EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
H.9. [Krismianto, S.Si ; Edy Maryadi, ST ; Ir.Halimurrahman, MT ;

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Informasi Kanal Sadewa 3.0. Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2012

LAMPIRAN III LAPORAN FORM A, B, C DAN D

MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH DAN NASIONAL DALAM PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU BERBASIS DATA SATELIT

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK ANALISIS POTENSI BANJIR. Indah Prasasti*, Parwati*, M. Rokhis Khomarudin* Pusfatja, LAPAN

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

Proof of Concept Platform SPBP Sebagai Layanan Penyajian Data Penginderaan Jauh yang Cepat dan Mudah Untuk Seluruh Pemerintahan Provinsi

Sistem Pengolahan Data NOAA dan METOP

I.148 PEMBANGUNAN STASIUN PEMANTAU CUACA UNTUK MENDUKUNG PUSAT DATA PENGELOLAAN LINGKUNGAN. Devi Munandar, S.Kom

LAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

INTERPRETASI MIKROGRAVITY ANTAR WAKTU SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPREDIKSI (PREKURSOR) TERJADINYA GEMPABUMI (Studi Kasus : Sesar Cimandiri Jawa Barat)

PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGI PEMANFAATAN INFORMASI KEBAKARAN HUTAN/LAHAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

B. KOMPONEN LAPORAN AKHIR Sesuai dengan dokumen Panduan Insentif PKPP 2012, Laporan akhir PKPP 2012 terdiri dari beberapa komponen yaitu :

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PKPP RISTEK TA. 2012

KERANGKA UMUM WORKSHOP EVALUASI

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP

[ PTLWB - BPP Teknologi ] 2012

IDENTIFIKASI PERUBAHAN DISTRIBUSI CURAH HUJAN DI INDONESIA AKIBAT DARI PENGARUH PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

SISTEM DISEMINASI INFORMASI WRS CLIENT DVB DI SUMATERA BARAT DALAM PERINGATAN DINI BENCANA ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROPOSAL BIMBINGAN TEKNIS PEMANFAATAN INFORMASI ZPPI BERBASIS DATA PENGINDERAAN JAUH

IMPLEMENTASI SISTEM JARINGAN WIRELESS SURVEILLANCE UNTUK PEMANTAUAN DAERAH WISATA NASIONAL PULAU KOMODO

Peneliti: Bambang Trisakti, Nana Suwargana, I Made Parsa, Tatik Kartika, Sri Harini

Proof of Concept 2016 LAPAN Fire Hotspot: Sistem Peringatan Dini Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Berbasis Web Dan Android

ANALISIS PERTUMBUHAN, PERGERAKAN, DAN INTENSITAS SIKLON TROPIS MARCIA BERBASIS DATA SATELIT MTSAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi.

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus Tanggal Maret 2018)

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit

Prinsip Interkoneksi Informasi Dalam Penanganan Bencana Banjir* Dicky R. Munaf ** Abstract

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

[I.209] [PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI E-MONITORING DATA KUALITAS DAN KAPASITAS SUMBER AIR UNTUK SUMUR RESAPAN]

Insentif Peningkatan Kemampuan Penelitian Dan Perekayasa Th. 2012

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Analisis Kondisi Atmosfer Pada Saat Kejadian Banjir Bandang Tanggal 2 Mei 2015 Di Wilayah Kediri Nusa Tenggara Barat

LAPORAN KEMAJUAN (sd MEI 2012)

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

VARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL HUJAN KONVEKTIF DI PULAU JAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT GMS-6 (MTSAT-1R) YETTI KUSUMAYANTI

Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT LAMPUNG (Studi Kasus Tanggal 11 Oktober 2017)

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH BANGLI, BULELENG DAN TABANAN TANGGAL 09 FEBRUARI 2017

4 BAB IV HASIL DAN ANALISA

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN WILAYAH PEMUKIMAN WARGA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DI KOTA TANGERANG YANG TERKENA DAMPAK BANJIR

LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN UNTUK MONITORING INTERNAL - LIPI PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (PKPP) TAHUN 2012

TOR (Term Of Reference) KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS DAN KOORDINASI KE-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 2012

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PEMBANGUNAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM MELALUI PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

IDENTIFIKASI SEBARAN ASAP MELALUI METODE RGB CITRA SATELIT HIMAWARI 8 (KASUS: KEBAKARAN HUTAN DI SUMATERA DAN KALIMANTAN 15 SEPTEMBER 2015)

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VERIFIKASI MODEL ATMOSFER WILAYAH TERBATAS DALAM SIMULASI CURAH HUJAN

TINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016

ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KECAMATAN PALAS LAMPUNG SELATAN (Studi Kasus Tanggal 27 September 2017)

ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI DUSUN WAYARENG DESA MULYOSARI KEC.BUMI AGUNG KAB. LAMPUNG TIMUR (Studi Kasus Tanggal 18 Februari 2018)

FORM D FORM (EVALUASI HASIL KEGIATAN)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi suara atau pesan saja. Seiring perkembangan zaman, mobile phone

BAB I PENDAHULUAN. bencana yang terjadi, khususnya banjir yang terjadi dengan sendirinya

Rencana Strategis BMKG Tahun

LAPORAN KEMAJUAN TAHAP II PROGRAM INSENTIF PKPP KAJIAN PENGELOLAAN HARA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERBASIS EFISIENSI PEMUPUKAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Revisi ke : 06 Tanggal : 9 Oktober 2014

LAPORAN KEMAJUAN INSENTIF RISET

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

Monitoring dan Pemetaan UMKM Sektor Informal Kota Malang Berbasis Sistem Informasi Geografis

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Stasiun Meteorologi kelas III Nangapinoh-Melawi,Kalimantan Barat 2

BAB I PENDAHULUAN I-1

LAPAN [ SIDa H.7] PENGEMBANGAN PROTOTIPE KLASTER PERAGAAN HANDS-ON INTERAKTIF BIDANG ANTARIKSA UNTUK SCIENCE CENTER PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH SLEMAN UNTUK MITIGASI BENCANA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI UAV

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan laporan.

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

ANALISA DAERAH POTENSI BANJIR DI PULAU SUMATERA, JAWA DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN CITRA AVHRR/NOAA-16

EXECUTIVE SUMMARY Rancang Bangun Sistem Redaman Akustik Dan Getaran Struktur Plat Dek Untuk Kenyamanan Penumpang Kapal PKPP 26 (F.1.

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DI PROPINSI BANTEN TANGGAL 24 NOPEMBER 2008

STASIUN METEOROLOGI PATTIMURA AMBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. surakarta. Banjir dapat terjadi akibat volume air yang berada di sungai

Transkripsi:

EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL PENELITI UTAMA ANGGOTA LOKUS KEGIATAN BIDANG FOKUS JENIS INSENTIF PRODUK TARGET INSTANSI PENGUSUL PENGEMBANGAN KAPASITAS DAERAH DI JAWA DENGAN SISTEM INFORMASI LIPUTAN AWAN BERBASIS MOBILE PHONE KRISMIANTO, S.Si EDY MARYADI, ST IR. HALIMURRAHMAN, MT IR. MUZIRWAN, M.KOM DRS. SAFRUDIN PULAU JAWA KORIDOR MP3EI : JAWA-PENDORONG INDUSTRI DAN JASA NASIONAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA: PROTOTYPE TEKNOLOGI PROTOTYPE TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS PERANGKAT MOBILE (5.02.03) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) i

PENGEMBANGAN KAPASITAS DAERAH DI JAWA DENGAN SISTEM INFORMASI LIPUTAN AWAN BERBASIS MOBILE PHONE Krismianto, Edy Maryadi, Halimurrahman, Muzirwan, Safrudin Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim-LAPAN, Jl.Dr.Junjunan 133, Bandung, 40173 Telp. (022)6037445, 6012602; Fax. (022)6037443 Email : krismianto.lapan@gmail.com Executive Summary Salah satu fokus bidang prioritas pembangunan IPTEK 2009-2014 adalah teknologi komunikasi dan informasi. Terkait dengan hal tersebut serta berdasarkan sasaran kegiatan Bidang Teknologi Atmosfer, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, LAPAN tahun 2012 tentang pengembangan perangkat untuk mendukung layanan publik khususnya layanan informasi online parameter atmosfer maka dilakukan kegiatan pembangunan prototype sistem aplikasi berbasis mobile phone untuk memantau liputan awan berpotensi hujan. Indonesia merupakan wilayah yang rentan terhadap kejadian bencana alam terkait dengan hujan ekstrem seperti banjir dan tanah longsor. Kejadian bencana tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kegiatan masyarakat, dunia usaha dan pemerintahan serta dapat menimbulkan kerugian terhadap harta benda dan infrastruktur, bahkan korban cedera dan hilangnya jiwa manusia. Di Indonesia, curah hujan merupakan unsur unsure iklim yang sangat besar keragamannya baik menurut waktu maupun tempat sehingga pengukuran curah hujan dalam areal yang luas di wilayah Indonesia merupakan kebutuhan yang sangat nyata. Pengukuran curah hujan di daratan menggunakan penakar hujan hanya mencakup area yang kecil dari keseluruhan belahan dunia yaitu kurang dari 10 %. Kemajuan dalam bidang teknologi satelit, sensor, serta teknologi informasi telah memungkinkan pengembangan sistem informasi cuaca berbasis beberapa teknologi tersebut. Pemanfaatan dari satelit penginderaan jauh memberikan beberapa keuntungan, antara lain dapat memonitor wilayah yang luas secara bersamaan, seragam, near real time dan terus-menerus, termasuk 1

wilayah-wilayah yang terpencil yang sangat sulit untuk diakses. Informasi curah hujan yang near real time sangat diperlukan dalam peringatan dini berbagai bencana yang dipicu oleh curah hujan. Informasi terjadinya hujan terkait erat ditandai dengan kondisi awan yang tebal sehingga pemantauan awan dapat dijadikan alternatif untuk memprediksi kemungkinan terjadinya hujan. Salah satu jenis satelit yang bisa digunakan untuk memantau kondisi awan secara near realtime adalah satelit MTSAT (Multi-functional Transport Satellite). Satelit tersebut merupakan salah satu jenis satelit cuaca yang dikelola oleh JMA (Japan Meteorological Agency), Jepang. MTSAT sangat berguna untuk pengamatan keadaan awan di atas permukaan bumi. Data liputan awan di permukaan bumi secara near real time akan di dikirim ke Ground Satellite Receiver MTSAT. Salah satu Ground Satellite Receiver MTSAT yang ada di Indonesia dikelola oleh Bidang Teknologi Atmosfer, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Lembaga Penerbangan dan antariksa Nasional (LAPAN). Dengan telah dimilikinya Ground Satellite Receiver MTSAT tersebut maka pemantauan liputan awan sudah bisa dilakukan secara near realtime. Meskipun demikian pemantauan liputan awan untuk wilayah tertentu secara jelas hanya bisa dilakukan melalui komputer server ataupun melalui komputer lain yang sudah memiliki akses. Sebetulnya pemantauan awan sudah dapat dilakukan melalui komputer ataupun mobile phone yang sudah terhubung dengan internet namun informasi yang tersaji masih umum dan untuk wilayah yang masih umum juga karena yang diakses merupakan alamat website, bukan halaman khusus pemantauan liputan awan sehingga untuk mengetahui liputan awan di lokasi tertentu masih terdapat kendala. Dengan demikian, informasi data liputan awan belum bisa dimanfaatkan secara optimal kapanpun dan dimanapun kita berada padahal kadang kala data tersebut sangatlah penting untuk diketahui dengan jelas dan segera. Kendala tersebutlah yang menjadi dasar dari penelitian ini untuk membuat sebuah aplikasi berbasis mobile phone yang dapat mengakses data liptan awan disekitar pengguna secara jelas dan near realtime. Aplikasi ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat umum karena pengguna dapat mengakses data liputan awan 2

disekitar pengguna secara near realtime sehingga dapat lebih mengantisipasi datangnya kejadian cuaca buruk. Maksud kegiatan litbangyasa ini adalah untuk menyediakan informasi liputan awan secara near realtime yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Sedangkan tujuan dari kegiatan litbangyasa ini adalah Membuat sebuah prototype aplikasi berbasis mobile phone yang dapat mengakses data liputan awan secara near realtime sehingga masyarakat umum dapat langsung memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memantau kondisi liputan awan di sekitarnya secara near realtime. Lokasi khusus dari kegiatan litbangyasa ini adalah Pulau Jawa dengan fokus kegiatannya adalah membuat prototype sistem penyebaran informasi liputan awan berpotensi hujan melalui media mobile phone serta mensosialisasikannya ke masyarakat umum sehingga hasil litbangyasa yang telah dihasilkan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk mengantisipasi datangnya cuaca buruk. Bentuk dari kegiatan ini adalah mencari formulasi untuk mengolah data MTSAT menjadi data liputan awan yang berpotensi menghasilkan hujan serta menerapkannya ke dalam sistem otomatis pengolah data satelit MTSAT kemudian setelah itu dilakukan pembuatan sistem penyebaran informasi liputan awan berpotensi hujan melalui media mobile phone serta mensosialisasikannya ke masyarakat umum. Sosialisasi ke masyarakat umum dilakukan dengan cara diseminasi maupun pameran. Kegiatan ini juga menghasilkan beberapa makalah yang siap terbit. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam dua tahapan besar, yang pertama adalah tahapan pembuatan sistem dan yang kedua adalah tahapan sosialisasi. Untuk tahapan pembuatan sistem kita bagi lagi dalam 2 kegiatan yaitu pembuatan formulasi untuk mengolah data MTSAT menjadi data liputan awan yang berpotensi menghasilkan hujan serta menerapkannya ke dalam sistem otomatis pengolahan data dan pembuatan aplikasi sistem informasi liputan awan berbasis mobile phone. Untuk kegiatan formulasi dan pembuatan sistem otomatis pengolahan data dilakukan dalam waktu 2 bulan (Februari dan Maret). Sedangkan untuk kegiatan pembuatan aplikasinya dilakukan dalam waktu 3 bulan (April, Mei, dan Juni). Untuk tahapan yang kedua yaitu sosialisasi 3

dilakukan dari bulan Juni hingga September. Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam 2 tahap, yang pertama adalah tahap pengenalan dengan pemerintah daerah terkait dan yang ke dua adalah sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan cara diseminasi maupun pameran. Sosialisasi berupa diseminasi telah dilakukan di Kabupaten Sukabumi pada tanggal 19 Juni 2012 dengan bekerjasama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sukabumi sedangkan yang berupa pameran telah dilakukan di Kabupaten Sumenep pada tanggal 2 sampai dengan 4 Juli 2012 dengan bekerjasama dengan BLH (Badan Lingkungan Hidup) Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu, hasil kegiatan ini juga ikut dalam kegiatan pameran Hateknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional) ke-17 di Sabuga pada tanggal 8 Agustus 2012. Selain dua tahapan besar yang telah dilakukan, kegiatan ini juga menghasilkan beberapa makalah yang siap terbit. Satu makalah yang berjudul Identifikasi Jenis Awan Pada Malam Hari Berbasis Data Satelit MTSAT Kanal IR1 Dan IR3 telah dikirimkan untuk diterbitkan di Prosiding Seminar Nasional Fisika 2012 LIPI dan satu lagi yang berjudul Identifikasi Pengaruh Posisi Matahari Terhadap Data Albedo Awan Hasil Pengamatan Satelit MTSAT telah dikirimkan untuk diterbitkan dalam bagian dari buku bunga rampai yang akan diterbitkan oleh LAPAN. Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat beberapa kendala-kendala meskipun kendala tersebut sudah dapat diatasi. Salah satu kendala terbesar adalah pada saat sosialisasi. Sosialisasi membutuhkan dana yang besar sehingga sulit untuk dilaksanakan. Untuk mengatasi kendala tersebut digunakan strategi kerjasama dengan program PKPP lainnya yang topiknya masih terkait dengan kegiatan yang dilakukan sehingga pendanaan sosialisasi jadi lebih ringan. Rencana total anggaran untuk program kegiatan litbangyasa ini adalah Rp. 250.000.000,- dengan perencanaan alokasi anggaran sebagai berikut, Untuk gaji/upah sebesar Rp. 150.000.000,- (60%), belanja bahan Rp. 34.600.000,- (13,84%), belanja perjalanan Rp. 43.980.000,- (17,59%), dan belanja lain-lain Rp. 21.420.000,- (8,57%). Mekanisme pengelolaan anggaran diberikan pertermin sebanyak tiga kali, yaitu termin pertama sebesar 30%, termin ke dua sebesar 50%, dan termin ke tiga sebesar 20%. Kendala utama dalam pengelolaan 4

anggaran adalah masalah sistem pencairan dana. Harus dilakukan kegiatannya dulu baru dana bisa cair. Untuk mengatasi hal tersebut kami menggunakan strategi dengan menggunakan gaji/upah terlebih dahulu untuk mencukupi kebutuhan sosialisasi, perjalanan dinas, dan pembelian bahan. Dalam kegiatan litbangyasa ini dihasilkan dua macam aset, yaitu aset berupa fisik dan aset berupa perangkat lunak. Aset yang berupa fisik akan diserahkan ke LAPAN untuk kegiatan pengembangan selanjutnya. Sedangkan aset yang berupa perangkat lunak akan diupload kedalam website dan bisa didownload oleh masyarakat umum untuk agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Target kinerja kegiatan ini adalah dihasilkannya sebuah sistem informasi liputan awan berbasis mobile phone serta mensosialisasikannya ke masyarakat umum sehingga hasil litbangyasanya tersebut dapat langsung dirasakan manfaatnya. Untuk pencapaian target kinerja maka digunakan strategi dengan membagi pelaksanaan kegiatan ini menjadi dua tahapan besar, yang pertama adalah tahapan pembuatan sistem dan yang kedua adalah tahapan sosialisasi. Untuk tahapan pembuatan sistem kita bagi lagi dalam dua kegiatan yaitu pembuatan pengolah data MTSAT menjadi data liputan awan yang berpotensi menghasilkan hujan serta menerapkannya ke dalam sistem otomatis pengolahan data dan pembuatan aplikasi sistem informasi liputan awan berbasis mobile phone. Untuk kegiatan pengolahan data dan pembuatan sistem otomatisnya dilakukan dalam waktu dua bulan (Februari dan Maret). Sedangkan untuk kegiatan pembuatan aplikasinya dilakukan dalam waktu tiga bulan (April, Mei, dan Juni). Untuk tahapan yang kedua yaitu sosialisasi dilakukan dari bulan Juni hingga September. Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam dua tahap, yang pertama adalah tahap pengenalan dengan pemerintah daerah terkait dan yang ke dua adalah sosialisasi. Data utama yang digunakan dalam kegiatan ini adalah data MTSAT kanal IR1. Data tersebut dapat dikonversi menjadi data suhu puncak awan. Suhu puncak awan ditampilkan dalam bentuk indeks dimana indeks yang dicari tersebut mmenggunakan batas 255 sehingga indeks dapat dicari menggunakan rumus 255 dikurangi suhu puncak awan. Kawasan yang akan dipantau kondisi liputan awannya adalah kawasan diatas Pulau Jawa. 5

Output dari kegiatan litbangyasa ini berupa prototype sistem aplikasi berbasis mobile phone untuk memantau liputan awan di wilayah Pulau Jawa. Untuk kedepannya, hasil kegiatan litbangyasa ini sangat berpotensi di kembangkan untuk wilayah di luar Pulau Jawa karena data yang digunakan adalah data satelit. Selain itu, agar aplikasi ini dapat lebih dikenal dan dapat lebih dimanfaatkan oleh masyarakat umum maka perlu dilakukan kegiatan sosialisasisosialisasi lebih lanjut. Dalam kaitannya dengan sinergi koordinasi, dilakukan kerjasama dengan instansi yang terkait topik kegiatan. Kerjasama dilakukan dengan cara mensosialisasikan kegiatan litbangyasa yang telah dilakukan. Sosialisasi dilakukan dengan dua cara yaitu dengan diseminasi dan pameran. Indikator keberhasilan sinergi dalam kegiatan litbangyasa ini adalah telah dilakukannya kegiatan sosialisasi dengan bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Sukabumi dan BPBD Kabupaten Bogor. Kerjasama telah dilakukan dan hasil dari kegiatan litbangyasa telah tersosialisasikan melalui kegiatan diseminasi yang telah dilakukan. Selain itu, hasil litbangyasa ini juga telah tersosialisasikan di Kabupaten Sumenep melalui kegiatan pameran dengan bekerjasama dengan BLH Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Strategi pemanfaatan hasil yang dilakukan adalah dengan bekerjasama dengan instansi yang terkait dengan hasil litbangyasa yang telah dilakukan. Kerjasama yang dilakukan berupa koordinasi untuk sosialisasi kegiatan litbangyasa yang telah dilakukan. Indikator keberhasilan dari pemanfaatan hasil litbangyasa yang telah dilakukan adalah dimanfaatkannya aplikasi pemantau liputan awan yang telah dibuat oleh masyarakat umum. Saat ini aplikasi telah dibuat dan telah disosialisasikan dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah terkait. Prototype dari sistem pemantau liputan awan berbasis mobile phone yang telah dibuat dapat mengakses data liputan awan secara near realtime. Data yang diakses tersebut sudah ter-overlay-kan dengan googlemap sehingga pengguna dapat dengan mudah mengenali wilayah-wilayah yang tertutup liputan awan. Aplikasi dalam prototype yang telah dibuat telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap seperti zoom in, zoom 6

out, refresh, cari lokasi, dan keterangan gambar. Selain itu, fasilitas GPS (Global Positioning System) dan pencarian BTS (Base Transceiver Station) terdekat juga sudah dimanfaatkan dalam aplikasi sehingga lokasi awal yang muncul adalah lokasi di sekitar pengguna. Prinsip kerja dari aplikasi dalam prototype sistem informasi liputan awan yang telah dibuat adalah ketika aplikasi dijalankan maka akan langsung muncul data spasial liputan awan yang telah teroverlay dengan googlemap. Lokasi titik tengah awal merupakan lokasi dimana pengguna sedang berada saat itu (jika mobile phone dilengkapi dengan GPS yang aktif) atau lokasi BTS terdekat (jika mobile phone tidak dilengkapi dengan GPS yang aktif). Aplikasi yang dibuat juga sangat interaktif sehingga pengguna dapat melakukan zoom in atau zoom out ataupun mencari kondisi liputan awan dilokasi lain dengan cara menggeser-geserkan peta atau dengan memanfaatkan fasilitas pencariannya. Saat ini hanya mobile phone yang memiliki operasi sistem berbasis android saja yang dapat diinstall dengan aplikasi yang telah dibuat. Selain harus beroperasi sistem android, mobile phone juga harus terhubung dengan internet. Aplikasi dapat di download di alamat http://60.253.114.151/silaw/. Untuk yang menggunakan mobile phone selain beroperasi android masih dapat mengakses data liputan awan namun tidak dapat memanfaatkan fasilitas GPS atau BTS terdekat sehingga titik awal bukan di lokasi pengguna namun lokasi yang telah ditentukaan, dalam hal ini telah di seting Bandung sebagai titik tengah awalnya. Untuk mengaksesnya cukup menggunakan browser internet yang ada di mobile phone dan mengakses internet ke alamat http://60.253.114.151/silaw/silaw.php. Saran dari kegiatan ini adalah perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut ke daerah-daerah lainnya sehingga hasil litbangyasa yang berupa aplikasi prototype pemantau liputan awan berbasis mobile phone ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lebih luas lagi. Selain itu, formulasi untuk mendapatkan data liputan awan berpotensi hujan juga perlu dikembangkan lagi, sehingga lebih akurat hasilnya. Aplikasi prototype pemantau liputan awan berbasis mobile phone ini dapat dikembangkan untuk wilayah diluar Pulau jawa. 7