sebanyak 160,5 ribu orang atau sebesar 12,98 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya, ya

dokumen-dokumen yang mirip
sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2009

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

BPS KABUPATEN MALINAU

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret 2009 September 2015

PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2014

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI SUMATERA UTARA PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2014 RINGKASAN

KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2017

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017

KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013

PERKEMBANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BENGKAYANG MARET 2014 MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN


PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 SEBANYAK 227,12 RIBU ORANG.

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA MARET 2016

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2011

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 SEBANYAK 19,8 RIBU ORANG

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINGKAT KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2013 SEBESAR 15,03 PERSEN

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017


PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2014


BPSPROVINSI JAWATIMUR

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/11/33.08/Th.I, 08 November 2016 PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG 2015 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN 2015 MENCAPAI 13,07 PERSEN Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Magelang pada Tahun 2015 sebesar 162,4 ribu orang (13,07 persen), bertambah sekitar 1.900 orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Tahun 2014 sebanyak 160,5 ribu jiwa (12,98 persen). Garis kemiskinan Kabupaten Magelang menunjukkan nilai yang terus naik tiap tahun. Pada Tahun 2010 sampai Tahun 2015 garis kemiskinan naik sebesar 37,93 persen, dari 184.053,- Rp/Kapita/Bulan di Tahun 2010 menjadi 253.866,- Rp/Kapita/Bulan di Tahun 2015. Tahun 2015 garis kemiskinan naik 3,08 persen dibanding tahun sebelumnya, yang sebesar 246.292,- Rp/Kapita/Bulan. Pada Tahun 2015, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Indeks kedalaman kemiskinan turun dari 2,07 pada Tahun 2014 menjadi 1,60 pada Tahun 2015. Indeks keparahan kemiskinan juga menunjukkan penurunan, dari 0,47 di Tahun 2014 menjadi 0,32 di Tahun 2015. I. Perkembangan Kemiskinan Tahun 2010 2015 Penduduk miskin di Kabupaten Magelang dari Tahun 2010 sampai Tahun 2015 jumlah dan persentasenya mengalami penurunan. Kalau dilihat perbandingan dalam 6 tahun, jumlah penduduk miskin Tahun 2010 sebanyak 167,3 ribu orang berkurang menjadi menjadi 162,4 ribu orang di Tahun 2015. Secara relatif persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan dari 14,14 persen di Tahun 2010 menjadi 13,07 persen di Tahun 2015. Namun kalau dilihat perubahannya pertahun, jumlah penduduk miskin dan persentasenya mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk miskin paling banyak ada di Tahun 2011 sebanyak 179,6 ribu orang atau sebesar 15,18 persen dan paling sedikit terjadi di Tahun 2014 1

sebanyak 160,5 ribu orang atau sebesar 12,98 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu sekitar 1 900 orang atau naik sebesar 0,09 persen Untuk lebih jelasnya perubahan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Magelang dapat dilihat pada grafik berikut: 2 16.73 Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Tahun 2010 2015 17.96 14.14 15.18 13.97 13.96 Sumber: BPS Provinsi Persentase penduduk miskin Kabupaten Magelang selalu lebih rendah dibandingkan ratarata penduduk miskin Provinsi. Tabel 1. Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Magelang dan Provinsi Tahun 2010 2015 No Tahun Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin (dalam ribuan) Kabupaten Kabupaten Magelang Magelang (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2010 14,14 16,11 167,3 5 218,7 2 2011 15,18 16,21 179,6 5 256,0 3 2012 13,97 14,98 169,4 4 952,1 4 2013 13,96 14,44 171,0 4 811,3 5 2014 12,98 14,46 160.5 4 836,4 6 2015 13,07 13,58 162.4 4 577,0 Sumber: BPS Provinsi 16.94 17.1 16.05 16.24 12.98 13.07 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jml Pend Miskin (0000 jiwa) % penduduk miskin

II. Perubahan Garis Kemiskinan Tahun 2010 2015 Jumlah penduduk miskin berkaitan erat dengan penentuan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah suatu garis batas besarnya pengeluaran yang mampu memenuhi kecukupan 2.100 kkalori perkapita perhari untuk kebutuhan minimum makanan dan kebutuhan minimum non makanan seperti kebutuhan perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, bahan bakar, dan transportasi. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan Kabupaten Magelang menunjukkan nilai yang terus naik tiap tahun. Pada Tahun 2010 sampai Tahun 2015 garis kemiskinan naik sebesar 37,93 persen, dari 184.053,- Rp/Kapita/Bulan di Tahun 2010 menjadi 253.866,- Rp/Kapita/Bulan di Tahun 2015. Hal ini bisa terjadi karena adanya kenaikan harga barang-barang yang dikonsumsi maupun tingkat dan kebutuhan hidup yang mengalami kenaikan tiap tahun. Kenaikan garis kemiskinan terendah dalam lima tahun terakhir terjadi di Tahun 2015, dimana garis kemiskinan naik 3,08 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 246.292,- Rp/Kapita/Bulan di Tahun 2014 menjadi Rp. 253.866,- Rp/Kapita/Bulan III. 3 No Tabel 2. Garis Kemiskinan Kabupaten Magelang dan Provinsi Tahun 2004 2015 Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan) Kabupaten Magelang (1) (2) (3) (4) 1 2010 184 053 217 327 2 2011 204 430 217 440 3 2012 218 950 233 769 4 2013 235 430 261 881 5 2014 246 292 273 056 6 2015 253 866 297 851 Sumber : BPS Provinsi Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Membahas persoalan kemiskinan bukan hanya membahas jumlah dan persentase penduduk miskin, namun harus diperhatikan juga tingkat kedalaman dan tingkat keparahannya. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index, P 1 ) merupakan indeks yang menjelaskan rata-rata jarak antara taraf hidup penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Penurunan P1 menunjukkan adanya perbaikan secara rata-rata pada standar hidup penduduk miskin. Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (Poverty Severity Index, P 2 ) digunakan untuk melihat tingkat keparahan kemiskinan. Penurunan P 2 menunjukkan berkurangnya ketimpangan kemiskinan. Pada Tahun 2015, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Indeks kedalaman kemiskinan turun dari 2,07 pada Tahun 2014 menjadi 1,60 pada Tahun 2015. Demikian juga indeks keparahan kemiskinan juga menunjukkan penurunan, dari 0,47 di Tahun 2014 menjadi 0,32 di Tahun 2015. Penurunan nilai kedua indeks ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin yang semakin kecil. Jika dilihat secara menyeluruh tentang kondisi penduduk miskin di Kabupaten Magelang, meskipun jumlah penduduk miskin Kabupaten Magelang Tahun 2015 mengalami penambahan, namun secara rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin meningkat dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga menunjukkan penurunan. IV. 4 Gambar 2 Tingkat Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index, P 1 ) dan Tingkat Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index, P 2 ) Kabupaten Magelang Tahun 2010 2015 2.05 2.05 2.09 0.46 0.44 0.48 Sumber: BPS Provinsi Penjelasan Teknis dan Sumber Data a. Angka kemiskinan yang dihitung oleh BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dilihat sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar baik makanan maupun non makanan yang dilihat dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini dapat dihitung Persentase penduduk miskin terhadap total penduduk (Headcount Indeks/P 0 ). 1.72 0.34 2.07 0.47 2010 2011 2012 2013 2014 2015 P1 P2 1.6 0.32

b. Garis kemiskinan adalah nilai uang yang diperlukan agar penduduk dapat hidup layak secara minimum untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Garis kemiskinan dinyatakan sebagai pengeluaran yang mampu memenuhi kecukupan 2.100 kkalori perkapita perhari untuk kebutuhan minimum makanan ditambah dengan kebutuhan minimum bukan makanan seperti perumahan, bahan bakar, sandang, pendidikan, kesehatan, dan transportasi. c. Metode untuk menentukan garis kemiskinan adalah dengan menentukan Garis Kemiskinan Makanan dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan. Garis Kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbu-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll) Sedangkan Garis kemiskinan Bukan Makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Paket komoditi non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di pedesaan. d. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. e. Indikator lain yang diperlukan dalam analisa kemiskinan adalah Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index,P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index,P 2 ). Kedua indeks tersebut digunakan untuk melihat tingkat kesenjangan pengeluaran penduduk miskin. f. Persoalan kemiskinan dan kebijakan untuk mengatasi masalah kemiskinan bukan hanya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang harus diperhatikan adalah selain memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan tingkat keparahan kemiskinan. g. Sumber data yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai kemiskinan adalah dari hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Tahun 2015. Karena keterbatasan sampel di tiap kabupaten, penghitungan angka kemiskinan hanya bisa untuk mengestimasi angka total kabupaten. 5