Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil data suvei dan analisis yang dilakukan pada lahan parkir

3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

BAB III LANDASAN TEORI

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam.

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS JURNAL TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

PENGANTAR TRANSPORTASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

ANALISIS LALU LINTAS AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA) TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FASILITAS PARKIR DAN AKSESIBILITAS OBJEK WISATA GOA GONG, PACITAN

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km s.d km )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EVALUASI PELAYANAN PARKIR DI JALAN SAMANHUDI KOTA GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN

KAJIAN ANALISIS TINGKAT LAYAN PENGARUH POLISI TIDUR DI JALAN BABARSARI YOGYAKARTA

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KAPASITAS JALAN DAN KECEPATAN KENDARAAN DI JALAN A.M. SANGAJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

ANALISIS PARKIR PADA BADAN JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir

KAJIAN PENGARUH KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN HOS COKROAMINOTO ( PASAR PAHING ) KOTA KEDIRI LUCIA DESTI KRISNAWATI, ST,MM *) Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

KAJIAN KEBERADAAN RUANG PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KEBUTUHAN PARKIR DAN KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS KLINIK CEMPAKA LIMA, KOTA BANDA ACEH) (066T)

KAJIAN KEBERADAAN RUANG PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KEBUTUHAN PARKIR DAN KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS KLINIK CEMPAKA LIMA, KOTA BANDA ACEH) (066T)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

Karakteristik Parkir di Rumah Sakit Kostati Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

PENGARUH PARKIR DIBADAN JANAN TERHADAP LALULINTAS DAN SOLUSINYA DI RUAS JALAN DR.RAJIMAN SURAKARTA (174T)

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 KAJIAN ANALISIS FASILITAS LAHAN PARKIR GEDUNG GALLERY SENI BUDAYA DAN PENGARUH PARKIR BAGI LALU LINTAS DI JALAN PERKAPALAN ALUN-ALUN UTARA KERATON JOGJAKARTA Y. Hendra Suryadharma Dosen Program Studi Teknik Sipil,Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta surya@mail.uajy.ac.id ABSTRAK Dengan adanya Gedung Gallery Seni Budaya di Jalan Pekapalan, di Alun-Alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang merupakan suatu sarana perasarana untuk mengapresiasi dan menampilan seni budaya daerah yang sudah ada atau yang akan dikembangkan. Kemungkinan banyak pengunjung yang ingin melihat pameran atau kegiatan lainnya yang akan diadakan di Gedung Gallery Seni Budaya ini. Akar permasalahan yang akan timbul apakah pengunjung yang membawa kendaraan dan parkir dapat ditampung oleh kapasitasnya parkir yang tersedia dari lahan parkir Gedung Galleri Seni Budaya. Demikian juga, efek kendaraan yang akan masuk dan keluar dari lahan parkir Gedung Gallery Seni Budaya akan mempengaruhi terhadap kelancaran lalu lintas di Jalan Pekapalan. Hasil penelitian studi menginformasikan: tingkat turnover terbesar untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pk 12.00-13.00 dengan nilai turnover sebesar 0,72 dan untuk mobil tingkat turnover terbesar terjadi pada hari Senin pk 06.45-07.45 dan Sabtu pk 12.00-13.00 dengan nilai turnover sebesar 0,22. Indeks parkir untuk sepeda motor nilainya 55,56 % pada hari Senin pk 12.00-13.00. Untuk mobil nilainya 21,74 % pada hari Senin pk 12.00-13.00. Kapasitas di lahan parkir yang telah disediakan untuk parkir sepeda motor adalah sebesar 18 kendaraan dengan luas 21,42 m², sedangkan kapasitas untuk parkir mobil adalah sebesar 23 kendaraan dengan luas 287,5 m². Berdasarkan hasil survei, akumulasi puncak untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pukul 12.00-13.00 dengan jumlah sepeda motor sebanyak 10 kendaraan( perlu luas parkir 11,9 m 2 ). Sedangkan untuk mobil terjadi pada hari Senin pk 12.00-13.00 dengan jumlah mobil sebanyak 5 kendaraan (perlu luas parkir 43,75 m 2 ). Berarti Kapasitas parkir yang tersedia dapat melayani kebutuhan parkir yang ada. Derajad jenuh Jalan Perkapalan didapat nilai sebesar 0,302. Nilai ini masih di bawah batas yang ditentukan sebesar 0,75. Supply Jalan Jalan Pekapalan masih sangat memadai dalam melayani kelancaran lalu lintas. Volume lalu lintas maksimum di Jalan Pekapalan Q = 936.6 smp/jam, terjadi pagi hari pukul 06.45-07.45 di ruas jalan sebelah Selatan. Volume jam puncak Q = 936,6 smp/jam masih termasuk kategori tingkat pelayanan (level of service) B. Range volume layan yang direkomendasikan untuk tingkat pelayanan B sebesar 900 sampai < 1400 smp/jam. Saran dari hasil penelitian ini mencakup: lokasi Gedung Gallery Seni Budaya di Jalan Pekapalan terletak pada dua tikungan yang berdekatan perlu memperhatikan keselamatan lalu lintas kendaraan yang melintas. Sebaiknya kendaraan yang keluar masuk dari parkiran Gallery Seni Budaya ini perlu diatur oleh juru parkir. Perlu diberi rambu-rambu sebelum masuk ketikungan yang menginformasikan keberadaan Gedung Gallery Seni Budaya di Jalan Pekapalan. Untuk antisipasi di masa depan, jika kebutuhan parkir melampaui kapasitas parkir yang ada perlu disediakan lahan parkir alternatif yang dapat menampung kebutuhan kendaraan pengunjung. Kata kunci: turnover, indeks parkir, lalu lintas, kecepatan, volume, derajat jenuh, tingkat pelayanan ISBN 979.9243.80.7 519

Y. Hendra Suryadharma 1. PENDAHULUAN Kota Jogjakarta sebagai kota budaya yang banyak mengandung potensi seni budaya. Ada daya tarik tersendiri yang unik dan khas membuat para wisatawan baik dari manca negara maupun lokal berkunjung ke daerah DIY. Seni budaya yang sudah ada perlu dipertahankan dan dikembangkan kelestariannya. Seni budaya yang khas dan unik dapat dikemas untuk pertumbuhan suatu daerah. Untuk memperkenalkan seni budaya yang sudah ada kepada masyarakat dan wisatawan perlu wadah dan fasilitas gallery. Gedung Gallery Seni Budaya yang berlokasi di Jalan Pekapalan Alun-Alun Utara Jogjakarta (periksa Gambar 4.1 Penempatan Surveyor dan Lokasi penelitian, di Lampiran 1), merupakan keperdulian Pemerintah Jogjakarta terhadap seni dan budaya yang sudah ada. Bangunan Gallery Seni Budaya yang berdiri di lokasi eks Bioskop Soboharsono yang letaknya sangat stategis di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang merupakan pusat Kebudayaan Jogjakarta. Dengan adanya Gedung Gallery Seni Budaya yang merupakan suatu kegitan seni budaya akan menarik pengunjung yang ingin melihat pameran atau kegiatan yang lain. Pengunjung yang membawa kendaraan dan parkir di tempat parkir Gedung Gallery Seni Budaya perlu diantisipasi. Demikian juga efek kendaraan yang masuk dan keluar dari tempat parkir Gedung Gallery Seni Budaya terhadap kelancaran lalu lintas di Jalan Pekapalan Alun-Alun Utara Jogjakarta. Permasalahan yang yang muncul apakah lahan parkir yang tersedia di Galeri Seni Budaya sudah memadai untuk menampung kendaraan pengunjung maupun dari kendaraan antar jemput sekolah dan apakah dampak dari parkir akan mempengaruhi tingkat pelayanan di Jalan Pekapalan Alun-Alun Utara Jogjakarta. Penelitian ini mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut: mengevaluasi kebutuhan kapasitas parkir yang tersedia di Gedung Gallery Seni Budaya dapat menampung demand kendaraan pengunjung dan menganalisis pengaruh parkir Gedung Gallery Seni Budaya terhadap tingkat pelayanan Jalan Pekapalan Alun-Alun Utara Jogjakarta. Manfaat dari diadakannya penelitian ini yaitu: mengetahui pentingnya akan kebutuhan lahan parkir yang memadai dan mencari solusi akan pengaruh keberadaan parkir Gedung Gallery Seni Budaya terhadap tingkat pelayanan lalu lintas di Jalan Pekapalan Alun- Alun Utara. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir. Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan, baik kendaraan pribadi, angkutan penumpang umum, sepeda motor maupun truk adalah sangat penting. Kebutuhan tersebut sangat berbeda dan bervariasi tergantung dari bentuk dan karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Untuk merencanakan fasilitas parkir maka besarnya kebutuhan parkir perlu diketahui. Kebutuhan lahan parkir berbeda satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan peruntukannya. Kebutuhan ini tergantung kepada beberapa hal antara lain pelayanan, tarif yang diberlakukan, ketersediaan lahan, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, dan tingkat pendapatan masyarakat. 520 ISBN 979.9243.80.7

Kajian Analisis Fasilitas Lahan Parkir Gedung Gallery Seni Budaya dan Pengaruh Parkir Bagi Lalu Lintas di Jalan Perkapalan Alun-Alun Utara Keraton Jogjakarta Menurut Abubakar dkk (1996), parkir merupakan salah satu komponen suatu sistem transportasi yang perlu dipertimbangkan, dengan demikian perencanaan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan, baik di badan jalan maupun di luar badan jalan. 2.2 Kapasitas Jalan dan Hambatan Samping Yang dimaksud dengan kapasitas jalan yaitu arus lalu lintas maksimum yang melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (MKJI 1997). Kapasitas jalan menurut MKJI 1997 dipengaruhi beberapa hal, yaitu lebar jalur lalu lintas dari jalan yang, faktor penentuan arah lalu lintas, faktor hambatan samping dan ukuran kota. Yang dimaksud dengan hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki, kendaraan umum/kendaraan lain yang berhenti, kendaraan keluar masuk sisi jalan dan kendaraan lambat (MKJI 1997). Tingkat hambatan samping dikelompokan dalam lima kelas yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. 2.3 Tingkat Pelayanan (Levels of Service) Dalam penentuan kapasitas ingin diketahui adanya kondisi operasi yang berbeda saat volume lalu lintas yang sedang terjadi. Ini mengarah ke konsep tingkat pelayanan yang dapat diinterprestasi secara luas, setiap jumlah dari kombinasi yang berbeda kondisi operasi akan terjadi pada jalur lalu lintas jalan yang ada sesuai dengan variasi volume lalu lintas. Tingkat layan merupakan ukuran kualitatif dari pengaruh bermacam-macam faktor, mencakup: a. kecepatan operasi dan waktu perjalanan, b. gangguan lalu lintas dan frekuensi berhenti, c. kebebasan manuver, d. keamanan (safety), e. kenyamanan mengemudi, f. biaya operasi kendaraan. Enam tingkat pelayanan yang ditandai dengan huruf A sampai F, yang ditentukan dalam bentuk nilai batas kecepatan dan ratio dari demand (atau pelayanan) volume terhadap kapasitas. Dalam prakteknya, setiap jalan atau bagian jalan akan beroperasi pada batasan luas tingkat layan, tergantung pada waktu dalam hari, hari dalam minggu dan priode dalam tahun. Tabel 1. Volume layan dari elemen bermacam tipe jalan pada kondisi ideal Tingkat layan Jalan dua arah, dua jalur (smp) A 400 B 900 C 1400 D 1700 E 2000 F Bervariasi dari 0 sampai tingkat layan volume E untuk semua kasus ISBN 979.9243.80.7 521

Y. Hendra Suryadharma Pada suatu jalan yang baik, dengan kapasitas tinggi dan hanya digunakan beberapa kendaraan saja, kendaraan akan dijumpai dalam kondisi jalan yang bagus. Ini merupakan tingkat layan A. Saat lalu lintas meningkat kecepatan menurun, pengemudi menjumpai jalan lebih ramai. Selanjutnya saat volume lalu lintas mencapai atau melampaui kapasitas dari jalan, tingkat layan jatuh pada tingkat terendah F atau kondisi forced flow, Saxena (1989). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 3.1. Karakteristik Parkir di Luar Badan Jalan Pelaksanaan survei dilakukan selama 3 hari yaitu mulai hari Senin, Jumat dan Minggu masing-masing pada tanggal 10, 14, 15 Juli 2006. Survei dalam 1 hari dibagi menjadi 3 sesi yaitu pagi pukul 06.45-07.45 WIB, siang pukul 12.00-13.00 WIB, dan sore hari pukul 17.00-18.00 WIB. Setiap jam waktu penelitian dibagi lagi menjadi durasi 15 menitan. Data akumulasi rerata dan akumulasi maksimal parkir pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa akumulasi maksimal untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pk 12.00-13.00 WIB. Sedangkan untuk mobil terjadi pada hari Senin pk 12.00-13.00 WIB. Volume parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir di lahan parkir pada jam-jam penelitian. Hasil perhitungan volume parkir sepeda motor dan mobil secara keseluruhan selama 1 minggu dapat dilihat pada Tabel 3. Hari Senin Jumat Sabtu Tabel 2. Data akumulasi maksimal dan akumulasi rerata Akumulasi maksimal Akumulasi rerata Sepeda motor Mobil Sepeda motor Mobil 06.45-07.45 5 0 1,6 0 12.00-13.00 10 5 7,6 4 17.00-18.00 9 0 7,8 0 06.45-07.45 4 0 1 0 12.00-13.00 5 2 4,2 1,2 17.00-18.00 5 0 3,4 0 06.45-07.45 3 2 1,2 0,6 12.00-13.00 5 4 4,2 2,2 17.00-18.00 1 2 0,6 1,8 Hari Senin Jumat Sabtu Tabel 3. Volume parkir sepeda motor dan mobil Volume Sepeda motor Mobil 06.45-07.45 5 5 12.00-13.00 13 0 17.00-18.00 11 0 06.45-07.45 4 0 12.00-13.00 5 3 17.00-18.00 6 1 06.45-07.45 3 2 12.00-13.00 8 5 17.00-18.00 1 1 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa volume parkir terbesar untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pukul 12.00-13.00 WIB sebanyak 13 kendaraan. Sedangkan untuk mobil 522 ISBN 979.9243.80.7

Kajian Analisis Fasilitas Lahan Parkir Gedung Gallery Seni Budaya dan Pengaruh Parkir Bagi Lalu Lintas di Jalan Perkapalan Alun-Alun Utara Keraton Jogjakarta terjadi pada hari Senin pukul 06.45-07.45 WIB dan hari Sabtu pukul 12.00-13.00 WIB sebanyak 5 kendaraan. Turn over parkir digunakan untuk melihat tingkat pemakaian ruang parkir kendaraan. Untuk menghitung turn over parkir diperlukan data volume kendaraan dan kapasitas lahan parkir. Setelah dilakukan pengukuran di lapangan, didapatkan data luasan lahan parkir sebagai berikut : luas lahan parkir untuk sepeda motor adalah 21,42 m² dan luas lahan parkir untuk mobil adalah 287,5 m². Tabel 4. Luas lahan parkir kendaraan Gallery Seni Budaya Ruang parkir kendaraan Luas lahan parkir (m²) SRP (m²) Kapasitas kendaraan Sepeda Motor 21,42 1,19 18 Mobil 287,5 12,5 23 Berdasarkan data volume parkir dan kapasitas ruang parkir yang tersedia pada Tabel 3 dan tabel 4 dapat diperoleh data turnover parkir sepeda motor dan mobil secara keseluruhan selama 3 hari dapat dilihat pada Tabel 5. Hari Senin Jumat Sabtu Tabel 5. Turnover parkir Turnover Sepeda motor Mobil 06.45-07.45 0,28 0,22 12.00-13.00 0,72 0 17.00-18.00 0,61 0 06.45-07.45 0,22 0 12.00-13.00 0,28 0,13 17.00-18.00 0,33 0,04 06.45-07.45 0,17 0,09 12.00-13.00 0,44 0,22 17.00-18.00 0,06 0,04 Dari Tabel 5 dapat diperoleh bahwa tingkat turnover terbesar untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pukul 12.00-13.00 WIB dengan nilai turnover sebesar 0,72 sedangkan untuk mobil tingkat turnover terbesar terjadi pada hari Senin pada pukul 06.45-07.45 WIB dan pada hari Sabtu pada pukul 12.00-13.00 WIB dengan nilai turnover sebesar 0,22. Indeks parkir merupakan ukuran untuk menyatakan penggunaan panjang jalan dan dinyatakan dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir. Cara perhitungan indeks parkir adalah sebagai berikut : Indeks parkir = (Akumulasi parkir /Ruang parkir tersedia) x 100%. Hasil perhitungan indeks parkir sepeda motor dan mobil secara keseluruhan selama 1 minggu dapat dilihat pada Tabel 6. ISBN 979.9243.80.7 523

Y. Hendra Suryadharma Hari Senin Jumat Sabtu Tabel 6. Indeks parkir Indeks parkir maksimal (%) Indeks parkir rerata (%) Sepeda motor Mobil Sepeda motor Mobil 06.45-07.45 27,78 0 8,89 0 12.00-13.00 55,56 21,74 42,22 17,39 17.00-18.00 50 0 43,33 0 06.45-07.45 22,22 0 5,56 0 12.00-13.00 27,78 8,70 23,33 5,22 17.00-18.00 27,78 0 18,89 0 06.45-07.45 16,67 8,70 6,67 2,61 12.00-13.00 27,78 17,39 23,33 9,56 17.00-18.00 5,56 8,70 3,33 7,83 Dari hasil perhitungan, indeks parkir maksimal untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pada pukul 12.00-13.00 WIB dengan nilai 55,56 % dan untuk mobil terjadi pada hari Senin pada pukul 12.00-13.00 WIB dengan nilai 21,74%. Durasi parkir menunjukan rentang waktu sebuah kendaraan yang parkir di lokasi selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Durasi rerata sepeda motor Durasi rerata 0:00 0:15 0:16-0:30 0:31-0:45 0:46-1:00 > 1:00 06.45-07.45 1 2 1 1 0 12.00-13.00 4 1 1 1 5 17.00-18.00 2 1 0 1 3 Tabel 8. Durasi rerata mobil Durasi rerata 0:00 0:15 0:16-0:30 0:31-0:45 0:46-1:00 > 1:00 06.45-07.45 1 1 1 1 1 12.00-13.00 1 1 1 0 1 17.00-18.00 1 1 0 0 0 Kebutuhan ruang parkir diperlukan data volume puncak kendaraan yang parkir berdasarkan data hasil akumulasi. Cara perhitungan kebutuhan ruang parkir adalah sebagai berikut : KRP = Vp x SRP Keterangan : KRP = Kebutuhan ruang parkir, Vp = Akumulasi maksimal, SRP = Satuan ruang parkir, SRP untuk sepeda motor : 1,19 m² (1,7 x 0,7 ), SRP untuk mobil :12,5 m² (mobil penumpang untuk golongan II). Hasil perhitungan kebutuhan ruang parkir untuk sepeda motor dan mobil secara keseluruhan selama 3 hari dapat dilihat pada Tabel 9. Supply ruang parkir dapat melayani demand parkir. 524 ISBN 979.9243.80.7

Kajian Analisis Fasilitas Lahan Parkir Gedung Gallery Seni Budaya dan Pengaruh Parkir Bagi Lalu Lintas di Jalan Perkapalan Alun-Alun Utara Keraton Jogjakarta Hari Senin Jumat Sabtu Tabel 9. Kebutuhan ruang parkir KRP (m²) Sepeda motor Mobil 06.45-07.45 5,95 0 12.00-13.00 11,9 62,5 17.00-18.00 10,71 0 06.45-07.45 4,76 0 12.00-13.00 5,95 25 17.00-18.00 5,95 0 06.45-07.45 3,57 25 12.00-13.00 5,95 50 17.00-18.00 1,19 25 Untuk parkir yang tersedia, sepeda motor menggunakan pola parkir dengan sudut 90º dan untuk mobil menggunakan pola parkir satu sisi dengan dengan sudut 60º. 3.2 Analisis Kecepatan Melihat kondisi kecepatan pengemudi di Jalan Perkapalan, pengemudi cenderung hatihati dengan mengurangi kecepatan. Geometrik jalan dengan dua tikungan yang berdekatan merupakan penyebab pengemudi mengontrol kecepatannya. Untuk pengamatan di Jalan Pekapalan selama 3 hari digunakan panjang pengamatan sepanjang 85 m. Rumus untuk menghitung kecepatan adalah sebagai berikut : Kecepatan (V) = Jarak (S) / Waktu (t) Hasil perhitungan kecepatan selama 3 hari dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tabel kecepatan rerata dalam km/jam Senin Jumat Sabtu 06.45-07.45 27,26 29,57 34,62 12.00-13.00 29,27 28,67 29,39 17.00-18.00 29,83 29,10 31,97 3.3 Analisis Kapasitas dan Derajat Jenuh Jalan Berdasarkan MKJI 1997, kapasitas jalan dipengaruhi beberapa hal yaitu lebar jalur lalu lintas, arah lalu lintas, hambatan samping dan ukuran kota. Maka untuk menghitung kapasitas Jalan Pekapalan digunakan rumus yaitu : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs Untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut disesuaikan dengan karakteristik jalan di lapangan. Untuk karakteristik di Jalan Pekapalan didapat nilai-nilai sebagai berikut : Co = 3300 smp/jam (jalan empat lajur dua arah terbagi median atau 4/2 D, dengan kapasitas dasar 1650 smp/jam/lajur, karena Jalan Pekapalan mempunyai 2 lajur maka nilai tadi dikalikan 2), Fcw = 1,00 (jalan empat lajur dua arah terbagi median atau 4/2 D, dengan lebar jalur lalu lintas efektif sebesar 3,5 m), FCsp = 1,00 (jalan empat lajur dua arah terbagi median atau 4/2 D, dengan pemisahan arah 50-50), FCsf = 0,94 (jalan empat lajur dua arah terbagi median atau 4/2 D, kelas hambatan samping rendah, dengan jarak kereb 0,5), FCcs = 1,00 (jumlah penduduk ± 2 juta), ISBN 979.9243.80.7 525

Y. Hendra Suryadharma Maka kapasitas jalan (C) = 3300 x 1,00 x 1,00 x 0,94 x 1,00 = 3102 smp/jam. Untuk mendapatkan Derajat Jenuh (DS) perlu dicari dulu nilai Q (volume lalu lintas). Dalam penelitian ini, perhitungan nilai Q dilaksanakan hari Senin, Jumat, Sabtu pada pk 06.45-07.45 WIB, pk 12.00-13.00 WIB dan pk 17.00-18.00 WIB. Tabel 11. Volume lalu lintas Jalan Pekapalan hari jumat pk 06.45-07.45 WIB Jenis Kendaraan Jumlah (kendaraan/jam) Faktor Konversi Jumlah (smp/jam) HV (kendaraan berat) 27 1,3 35,1 LV(kendaraan ringan) 149 1,0 149 MC (sepeda motor) 1505 0,5 752,5 936,6 Jumlah Tabel 12. Volume lalu lintas Jalan Pekapalan ruas utara dalam smp/jam Senin Jumat Sabtu 06.45-07.45 698,1 713,8 663,9 12.00-13.00 824,2 520,1 800,1 17.00-18.00 808,3 665 692,2 Tabel 13. Volume lalu lintas Jalan Pekapalan ruas selatan dalam smp/jam Senin Jumat Sabtu 06.45-07.45 887,9 936,6 832,9 12.00-13.00 783,9 509,5 795,6 17.00-18.00 742 740,4 701,9 Volume lalu lintas terbesar yaitu pada hari Jumat pada pukul 06.45-07.45 WIB sebesar 936,6 smp/jam. Derajat jenuh (DS) = Q / C = 936,6 / 3102 = 0,302. Karena nilai Derajat jenuh (DS) 0,75 (batasan yang ditentukan dari MKJI 1997 berdasarkan penilaian terhadap perilaku lalu lintas), supply Jalan Pekapalan masih memadai. 3.4 Analisis Tingkat Pelayanan (Level of Service) Volume lalu lintas maksimum di Jalan Pekapalan Alun-Alun Utara Jogjakarta Q = 936.6 smp/jam, terjadi pagi hari 06.45-07.45 di ruas jalan sebelah Selatan. Data volume lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12 Volume jam puncak Q = 936,6 smp/jam masih termasuk kategori tingkat pelayanan (level of service) B dengan volume layan 900 sampai < 1400 smp tiap jam. Untuk jelasnya tingkat pelayanan jalan dua arah dua jalur dapat dilihat pada Tabel 1. Estimasi dilakukan pada saat pagi hari 06.45-07.45 terjadi tambahan keluar masuk dari tempat parkir Gedung Gallery Seni Budaya ke Jalan Pekapalan sebesar 31 smp/jam (23 buah mobil dan 16 buah sepeda motor). Total volume yang terjadi : Q t = 936,6 + 31 = 967,7 968 smp/jam, masih termasuk LOS B. 526 ISBN 979.9243.80.7

Kajian Analisis Fasilitas Lahan Parkir Gedung Gallery Seni Budaya dan Pengaruh Parkir Bagi Lalu Lintas di Jalan Perkapalan Alun-Alun Utara Keraton Jogjakarta 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil data survei dan analisis pada lahan pakir Gedung Gallery Seni Budaya selama 3 hari, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Tingkat turnover terbesar untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pk 12.00-13.00 dengan nilai turnover sebesar 0,72 dan untuk mobil tingkat turnover terbesar terjadi pada hari Senin pk 06.45-07.45 dan Sabtu pk 12.00-13.00 dengan nilai turnover sebesar 0,22. 2. Indeks parkir untuk sepeda motor nilainya 55,56 % pada hari Senin pk 12.00-13.00. Untuk mobil nilainya 21,74 % pada hari Senin pk 12.00-13.00. 3. Kapasitas di lahan parkir yang telah disediakan untuk parkir sepeda motor adalah sebesar 18 kendaraan dengan luas 21,42 m², sedangkan kapasitas untuk parkir mobil adalah sebesar 23 kendaraan dengan luas 287,5 m². Berdasarkan hasil survai, akumulasi puncak untuk sepeda motor terjadi pada hari Senin pukul 12.00-13.00 dengan jumlah sepeda motor sebanyak 10 kendaraan( perlu luas parkir 11,9 m 2 ). Sedangkan untuk mobil terjadi pada hari Senin pk 12.00-13.00 dengan jumlah mobil sebanyak 5 kendaraan (perlu luas parkir 43,75 m 2 ). Berarti Kapasitas parkir yang tersedia dapat melayani kebutuhan parkir yang ada. 4. Derajad jenuh Jalan Perkapalan didapat nilai sebesar 0,302. Nilai ini masih di bawah batas yang ditentukan sebesar 0,75. Supply Jalan Jalan Pekapalan masih sangat memadai dalam melayani kelancaran lalu lintas. 5. Volume lalu lintas maksimum di Jalan Pekapalan Q = 936.6 smp/jam, terjadi pagi hari 06.45-07.45 di ruas jalan sebelah Selatan. Data volume lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 5.18; 5.19 dan 15.20. Volume jam puncak Q = 936,6 smp/jam masih termasuk kategori tingkat pelayanan (level of service) B. Range volume layan yang direkomendasikan untuk tingkat pelayanan B sebesar 900 sampai < 1400 smp/jam. 4.2. Saran 1. Lokasi Gedung Gallery Seni Budaya di Jalan Pekapalan terletak pada dua tikungan yang berdekatan perlu memperhatikan keselamatan lalu lintas kendaraan yang melintas. Sebaiknya kendaraan yang keluar masuk dari parkiran Gallery Seni Budaya ini perlu diatur oleh juru parkir. 2. Perlu diberi rambu-rambu sebelum masuk ketikungan yang menginformasikan keberadaan Gedung Gallery Seni Budaya di Jalan Pekapalan. 3. Untuk antisipasi di masa depan, jika keadaan parkir melampaui kapasitas parkiran yang ada perlu disediakan lahan parkir alternatif yang dapat menampung demand parkir kendaraan pengunjung. Sebaiknya dihindari parkir kendaraan di badan jalan (on street parking). 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Abubakar, dkk. (1998), Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Jakarta. ISBN 979.9243.80.7 527

Y. Hendra Suryadharma 2. Departemen Pekerjaan Umum (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta. 3. Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1998), Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat Perhubungan Jakarta. 4. Hobbs, F.D. (1979), Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua, Gadjah Mada University Perss, Yogyakarta. 5. Munawar, A. (2004), Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Beta Offset, Yogyakarta. 6. Republik Indonesia (1993), UU No 14 tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Ghalia Indonesia, Jakarta. 7. Saxena, S. C. (1989), A Course In Traffic Planning And Design, Dhanpat Rai And Sons, Delhi. 8. Waparni, S. (1990), Merencanakan Sistem Perangkutan, ITB, Bandung. 9. Wells, G.R. (1993), Rekayasa Lalu Lintas, Edisi Ketiga, PT. Bahtera Niaga Media, Jakarta. Lampiran 1 Gambar 4.1. Penempatan Surveyor dan Lokasi penelitian 528 ISBN 979.9243.80.7