ALIRAN MELEWATI MEDIA BERPORI

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 1.05 FLUIDISASI. Oleh : Ir. Agus M. Satrio, M.Eng

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III FLUIDISASI. Gambar 3.1. Skematik proses fluidisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

LEMBAR PENGESAHAN. : Prak. Teknologi Kimia Industri

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Menghitung Pressure Drop

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PACKED BED ABSORBER. Dr.-Ing. Suherman, ST, MT Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Edisi : Juni 2009

Sistem Sumur Dual Gas Lift

FORUM IPTEK VOL 13 NOMOR 03 PENENTUAN PRESSURE DROP DAN KECEPATAN MINIMUM PROSES FLUIDISASI PADA REAKTOR FIXED BED DAN REGENERATOR

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008

ALIRAN GAS SATU DIMENSI PADA KECEPATAN TINGGI

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FLUIDISASI [FLU]

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah :

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

BAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

Panduan Praktikum 2012

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

MODIFIKASI SISTEM BURNER DAN PENGUJIAN ALIRAN DINGIN FLUIDIZED BED INCINERATOR UI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. - Pabrik gula menjalankan operasi filtrasi untuk memisahkan larutan gula dengan padatan-padatan. - Industri pemurnian air

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

PENGEMBANGAN PERSAMAAN POROSIT AS DAN ERGUN PADA UNGGUN FLUIDISASI TIGA FASA DEVELOPMENT EQUATION POROSITY AND ERGUN ON THREE PHASE BED FLUIDIZATION

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

BAB II TEORI DASAR 2.1 Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas Kualitas Air Panas Satuan Kalor

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas

Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi

BAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS. berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan sebagai berikut :

KARAKTERISTIK HILANG TEKAN ALIRAN UDARA MELALUI TUMPUKAN SERBUK GERGAJI DI FIXED BED REACTOR

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Total skin factor, s d : damage skin. s c+θ : skin karena partial completion dan slanted well. s p : skin karena perforation

PERMEABILITAS DAN ALIRAN AIR DALAM TANAH

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Fisika Umum (MA-301) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA

Fisika Dasar I (FI-321)

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan mineral. Proses-proses pemisahan senantiasa mengalami. pemisahan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh.

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

Batuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan

18/08/2014. Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN. Nur Istianah-THP-FTP-UB-2014

BAB V. CONTINUOUS CONTACT

Klasisifikasi Aliran:

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

Pengaruh Variasi Sudut Water Injector Berbentuk Diffuser Terhadap Fenomena Flooding Pada Aliran Dua Fase Cair Udara Vertikal Berlawanan Arah

AWAL GERAK BUTIR SEDIMEN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

LAPORAN PRAKTIKUM UOP I SIRKUIT FLUIDA

UKURAN, BENTUK, VOLUME DAN ATRIBUT FISIK LAIN

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

Transkripsi:

ALIRAN MELEWATI MEDIA BERPORI

Sub-chapters 12.1. Fluid friction in porous media 12.2. Two-fluid cocurrent flowing porous media 12.3. Countercurrent flow in porous media 12.4. Simple filter theory 12.5. Fluidization

Media berpori(porous medium): suatu fasa padat kontinu yang memiliki ruang kosong yang banyak, atau pori-pori di dalamnya. Misalnya: sponges, cloths, kertas, pasir, filters, batubata, batuan, beberapa packing yang dipakai dalam kolom distilasi, adsorpsi, katalis, dsb. Ruang kosong tersebut bisa saja interconnected, atau bisa juga tidak.

1 2 Gambar 12.1. g z + V 2 /2 -F (12.1)

Perbedaan antara aliran fluida biasa dengan fluida melalui media berpori: Pada aliran melalui media berpori, friksi jauh lebih besar. MeskipunV 2 dan V 1 berbeda, tetapi V 2 << friksi (F) Kemungkinan sebagian ruang kosong masih terisi oleh udara, meskipun ada fluida dialirkan melaluinya.

1. Friksi Fluida pada Media Berpori Gambar 12.2. Definisi kecepatan rata-rata fluida yang mengalir melalui suatu pipa: (12.2) V s pipe V s superficial velocity x Q m A & ρ A pipe

Jika didasarkan pada luas penampang yang sebenarnya terbuka untuk aliran fluida: Q m& (12.3) V I V I interstitial velocity (kecepatan dalam pori) dimana ε εa pipe (12.4) ερa pipe (volume system keseluruhan - volume padatan dalam system) volume system keseluruhan Hydraulic Radius (HR) HR volume yang dilalui aliran (12.5) luas permukaan terbasahi

Untuk medium yang terbuat dari partikel bola yang sama ukurannya: HR volume bed. ε (jml.partikel x luas permukaan satu partikel) Jumlah partikel volume bed. (1 - ε) volume satu partikel HR (12.6) volume bed. ε (volume bed. (1- ε ).permukaan/ volume satu partikel) HR ε ( )[ 2 ε π ( π )] 1 3 1 D / D 6 1 ε p 6 p D p ε

Jika dimasukkan (Pers 6.17) ke definisi friction factor interstitial dan Re interstitial di mana D 4 x HR dan V I V s /ε: 3 4D ε/ 6( 1 p ε) 2 F Dp ε 1 F Dp ε 1 f F. 4 x V 3 x1 ε V 3 x1 ε V Re (12.7) (12.8) ( ) ( ) 2 2 2 I I s V 4 D ε/ 6 1 ε ρ I p 2D εvρ 2D Vρ p I p s µ 3µ 1 ε 3µ 1 ε ( ) ( ) Untuk memperoleh rumus kerja dari Pers 12.7 dan 12.8, konstanta 1/3 dan 2/3 ditiadakan dari Pers 12.7 dan 12.8 sehingga:

3 FD p ε 1 f (12.11) PM 2 x 1 ε V Re DVρ µ 1 ε s p s (12.12) PM ( ) Untuk aliran laminar: f 16/Re (dalam pipa) atau f PM 72/Re PM (dalam media berpori) Persamaanfaktorgesekanf PM didasarkan pada asumsi bahwa fluida mengalir lurus ke arah x. Padahal aliran yang sebenarnya mengikuti pola zig-zag.

Kalau diasumsikan pola aliran adalah zigzag dengan membentuk sudut 45 o, maka kecepatan interstitial riil adalah sebesar 2 kali dari asumsi awal. Dengan demikian f PM 144/R PM. Namun asumsi 45 o inipun kurang tepat, dan harga yang lebih tepat secara experimental adalah 150, maka: f PM 150/R PM atau Pers 12.9 menjadi V µ ( 1 ε) 2 x (12.13) F 150 s D ε 2 3 p ρ (aliran laminar, Persamaan Blake-Kozeny)

Contoh 12.1: 0.25 ft 2 in 1 ft Resin Ion-exchange Gambar 12.3. Air mengalir secara gravitasi melalui suatu kolom ion-exchanger seperti di atas, partikel resin berdiameter 0,05 in. Porositas bed adalah 0,33. Hitung laju alir air melalui peralatan ini.

Jawab: Persamaan Bernoulli dari permukaan air di tangki sampai dasar kolom: g z + V 2 /2 -F dimana V 2 /2 << g z, maka: g z -F Pers 12.13 disusun untuk mencari V s : V s g 32.2ft 150 1cP 0.035ft /s 2 3 ( z) Dpε ρ 2 µ ( 1 ε) x 2 3 /s 1.25ft ( 0.05ft /12) ( 0.33) 62.3lbm/ 2 4 ( 0.67) 1ft 6.72x10 lbm/ ( ft.s.cp) 150 0.011 m /s ft 3

Jadi: Q AV π 4 2 2 s 3 ( ft) 0.035ft / s 0.00075ft 3 / 21cm / s s 12 Sebelum menganggap jawaban ini benar, perlu dicek bilangan Reynolds nya: ( ) 3 0. 05ft/ 12 0. 035ft/s. 62. 3lbm/ft Re 20. 2 PM 4 1cP 0. 67 6. 72x10 lbm / ft.s.cp ( ) Re PM sedikit > 10 (batas aliran laminar sebagaimana terlihat pada Gambar 12.4), sehingga perkiraan kecepatan bisa jadi sekitar 10 15 % lebih tinggi dari kenyataannya.

Untuk aliran turbulen (Re > 1000): f PM 1.75 atau Pers 12.9 menjadi 2 V x( 1 ε) (12.14) F 175. s 3 D ε p (PersamaanBurke-Plumber) Contoh 12.2: Kita ingin memberikan tekanan pada air masuk pada alat di Contoh 12.1 untuk menghasilkan kecepatan superficial 1 ft/s. Berapa tekanan yang harus diberikan?

Jawab: Persamaan Bernoulli: P/ρ + g z -F Dalam hal ini g z << P/ρ sehingga: P/ρ - F P x 1.75ρV D p 2 s 1.75 1 ε 3 ε x 62.3lbm / ft ( 1ft / s) 3 ( ) ( 2 0.05ft /12 0.33 32.2lbm.ft / lbf.s ) 0.67 144in / ft Untuk aliran laminar turbulent: f PM 1.75 + 150/R PM 3 2 2 2 105 psi / ft

atau 2 V x ( 1 ε ) V µ ( 1 ε) 2 x (12.15) F s 1. 75 + 150 s D ε D ε ρ p 3 2 3 p (Persamaan Ergun) Plot f PM vs Re PM ditunjukkan di Gambar 12.4. Biasanya Pers 12.13 (laminar) disederhanakan menjadi V s µ x F k ρ (Pers Darcy) (12.16) di mana k permebilitas, satuannya darcy ( 1cm/s).cP 8 2 11 2 1 darcy 0,99x10 cm 1,06x10 ft atm/ cm

2. Dua Fluida Mengalir Melalui Media Berpori secara Coccurent (Searah) Contoh aplikasi: udara yang dihembuskan ke dalam filter cake untuk mengeluarkan filtrate yang berharga x Pada system di atas, mula-mula diisi dengan air kemudian udara dihembuskan melalui system tersebut, fraksi air yang keluar aliran berperilaku sbb:

Setelah sampai pada suatu titik, dimana tidak ada lagi air yang keluar, peralatan dibuka dan kita dapatkan sejumlah air (10 30%) yang masih tertinggal. Ada 2 kemungkinan: 1. air masuk ke pori-pori pasir 2. partikel air pecah membentuk butiran kecil

Fluida yang memindahkan (dalam hal ini udara) cenderung bergerak ke pori-pori paling besar, kemudian melalui sela-sela fluida yang terpindahkan (dalam hal ini air). Setelah sebagian besar air mengalir dan terpindahkan, yang tersisa akan pecah menjadi butir-butir yang dikelilingi udara. Sisa butir-butir air tak bergerak.

Pengamatan secara mikroskopik menunjukkan bahwa suatu butir pasir yang telah melepaskan air darinya, air yang masih ditahan oleh butir pasir tidak berbentuk filamen yang kontinyu, tetapi lapisan-lapisan kecil atau bintik-bintik, yang umumnya tertahan pada bidang antar butir-butir pasir. Dalam kasus ini r radius pori-pori.

Dari deskripsi fisik dapat disimpulkan bahwa suatu partikel fluida berhenti bergerak bila gaya pemindah fluida (gradien tekanan x panjang butiran x area penampang aliran) gaya tegangan permukaan (tegangan permukaan/radius butiran x area penampang aliran)

Partikel kecil air ini tidak dapat bergerak (immobile) jika: P σ P Lr (12.22) atau LA A atau 1. x r x σ (12.23) P pressure drop antara 2 immicible fluids, r radius partikel air, σtegangan permukaan. Pers (12.22) dan (12.23) untuk butir bentuk bola Pers 12.22 menunjukkan bahwa gaya tekan gaya tegangan permukaan. Karena dimensi Lr k (permeabilitas), maka dapat diharapkan bahwa fraksi poripori yang terisi oleh air yang masih tertinggal merupakan fungsi dari bilangan tak berdimensi: k P capillary number. σ x (12.24)

Pers (12.24) berlaku untuk bermacammacam bentuk. Nilai L dan r sulit untuk diukur. Karena itu disatukan permeabilitas. Gambar 12.6 menunjukkan suatu korelasi antara residual saturation yang terukur (residual saturation : fraksi dari ruangan berpori yang ditempati oleh cairan yang tertinggal ketika cairan yang dipindahkan berhenti mengalir) sebagai fungsi dari capillary number. Untuk permeabilitas tinggi (mis pori-pori besar) residual saturation sangat rendah, mungkin 2-3%. Sebaliknya untuk permeabilitas rendah, residual saturation sangat tinggi, mungkin 30-60%.

Gambar 12.6

3. Aliran Counter-Current Current (berlawanan arah) Melalui Media Berpori Contoh aplikasi: Packed tower untuk absorpsi, distilasi, ataupun humidifikasi Kurva karakteristik P/ z terhadap laju alir gas:

Di Gambar 12.7 penurunan tekanan dari dasar ke puncak menara di plot versus laju alir massa superfisial gas yang naik kolom untuk bermacam-macam laju alir massa superfisial cairan yang turun kolom. KurvaAmenunjukkan hanya aliran gas. Kemiringannya pada plot log-log 1.8, yang mengindikasikan aliran di region transisi di Gambar 12.4, di mana f PM R -0.2 PM.

KurvaBadalah aliran gas pada packing basah. Kemiringan kurva kurva A, tetapi - P sedikit lebih besar karena sebagian aliran tertutup oleh cairan di packing. Dengan penutupan ini, kecepatan gas interstitional harus naik, sehingga - P naik KurvaCmenunjukkan kurva kompetisi antara aliran gas dan cairan. Pada aliran gas rendah, bentuk kurva mirip kurva A dan B, tetapi - P naik, sebab makin banyak rongga yang tertutup oleh cairan. Pada aliran gas > 600 lbm/(h.ft 2 ), kurva naik tajam ke atas di mana cairan mulai tertahan di rongga.

Makin tinggi aliran air, makin banyak rongga yang tertutup dan tekanan naik tajam. Kelakuan ini disebut loading. Kurva D dan E punya kelakuan mirip, tapi laju alir cairannya di E lebih besar. Kenaikan tajam dari - P berkurang. Daerah ini disebut flooding, di mana cairan yang mengisi kolom menjadi fasa kontinyu, bukan lagi fasa terdispersi. Gas naik sebagai gelembung, bukan lagi aliran kontinyu. Perubahan cairan dengan naiknya aliran udara: terdispersi cairan tertahan di rongga kontinyu

4. Filtrasi Dalam hal ini: P/ρ -F Untuk aliran laminar (terjadi hampir di semua filter) pers. Darcy berlaku: V s µ F x k ρ

maka: Q P k (12.25) V s A µ x Ada 2 resistance secara seri di mana flitrat mengalir P1 P2 k P2 P3 k Vs. µ x cake µ x FM (12.26) P 2 P 1 x µ Vs k P 3 x +µ Vs k cake FM. P (12.27) 1 P3 Q atau V s µ [( x/k) ( ) ] cake + x/k FM Afilter (12.28) xcake x. ρcake ρcake Hambatanfilter medium ( x/k) FM konstan a. massa cake 1 1 volume filtrat massa padatan area area volume filtrat

Jika kita mendefinisikan V A massa padatan volume filtrat maka x cake W dimana V volume filtrat Dengan demikian (untuk hambatan konstan):. Q 1 dv P1 P3 (12.32) A A dt µ [ VW /( ka) + a] Untuk P 1 -P 3 konstan (pompa sentrifugal, blower), dengan integrasi Pers 12.32: V A 2 µ W 2k + V A µ a ( P P )t 1. (12.33) 3 W 1 ρ cake

Jikaadapat diabaikan, volume filtrat sebanding dengan akar dari waktu filtrasi. Untuk filter yang disuplai oleh pompa positive displacement, tekanan akan naik secara linear terhadap waktu. Pada kenyataannya, k tidaklah konstan: Cake specific resistance 1/k α P s Jadi: (12.35) Q 1 dv A A dt P P [ s P VW/ A + a] µ α Jikaa diabaikan, pada ketebalan cake (V.W/A) tertentu, jika P naik maka: 1 3

1. flowrate naik secara linear, jika s 0 (misalnya pasir) 2. tidak ada efeknya terhadap flowrate jika s 1 (misalnya sejenis gelatin) 3. mempunyai intermediate effect jika 0 < s < 1

5. Fluidisasi Dalam hal ini: P/ρ + g z -F (12.36)

Untuk laju alir fluida yang rendah, 2. (12.37) P g z 1 ( ε) ρ partikel 150Vs µ ( 1 ε) ( ) 2 3 D ε JikaV s naik, ε dapat naik, demikian juga x. Hasil eksperimen menunjukkan kurva seperti berikut: p x

PadaV s < V mf, system berlaku sebagai fixed bed. Jika V s > V mf, system berlaku sebagai fluidized bed. Soal 12.1 Tunjukkan bahwa f 16/Re ekivalen dengan f PM 72/Re PM Jawab: 16 f Re 1 3 f 16 2 Re 3 PM atau PM PM f 72 Re PM

Soal 12.2 Tunjukkan bahwa jika kita mengasumsikan V I ( V I ) 2 x dan panjang lintasan adalah x 2, maka factor friksi menjadi dua kali lebih tinggi dari yang ditunjukkan oleh: f PM Jawab: f f 72 Re PM PM D F D F p ε ε 1 2 ( x) 1 ( VI ) x dir 1 ' p PM ε ( ) ( 2 x 2 1 ε 2V ) 2 2 I f PM

. Re' PM D p ε µ ( V 2 ) I ( 1 ε ) Re PM 2 f 72 ' atau f PM 72 atau PM Re' 2 2 Re 2 PM f PM 144 PM Re PM ρ

Soal 12.3 Tunjukkan beda relative antara dua term dalam persamaan Ergun pada Re PM 0,1; 1; 10;100;1000 dan 10000 Jawab: Persamaan Ergun: f PM 1.75 + 150/Re PM Re PM 0,1 1 10 100 1000 10000 150/Re PM 1500 150 15 1,5 0,15 0,015