Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Agus Santoso Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang bigsevencode@gmail.com Abstract Geographical Information System (GIS) representing used software as a means of assist for decision making in so many area. All governance institute, sector of private sector and kependidikan require information which the in form of spasial ( Prahasta, 2002 ). GIS can exploited in source of information of prasarana health at one particular district. This information can presented in the form of map depicting wide how ability of health service at society. Keywords : GIS (Geography Information System) 1. Pendahuluan Kota Salatiga merupakan salah satu Kota di daerah Jawa tepatnya pada daerah Jawa Tengah dimana telah terdapat berbagai macam fasilitas dan prasarana yang telah tersedia dan dari tahun ke tahun semakin mengalami perkembangan. Salah satu prasarana yang disediakan adalah prasarana kesehatan yang tersebar di berbagai lokasi di Kota Dengan semakin bertambah majunya masyarakat dewasa ini juga akan semakin mempengaruhi kesadaran masyarakat pada umumnya akan arti pentingnya kesehatan khususnya di dalam Kota Sehingga pembangunan prasarana kesehatan di Kota Salatiga sangat diperlukan seperti prasarana kesehatan rumah sakit, puskesmas, apotik, dan praktek dokter. Karena hal tersebut maka lokasi ideal untuk pembangunan prasarana kesehatan sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sangat diperlukan. Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan perangkat lunak yang digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan dalam berbagai bidang. Semua lembaga pemerintahan, sektor swasta dan kependidikan membutuhkan informasi yang berbentuk spasial ( Prahasta, 2002 ). Secara harafiah menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia kata spasial mempunyai arti berkenaan dengan tempat (ruang). Sedangkan data spasial adalah jenis data yang merepresentasikan aspek aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan (Prahasta, 2002). GIS dapat dimanfaatkan dalam penyediaan informasi prasarana kesehatan pada suatu daerah. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan seberapa luas kemampuan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan demikian sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dapat dicapai di bidang komputer grafik, basisdata, teknologi informasi, dan teknologi satelit inderaja, maka kebutuhan mengenai penyimpanan, analisis, dan penyajian data yang berstruktur kompleks dengan jumlah besar makin diperlukan. Dan untuk mengelola data yang kompleks ini, diperlukan suatu sistem informasi yang secara terintegrasi mampu mengolah data dengan baik sehingga dengan adanya GIS (Geographic Information System) yang mampu mengelola data dengan struktur yang kompleks dan 9
ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA dengan jumlah yang besar ini dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan yang jitu. GIS memiliki kemampuan kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut atributnya. Modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah. Dan hampir semua perangkat lunak GIS memiliki Gallery atau pustaka yang menyediakan simbol simbol standard yang sering diperlukan untuk kepentingan produksi peta. Sehingga pengguna tidak harus dengan susah payah membuat sendiri semua simbol simbol yang diperlukan. Sistem ini dirancang untuk membantu kita menentukan lokasi lokasi ideal dimana saja kita dapat mendirikan fasilitas kesehatan di Kota 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras SIG berkembang sangat pesat di era 1990-an. Secara Harafiah Sistem Informasi Geografis atau yang lebih dikenal dengan SIG dapat diartikan sebagai : Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengitregasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. (Puntodewo dkk, 2003). Selain diartikan secara harafiah, terdapat pula pendapat mengenai arti dari SIG menurut pakar SIG, yaitu : 1. Sistem Informasi Geografis (SIG) dikenal luas sebagai tool yang dapat membantu pekerjaan manusia dalam menganalisis atau mengevaluasi informasi yang berkaitan dengan kondisi geografis suatu daerah tertentu. (Paryono, 2003). 2. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah software dari komputer yang menyediakan data spasial yang diambil, disimpan, dianalisa dan ditampilkan (P.A Burrough, 1996). 3. Sistem Informsi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang berbasis komputer untuk memetakkan dan meneliti berbagai hal dan peristiwa yang terjadi di atas bumi. Sistem informasi geografis menginteregasikan database secara umum seperti query dan analisa statistik dengan pemberian gambar atau simbol yang unik.( Environmental Systems Research Institute, Inc). 4. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem komputer yang mampu mengumpulkan, menyimpan, menggerakkan, dan menunjukkan secara geografis dan sebagainya. Dan data diidentifikasikan ke tiap-tiap lokasi ( USGS). 5. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem dalam komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi tentang geografis.( Gunadi dkk, 2002). 6. Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk memenuhi keingintahuan manusia terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan geografis. Masyarakat dapat memanfaatkan semua kemampuan yang dimiliki oleh Sistem Informasi Geografis untuk menjalankan kehidupan ke arah yang lebih baik. (Gunadi dkk, 2002). 7. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif, menarik, dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran dan pendidikan mengenai ide-ide atau konsepkonsep lokasi, ruang, kean dan unsurunsur geografis yang terdapat di permukaan bumi, berikut data-data atribut terkait yang menyertainya (Prahasta, 2002 ). 10
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 2.2. Data Spasial Model data spasial adalah model dunia nyata yang harus diimplementasikan ke dalam basisdata. Dengan model data, implementasi jadi memungkinkan untuk dimanipulasi oleh komputer sehingga hasilnya akan merepresentasikan objek objek dalam dunia nyata ( yang dimanipulasi adalah objek dasar yang memiliki atributt geometri yang sering disebut juga sebagai entitas spasial atau entitas geografi ). Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah konsep raster dan vektor. Di dalam konteks ini data spasial direpresentasikan dalam basisdata sebagai raster atau vektor, untuk menyajikan entitas : 1. Model Data Raster Model data yang menampilkan, menempatkan, dan menyimpann data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel piksel yang membentuk grid. Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. 2. Model Data Vektor Model data yang menampilkan, menempatkan, dan menyimpann data spasial dengan menggunakan titik titik, garis garis atau kurva, atau poligon beserta atribut atributnya. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam pembuatan perancangan sistem analisis penentuan lokasi kesehatan ini mengambil lokasi di Kota Salatigaa dengan menggunakan data spasial Kota Salatiga secara nyata berupa keliling Kota 3.2. Syarat Penentuann Lokasi Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga Untuk menentukan lokasi ideal suatu fasilitas kesehatan Kota Salatiga maka diperlukan 2 ( dua ) parameter untuk menganalisa, antara lain : 1. RUTRK ( Rancangan Umum Tata Ruang Kota ) dengan ketentuan sebagai berikut : 2. 1 Rumah sakit jumlah pendukungnya 12.000 jiwa. 1 Puskesmas jumlah pendukungnya 10.000 jiwa. 1 Apotik jumlah pendukungnya 10.000 jiwa. 1 Praktek dokter jumlah pendukungnya 6.0000 jiwa. Peta Tata Guna Lahan Kota Salatiga 3.3 Analisaa Sistem Dari semua data dan syarat yang terkumpul maka dapat dibuat analisa sistem berupa database sistem yang terdiri dari dua bagian yaitu data tabel yang di dalamnya terdapat tabel jumlah batas wilayah dan data peta Kota Salatiga yang di dalamnya terdapat layer peta desa Salatiga, layer peta batas wilayah, layer peta tata guna lahan dan layer peta jalan Kota Kemudian semua data tersebut akan diolah dan dianalisis oleh program ArcView3.1 yang kemudian akan ditampilkan oleh Visual Basic 6.0 sebagai program interface ke pengguna sehingga akan dihasilkan peta lokasi fasilitass kesehatan tersebut. Gambar 1. Model Data Spasial Raster & Vektor di Dunia Nyata 11
ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Gambar 2. Gambar Analisa Sistem 3.4 Proses Penelitian Penelitiann dilakukan di Kota Salatiga dimana penulis mengambil data data yang diperlukan dalam pembuatan sistem. Data yang diambil antara lain : Peta wilayah Kota Peta batas wilayah Kota Salatiga Peta tata guna lahan Kota Salatiga Dataa jumlah Kota Salatiga Peta jalan raya Kota Salatiga Data data yang diambil akan digunakan dalam menggambar ulang peta Kota Salatiga dan peta tata guna lahan Kota Salatiga dan data jumlah nantinya akan digunakan untuk menganalisa kesesuaian lokasi fasilitas kesehatan. 3.5 Proses Perancangan 3.5.1. Diagram Alir Data (DAD) DAD pada sistem yang dibangun ini terdiri dari : 1. Padaa DAD level 0, menggambarkan konteks 2. pengguna, administrator, dan peta Kota Dari peta Kota Salatiga ini akan di dapat data tata guna lahan untuk penentuan letak fasilitas kesehatan dan kepadatan batas wilayah Kota Salatiga, sedangkan administratorr dapat mengedit peta Kota Salatiga dan kepadatan Kota Salatiga dan pengguna akan mencari dan menemukann lokasi ideal fasilitas kesehatan di Kota Pada DAD level 1, terdiri dari 3 proses, yaitu proses input dan mengedit data kepadatan dan disimpan di Tabel atribut Batas Wilayah serta proses pengeditan peta tata guna lahan untuk lokasi fasilitas kesehatan disimpan di peta tata guna lahan. Kedua proses ini dilakukan oleh administrator. Proses pencarian lokasi fasilitas kesehatan yang ideal dilakukan oleh pengguna. sistem ditinjau dari entitas luar yang berhubungan dengan sistem. Pada diagram tersebut, terdapat tiga entitas luar yaitu 12
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 Gambar 3. DAD Level 0 Gambar 4. DAD Level 1 13
ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA 3.5.2. Proses Analisis Penentuan Lokasi 3.5.2.1. Berdasarkan Tata Guna Lahan dot legend sehingga akan didapat jumlah fasilitas kesehatan yang diijinkan berdiri. Untuk menampilkan lokasi ideal tata guna lahan pada ArcView maka diperlukan View untuk menampung tampilan layer peta lahan yang dibutuhkan dalam bentuk polyline. Gambar 5. Gambar View Analisis Tata Guna Lahan 3.5.2.2. Berdasarkan RUTRK Umum Tata Ruang Kota) (Rancangan Untuk mengetahui jumlah fasilitas kesehatan yang diijinkan berdiri berdasarkan jumlah pendukung setiap fasilitas kesehatan dalam RUTRK maka ditampilkan dalam View untuk menampung layer peta batas wilayah. 3.5.3. Perancangan Tampilan 1. Gambar 7. Gambar Legend Editor Rancangan Halaman Utama. Berisi tentang tiga menu utama dalam sistem analisis ini yaitu menu file yang berisi tentang pengeditan data tabel jumlah, analisis file yang berisi tentang analisis lokasi fasilitas kesehatan di Kota Salatiga dan info file yang berisi tentang sekilas Kota Gambar 6. Gambar View Analisis RUTRK Kemudian kita tampilkan Legend Editor dan kita pilih legend type dengann type dot. Pada density field kita pilih field jumlah pada tabel peta batas wilayah kemudian kita isikan jumlah ketentuann setiap fasilitass kesehatan pada 2. Gambar 8. Rancangan Halaman Utama Rancangan Halaman Analisis. Berisi tentang komponen-komponen analisis dan tampilan hasil analisis antara lain : Komponen Peta. Berisi zoom in, zoom out, pan info, dan hapus info pada peta yang ditampilkan. 14
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 Informasi Peta. Berisi dataa desa dan batas wilayah Kota Layer Peta. Berisi layer peta jalan, layer peta batas wilayah, layer peta tata guna lahan, layer jumlah berdasarkan RUTRK, dan layer hasil analisis Kota Data Peta. Menampilkan peta secara keseluruhan atau secara detail. 4.1.2. Halaman Analisis Pada halaman analisis ini ada ahap-tahap analisis untuk mendapatkan lokasi fasilitas kesehatan ideal, antara lain : Pilih jenis fasilitas kesehatan yang dipilih (Rumah Sakit, Puskesmas, Apotek,Prakter Dokter). Pilih batas wilayah Kota Salatiga (BWI, BWII, Dll). Pilih layer peta yang akan ditampilkan (Jalan, Batas Wilayah). Gambar 9. Rancangan Halaman Analisis 3. Rancangan Halaman Data Desa. Berisi tentang data informasi desa yang terdapat di Kota Gambar 11. Halaman Analisis Sedangkan untuk melihat hasil analisis secara lebih mendetail kita bisa memilih tombol map detail. 4. IMPLEMENTASI 4.1. Implementasi Sistem 4.1.1. Halaman Utama Setelah proses animasi tampilan awal telah selesai maka proses animasi akan ditutup dan tampilan halaman utama akan ditampilkan. Gambar 12. Halaman Map Detail 4.2. Pengujian Sistem Gambar 10. Halaman Utama Pengujiann sistem pada analisis penentuan lokasi fasilitas kesehatan di Kota Salatigaa ini, akan dicoba untuk mencari lokasi fasilitas kesehatan rumah sakit di batas wilayah I. Pertama kita akan lihat jumlah di batas wilayah I yaitu 15
ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA sejumlah 22.541 jiwa. Sedangkan untuk sebuah rumah sakit memiliki ketentuan jumlah pendukung sebesar 12.000 jiwa berdasarkan RUTRK ( Rancangan Umum Tata Ruang Kota ) tahun 1992 sehingga akan didapat bahwa fasilitas rumah sakit di batas wilayah I hanya bisa didirikan 2 rumah sakit saja. Sedangkan analisis berdasarkan tata guna lahan di batas wilayah I terdapat satu lokasi yang didapat dari hasil Query tata guna lahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam batas wilayah I diijinkan untuk berdiri dua rumah sakit tetapi hanya tersedia satu lahan rumah sakit. Untuk pengujian yang kedua kita akan mencari lokasi fasilitas kesehatan rumah sakit di batas wilayah II. Pertama kita akan lihat jumlah di batas wilayah II yaitu sejumlah 20.660 jiwa. Dan menurut ketentuan RUTRK ( Rancangan Umum Tata Ruang Kota ) tahun 1992 dibutuhkan 12.000 jiwa pendukung untuk mendirikan satu rumah sakit, sehingga di dalam batas wilayah II hanya boleh didirikan dua rumah sakit saja. Sedangkan analisis berdasarkan tata guna lahan di batas wilayah II belum tersedia lahan fasilitas rumah sakit yang merupakan hasil Query tata guna lahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam batas wilayah II diijinkan berdiri dua rumah sakit tetapi lahan rumah sakit di batas wilayah II belum tersedia sehingga di batas wilayah II tidak bisa didirikan rumah sakit. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat oleh penulis dalam penelitian ini adalah : Kota Salatiga sehingga dapat memberikan informasi kepada user lokasi ideal dimana saja yang tersedia untuk fasilitas kesehatan di Kota 5.2. Saran Sebaiknya pengupdatetan data pada arcview dapat dilakukan tanpa memanggil program ArcView. DAFTAR PUSTAKA Aronoff, Stanley, Geographic Information System : A Management Perspective, WDL Publications, Ottawa, Canada, 1989. Hidayati, dkk, 2002, Implementasi Metoda GIS Dalam Revisi Rencana Kawasan Permukiman Menggunakan GIS Grass ( Studi Kasus : Kabupaten Mojokerto 2013 ) Prahasta, 2002, Konsep konsep dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika, Bandung Wahyudi, Perancangan dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi Geografis ( Studi Kasus : Sistem Informasi Geografis Kotamadya Kediri ) Prahasta, 2002, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView, Informatika, Bandung 1. Dengan menggunakan analisis spasial maka hanya memerlukan ruang atau tempat penyimpanan yang lebih sedikit di komputer dan satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengandung banyak atribut sehingga banyak peta tematik yang dapat dihasilkan serta memiliki batas batas yang teliti, tegas, dan jelas. 2. Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk mengimplementasikan analisis spasial dalam penentuan lokasi fasilitas kesehatan di 16