahatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 17

16 Dilakukan apabila kejahatan ini sudah terjadi dimasyarakat. Pihak yang dominan melaksanakan pemberantasan kejahatan itu dalam penegak hukum, antara lain kepolisian, kejahatan, dan pengadilan.disamping untuk memberantas kejahatan yang terjadi dimasyarakat, upaya ini juga diarahkan pada pelaku kejahatan tersebut, sehinggga masyarakat menjadi aman. Misalnya memberikan sosialisasi tentang kesadaran hukum kepada para pelaku kejahatan. 14 Menurut Walter C Reckless sebagaimana dikutip oleh Soedjono, konsepsi umun dalam upaya penanggulangan kriminalitas yang berhubungan dengan mekanisme peradilan pidana dan partisipasi masyarakat secar sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. 15 a. Peningkatan dan pemantapan hukum, aparatur penegak hukum, meliputi pemantapan organisasi, personal dan sarana-sarana untuk menyelesaikan perkara pidana. b. Perundang-undanganyang dapat berfungsi menganalisis dan membendung kejahatan dan mempunyai jangkauan ke masa depan. 14 Soedjono d, Op cit 15 Ibid, hlm. 135

17 c. Mekanisme peradilan pidana yang efektif dan memenuhi syarat-syarat cepat, tepat, murah, dan sederhana. d. Koordinasi antara aparat penegak hukum dan aparat pemerintah lainnya yang berhubungan, untuk meningkatkan daya guna dalam penanggulangan kriminalitas. e. Partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan kriminalitas. 3. Reformatif Suatu cara yang ditunjukan kepada pengurangan jumlah orang yag melakukan kejahatan.ada dua upaya penanggulangan yang bersifat reformatif : 16 a. Reformatif dinamis Upaya dinamis berkaitan dengan cara bagaimana merubah penjahat dari pada kebiasaan yang tidak baik. b. Repormatif Klinis Upaya klinis berkaitan dengan pengorbanan pelaku kejahatan yang disesuaikan dengan jenis dan sebab kejahatannya. 16 Ibid, hlm. 60

18 G. Batasan Konsep Penulis akan menguraikan pengertian-pengertian dari Tindak Pidana Perjudian Dan Penanggulangannya Oleh Polres Klaten 1. Tindak Pidana Pengertian tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat di kenai hukum pidana, dan pelakunya dapat dikatakan merupakan subjek tindak pidana 2. Perjudian Pengertian Perjudian adalah suatu kegiatan pertaruhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil suatu pertandingan, permainan atau kejadian yang hasilnya tidak dapat diduga sebelumnya. 3. Penanggulangan Pengertian Penanggulangan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencegah, menghadapi, atau mengatasi suatu keadaan. 4. Polres Pengertian Polres adalah singakatan dari polisi resort yang wilayahnya mencakup satu kabupaten. H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian hukum normatif. Jenis penelitian hukum normatif ini adalah penelitian yang berfokus pada data sekunder. Dalam penelitian normatif penulis akan melakukan abstraksi melalui proses deduksi dari norma hukum positif

19 dengan cara melakukan sistematisasi hukum dan sinkronisasi hukum berkaitan dengan penelitian ini meliputi Diskripsi, Sistematisasi, Analisis, Interpretasi. 2. Sumber Data Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari : a. Data Primer Data Primer yaitu ketentuan perundang-undangan yang terdiri dari : a) Kitab Undang-undang Hukum Pidana b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian c) PP No. 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan UU No. 7 Tahun 1974 b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan tentang bahan hukum primer seperti bukubuku,pendapat hukum, dan berita dari internet yang berkaitan dengan materi penelitian dan narasumber yaitu bapak danang eko, SH, selaku ketua reskrim klaten. 3. Metode Pengumpulan Data a. Dengan cara wawancara secara langsung pada pihak-pihak yag bersangkutan dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian dengan pedoman wawancara secara terbuka.

20 b. Dengan cara studi kepustakaan dengan melakukan pengumpulan data dari perundang-undangan, buku-buku, literatur, serta dokumen-dokumen yang terkait dengan pokok permasalahan yang diteliti dan selanjutnya dipelajari sebagai satu kesatuan utuh. 4. Narasumber Narasumber dari penelitian ini adalah Petugas Reserse tindak kriminal di Polres Klaten 5. Metode Analisis Data Data yang diperoleh berasal dari studi kepustakaan dianalisis secara kualitatif, yaitu suatu metode analisis data yang hanya berdasar pada apa yag telah didapat dan dinyatakan oleh narasumber, kemudian data kualitatif itu diambil kesimpulan melalui metode berfikir deduktif, yaitu menyimpulkan suatu hal yang umum untuk menyelesaikan suatu perkara yang khusus. I. Sistematika Penulisan Hukum Sesuai dengan judul skripsi yang digunakan, maka penulisan ini dibagi menjadi 3 bab yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab yang merupakan bagian pokok bahan yang bersangkutan. Adapun penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka, batasan konsep dan metode penelitian.

21 Bab II : Tindak Pidana Perjudian Dan Penanggulangannya Pada bab ini diuraikan dan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tindak pidana perjudian dan penanggulangannya.adapun uraian pada bab ini meliputi : tinjauan tentang tindak pidana.selanjutnya pada bab akhir ini menyajikan tentang usaha penanggulangan tindak pidana perjudian oleh polres klaten. Bab III : Penutup Penutup terdiri dari kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang menjadi arahan dalam penulisan ini dan saran sebagai pelengkap.