PERAN SJSN DALAM MENURUNKAN KETIMPANGAN DAN MEMPERKUAT KOHESI SOSIAL DI INDONESIA Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 21 DESEMBER 2016
Adalah Suatu tata cara penyelenaraan proram jaminan sosial oleh beberapa Badan Penyelenara Jaminan Sosial berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat dan asas keadilan sosial bai seluruh rakyat Indonesia. manfaat, Indonesia Tujuan [ Memberikan M b ik jaminan j i t terpenuhinya hi k b t h kebutuhan d dasar hid hidup yan layak l k bai setiap peserta dan/ atau anota keluaranya. Prinsip Diselenarakan berdasarkan prinsip keoton royonan; nirlaba; keterbukaan; kehati hatian; akuntabilitas; portabilitas; kepesertaan bersifat amanat, Dana Jaminan b if t WAJIB; WAJIB dana d t dan d hasil h il penelolaan l l D J i Sosial diperunakan seluruhnya untuk penembanan proram dan untuk sebesar besarnya kepentinan peserta 3
Aspek Kondisi sebelum 1 Januari 2014 Kondisi yan akan dicapai Perundan P d undanan Penyelenaraan P l JJamsos diatur di t b berbaai b i PerUU P Penyelenaraan l jjamsosnaker k sesuaii P PerUU UU Kepesertaan Sementasi dan terbatas (PT. Jamsostek; PT. Taspen; PT. ASABRI) Seluruh Pekerja menjadi Peserta BPJS Naker Proram Framentasi proram Penyelenara oleh BUMN Penyelenara Universal Penyelenara BPJS Penelolaan Aset dan Investasi Manfaat bai pemean saham Iuran dan hasil investasi DJS menjadi satu BPJS berbentuk Hukum Publik Nirlaba DJS terpisah dari BPJS Kebijakan investasi likuiditas, solvabilitas dan kepentinan peserta Keuanan dan Pelaporan Aset dan kewajiban untuk DJS dan PT belum terpisahkan Belum memiliki format baku pelaporan Sistem pelaporan sesuai UU SJSN; UU BPJS dan Pedoman SAK dan pelaporan (IFRS) Pemisahan laporan keuanan berdasarkan proram baik aset maupun kewajiban Or. dan SDM Status Hukum BUMN Status Badan Hukum Publik Proses Bisnis dan IT Proses bisnis dikembankan untuk JPK, JKK JHT dan JKm JKK, Proses bisnis baru untuk mendukun JKK, JHT JP dan JKm JHT, Sosialisasi Akses informasi terbatas Ketersediaan informasi y mudah diakses Monev Standar KPI BUMN Sismonev berdasarkan UU SJSN dan UU BPJS 4
Aspek p Capaian p Realisasi Proram Jamsosnaker Kepesertaa n JKK/JKM/Jakon : 20.457.183 peserta JHT : PPU aktif 13.476.331 PBPU aktif 71.224 JP : 8 8.642.842 642 842 peserta Pembayara n Manfaat JKK : Rp597M JKm : Rp443M JHT : R Rp14,04T 14 04T JP : Rp9M 5
Aspek Reulasi Permasalahan a. Reulasi Proram JKK/JKm dalam PP No. 44 Tahun 2015 yan menubah manfaat mekanisme anti rui plafon biaya Rp20jt menjadi inkind benefit seusai medical need, yan diperkuat PerDir No. 151 Tahun 2015. Kenyataannya di lapanan diterapkan p sistem p pembayaran y denan sistem p perhitunan khusus dari BPJS Naker b. Belum jelasnya penaturan koordinasi antara proram JKK, JKN dan Kecelakaan Lalu Lintas antara BPJS, BPJS Jasaraharja dan PT Taspen c. Permenaker 19 Tahun 2015 menjadikan proses penarikan JHT terus berlansun d. Produk hukum PP No. 70 Tahun 2015 merupakan turunan produk hukum dari UU ASN
Aspek Permasalahan Reulasi e. Kebijakan tentan pajak proresif jaminan sosial dirasakan memberatkan peserta, secara substansi belum disosialisasikan secara jelas f. Reulasi internal BPJS Naker belum sepenuhnya disosialisasikan denan baik Kepesertaan a. Cakupan kepesertaan cenderun fluktuatif karena adanya kebijakan dalam pencairan JHT b. BPJS Naker menerima pendaftaran kepesertaan meskipun denan NIK yan belum valid c. Masih terdapat PDSU, PDSTK dan PDSProram Pelayanan a. Ditemukan kasus santuan beasiswa proram JKm belum dibayarkan b. Masih perlu penjelasan menenai prosedur dan manfaat JKm akibat Kecelakaan Kerja
Aspek Permasalahan Pelayanan c. Ketentuan pajak proresif masih menjadi pertanyaan dan keberatan peserta d. Pelayanan kepesertaan bersifat sentralisasi e. Masih terjadi penarikan JHT di semua lokasi kantor caban Iuran a. Funsi dan peran areator dalam penumpulan iuran yan p perlu ditinkatkan b. Kepatuhan dan wasrik masih lemah c. Keterbatasan petuas penawas Disnaker Pembayaran Penarikan klaim JHT Sosialisasi, Dukunan IT a. Sebaian besar peserta belum memahami hak dan kewajiban sebaai peserta b Updatin informasi tidak terkomunikasikan secara reuler b. kepada BU c. Prosedur, mekanisme, penambilan manfaat dirasakan belum jelas
Aspek Sosialisasi, Dukunan IT Permasalahan d. Pajak proresif belum tersosialisasikan denan baik e. Jarinan IT terkenala listrik, jarinan internet f. Inkonsistensi data (data caban, data proram bulanan, data laporan keuanan bulanan)
1. Reulasi yyan disusun oleh BPJS Ketenaakerjaan j hendaknya y disusun melalui proses konsultasi denan DJSN 2. Meninkatkan perluasan kepesertaan 3 Meninkatkan intensitas sosialisasi yan terproram dan dapat diukur 3. 4. Meninkatkan penunaan teknoloi dan informasi 5. Meninkatkan kepatuhan 6 Meninkatkan koordinasi denan pihak terkait 6. 7. Konsistensi data 10
1. Meninjau j kembali kebijakan j terkait p proram JHT,, khususnya y terkait Permanaker 19 Tahun 2015 2 Meninkatkan mendayaunakan tenaa funsional penawas di daerah 2. 11
1. Penceahan kemiskinan serta p pemberdayaan y masyarakat y miskin dan tidak mampu; 2. Penciptaan pendapatan hari tua bai peserta karena iuran jaminan hari tua pada dasarnya merupakan penanuhan sebaian pendapatan di usia produktif untuk dibayarkan di hari tua; 3. Redistribusi pendapatan dari peserta berpendapatan tini kepada peserta berpendapatan rendah melalui ketentuan besaran iuran ditetapkan sesuai tinkat pendapatan untuk manfaat yan sama, serta adanya bantuan iur bai masyarakat miskin; 4 Meminimalisasi M i i li i peredaran d k (uan ( i ) untukk tujuan j 4. uan di masyarakat primer) investasi janka panjan melalui penuncian dana publik oleh proram jaminan hari tua dan jaminan pensiun; 5. Penikat berdirinya Neara Republik Indonesia karena adanya kepastian pemenuhan kebutuhan hidup dasar yan layak untuk mewujudkan persatuan bansa p dan kesejahteraan j sosial. 12
PENGADUAN MASYARAKAT 0822-21-50050021 contact@djsn.o.id Sekretariat DJSN Jalan Medan Merdeka Barat No.3 Jakarta Pusat - 10110 DJSN500500 Jakarta 10000
Terima kasih 13