BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi

BAB V PENUTUP. Pelaksanaan pengawasan diantaranya: b. Tindak lanjut hasil pengawasan sangat diperlukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI CV SUJIWO KUSUMA KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan mengelola sumber daya manusia yang baik merupakan suatu langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

Kata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna,berkualitas. peranan pegawai negeri adalah unsur aparatur negara untuk

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai

MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. perusahaan akan berkembang bila kinerja perusahaan tersebut bagus, dan untuk

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH NON PNS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan juga merupakan salah satu faktor dalam

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Malang. merupakan instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan yang berada dibawah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 47 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. adanya para karyawan yang memiliki kedisiplinan yang baik sebagai unsur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

PENGARUH PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP KEDISIPLINAN KARYAWAN DI SMK MUHAMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan munculnya beberapa permasalahan nyata yang menyebabkan banyak

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang direncanakan dan dilakukan dalam sebuah pemerintahan negara yang diatur dan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8 Th 1999, pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa organisasi pemerintah merupakan suatu alat yang penting untuk mencapai tujuan pembangunan suatu pemerintahan negara yang berdampak pada rakyatnya. Fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja dengan cara memberdayakan keberadaan pegawai pemerintah sebagai tenaga kerja organisasi pemerintah untuk melakukan aktivitas sebagaimana kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pemerintahan tersebut. Menurut UU No.43 th 1999 pengertian pegawai pemerintah atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam peraturan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam satu jabatan negeri atau disertai tugas negara lainnya dan akan ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Pegawai negeri tidak hanya menjalankan fungsi pemerintahan, tetapi juga harus mampu menggerakkan dan memperlancar pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak. 1

2 Usaha pemerintah untuk mendayagunakan pegawai negeri terus-menerus dilakukan, seperti pengaturan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan PNS yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan ketrampilan, serta memupuk kegairahan kerja. Hal tersebut sesuai dengan UU No.43 th 1999 yang menyebutkan bahwa pembinaan pegawai negeri sipil dilakukan dengan sebaik-baiknya, atas dasar sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. PNS diberikan peluang untuk meningkatkan kemampuannya secara profesional. Tayibnapis (2000) menyebutkan bahwa peranan sumber daya pegawai negeri sipil dalam organisasi pemerintah sangat penting karena berfungsi sebagai penunjang kelancaran kerja dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi, maka segala macam permasalahan yang menyangkut sumber daya pegawai negeri sipil yang berada dalam organisasi pemerintah harus selalu diperhatikan. Fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yaitu banyak ditemukan pegawai negeri sipil dinilai belum memenuhi efektivitas kerja yang diharapkan oleh pemerintah. Inspektur Inspektorat Daerah Klaten, Eko Medisukasto mengatakan, dari hasil pengawasan di lapangan, masih ditemukan PNS yang masih belum maksimal kinerjanya di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah. PNS yang di kantor hanya sekedar menghabiskan jam kerja tanpa mengerjakan tugasnya. Inspektorat menemukan kecenderungan PNS yang efektivitasnya mulai menurun (Jawa Pos, 18-2-2011). Budi Soeharto (Jawa Pos, 30-12-2010) selaku sekertaris daerah kota Solo mengungkapkan bahwa fakta kinerja pelayanan publik oleh aparat birokrasi Pemkot

3 Solo masih jauh dari memuaskan yang menjadi hambatan realisasi program pemerintah secara optimal. Secara konseptual hambatan-hambatan itu dapat bersumber dari pegawai sendiri dalam pencapaian efektivitas yang meliputi kedisiplinan pegawai tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal di atas diperkuat oleh data Pemkot Solo yang mengatakan 50 % PNS dari 10.500 PNS di kota Solo dinilai kurang disiplin, sehingga hal tersebut menghambat dalam pencapaian program pemerintah (Jawa Pos, 24-1- 2011).. Tayibnapis (2000) mengatakan bahwa untuk mengatasi segala macam permasalahan sumber daya PNS tersebut, harus dapat dicari suatu jalan yang terbaik bagi para pegawai negeri sipil dan instansi pemerintah tempat pegawai tersebut bekerja, sebab jika masalah kedisiplinan dan pengawasan ini berlarut-larut, dan tidak terselesaikan maka akan menyebabkan pegawai tidak taat pada peraturan, malas bekerja, mangkir, membolos kerja, dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya, kurang dapat bekerja sama dengan instansi, bahkan keluar dari pekerjaan tersebut. Hal ini secara tidak langsung dapat menyebabkan turunnya efektivitas kerja pegawai secara relatif. Siagian (1994) menyebutkan bahwa efektivitas kerja merupakan suatu gambaran keberhasilan pekerjaan dari para pekerja dalam melaksanakan tugastugasnya. Adapun tugas-tugas itu diadakan untuk pencapaian tujuan organisasi dimana individu bekerja di dalamnya. Seperti juga pendapat Gibson, dkk(1996) yang

4 mengungkapkan bahwa efektivitas kerja adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama. Menurut Widjanarto (1997) efektivitas adalah suatu usaha untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu dengan benar dan tepat waktu. Pegawai dengan efektivitas kerja yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan organisasi dan taat pada peraturan perusahaan, sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, dan sikap kerja yang positif. Dengan demikian efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi akan tercapai dengan baik. Pencapaian tujuan organisasi yang maksimal, maka efektivitas kerja pegawai harus tinggi (As ad 1998). Siagian (1994) mengatakan faktor- faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah pendidikan, motivasi, dan disiplin kerja. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Gibson,dkk (1996) yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja mencakup kemampuan, keahlian, pengetahuan, sikap, motivasi, dan disiplin kerja. Perilaku individu dalam organisasi menunjukkan bahwa kerja merupakan salah satu faktor penting mencapai efektivitas. Menurut PP.No.53Th 2010, pasal 1, ayat 1 menjelaskan disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar, dijatuhi hukuman disiplin. Siagian (1994), secara spesifik memberikan pengertian disiplin kerja yaitu suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap semua peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, serta sanggup menjalankan dan

5 tidak mengelak akan menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.. Pengertian kedisiplinan dalam arti sempit dan arti luas menurut Nitisemitto (1992), dalam arti sempit dikatakan bahwa kedisiplinan adalah bilamana pegawai tersebut jarang absen dan datang tepat waktu. Arti luas kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi. Adapun Moenir (1994) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah usaha yang dilakukan untuk keadaan dari suatu lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna mengenai sistem pengaturan yang tepat. Jadi disiplin ini dikaitkan dengan bagaimana seorang pegawai mentaati peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam melaksanakan tugas sebagai suatu proses knierja dari individu. Disiplin kerja pegawai negeri sipil yang diterapkan oleh organisasi mempunyai tujuan yang baik bagi kemajuan organisasi pemerintah itu sendiri. Penerapan disiplin kerja harus memperhatikan prinsip-prinsip disiplin kerja yang baik. Nitisemitto (2000) mengatakan dengan disiplin kerja yang tinggi pegawai akan memiliki rasa bertanggung jawab terhadap segala aspek pekerjaannya, menunjukkan sikap dan perilaku yang positif, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Hal ini dimaksudkan agar pegawai mengetahui bagaimana prinsip disiplin kerja yang sehat, dan diharapkan dalam pelaksanaan pekerjaan diselaraskan dengan ketentuan peraturan yang ada, agar pegawai cenderung mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang menghambat tercapainya efektivitas kerja.

6 Apakah PNS yang memiliki kesadaran pelaksanaan disiplin kerja yang tinggi dapat diharapkan akan semakin tinggi pula efektivitas kerjanya? Oleh karena itu penulis berniat mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Disiplin Kerja Dengan Efektifitas Kerja Pegawai Negeri Sipil. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan pemikiran yang telah penulis uraikan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan efektivitas kerja pada pegawai negeri sipil. 2. Untuk mengetahui sejauhmana peran disiplin kerja terhadap efektivitas kerja. 3. Tingkat disiplin kerja dan efektivitas kerja C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis: Untuk memberikan kontribusi bagi ilmuwan, dalam pengembangan ilmu dibidang psikologi pada umumnya dan dibidang psikologi industri pada khususnya. 2. Manfaat praktis: Apabila hipotesis penelitian terbukti, meka diharapkan memberikan manfaat dalam pemahaman mengenai hubungan antara disiplin kerja dengan efektivitas kerja pegawai negeri sipil.

7 a. Bagi pimpinan: Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pimpinan sebagai bahan info dalam usaha peningkatan efektivitas kerja pegawai melalui peningkatan disiplin kerja. b. Bagi pegawai negeri sipil: Diharapkan penelitian ini dapat memberikan info dan masukan untuk pegawai, agar dapat mengurangi terjadinya permasalahan disiplin kerja dalam upaya pencapaian efektivitas kerja di kantor.. c. Bagi pemerintah daerah : Hasil penelitian ini diharapakan akan memberikan suatu info dan kajian mengenai disiplin kerja terhadap efektivitas kerja pegawai negeri sipil. Dan diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat bagi pegawai maupun instansi terhadap masalah yang terjadi.