KERANGKA ACUAN WORKSHOP DUKUNGAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH. BOGOR, 28 Juli 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM DUKUNGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 77/Permentan/OT.140/12/2012

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

LAMPIRAN 19. ANGGARAN BADAN LITBANG PERTANIAN MENURUT UNIT KERJA, TAHUN Lan (Rp. JENIS PENGELUARAN Belanja Pegawai Belanja Barang Modal

Mengikat Mengikat Tak Mengikat Mengikat Tak Mengikat

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) PILOT PROJECK PENGEMBANGAN OPTIMASI LAHAN SENSITIVE GENDER TAHUN 2013

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS BAWANG MERAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Penyusunan Atlas Peta Kesesuaian Lahan dan Rekomendasi Pengelolaan Lahan untuk Pengembangan Komoditas Pertanian Skala 1:50.

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

PENGANTAR. Ir. Suprapti

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

Tata Tertib Peserta. Waktu dan Tempat

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

AGRIBISNIS BAWANG MERAH

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

Bidang Produksi Tanaman Hortikultura

FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

TOR (Term of Reference)

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

RUMUSAN WORKSHOP DUKUNGAN PADA UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2017

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN PERS RELEASE PUSLITBANG HORTIKULTURA. 1. Pengembangan Varietas Kentang Prosesing Mendukung Industri Potato Chips di Indonesia.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/SR.230/7/2015 TENTANG FASILITASI ASURANSI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH MALUKU UTARA TAHUN 2014

Lokakarya dan Seminar Nasional Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JERUK. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PROGRAM HORTIKULTURA 2017 & KOORDINASI TEKNIS PENYUSUNAN RANCANGAN KERJA PEMBANGUNAN PERTANIAN 2018

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

No.46/08/17/Th IV, 03 Agustus 2015

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013


BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN WORKSHOP DUKUNGAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH BOGOR, 28 Juli 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 2015

LATAR BELAKANG Permasalahan dan tantangan pembangunan hortikultura yang sering mengganggu stabilitas ekonomi makro adalah cabai dan bawang merah. Kedua komoditas ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia terutama pengaruhnya terhadap terjadinya inflasi harga akibat tidak stabilnya pasokan bulanan komoditas tersebut terutama di musim hujan. Berkaitan dengan hal tersebut Kementerian Pertanian menugaskan Direktorat Jenderal Hortikultura melaksanakan Upaya Khusus Gerakan Peningkatan Produksi Cabai dan Bawang Merah. Kegiatan upsus cabai dan bawang merah ini tersebar di hampir seluruh propinsi di Indonesia. Untuk pengembangan cabai merah dilakukan di 17 propinsi dengan 99 kabupaten/kota, cabai rawit merah di kembangkan di 15 propinsi dengan 96 kabupaten/kota, sedangkan bawang merah dikembangkan di 27 propinsi dengan 64 kabupaten/kota. Lokasi pengembangan yang telah ditentukan oleh Direktorat Jendral Hortikultura tersebut memiliki kondisi lahan dan agroekosistem yang berbeda. Untuk mengatasi kondisi lahan dan agroekosistem yang berbeda tersebut dibutuhkan inovasi teknologi yang spesifik (sesuai dengan kondisi lahan dan kondisi agroekosistem), seperti dataran (rendah, medium dan tinggi), lahan (kering, sawah, gambut), musim (hujan dan kemarau). Badan Litbang ditugaskan mendukung Upsus pengembangan cabai dan bawang merah tersebut dari segi inovasi teknologi dan kelembagaannya. Puslitbang Hortikultura mengkordinasikan pelaksanaan tugas Badan Litbang dalam menghimpun kapasitas unit kerja dan unit pelaksana teknis lingkup Badan Litbang dalam fungsi pemanfaatan hasil penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian. Beberapa inovasi teknologi untuk mendukung pengembangan cabai dan bawang merah di berbagai kondisi lahan dan agroekosistem sudah tersedia tetapi diduga belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan teknologi pada berbagai macam ekosistem lokasi Upsus. Di lain pihak, hasil penelitian yang ada belum seluruhnya dimanfaatkan pada upaya peningkatan produksi dan perbaikan perdagangan kedua komoditas itu. BPTP di setiap provinsi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting sebagai kepanjangan tangan Badan Litbang di daerah. Bahkan dalam beberapa hal juga sebagai

kepanjangan tangan Kementerian Pertanian. Hal yang sama diharapkan akan dimainkan BPTP dalam Upsus cabai dan bawang merah. Dari 30 provinsi lokasi Upsus Cabai dan Bawang Merah, lima BPTP ditunjuk sebagai anggota Tim Teknis Upsus di provinsinya masing-masing, 24 lainnya tidak/belum ditetapkan sebagai anggota tim tersebut. TUJUAN 1. Menginventarisasikan jenis ekosistem dari seluruh lokasi pelaksanaan Upsus Cabai dan Bawang Merah 2. Menginventarisasikan teknologi budidaya, pascapanen dan alat mesin pertanian yang diperlukan pada jenis ekosistem tersebut yang ada di lingkup Badan Litbang Pertanian 3. Merumuskan pola pemberdayaan hasil penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian menjadi bahan inovasi yang efektif di setiap lokasi pelaksanaan Upsus 4. Merumuskan peran BPTP dalam mendukung pelaksanaan Upsus Cabai dan Bawang Merah di provinsi masing-masing dalam kordinasi dengan Puslit, Balai Besar dan Balai penelitian terkait. KELUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Informasi cukup rinci dan akurat mengenai ragam jenis ekosistem dari seluruh lokasi pelaksanaan Upsus Cabai dan Bawang Merah 2. Informasi komprehensif dan siap pakai mengenai teknologi budi daya, pasca panen dan alat mesin pertanian yang diperlukan pada jenis ekosistem tersebut yang ada di lingkup Badan Litbang Pertanian meliputi pengolahan tanah, irigasi, pengelolaan hara, pengelolaan organisme pengganggu tanaman, dan pengelolaan pasca panen. 3. Rumusan pola pemberdayaan hasil penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian menjadi bahan inovasi yang efektif di setiap ekosistem dari semua lokasi pelaksanaan Upsus 4. Rumusan peran BPTP baik yang sudah ditetapkan maupun belum ditetapkan sebagai Tim Teknis dalam mendukung pelaksanaan Upsus Cabai dan Bawang

Merah di provinsi masing-masing dalam kordinasi dengan Puslit, Balai Besar dan Balai penelitian terkait. PERAN NARA SUMBER DALAM WORKSHOP NARA SUMBER ASUMSI DASAR INFORMASI YANG DIHARAPKAN DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP Direktorat Jenderal Hortikultura Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis sudah tersedia. CPCL sudah ditetapkan. Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Upsus Lokasi Upsus sampai tingkat Kecamatan/Desa Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Peta jenis tanah dan iklim sudah tersedia. Teknologi pengelolaan lahan dan irigasi untuk setiap jenis lahan dan iklim sudah tersedia. Prakiraan jenis ekosistem dapat dilihat dari daftar lokasi Upsus dan Prakiraan ragam jenis tanah dan iklim dari lokasi Upsus yang telah diketahui lokasinya Jenis sistem irigasi serta teknologi pengelolaan lahan dan iklim yang telah tersedia untuk ekosistem yang berbeda peta AEZ Balai Besar Litbang Pasca Panen Pengelolaan pasca panen pada cabai relatif sudah tersedia, sedangkan pada bawang merah belum cukup tersedia Ragam teknologi pasca panen bawang merah dan cabai yang tersedia untuk mendukung Upsus dengan tekanan pada pengelolaan dan penyimpanan bawang merah Balai Besar Mekansasi Pertanian Teknologi irigasi dan pengelolaan lahan bersifat spesifik untuk setiap jenis tanah dan iklim. Alat mesin yang diperlukan untuk setiap jenis teknologi juga bersifat spesifik. Prakiraan jenis ekosistem dapat dilihat dari daftar lokasi Upsus dan peta AEZ. Ragam jenis alat dan mesin untuk irigasi dan pengelolaan tanah pada bawang merah dan cabai di berbagai ekosistem

Balai Penelitian Sayuran BPTP Untuk setiap ekosistem diperlukan teknologi budi daya bawang merah dan cabai yang spesifik Prakiraan jenis ekosistem dapat dilihat dari daftar lokasi Upsus dan peta AEZ CPCL sudah ditetapkan oleh Dinas setempat. Jenis tanah dan iklim dari lokasi yang ditetapkan dapat dilihat dari Ata AEZ dan diverifikasi di lapangan. Jenis teknologi budi daya untuk bawang merah dan cabai pada ragam ekosistem yang ada Informasi CPCL dari Upsus Bawang Merah dan Cabai yang ada di provinsi masing-masing Situasi dan kondisi kordinasi dengan Dinas terkait setempat dalam pelaksanaan Upsus Bawang Merah dan Cabai WAKTU DAN TEMPAT Workshop diselenggarakan pada hari Selasa, 28 Juli 2015, bertempat di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah Aromatik (Balitro), Jl. Tentara Pelajar No. 3A Bogor. PESERTA Peserta Workshop adalah : 1. Kepala Puslitbang Hortikultura 2. Direktur Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Sayuran, Ditjen Hortikultura 3. Kepala BB Pengkajian 4. Kepala BBSDLP 5. Kepala BB Pascapanen 6. Kepala BB Mekanisasi Pertanian 7. Kepala Balitsa 8. Kepala Balitbu Tropika

9. Kepala Balithi 10. Kepala Balitjestro 11. Kepala BPTP (30 BPTP) 12. Penanggung Jawab Kegiatan PKAH BPTP (30 BPTP) 13. Tim DPKAH Puslitbang Hortikultura 14. Ketua Tim Pendampingan PKAH BB Pengkajian 15. Peneliti Balitsa 16. Peneliti Puslitbang Hortikultura

AGENDA TENTATIF WORKSHOP DUKUNGAN UPSUS CABAI DAN BAWANG MERAH BOGOR, 28 JULI 2015 Waktu Kegiatan Pembicara/ Moderator 08.00 08.30 Registrasi Panitia 08.30 08.45 Pengantar MC Doa 08.45 09.15 Laporan Penyelenggara Pengantar workshop dan Pembukaan 09.15 09.30 Coffee break 09.30 12.00 Sesi I: PM Moderator : Dr. Ahmad Dimyati, MS Diskusi 12.00 13.00 ISHOMA 13.00 14.30 Sesi II: 1. Program Peningkatan Produksi Cabai dan Bawang Merah 2. Karakteristik dan Kesesuaian Lahan dan Agroklimat pada Lokasi UPSUS 3. Karakteristik dan Kesesuaian Teknologi Budidaya Cabai dan Bawang Merah di Lokasi UPSUS 1. Sistem irigasi Mendukung UPSUS Cabai dan Bawang Merah 2. Alsin Irigasi Mendukung UPSUS Cabai dan Bawang Merah Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran Ka BBSDLP Balitsa Moderator : Ka BBSDLP Ka BB Mekanisasi Pertanian 3. Teknologi Pascapanen Mendukung UPSUS Cabai dan Bawang Merah Ka BB Pascapanen dan Ka BB Mekanisasi Pertanian Diskusi 14.30-16.00 Diskusi Peran BPTP dalam Program UPSUS Kepala BB Pengkajian 16.00 16.30 Coffee Break 16.30-17.00 Pembacaan rumusan dan Penutupan