TINJAUAN PUSTAKA. perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
I. TINJAUAN PUSTAKA. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

II.TINJAUAN PUSTAKA. melalaui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

TINJAUAN PUSTAKA. (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani mempunyai kedudukan yang sama dengan mata pelajaran

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

II. KAJIAN PUSTAKA. pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan. jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLYING DISC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPN 1 LEMBANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut james O. Whittaker dalam

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuattafsirannya tentang

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Pendidikan Jasmani dan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik secara garis besar terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas adalah pemanfaat sumber daya, sarana dan prasarana dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan bahan pelajaran. Thompson (1993: 38) menjelaskan bahwa anak

I. PENDAHULUAN. Peranan dan fungsi guru Penjaskes yang baik akan tewujud apabila memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses yang terjadi di dalam diri manusia seperti

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

II. TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Penyelanggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakterristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu developmentally appropriate practice artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan yang lebih baik (Bahagia, Yoyo. Dkk. 2000:1). Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani. Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan

9 budaya. Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan, karena itu pula tujuannya pun bersifat mendidik untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Dalam pelaksanaanya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Rusli Lutan (2000: 5) Pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui aktifitas jasmani yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan (fisik dan psikis). Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Materi pokok pendidikan jasmani adalah materi yang dipelajari oleh siswa, sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran. Materi pokok pendidikan jasmani diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu : (1) Permainan dan olahraga, (2) aktifitas pengembangan, (3) uji diri atau

10 senam, (4) Aktifitas ritmik, (5) akuatik (aktifitas air), dan (6) aktifitas luar sekolah (depdikbud, 2005: 15) Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang profesional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Pendidikan jasmani mengemban misi kependidikan, sebab tujuan yang ingin dicapai selaras dengan tujuan pendidikan pada umunya. Maka dalam pelaksanaannya selalu memperhatikan praktek-praktek yang bersipat mendidik. Setiap penyelenggaraan pendidikan jasmani akan menghasilkan seperangkat hasil pendidikan yang harus dicapai peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks ini tujuan pembelajaran merupakan suatu komponen pembelajaran yang disusun secara sistematis. Berdasarkan paparan di atas dapat saya simpulkan bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

11 B. Atletik Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga, karena gerakangerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon yang berlomba atau bertanding. Istilah atletik di Indonesia diartikan sebagai cabang olahraga yang memperlombakan meliputi nomor perlombaan jalan cepat 3 km, 5 km, 10 km, 20 km, 30 km, 50 km, lari 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m, 3000 m, 5000 m, 10000 m, marathon, lari gawang (100 m untuk putri, 110 m untuk putra), 4x100 m estafet, dan 4x400 m estafet, lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, lompat tinggi galah, dan lempar Lempar lembing, lempar cakram, tolak peluru, lontar martil (Bahagia, yoyo.dkk, 2000: 9). Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah adalah pelajaran atletik, atletik merupakan suatu keterampilan yang mampu mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan dapat diberikan kepada peserta didik baik secara formal, informal, maupun non formal. Keterampilan teknik melempar sangat penting untuk dikuasai atau dimiliki setiap orang dan harus dikenalkan sedini mungkin agar kemampuan penguasaan geraknya segera dikuasai dan juga dapat mengembangkan kemampuan mentalnya yang baik seperti disiplin, percaya diri, serta keberanian dalam menghadapi dan memecahkan masalah.

12 C. Tolak Peluru Tolak peluru termasuk event atau nomor lempar, istilah yang dipergunakan bukan lempar peluru, tetapi tolak peluru. Penggunaan istilah tersebut disesuaikan dengan peraturan atau cara melepaskan peluru, yaitu dengan cara didorong atau ditolak dan bukan dilempar.istilah dalam bahasa inggrisnya adalah the short put. Berat standar Peluru untuk senior putra 7.257 kg untuk yunior putra 5 kg dengan diameter 110-130 mm, untuk senior putri 4 kg Untuk yunior putri 3 kg dengan diameter 95-110 mm (Gilang, Moh. 2007:150), adapun ukuran lapangan tolak peluru dapat kita lihat dibawah ini. Gambar 1. Lapangan tolak peluru Tolak peluru adalah suatu gerakan menolak alat bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam yang dilakukan dengan awalan atau sikap badan pada waktu akan menolakan peluru membelakangi arah tolakan. Ada beberapa tahap dalam gerak dasar tolak peluru seperti tahap persiapan, tahap gelincir, tahap pelepasan, dan tahap pemulihan. Ada dua teknik dalam tolak peluru :

13 1. Teknik linier Dalam teknik menyamping tahap persiapan pelempar harus dalam posisi untuk memulai menggelincir seterusnya dalam tahap menggelincir pelempar/penolak dan peluru bergerak dipercepat pada saat untuk melepaskan peluru dan dalam tahap melepaskan peluru dihasilkan kecepatan tambahan dan dipindahkan kepeluru sebelum dilepaskan dan peluru ditolak/ dilepaskan dan tahap pemulihan pelempar menahan dan menghindari melakukan kesalahan. 2. Teknik Rotasi Dalam teknik rotasi tahap persiapan pelempar bergerak ke posisi optimum untuk memulai dengan putaran dan dalam tahap putaran peluru dipercepat pada saat pelempar bergerak ke posisi optimum untuk melepas peluru dan dalam tahap pelepaskan peluru kecepatan tambahan diciptakan ke peluru sebelum dilepaskan dan dalam tahap pemulihan pelempar menahan dan menghindari melakukan kesalahan. Gambar 2 : Keterampilan gerak dasar tolak peluru Teknik Linier diadopsi dari buku IAAF (2000:155)

14 Dalam buku IAAF (2000:159-165) adapun proses gerak dasar tolak peluru teknik linier adalah sebagai berikut : a. Tahap Persiapan petolak berdiri tegak di bagian belakang lingkaran, punggung menghadap ke stopboard tubuh dibungkukkan ke depan, paralel dengan tanah badan seimbang dengan satu kaki topang kaki topang ditekuk, sementara tungkai bebas ditarik ke arah lingkaran belakang b. Tahap Gelincir (ke belakang) badan bergerak ke depan menuju ke tumit, tidak mendudukkan pinggul. kaki bebas/ayun didorong rendah ke arah balok penahan. kaki topang diluruskan diatas tumitnya. kaki topang memelihara kontak dengan tanah selama gerak meluncur itu. bahu dijaga tetap bidang terhadap belakang lingkaran. c. Tahap pelepasan berat badan ditumpukan pada telapak kaki kanan bagian depan, lutut kanan ditekuk. tumit kaki kanan dan jari-jari kaki kiri adalah ditempatkan segaris pinggul dan bahu adalah terpilin. kepala dan lengan kiri dikunci dibelakang

15 tungkai kanan diluruskan dengan gerakan memutar yang eksplosif sampai pinggul kanan menghadap bagian depan lingkaran lempar. tungkai kiri hampir diluruskan dan ditahan, mengangkat badan(mempengaruhi sudut). gerakan memilin tibuh diblok oleh lengan kiri dan bahu. siku kanan diputar dan diangkat dalam arah lemparan. berat badan ditransfer dari kaki kanan dan ke kaki kiri. serangan dari llengan pelempar dimulai setelah tubuh dan tungkaitungkai diluruskan sepenuhnya. lengan kiri ditekuk dan ditempatkan dekat badan. percepatan diteruskan dengan pergelangan tangan diregangkan sebelumnya (ibu jari kebawak, jari-jari memutar keluar setelah peluru dilepaskan) kaki-kaki menyentuh tanah untuk melepas peluru kepala ada dibelakang kaki kiri yang menahan sampai saat lepasnya peluru d. Tahap Pemulihan kaki-kaki cepat berganti setelah peluru lepas tungkai kanan ditekuk badan bagian atas diturunkan. kaki kiri diayun ke belakang. pandangan mata ke bawah

16 D. Belajar Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Adapun ciri kegiatan yang disebut belajar adalah sebagai berikut (Noehi, Nasution, 1994:2): b. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial c. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama. d. Perubahan itu terjadi karena usaha Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap. Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan (1989: 7) mengatakan bahwa; Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through experiencing) (Oemar Hamalik (2008 : 36). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

17 atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. Akan tetapi menurut konsep Eropa, arti belajar itu agak sempit, hanya mencakup menghapal, mengingat, dan mereproduksi sesuatu yang dipelajari (Soekidjo Notoatmodjo 2003:36). Robert M. Gagne dalam Haris (2008:19) mengemukakan bahwa: Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Belajar adalah suatu perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Hasil belajar merupakan perubahan penguasaan kemampuan teori maupun praktek yang relatif permanin (melekat) antara sebelum menerima proses pembelajaran dengan setelah proses pembelajaran berakhir. Kegiatan belajar itu sendiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial; b. Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relative lama;

18 c. Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan. Pendapat ini didukung oleh Hilgard, yang disajikan oleh Pasaribu, dan Simanjuntak dalam buku Soekidjo Notoatmodjo (2003:38), yang menyatakan bahwa: belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara, misalnya kelelahan atau karena obat-obatan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar. E. Belajar Gerak Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistim saraf pusat, otak, dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakangerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan. Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak

19 itu tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditentukan jarak dan arah dari titik pangkalnya (Hidayat Imam, 1999:42). Jadi pengertian gerak perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu. Gerak dasar dalam tolak peluru teknik linier adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam tolak peluru, baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif. F. Alat Bantu (peraga) Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien. Di bawah ini merupakan pengertian alat peraga menurut: a. Tayar Yusuf (1985 : 52) Alat peraga adalah alat yang dapat memperdengarkan atau dapat memperagakan bahan-bahan tersebut, sehingga murid-murid dapat menyaksikan langsung, mengamat-amati dengan cermat, memegang atau merasakan bahan-bahan peragaan pelajar itu. b. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) dalam Nirvan Diana (1992:2) bahwa media merupakan alat Bantu yang diperlukan oleh guru

20 dan siswa agar dapat memperjelas materi dan dapat lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Menurut Ag. Suejono ( 1964:79) alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran panjang dan lebar, umpamanya: gambar, bagan, dan grafik, sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi, umpamanya : biasa menggunakan barang tiruan yang mempunyai bentuk seperti barang sesungguhnya. Alat peraga yang di proyeksi adalah alat yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar: a. Filem dan Televisi b. Slide dan Flem strip G. Alat Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu ( Balai Pustaka. 2001:52) alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan sebaik-baiknya.

21 H. Gerak Dasar Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli Lutan dalam Herman Tarigan (2003:23) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif. Rusli Lutan (2000:11) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling. Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang. I. Belajar Motorik Menurut Siedentop dalam Haris (2008:27), belajar motorik adalah proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil. Pada masa akhir anak besar, pada umumnya gerakan-gerakan tersebut sudah mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang dewasa.

22 Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang kurang bertenaga. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Lutan (2000:19) mengatakan belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam releabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan (2000:23) belajar motorik adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil. Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut: a. Tahap kognitif merupakan tahap awal dalam belajar motorik dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual. b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.

23 c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Seperti yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa belajar motorik mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia dengan kata lain objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang Nampak bergerak dan terus berlangsung secara berkelanjutan. J. Modifikasi Alat Pembelajaran Menurut Bahagia, Yoyo. Dkk. (2000:1) modifikasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (developmentally appropriate practice) artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh sebab itu DAP termasuk didalamnya ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntuhkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajar. Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh.

24 Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah yang dipakai untuk mengerjakan sesuau alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa,dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya. Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola plastik yang seukuran dengan peluru, dan bola plastik yang seukuran dengan peluru yang didalamnya di isi dengan semen yang sudah dicampur pasir (beratnya 1,3 kg), dan dua tiang dan satu tali untuk memperbaiki sudut tolakan. Keuntungan dari modifikasi alat adalah menambah alat, mudah didapatkannya, mudah dalam pemakaiannya (praktis), lebih ringan dari peluru standar (IAAF 2007:179 Berat standar Peluru untuk senior putra 7.257 kg untuk yunior putra 5 kg dengan diameter 110-130 mm, untuk senior putri 4 kg Untuk yunior putri 3 kg dengan diameter 95-110 mm), serta memudahkan guru dalam mengevaluasi keterampilan gerakan dasar tolak peluru.

25 Gambar 3 : Bola plastik. Gambar 4: Bola plastik yang di isi semen yang dicampur pasir. Gambar 5 : Dua tiang dan satu tali untuk memperbaiki sudut tolakan