SUMBERDAYA PERTANIAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

dokumen-dokumen yang mirip
Perkspektif ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam. Pertemuan ke 4

Ekonomi Sumberdaya Alam

Sumber Daya Alam. Yang Tidak Dapat Diperbaharui dan Yang Dapat di Daur Ulang. Minggu 1

PENGELOLAAN SD ALAM PULIH (kasus SD Ikan) Luh Putu Suciati

1. Konsep pertumbuhan ekonomi dalam. 2. Growth & Development dan ekstraksi SDAL

Latar Belakang Secara ekologis, manusia adalah bagian dari lingkungan hidup. Lingkungan hidup inilah yang menyediakan berbagai sumber daya alam yang

3. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM

Konsep Pengelolaan Sumberdaya Alam vs Penatagunaan Sumber Daya Alam Lain

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

RENTE EKONOMI PERIKANAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Esda UC = User Cost. MCo = Kurva harga agregat dari semua firm di suatu industri (marginal extraction cost)

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KULIAH VALUASI ESDAL PERTEMUAN KE

PENTINGNYA SUMBERDAYA ALAM BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

RESOURCES ACCOUNTING VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN 2015/2016

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam,

BAB 7 PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

Simulasi Dan Analisis Kebijakan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KERAGAAN KAPASITAS PERIKANAN TANGKAP NELAYAN KECAMATAN PANAI HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU SUMATERA UTARA MAILINA HARAHAP

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market)

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

Pengelolaan Kawasan Pesisir Berkelanjutan. 16-Sep-11. Syawaludin A. Harahap 1

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

MODUL 3 PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Materi 2 Ekonomi Mikro

PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)

I. PENDAHULUAN. dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan serta memiliki jumlah panjang garis

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Wilayah

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

I. PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya merupakan perairan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

MATERI 1. Pendahuluan. I. Ruang Lingkup MSDA Kema hubungan antara sistem ekonomi dan sistem lingkungan (Tietenberg, 1992)

EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN: SKALA USAHATANI DAN PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

I. PENDAHULUAN. kawasan Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Cina dan Taiwan. Namun

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGANNYA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

There is nothing more important than agriculture in governing people and serving the Heaven. Lao Tze Taode Jing (Abad 6 BC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAHAN AJAR EKONOMI SUMBER DAYA. KETUA Dr. Ir. Hj. St. ROHANI, M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

This document has been created with TX Text Control Trial Version You can use this trial version for further 59 days.

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

PENAWARAN DAN PERMINTAAN PRODUK PERTANIAN. Lecture note : Tatiek Koerniawati

BAB I PENDAHULUAN. (Muta'ali, 2010). Perubahan-perubahan yang terlihat dalam aspek ekonomi akan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

VII. PENGARUH KEBIJAKAN TERHADAP ALOKASI SUMBERDAYA AIR, STOK AIR TANAH, NILAI KINI BENEFIT SOSIAL DAN NILAI EKONOMI AIR

Perekonomian Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: PENILAIAN KAWASAN

Pengantar Ekonomi Mikro EKI 106. Chapter I: PENDAHULUAN: RAP dan Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

3 KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Upaya Penangkapan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

I. PENDAHULUAN. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. 1 st Lecture Notes By Tatiek Koerniawati

Transkripsi:

SUMBERDAYA PERTANIAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

MATERI PEMBELAJARAN 1 PENDAHULUAN 2 SUMBERDAYA ALAM 3 SUMBERDAYA MANUSIA 4 SUMBERDAYA MODAL

PENDAHULUAN DEFINISI SUMBERDAYA: Kemampuan untuk memenuhi atau menangani sesuatu sumber persediaan, penunjang atau bantuan sarana yang dihasilkan oleh kemampuan atau pemikiran seseorang Sumber: Ensiklopedia Webster

PENDAHULUAN DEFINISI SUMBERDAYA sesuatu yang memiliki nilai ekonomi komponen ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia

PENDAHULUAN Terminologi sumberdaya harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut Sumber: Rees (1990) dalam Fauzi, A. (2004)

PENDAHULUAN Sumberdaya menurut Adam Smith dalam Wealth of Nation (1776): seluruh faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output. y=f(x 1,x 2, x 3,..., x n ) di mana y=output dan x adalah faktor produksi atau sumberdaya produksi Secara eksplisit f(x)=f(l,k) di mana L=labor=tenaga kerja dan K=kapital, aset Pemahaman ekonomi neoklasik sumberdaya =input produksi

SUMBERDAYA ALAM Pandangan konservatif (Malthusianisme): Principle of Population (1879) Daya dukung sumberdaya alam tidak dapat mengimbangi pertumbuhan penduduk yang cenderung eksponensial. Produktivitas sumberdaya alam deminishing return input per kapita akan mengalami kecenderungan menurun Pada gilirannya standar hidup masyarakat akan menurun sampai level subsisten reproduksi manusia menurun tercapai keseimbangan steady state

SUMBERDAYA ALAM Pandangan eksploitatif (Ricardianisme) sumberdaya alam dianggap sebagai mesin pertumbuhan engine of growth transformasi man made capital memacu produktivitas keterbatasan suplai sumberdaya substitusi dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi dan daur ulang kelangkaan sumberdaya peningkatan harga biaya ekstraksi per satuan output menurunkan permintaan penghematan sumberdaya

SUMBERDAYA ALAM EKSPLOITASI Pengurangan Tingkat Pengurasan EKSTRAKSI DAYA DUKUNG SDA ya tidak Pemanfaatan lestari (berkelanjutan) Pengurasan SDA KELANGKAAN Peningkatan biaya ekstraksi Peningkatan harga SDA Penurunan Permintaan Pencarian SDA subsitusi, peningkatan daur ulang Peningkatan Penawaran Inovasi: pencarian SDA baru, peningkatan efisiensi, perbaikan teknologi daur ulang, teknologi konservasi

KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM Kelompok stok cadangan terbatas non renewable resources sumberdaya alam tak terbarukan Kelompok flow renewable terbarukan memiliki mekanisme regenerasi biologis (hutan, sumberdaya perikanan dan kelautan, ternak, pertanian) flow resources tanpa mekanisme regenerasi biologis (matahari, pasang surut laut, angin, udara, dsb) Kategori non renewable vs renewable dapat bergeser titik kritis kapasitas maksimum regenerasi

KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM Hanley (1997) dalam Fauzi (2004) mengelompokkan sumberdaya berdasarkan penggunaan akhir: sumberdaya material : dimanfaatkan sebagai bagian dari suatu komoditas (bijih besi, alumunium, tanah, dsb) sumberdaya energi: digunakan untuk menggerakan energi melalui proses transformasi panas dan bentuk energi lain.

KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM SUMBERDAYA ALAM SKALA WAKTU PERTUMBUHAN KEGUNAAN AKHIR STOK FLOW SD MATERIAL SD ENERGI HABIS DAPAT DIDAUR ULANG MEMILIKI TITIK KRITIS TIDAK MEMILIKI TITIK KRITIS MATERIAL METALIK MATERIAL NON METALIK ENERGI ekstraksi> titik kritis

PENGUKURAN KETERSEDIAAN SDA Sumberdaya alam yang bersifat stok: SD hipotetik belum diketahui namun diharapkan akan ditemukan berdasarkan hasil survei ekstrapolasi laju pertumbuhan produksi dan cadangan terbukti (proven reserve) SD spekulatif mengukur deposit yang mungkin ditemukan pada daerah yang belum dieksplorasi Cadangan kondisional (conditional reserves) sudah diketahui tetapi harga dan teknologi belum memungkinkan pemanfaatan secara ekonomis Cadangan terbukti (proven resources) sudah diketahui dan dapat dimanfaatkan pada teknologi, harga dan permintaan ekonomisnya

Potensi maksimum sumber daya Pengukuran didasarkan pada perkiraan ilmiah atau teoritis Misal diperkirakan bumi memiliki kapasitas memproduksi 40 ton pangan per kapita per tahun (Rees, 1990 dalam Fauzi, 2004). Pengukuran potensial maksimum hanya mempertimbangkan kemampuan biofisik alam kendala sosial ekonomi tidak diperhitungkan

Kapasitas lestari Sustainable capacity, yield konsep pengukuran berlanjut di mana ketersediaan SDA diukur berdasarkan kemampuan menyediakan kebutuhan generasi sekarang dan masa depan konsep pengendalian eksploitasi sustainable yield akan tercapai bila pumping rate (laju eksploitasi) tidak > dari rata rata penurunan debit tahunan

Kapasitas penyerapan SDA Kapasitas penyerapan atau asimilasi adalah kemampuan SDA untuk pulih ke kondisi ideal Misal kemampuan air dan udara untuk menyerap limbah (polutan) Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca (iklim) dan intervensi manusia

Kapasitas daya dukung SDA kapasitas daya dukung (carrying capacity) : pengukuran kapasitas berdasarkan asumsi bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan organisme pertumbuhan kompetisi terhadap ruang dan makanan hingga daya dukung lingkungan tak mampu lagi memfasilitasi pertumbuhan

Pengukuran kelangkaan SDA diukur secara fisik dengan menghitung sisa ukur ekonomis cadangan ekonomis yang tersedia dibagi tingkat ekstraksi tidak mempertimbangkan aspek ekonomi Hanley (1997) dalam Fauzi (2004) metode pengukuran moneter dengan menghitung harga riil, unit cost dan rente ekonomi SDA

PENGUKURAN BERDASARKAN HARGA RIIL Tingginya harga barang mencerminkan kelangkaan relatif Pengukuran ini mengandung kelemahan karena kegagalan pasar public good, intervensi pemerintah Harga output mencerminkan harga asar namun tidak mengukur biaya oportunitas sosial dari kerusakan lingkungan akibat ekstraksi SDA

PENGUKURAN BERDASARKAN UNIT COST Bila SDA langka biaya ekstraksi pengukuran kelangkaan SDA biaya per unit input misal pengukuran kelangkaan index of real unit cost Barnett dan Morse (1963) dalam Fauzi (2004). pengukuran sudah memasukkan aspek perubahan teknologi dalam produksi Barnet dan Morse meramalkan kelangkaan sumberdaya hutan. Kelemahan: sulit mengukur kapital agregat sulit memprediksi efek substitusi input yang lebih mahal dengan yang lebih murah backward looking (data ex ante) tidak forward looking (data post ante)

SCARCITY RENT hampir sama dengan metode harga riil scarcity rent = harga per unit output dikurang biaya ekstraksi marginal (net price) nilai scarcity rent menunjukkan kelangkaan sumberdaya.

TIPOLOGI KELANGKAAN BERDASARKAN KETERSEDIAAN DAN BIAYA EKSTRAKSI STOK SUMBERDAYA ALAM Terbatas Tidak terbatas MALTHUSIAN STOCK SCARCITY MALTHUSIAN FLOW SCARCITY RICARDIAN STOCK SCARCITY RICARDIAN FLOW SCARCITY tidak meningkat sepanjang waktu meningkat sepanjang waktu biaya ekstraksi meningkat seiring esktraksi kumulatif BIAYA EKSTRAKSI

MALTHUSIAN STOCK SCARCITY Kelangkaan yang terjadi jika stok sumberdaya alam dianggap tetap (terbatas) dan biaya ekstraksi per unit pada setiap periode tidak bervariasi terhadap laju ekstraksi pada periode tersebut

MALTHUSIAN FLOW SCARCITY Merupakan kelangkaan sumberdaya alam yang terjadi akibat interaksi antara stok yang terbatas dan biaya ekstraksi per unit yang meningkat seiring dengan laju ekstraksi pada setiap periode

RICARDIAN STOCK SCARCITY Tipe kelangkaan yang terjadi jika stock sumberdaya alam yang dianggap tidak terbatas berinteraksi dengan biaya ekstraksi yang meningkat seiring dengan ekstraksi kumulatif sampai periode akhir

RICARDIAN FLOW SCARCITY tipe kelangkaan yang terjadi jika stok sumberdaya dianggap tidak terbatas, namun biaya ekstraksi tergantung pada laju ekstraksi pada periode t, dan juga ekstraksi kumulatif sampai pada periode akhir ekstraksi

KETERKAITAN SDA DAN EKONOMI Sumberdaya alam merupakan faktor produksi atau input dalam kegiatan ekonomi proses produksi akan menghasilkan output dan produk samping (limbah) menjadi input untuk proses produksi lain

KETERKAITAN SDA DAN AKTIVITAS EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN PRODUKSI KONSUMSI LIMBAH RESIDUAL

SUMBERDAYA MANUSIA TENAGA KERJA PENDUDUK BUKAN TENAGA KERJA ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA Menganggur Bekerja sekolah mengurus rumahtangga penerima pendapatan setengah menganggur (underemployed) bekerja penuh kentara (<35 jam/ minggu) tidak kentara produktivitas rendah penghasilan rendah

Penduduk usia >15 tahun yang bekerja di sektor pertanian Di sektor pertanian Total jumlah penduduk 2004 40.608.019 93.772.036 43,33 2005 41.309.776 93.958.387 43,97 2006 40.136.242 95.456.935 42,05 2007 41.206.474 99.930.27 41,24 2008 41.337.706 102.552.750 40,30 2009 43.029.493 104.485.444 41,18 %

Masalah Kependudukan di Indonesia urbanisasi ketimpangan distribusi laju pertumbuhan ketidaksetaraan gender aspek kualitas

Dikutip dari :Todaro, 1995, Ekonomi untuk Negara Berkembang, Bumi Aksara, Jakarta

www.lecture.brawijaya.ac.id/tatiek