Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

dokumen-dokumen yang mirip
Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image 6 (1) (2017) Geo Image.

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 DAN TAHUN 2011

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

PEMETAAN PENYAKIT DBD BERDASARKAN WILAYAH DI PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG TAHUN 2011

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

Edu Geography

KAJIAN PERSEBARAN RUMAH SUSUN SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI JAKARTA. Freddy Masito S. Su Ritohardoyo

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

Edu Elektrika Journal

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang penelitian ini dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

PROFIL SANITASI SAAT INI

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari beberapa unsur, diantaranya terdiri dari unsur fisik dan sosial

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB II GAMBARAN UMUM WARGA KELURAHAN BENDAN DUWUR KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Economic Education Analysis Journal

Geo Image 1 (10 ) (2012) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)


BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PEMETAAN PENYAKIT DBD BERDASARKAN WILAYAH DI PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG TAHUN 2011

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

Scaffolding 3 (1) (2014) Scaffolding.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan segala aktivitasnnya. Permukiman berada dimanapun di

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

Transkripsi:

Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2002-2012 Moch. Wahyu Riyanto Moch. Arifien, Sriyono Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juni 2014 Disetujui Oktober 2014 Dipublikasikan Desember 2014 Keywords: Population Growth, Development Retreat Abstrak Pertumbuhan penduduk di Kota Semarang khususnya di Kecamatan Gajah Mungkur akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Jumlah penduduk di Kecamatan Gajah Mungkur adalah 63.182 jiwa tahun 2012 dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 82,59 jiwa per km². Tujuannya adalah mengetahui faktor-faktor pertumbuhan penduduk, mengetahui laju pertumbuhan penduduk, mengetahui kondisi perkembangan permukiman, mengetahui hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan perkembangan permukiman.hasil penelitian menunjukkan bahwa: Faktor pertumbuhan penduduk yang paling tinggi di Kecamatan Gajah Mungkur adalah jumlah penduduk, kelahiran dan migrasi datang, hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan bertambah dan semakin padat penduduk, dan migrasi datang perpindahan dari daerah desa ke kota, kota yang menjadi daerah tujuan dari kategori yang ingin memberi kesempatan kerja. Kesimpulan analisis pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan permukiman sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang paling banyak di Kecamatan Gajah Mungkur adalah jumlah penduduk, KK, kelahiran dan migrasi datang, hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan bertambah dan semakin padat penduduk. Saran yang dapat diajukan untuk mengatasi lonjakan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan luas lahan areal permukiman semakin berkurang khususnya hunian untuk permukiman diharapkan dalam pembangunan infrastruktur hunian hendaknya dirancang secara vertikal sehingga persebaran permukiman terjadi secara merata Abstract Population growth Semarang especially Kecamatan Gajah Mungkur will continue increase with increases population. The population Kecamatan Gajah Mungkur 63.182 life years 2012 with population 82,59 persons per km ². factors of population growth, knowing the speed population growth, knowing the condition settlement expansion the relationship between knowing population growth development settlements. The results showed that: Factors highest population growth Kecamatan Gajah Mungkur is population, births and migration come, this is caused the population from year to year will grow and the more densely populated, displacement and migration came from rural areas to cities, the city that became the purpose of the category you want to give employment opportunities. The analysis population growth on the development settlement so that it can be said that the most population growth in Kecamatan Gajah Mungkur population, families, births and migration come, this is caused the population from year to year will grow and the more densely populated. Suggestions submitted cope with in population growth and the increasing acreage land settlement diminishing especially for residential occupancy expected in residential infrastructure development should designed that the vertical distribution settlements occur evenly Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com 2014 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6285 1

PENDAHULUAN Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945 (GBHN 1993). Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah atau kepuasan batiniah saja, melainkan juga mengejar keselarasan keserasian dan keseimbangan antara keduanya. Luas permukaan bumi tidak bertambah, bahkan secara relatif akan menjadi bertambah sempit karena manusia menghuninya terus menerus bertambah, (Sumatmadja, 1981). Perkembangan wilayah perkotaan yang pesat sangat dipengaruhi oleh faktor kedekatan dengan wilayah perkotaan lain dengan hirarki yang lebih tinggi dan adanya sarana prasarana, terutama jaringan jalan regional dan pasar pada Kota Semarang, wilayah yang berkembang. Perkembangan Kota Semarang sebagai pusat pemerintahan telah terbukti jauh sebelum Kota Semarang menyandang status Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah dan menunjukkan perannya dalam pemerintahan. Gajah Mungkur selain menjadi nama waduk di Kabupaten Wonogiri juga merupakan sebuah Kecamatan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan Gajah Mungkur terdiri dari 8 atau (delapan) Kelurahan yaitu: Sampangan, Bendan Duwur, Karangrejo, Gajah Mungkur, Bendan Ngisor, Petompon, Bendungan, dan Lempongsari. Kecamatan Gajah Mungkur memiliki wilayah yang terdiri dari daratan bukan pesisir, dengan ketinggian rata-rata mencapai antara 100-200 m diatas permukaan air laut, dan relatif datar. Luas Kecamatan Gajah Mungkur 764,98 Hektar (BPS, Kecamatan Gajah Mungkur dalam angka 2012). Pertumbuhan penduduk di Kota Semarang khususnya di Kecamatan Gajah Mungkur akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Jumlah penduduk di Kecamatan Gajah Mungkur adalah 63.182 dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 82,59 jiwa per km², sedangkan jumlah KK sebesar 14.854 (BPS, Kecamatan Gajah Mungkur dalam angka 2012). METODE PENELITIAN Lokasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Gajah Mungkur 8 Kelurahan yaitu Sampangan, Bendan Duwur, Karangrejo, Gajah Mungkur, Bendan Ngisor, Petompon, Bendungan, dan Lempongsari. Jumlah keseluruhannya yaitu 8 Kelurahan di Kecamatan Gajah Mungkur. Dalam penelitian ini, populasi yang diambil sesuai dengan judul penelitian yaitu ditunjukkan pada keseluruhan penduduk yang bertempat tinggal dan menetap di Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang dengan jumlah populasi jumlah penduduk yang sebesar 63.182 jiwa yang terdiri dari 14.854 KK (Kepala Keluarga). Populasi yang diambil yaitu semua responden atau warga yang bertempat tinggal. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode Proporsional Random Sampling adalah dengan mengambil secara proporsional jumlah responden masing-masing kelurahan 1 % dari jumlah populasi tiap kelurahan yang dipilh sebagai sampel peneltian ini (Notoatmojo, 2005). Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu pertumbuhan penduduk angka kelahiran, kematian, migrasi. Variabel terikat meliputi perkembangan permukiman yaitu luas areal permukiman, sarana prasarana, rumah/tempat tinggal. Pengambilan data penelitian menggunakan metode dokumentasi, metode observasi, metode wawancara. Metode analisis data meliputi metode deskriptif persentase, metode analisis keruangan, statistik anova, amalisis korelasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Faktor penyebab pertumbuhan penduduk meliputi kelahiran, kematian, migrasi. Jumlah angka kelahiran tahun 2002-2012 Kecamatan Gajah Mungkur sebesar 9.536 jiwa. Tahun 2002-2012 angka kelahiran mengalami kenaikan, namun pada tahun 2010 menurun sebesar 992 atau 10,21%, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 1.090 atau 2

11.43% atau selisih 40 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Angka kelahiran No Tahun Kelahiran ( jiwa ) 1 2002 365 2 2003 696 3 2004 736 4 2005 884 5 2006 884 6 2007 886 7 2008 998 8 2009 1.032 9 2010 992 10 2011 973 11 2012 1.090 Jumlah 9.536 Sumber: Kecamatan Gajah Mungkur dalam angka tahun 2002-2012 Untuk jumlah angka kematian tahun 2002-2012 Kecamatan Gajah Mungkur jumlah 3.792 jiwa, sejak tahun 2002-2007 mengalami kenaikan terus menerus, namun pada tahun 2007-2008 mengalami menurun sebesar 395, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009-2012, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Angka kematian No Tahun Kematian ( jiwa ) 1 2002 118 2 2003 214 3 2004 265 4 2005 370 5 2006 375 6 2007 426 7 2008 395 8 2009 399 9 2010 399 10 2011 411 11 2012 420 Jumlah 3.792 Sumber: Kecamatan Gajah Mungkur dalam angka tahun 2002-2012. Migrasi datang Tahun 2002-2012 Kecamatan Gajah Mungkur jumlah 14.723 jiwa. Tahun 2002-2007 mengalami kenaikan terus menerus, namun pada tahun 2006-2007 menurun, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2008-2012, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. 3

Tabel 3. Jumlah migrasi datang No Tahun Migrasi Datang ( jiwa ) 1 2002 299 2 2003 350 3 2004 1.334 4 2005 1.751 5 2006 1.751 6 2007 1.576 7 2008 1.644 8 2009 1.289 9 2010 1.424 10 2011 1.432 11 2012 1.873 Jumlah 14.723 Sumber: Kecamatan Gajah Mungkur dalam angka tahun 2002-2012 Migrasi pergi tahun 2002-2012 Kecamatan Gajah Mungkur jumlah 12.480 jiwa, tahun 2002-2006 mengalami kenaikan terus menerus, namun pada tahun 2006-2009 mengalami menurun, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2010-2012 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Jumlah migrasi pergi No Tahun Migrasi Pergi 1 2002 189 2 2003 250 3 2004 1.253 4 2005 1.693 5 2006 1.693 6 2007 1.432 7 2008 1.417 8 2009 1.043 9 2010 1.060 10 2011 1.100 11 2012 1.350 Jumlah 12.480 Sumber: Kecamatan Gajah Mungkur dalam angka tahun 2002-2012. Laju pertumbuhan penduduk Tahun disimpulkan laju pertumbuhan penduduk 2002-2012 jumlah keseluruhan 671.928 jiwa atau 4,3 % laju pertumbuhan penduduk. Dapat meliputi kelahiran dan migrasi datang. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5. 4

Tabel 5. Laju Pertumbuhan Penduduk No Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk % 1 2002 57.587 0.19 2 2003 59.139 0.17 3 2004 59.831 0.17 4 2005 60.350 0.19 5 2006 60.977 0.20 6 2007 61.730 0.22 7 2008 61.589 0.27 8 2009 62.074 0.34 9 2010 62.334 0.51 10 2011 63.135 1,01 11 2012 63.182 1,03 Jumlah 671.928 4,3 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2002-2012 Faktor pertumbuhan penduduk yang paling banyak di Kecamatan Gajah Mungkur adalah jumlah penduduk, KK, kelahiran dan migrasi datang, hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan bertambah dan semakin padat penduduk, dan migrasi datang perpindahan dari daerah desa ke kota, kota yang menjadi daerah tujuan dari kategori yang ingin memberi kesempatan kerja. Kecamatan Gajah Mungkur menjadi daerah tujuan penduduk pendatang untuk memilih tinggal menetap. Bertambahnya luas lahan areal permukiman merupakan konsekuensi logis dari makin banyaknya penduduk baik sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, secara alami migrasi di wilayah tertentu. Makin banyaknya pendatang baru, makin banyak pula ruang tempat tinggal. Semua bentukan secara buatan maupun secara alami dengan segala perlengkapannya, yang dipergunakan oleh manusia baik secara individu maupun kelompok untuk bertempat tinggal sementara maupun menetap, dalam rangka kehidupannya. Dalam kaitannya mengenai luas area permukiman yaitu bangunan rumah, halaman, pekarangan, lahan kosong, tegal, kebun. Persebaran permukiman mempunyai kaitan erat dengan persebaran penduduk. Persebaran penduduk membentuk persebaran permukiman, dengan pola-pola persebaran yang bervariasi. Shryock, et al. (1971) dalam Ritohardoyo mengemukakan bahwa persebaran permukiman dipengaruhi oleh iklim (suhu dan curah hujan), topografi, bentuk lahan, sumber daya alam, hubungan keruangan, faktor budaya, serta faktor demografi. Secara garis besar garis besar terjadinya pola permukiman menurut Shryock tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik baik alami maupun buatan, faktor sosial ekonomi, dan faktor budaya atau penduduk. Kondisi permukiman di Kecamatan Gajah Mungkur berdasarkan hasil penelitian termasuk dalam permukiman padat hal tersebut dikarenakan semakin padatnya penduduk yang ada di Kecamatan Gajah Mungkur namun yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan permukiman adalah faktor pertumbuhan penduduk meliputi kelahiran, migrasi masuk, dan jumlah kepala keluarga terus bertambah, sehingga menyebabkan permukiman semakin padat. Selain juga didukung pula dengan lengkapnya jumlah sarana prasarana yang ada. Pola permukiman di Kecamatan Gajah Mungkur mayoritas atau lebih banyak dominan pola memanjang mengikuti alur jalan. 5

Berdasarkan hasil uji statistik anova tentang pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Gajah Mungkur tahun 2002-2012 diperoleh keterangan bahwa pertumbuhan penduduk berpengaruh signifikan terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Gajah Mungkur tahun 2002-2012. Besarnya pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan permukiman adalah 71,4 % artinya pertumbuhan penduduk merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi permukiman. Nilai korelasi antara pertumbuhan penduduk dengan perkembangan permukiman sebesar 0,845 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya ada hubungan sangat signifikan antara pertumbuhan penduduk dengan perkembangan permukiman. Gambar 1. Peta perkembangan permukiman tahun 2002, 2007, 2012 6

10 KESIMPULAN Gambar 2. Peta overlay citra permukiman tahun 2012 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas maka dapat disimpulkan: Faktor pertumbuhan penduduk yang paling tinggi di Kecamatan Gajah Mungkur adalah jumlah penduduk, KK, kelahiran dan migrasi datang Laju Pertumbuhan Penduduk tahun 2002-2012 jumlah keseluruhan 671.928 jiwa atau 4,3 % laju pertumbuhan penduduk. Dapat disimpulkan laju pertumbuhan penduduk meliputi kelahiran dan migrasi datang. Kondisi permukiman di Kecamatan Gajah Mungkur berdasarkan hasil pengamatan termasuk dalam permukiman padat hal tersebut dikarenakan semakin padatnya penduduk yang ada di Kecamatan Gajah Mungkur namun yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan permukiman adalah faktor pertumbuhan penduduk meliputi kelahiran, migrasi masuk, dan jumlah kepala keluarga terus bertambah, sehingga menyebabkan permukiman semakin padat. Nilai korelasi antara pertumbuhan penduduk dengan perkembangan permukiman sebesar 0,845 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya ada hubungan sangat signifikan antara pertumbuhan penduduk dengan perkembangan permukiman. 7

DAFTAR PUSTAKA BPS. 2012. Kota Semarang Dalam Angka 2012. Semarang BPS. 2012. Kecamatan Gajah Mungkur Dalam Angka 2012. Semarang BPS. 2007. Kecamatan Gajah Mungkur Dalam Angka 2012. Semarang BPS. 2002. Kecamatan Gajah Mungkur Dalam Angka 2012. Semarang Rhitohandoyo, SU. 2000. Geografi Permukiman. Yogyakarta: Universutas Gajah Mada Notoatmojo. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Sumatmadja, 1981. Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: P.T Alumni. 8