Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KESESUAIAN PERAIRAN PANTAI TANJUNG SETIA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI KABUPATEN LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

ANALISIS KESESUAIAN WISATA PANTAI DI PANTAI KRAKAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Pantai Bandengan Jepara, sebagai Upaya Optimalisasi Pengembangan Kegiatan Wisata Bahari

PEMETAAN KAWASAN EKOWISATA SELAM DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA, JAWA TENGAH. Agus Indarjo

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

KESESUAIAN EKOWISATA SNORKLING DI PERAIRAN PULAU PANJANG JEPARA JAWA TENGAH. Agus Indarjo

Studi Kesesuaian Wisata dan Mutu Air Laut untuk Ekowisata Rekreasi Pantai di Pantai Maron Kota Semarang

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PANTAI, SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BERHALA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Potensi Pantai Joko Tingkir Kabupaten Pemalang untuk Pengembangan Kawasan Wisata

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

STUDI KESESUSIAN WISATA DI PANTAI SENDANG SIKUCING KABUPATEN KENDAL SEBAGAI OBJEK WISATA REKREASI PANTAI

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

STUDI KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN UNTUK REKREASI PANTAI DI PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

ANALISIS KESESUAIAN WISATA PANTAI JODO DESA SIDOREJO KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG

ANALISA LAHAN PANTAI DELEGAN DALAM MENDUKUNG WISATA SEGORO INDAH DELEGAN (WISID)

ANALISIS KESESUAIAN WISATA PANTAI DI TELUK LOMBOK KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Kuisioner Pengunjung Kuisioner penelitian untuk pengunjung Pantai Putra Deli

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Karakteristik Pulau Kecil: Studi Kasus Nusa Manu dan Nusa Leun untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Maluku Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

TINJAUAN PARAMETER FISIK PANTAI MANGKANG KULON UNTUK KESESUAIAN PARIWISATA PANTAI DI KOTA SEMARANG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Valuasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Ekosistem Terumbu Karang Pada Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Kawasan Pantai Labombo Kota Palopo

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang tidak dapat

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri

PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG POTENSI EKOSISTEM PESISIR UNTUK OBYEK WISATA DI DESA MOROREJO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

Febry Setiyawan Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan perikanan, Fikp UMRAH.

Transkripsi:

TUDI POTENI PULAU PIANG BAGIAN UTARA UNTUK PERENCANAAN KAWAAN WIATA PANTAI, KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROVINI LAMPUNG Putra Charisma Chryssa itompul *), Petrus ubardjo, Ibnu Pratikto Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. oedharto, H, Tembalang emarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698 Email : putra.charisma@ymail.com ABTRAK Pulau Pisang termasuk salah satu destinasi objek wisata Lampung yang diunggulkan dan merupakan objek wisata di Kabupaten Lampung Barat yang memiliki potensi yang cukup besar sebagai salah satu kawasan wisata pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai potensi fisik Pulau Pisang sebagai kawasan wisata pantai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 20, hal ini karena pada bulan tersebut merupakan musim peralihan, dimana pada musim ini diduga mulai banyak wisatawan berdatangan ke Pulau Pisang untuk berwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kesesuaian wisata, yaitu dengan membandingkan karakteristik dan kualitas lahan terhadap persyaratan penggunaan lahan untuk kegiatan wisata tertentu. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kondisi fisik perairan Pulau Pisang berpotensi sebagai kawasan wisata pantai, dengan beberapa kegiatan yaitu susur pantai, berjemur (un Bathing), dan memancing (Fishing). Berdasarkan nilai IKW untuk kegiatan susur pantai masuk dalam kategori kelas (sangat sesuai) dengan nilai IKW sebesar 93%, sedangkan untuk kegiatan berjemur (un Bathing) masuk ke dalam kategori kelas (sangat sesuai) dengan nilai IKW sebesar 94% dan kegiatan memancing (Fishing) masuk dalam kategori 2 (cukup sesuai) dengan nilai IKW sebesar 70%. Kata Kunci: Wisata Pantai; Potensi Wisata; dan Pulau Pisang Bagian Utara ABRACT Faithful Cape Coast is one of Lampung destinations featured attraction and a tourist attraction in West Lampung regency which has considerable potential as a marine tourism area. This study aims to identify and assess physical potential of Pisang Island as coastal tourism area. The research was conducted in July-August 20, this is because the month is a transitional season, when the season started, many people were coming to Pisang Island. The method used in this study is descriptive exploratory method. The analysis used in this study is the analysis of the suitability of tourism, namely by comparing the characteristics and quality of land to the land use requirements for specific tourism activities. The results of the study showed that the physical condition of the waters of North Pisang Island potential as marine tourism area, with some activity that is Coastal walk, un Bathing, and fishing. Based on the IKW for Coastal Walk into the category of class (highly suitable) with IKW value by 93%, whereas for un Bathing in the category (highly suitable) with IKW value by 94% and for Fishing in category 2 (Quite suitable) with IKW value by 70%. Keyword: Coastal Tourism; uitability; and North Pisang Island *) Penulis penanggung jawab 38

Pendahuluan Pariwisata pantai merupakan salahsatu bentuk pemanfaatan wilayah pesisir yang kegiatannya yang tidak lepas dari daerah pantai, dengan memanfaatkan sumberdaya alam pantai, baik yang berada pada wilayah daratan maupun wilayah perairannya (Fandeli, 2000). Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Pisang karena pulau ini diduga memiliki potensi yang cukup besar sebagai salah satu kawasan wisata pantai di Kabupaten Lampung Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai potensi fisik Pulau Pisang bagian utara untuk perencanaan kawasan wisata pantai khususnya untuk kegiatan wisata susur pantai, wisata berjemur (un Bathing) dan wisata memancing (Fishing). Keindahan alam yang alami dengan pasirnya yang putih menjadikan pantai ini cukup dikenal oleh masyarakat Lampung Barat. Keterbatasan dana serta kurangnya data-data pendukung dalam pengelolaan wisata Pulau Pisang juga menyebabkan kawasan wisata ini belum dapat dilakukan penelitian yang berorientasi pada potensi fisik lahan di Pulau Pisang, sehingga dalam pengelolaan kawasan Pulau Pisang dapat dikelola dengan baik sesuai dengan potensi fisik lahan yang dimiliki sehingga dapat dinikmati secara berkelanjutan. Materi dan Metode Penelitian A. Materi Materi penelitian ini yaitu kondisi fisik dan keadaan alam dari Pulau Pisang Bagian Utara serta data primer terdiri kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar pantai, kemiringan pantai, kecerahan perairan, penutupan lahan pantai, ketersediaan air tawar dan luasan pantai. Data sekunder yang digunakan adalah data kecepatan arus selama tahun yaitu pada tahun 200, data keanekaragaman hayati flora dan fauna tahun 200. Data ini didapatkan dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, BAPPEDA, Badan Meteorologi dan Geofisika. Gambar. Peta Lokasi Penelitian dimanfaatkan secara optimal untuk kawasan wisata Fishing, usur Pantai dan un Bathing. Oleh karena itu perlu 39

B. Metode Penelitian, Pengolahan dan Analisis Data Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan informasi serta membuat gambaran mengenai situasi dan kondisi objek penelitian secara sistematis (uryabarata, 992). Metode pengumpulan data yaitu berupa data primer dan data sekunder pada lokasi penelitian. Untuk menentukan lokasi pengambilan sampel digunakan metode sampling purposive. Metode sampling purposive adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi di lokasi pengambilan sampel. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode sampling purposive setelah dilakukan survey pendahuluan, lokasi dibagi menjadi 6 stasiun penelitian yaitu stasiun (03 50 25,66 T ; 5 6 58,002 ), stasiun 2 (03 50 40,584 T ; 5 6 53,269 ) dan stasiun 3 (03 50 56,00 T ; 5 6 5,405 ) merupakan daerah yang diduga memiliki potensi untuk dijadikan wisata susur pantai, stasiun 4 (03 5 4,97 T ; 5 6 53,269 ) merupakan daerah yang diduga berpotensi untuk dijadikan wisata berjemur dan stasiun 5 (03 50 9,37 T ; 5 6 59,425 ) dan stasiun 6 (03 50 28,743 T ; 5 6 55,464 ) merupakan daerah yang diduga memiliki potensi untuk wisata memancing. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar. Menurut Yulianda (2007), setiap kegiatan wisata memiliki persyaratanpersyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kawasan objek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesesuaian kegiatan wisata adalah sebagai berikut : IKW = ( Ni / Nmaks ) X 00% Keterangan : IKW = Indeks Kesesuaian Wisata Ni = Nilai Parameter ke-i (Bobot x kor) Nmaks = Nilai Maksimum Dari uatu Kategori Wisata Kelas kesesuaian lahan wisata bahari ini dibagi dalam 4 (empat) kelas kesesuaian yaitu : angat sesuai (), sesuai (2), sesuai bersyarat (3) dan tidak sesuai (T). Menurut Yulianda (2007) setiap parameter memiliki bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5 (lima), 3 (tiga), dan (satu). Pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter, sedangkan pemberian skor berdasarkan kualitas setiap parameter kesesuaian. etelah menentukan bobot dan skor, maka nilai indeks kesesuaian wisata (IKW) dihitung berdasarkan total perkalian bobot dan skor semua parameter untuk wisata susur pantai, berjemur (sun bathing), dan memancing (fishing), kategori sangat sesuai berada pada kisaran nilai 80-00 %, kategori cukup sesuai berada pada kisaran nilai 60-<80 %, kategori sesuai bersyarat berada pada kisaran nilai 35- <60 %, kategori tidak sesuai berada pada kisaran nilai <35 %. HAIL DAN PEMBAHAAN Deskripsi Lokasi Penelitian Pulau Pisang secara geografis terletak di 5 O 6 48.5-5 O 9 29.22 Lintang elatan dan 04 O 02 30.03-04 O 02 20.85 Bujur Timur. Pulau Pisang ini memiliki luas 2.30 Ha yang terdiri dari 6 pekon (desa) Pulau Pisang berjarak sekitar 58 km dari Kota Liwa, Ibu kota Kabupaten Lampung Barat, dan berjarak sejauh 280 km dari Bandar Lampung, Ibu kota Provinsi Lampung. 40

. Penilaian Kesesuaian Wisata Untuk Kategori Kegiatan Wisata usur Pantai usur Pantai adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menikmati keindahan alam yang tersaji pada wilayah pantai yang dikunjungi seperti ombak dan pasir putih yang tidak dimiliki di setiap pantai di Indonesia. elain menikmati pemandangan alam, pengunjung atau wisatawan juga dapat menikmati flora maupun fauna yang ada di sekitar pantai tersebut. Tabel. Parameter Kesesuaian Wisata Kategori usur Pantai Data di Ni: K Paramet Lapang Bob k Bx el er an ot or as Penutupa n lahan Kelapa, lahan pantai terbuka 5 3 5 Luasan pantai (m) 30.000 m 2 5 3 5 Panjang Pantai (m) 000 m 5 3 5 Tipe Pasir Pantai Putih 3 3 9 Pasang urut (m) 2m dan 0.2m 3 2 6 2 Kemiringa n pantai ( ) 3 2 2 2 Total ( Ni) 22 6 62 umber: Data Penelitian 20 IKW : ( Ni/Nmaks) x 00% % : ( 62/66) x 00 : 93 % 2. Penilaian Kesesuaian Wisata Untuk Kategori Kegiatan Berjemur (un Bathing) Berjemur (un Bathing) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan para pengunjung mancanegara atau domestik dengan tujuan agar kulit mendapatkan asupan vitamin D dari sinar matahari serta mengubah warna kulit menjadi kecokelatan dengan cara menjemur tubuh di pantai. Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata Kategori Berjemur Data di Bo k Ni: K Paramete Lapanga bo o Bx el r n t r as Penutupan lahan Kelapa, lahan pantai terbuka 5 3 5 Luasan 30.000 pantai (m) m 2 5 3 5 Tipe Pantai Pasir Putih 5 3 5 Ukuran Butir Pasir (mm) 0,2 mm 5 3 5 Pasang 2m dan urut (m) 0.2m 3 2 6 2 Kemiringa n pantai ( ) 3 2 2 2 Total ( Ni) 24 6 68 umber: Data Penelitian 20 IKW : ( Ni/Nmaks) x 00% : ( 68/72) x 00 % : 94 % 3. Penilaian Kesesuaian Wisata Untuk Kategori Kegiatan Memancing (Fishing) eni olah raga memancing oleh masyarakat biasanya di jadikan refreshing. Mereka memancing biasanya di tambak, laut, danau, ranu, serta sungai. Dalam olah raga memancing ini yang di butuhkan hanyalah peralatan memancing seperti, batang pancing (stick) dengan berbagai macam jenis dan ukuran di sesuaikan dengan kondisi di mana akan memancing, pancing, senar, timah yang di buat sebagai pemberat di sesuaikan lokasi tempat pemancingan serta tidak lupa umpan bagi sang ikan. Olah raga ini juga membutuhkan stamina yang kuat dan tenaga yang besar, karena 4

ikan yang ditangkap ialah ikan-ikan yang besar. Tabel. Parameter Kesesuaian Wisata Kategori Memancing B K Parameter Tutupan Komunitas Data di Lapang an o b ot k o r Ni :B x Karang (%) 72,40% 5 2 0 Jumlah Jenis Ikan Karang 50 jenis 5 3 5 Kecerahan (m) 6m 3 2 6 Kecepatan Arus (knot) Kedalaman (m) 45 cm/s (0,8 knot) 3 3 3-6 m (tasiun 5&6) 3 2 6 Total ( Ni) 9 umber: Data Penelitian 20 IKW : ( Ni/Nmaks) x 00% : ( 40/57) x 00 % : 70 % 0 40 PEMBAHAAN. Kondisi Fisik Untuk Kategori Kegiatan Wisata usur Pantai Adapun kondisi fisik perairan pantai di Pulau Pisang bagian utara untuk kategori kegiatan wisata usur Pantai meliputi: a. Penutupan lahan pantai el a s 2 2 2 Hasil pengamatan pada lokasi penelitian menunjukan bahwa penutupan lahan pantai Pulau Pisang bagian Utara berupa pohon kelapa dan lahan terbuka. Penutupan lahan pantai seperti ini merupakan salah satu daya tarik bagi pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata susur pantai. b. Luasan pantai Hasil pengamatan pada lokasi penelitian menunjukan bahwa luasan pantai Pulau Pisang bagian Utara memiliki luas 30.000 m 2. Pantai yang memiliki luasan yang sangat luas ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung dan lebih leluasa menikmati pemandangan serta panorama alam 4-7 Pulau Pisang bagian Utara saat melakukan kegiatan susur pantai. c. Tipe pantai Berdasarkan hasil penelitian, Pulau Pisang bagian Utara memiliki tipe pantai berupa pantai berpasir putih. Warna pasir yang putih bersih menjadi salah satu keunggulan dan keunikan yang dimiliki Pulau Pisang sehingga memberikan nilai tambah bagi keindahan dan dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Pantai Pulau Pisang bagian Utara tergolong ke dalam jenis pantai berpasir putih seperti halnya pantai-pantai lain di bagian barat pulau umatra. Ciri khas dari pantai berpasir adalah memiliki banyak gumuk pasir. Umumnya pantai berpasir putih di Indonesia dijadikan sebagai kawasan pariwisata pantai yang menarik karena keindahan alamnya. d. Pasang surut Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Pulau Pisang bagian Utara mempunyai pasang surut 2m dan 0.2m. Pasang terjadi pada sore hari dan surut terjadi pada pagi hari. Pasang surut dengan range yang rendah bukan merupakan penghalang bagi wisatawan untuk 42

dapat menikmati keindahan yang tersaji di Pulau Pisang khususnya pada bagian Utara pada saat melakukan kegiatan susur pantai. e. Panjang pantai Pulau Pisang bagian Utara memiliki panjang pantai.000 meter. Panjang pantai yang relatif panjang ini menjadi salah satu potensi untuk dilakukannya kegiatan susur pantai. f. Kemiringan pantai Pantai Pulau Pisang bagian Utara mempunyai kemiringan pantai yaitu 3. Kondisi seperti itu wajar jika Pantai Pulau Pisang bagian utara mempunyai nilai kesesuaian yang tinggi jika dijadikan menjadi wisata susur pantai. Kemiringan pantai yang landai agak sedikit datar akan membuat para wisatawan yang berkunjung merasa aman dan nyaman melakukan kegiatan wisata susur pantai. Berdasarkan metode skoring penilaian menurut Yulianda (2007) menerangkan bahwa matriks persyaratan parameter kegiatan wisata susur pantai untuk tingkat sangat sesuai () harus mempunyai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) yaitu nilai 80-00%, kategori cukup sesuai (2) berada pada kisaran nilai 60- <80 %, kategori sesuai bersyarat (3) berada pada kisaran nilai 35-<60 % dan kategori tidak sesuai (T) berada pada kisaran nilai <35 %. koring penilaian untuk kondisi fisik di lokasi penelitian untuk kegiatan wisata susur pantai masuk dalam kategori kelas (sangat sesuai), hal ini disebabkan karena memiliki nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) dengan nilai 93 %. Nilai ini didapatkan dari hasil penilaian parameter-parameter untuk wisata susur pantai. 2. Kondisi Fisik Untuk Kategori Kegiatan Wisata Berjemur (un Bathing) Adapun kondisi fisik perairan pantai utara Pulau Pisang bagian Utara untuk kategori kegiatan wisata Berjemur (un Bathing) meliputi: a. Penutupan lahan pantai Penutupan lahan pantai pada lokasi penelitian berupa pohon kelapa dan lahan terbuka. Untuk melakukan kegiatan berjemur maka tutupan lahan pantai menjadi faktor yang penting karena dengan lahan pantai yang terbuka dengan adanya pohon kelapa sebagai latar belakang pantai menjadikan pantai ini dapat di nikmati bagi wisatawan yang gemar melakukan kegiatan berjemur. b. Luasan pantai Pulau Pisang bagian Utara memiliki luas 30.000 m 2. Luasan pantai yang sangat luas ini memungkinkan suatu kawasan pantai dapat dijadikan tempat untuk wisata khususnya berjemur. Wisatawan tidak perlu khawatir akan keterbatasan tempat untuk berjemur karena luasan pantai di Pulau Pisang bagian Utara sangat luas. c. Tipe pantai Tipe pantai yang terdapat di Pulau Pisang khususnya bagian Utara yaitu berupa pasir putih. Hamparan pantai dengan pasir putih yang lembut merupakan daya tarik yang diminati oleh wisatawan untuk melakukan kegiatan berjemur. Keindahan panorama yang ada akan terasa lengkap apabila suatu pantai memiliki pasir yang putih sehingga wisatawan yang melakukan kegiatan berjemur tidak merasa bosan. d. Pasang surut Pasang surut pada Pulau Pisang bagian Utara yaitu 2m dan 0.2m. Wisatawan yang melakukan kegiatan berjemur tidak perlu mengkhawatirkan kapan air laut akan pasang dan kapan air laut akan surut karena biasanya pasang akan terjadi di sore menjelang malam dan surut terjadi saat pagi hari. e. Kemiringan pantai Kemiringan pantai di Pulau Pisang bagian Utara ini mempunyai kemiringan pantai yaitu 3 o. Kemiringan pantai yang landai agak 43

sedikit datar akan membuat para wisatawan yang melakukan kegiatan berjemur akan merasa aman dan nyaman. Berdasarkan metode skoring penilaian menurut Yulianda (2007) menerangkan bahwa matriks persyaratan parameter kegiatan wisata susur pantai untuk tingkat sangat sesuai () harus mempunyai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) yaitu nilai 80-00%, kategori cukup sesuai (2) berada pada kisaran nilai 60- <80 %, kategori sesuai bersyarat (3) berada pada kisaran nilai 35-<60 % dan kategori tidak sesuai (T) berada pada kisaran nilai <35 %. koring penilaian kondisi fisik dilokasi penelitian untuk kegiatan wisata Berjemur (un Bathing) masuk kedalam kategori kelas (sangat sesuai) dengan nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) yaitu bernilai 94 %. 3. Kondisi Fisik Untuk Kategori Kegiatan Wisata Memancing (Fishing) Kondisi fisik perairan Pulau Pisang yang harus dipenuhi untuk kategori kegiatan wisata Memancing (Fishing) meliputi: a. Kecerahan perairan Kecerahan perairan dipulau ini mempunyai rata-rata kecerahan perairan yaitu 6 meter. Kecerahan pada Pulau Pisang bagian Utara baik karena kita dapat melihat dasar perairan yang kedalamannya 6 meter. Kecerahan ini merupakan salah satu faktor yang dapat menarik wisatawan untuk kegiatan memancing. b. Persen tutupan komunitas karang Persen tutupan karang pada Pulau Pisang bagian Utara mempunyai luasan tutupan karang yaitu 72,40 %. Nilai ini sebanding dengan keadaan perairan pulau pisang yang baik. Tutupan karang sangat berpengaruh dengan keberadaan ikan karena proses rantai makanan ikan terjadi di daerah karang dimana karang menghasilkan makanan bagi ikan. c. Jumlah jenis ikan karang Pulau Pisang bagian Utara memiliki beraneka ragam jenis ikan karang yaitu berjumlah 50 jenis ikan karang. Jumlah jenis ikan karang yang terdapat di Pulau Pisang bagian Utara menjadi salah satu faktor yang mendukung dijadikannya lokasi ini untuk kegiatan wisata memancing. emakin rapat persen tutupan karang yang ada pada Pulau Pisang bagian utara maka akan semakin banyak ikan-ikan karang yang terdapat didalamnya karena karang menghasilkan makanan bagi ikan dan di sinilah terjadi proses rantai makanan. d. Kecepatan arus Kecepatan arus di Pulau Pisang bagian Utara mempunyai rata-rata kecepatan arus 45 cm/s (0,8 knot). Arus yang terdapat di Pulau Pisang bagian Utara cukup deras. Faktor ini yang menjadi penghambat bagi para pemancing. Perlu dibuatnya penghalang arus agar pemancing dapat melakukan kegiatan memancing dengan aman. e. Kedalaman perairan Data yang diperoleh dari penelitian lapangan didapatkan bahwa pantai di Pulau Pisang bagian Utara untuk kegiatan wisata memancing memiliki kedalaman yang berkisar antara 3-6 meter. Kedalaman ini relatif dalam untuk dijadikan kawasan wisata memancing.memancing yang dimaksudkan bukanlah memancing dengan menggunakan kapal tetapi memancing langsung dari bibir pantai dimana pada bibir pantai Pulau Pisang bagian Utara terdapat karang batu yang menjadi pijakan atau tempat yang memungkinkan untuk dilakukannya kegiatan memancing. 44

Berdasarkan metode skoring penilaian menurut Yulianda (2007) menerangkan bahwa matriks persyaratan parameter kegiatan wisata memancing (Fishing) untuk tingkat sangat sesuai () harus mempunyai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) yaitu nilai 80-00%, kategori cukup sesuai (2) berada pada kisaran nilai 60-<80 %, kategori sesuai bersyarat (3) berada pada kisaran nilai 35-<60 % dan kategori tidak sesuai (T) berada pada kisaran nilai <35 %. koring penilaian kondisi fisik dilokasi penelitian untuk kategori kegiatan wisata Memancing (Fishing) masuk dalam kategori kelas 2 (cukup sesuai) untuk kegiatan wisata tersebut, hal ini disebabkan karena mempunyai nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) yaitu bernilai 70%. Pada kelas 2 (cukup sesuai) ini memiliki faktor pembatas yang kurang berarti untuk suatu penggunaan kegiatan tertentu secara lestari. Faktor pembatas tersebut akan mempengaruhi kepuasan dalam kegiatan wisata. Hal yang perlu diketahui yaitu memancing (Fishing) dilakukan didaerah bibir pantai dekat terumbu karang. Untuk lebih jelasnya peta hasil untuk kegiatan susur pantai, berjemur dan memancing dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini : KEIMPULAN Berdasarkan nilai indeks kesesuaian wisata (IKW) kondisi fisik Pantai Utara Pulau Pisang masuk dalam kategori kelas (sangat sesuai) untuk kegiatan susur pantai dengan nilai IKW sebesar 93%, sedangkan untuk kegiatan berjemur (un Bathing) masuk kedalam kategori kelas (sangat sesuai) dengan nilai IKW sebesar 94% dan untuk kegiatan memancing (Fishing) masuk dalam kategori 2 (cukup sesuai) dengan nilai IKW sebesar 70%. UCAPAN TERIMAKAIH Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran dalam penulisan jurnal ilmiah ini. 7-7 Gambar 2. Peta Hasil Penelitian 45

DAFTAR PUTAKA Badan Meteorologi dan Geofisika. 200. Data Angin dan Curah Hujan Bulanan, tasiun Pelabuhan Panjang. Lampung. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Barat. 200. Penyusunan Masterplan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Barat. Lampung. Bengen, D.G. 200. Ekosistem dan umberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian umberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Budiharsono,. 200. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. P.T. Pradnya Paramita, Jakarta. Damardjati, R. : Pengantar Pariwisata; Pradya Paramita, 2002. Dinas Kelautan dan Perikanan. 200. Desain Pembangunan Pelabuhan Perikanan Bengkunat Kab. Lapung Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan. Lampung Barat. Fandeli, C.M. 2000. Pengusaha Ekowisata. Gajah Mada University Press. Yogyakarta itorus, antun. R. P. 985. Evaluasi umberdaya Lahan. Tarsito. Bandung. uryabrata,. 992. Metedologi Penelitian. CV Rajawali. Jakarta. Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan umberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Disampaikan pada eminar ains 2 Februari 2007 pada Departemen Manajemen umberdaya Perairan, Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 46