POTENSI PETIR SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU?

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN STREAMER AWAL PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL DAN NON KONVENSIONAL

BAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi pada musim hujan disaat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

KATA PENGANTAR. Buletin ini berisi data rekaman Lightning Detector, menggunakan sistem LD-250 dan software Lightning/2000 v untuk analisa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu gejala alam, yakni peluahan muatan listrik statis yang

Aplikasi Konsep Fisika Pada Proses Terjadinya Petir dan Pentingnya Penggunaan Penangkal Petir Pada Bangunan *) Nia Nopeliza **)

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LIGHTNING. Gambar 1. Antena storm tracker (LD 250 antenna). Gambar2. Layout lightning/2000 v5.3.1

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

Realisasi dan Pengujian Prototype Alat Proteksi Petir dengan Metoda Pembalik Muatan

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II DASAR TEORI. hari. Jumlah hari guruh yang terjadi pada suatu daerah dalam satu tahun disebut

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

ANALISIS SAMBARAN PETIR PADA TIANG TRANSMISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATTICE

Badai guntur disebut juga badai listrik. Badai guntur adalah salah. satu bentuk cuaca yang ditandai dengan adanya kilat dan petir yang

BAB I PENDAHULUAN. Petir merupakan gejala listrik alami dalam atmosfer bumi yang terjadi

BAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

BAB I PENDAHULUAN. tegangan rendah yang biasanya tersambung ke rumah-rumah. Di lain sisi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PROTEKSI TERHADAP SAMBARAN PETIR LANGSUNG (DIRECT STRIKE) KE GARDU INDUK. Sudut Lindung. Menara Transmisi Dan Gardu Induk

BAB II FENOMENA ALAMIAH TERBENTUKNYA PETIR

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

TEKNIK TEGANGAN TINGGI Prinsip dan Aplikasi Praktis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

BAB II TEORI DASAR GANGGUAN PETIR

Geografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

BAB II PETIR DAN PENANGKAL PETIR

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3

IDENTIFIKASI POLA SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND (CG) TAHUN 2014 DI WILAYAH PROVINSI ACEH

Ditanya : v =? Jawab : v =

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

1. BAB I PENDAHULUAN

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Antiremed Kelas 12 Fisika

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Latihan Soal Uas Fisika SMK Teknologi

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

STUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN

Suhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

BAB II PENGERTIAN TERJADINYA PETIR

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

KEGUNAAN MAGNET PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

Antiremed Kelas 9 Fisika

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012

Pertanyaan Final SMA (wajib 1)

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

Gambar 1. Perubahan nilai kandungan elektron di atmosfer sebelum terjadi Gempabumi Yogyakarta 26 Mei 2006 ( I Made Kris Adi Astra, 2009)

SIMAK UI Fisika

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

D. 6 E. 8. v = 40ms -1 Ep =?

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

DINAMIKA ATMOSFER A.LAPISAN ATMOSFER

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere.

(A) bola dengan massa yang lebih besar akan menghantam lantai lebih dahulu karena lebih berat. (D) kedua bola akan menghantam lantai bersamaan

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

UN SMA IPA Fisika 2015

Transkripsi:

POTENSI PETIR SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU? Dr. Reynaldo Zoro Lab. Teknik Tegangan Tinggi dan Arus Tinggi Kelompok Keilmuan Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung Abstrak Petir merupakan pelepasan muatan listrik dari awan bermuatan ke tanah atau sebaliknya. Kejadian sambaran petir tertinggi terjadi di daerah khatulistiwa. Pada setiap sambarannya, petir melepaskan energi dengan mengalirkan arus berbentuk impuls ke tanah. Sambaran langsung ke obyek di atas tanah dapat merusak strukur di atas tanah dan sambaran tidak langsung berupa induksi dan konduksi dapat merusak peralatan berbasiskan mikroprosessor dan elektronika. Petir pada umumnya, selain terkonotasi dengan kerusakan, juga bermanfaat untuk tanaman karena dapat menyuburkan tanah akibat kandungan N 2 nya. Sambaran petir dapat memberi pengaruh akustik, termis, elektrodinamis dan elektrokimia. Energi setiap sambaran petir diperoleh dari amplitudo yang tinggi tetapi dengan waktu yang sangat pendek. Energi berupa panas yang dihasilkan relatif kecil dan diperlukan struktur yang tinggi pada daerah dengan kerapatan sambaran petir yang juga tinggi untuk selalu disambar petir sehingga energinya dapat dikumpulkan untuk dimanfaatkan. Penelitian sambaran petir di Stasiun Penelitian Petir (SPP) ITB Gn. Tangkuban Perahu mencatat lebih dari 5 sambaran petir ke menara ukur dalam kurun waktu 3 tahun. Pendahuluan Keseringan sambaran petir semakin tinggi dengan semakin dekatnya lokasi sambaran ke daerah khatulistiwa. Hal ini disebabkan dengan faktor yang beragam diantaranya keadaan daratan, lautan, daerah datar, pegunungan, waktu (tahunan) dll. Perbedaan ini juga terjadi akibat pengaruh turbulensi mekanis, gerak konveksi, orografis, kondisi klimatologi dan gerakan udara naik di suatu daerah. Di Indonesia hari guntur berkisar antara 1 sampai 2 hari per tahun. Daerah tertinggi yang tercatat adalah 3 hari guntur di daerah Kalimantan Tengah yang masuk dalam equatorian belt.. Pada setiap saat di bumi terjadi sambaran petir antara 2 sampai 8 kali dan menghasilkan arus petir total sebesar 18 Ampere. Hampir 4. badai petir terjadi setiap hari diseluruh dunia. 1

Mekanisme Sambaran Petir Kemungkinan terjadinya pembentukan awan tergantung pada kedaan setiap hari dan tahun. Keadaan ini digambarkan pada Gambar 1 dan 2 sebagai pengamatan di Gunung Tangkuban Perahu yang menunjukkan kemungkinan terjadinya sambaran petir harian / stroke frequency statistics dan variasi bulanan / monthly variant. Gambar 1. Statistik Petir Harian Terbentuknya awan guntur terjadi akibat adanya gerakan udara ke atas, adanya kelembapan dan tersedianya partikel aerosol dari garam laut dan polutan industri. Data Variasi Bulanan di Daerah Tropis Tahun 1996-1998 4 3594 35 3325 Jumlah Sambaran Petir (n) 3 25 2 15 1 2591 1936 274 937 654 135 1887 5 232 273 282 Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Gambar 2. Statistik Petir Bulanan 2

Gerakan udara ke atas dapat terjadi karena pemanasan permukaan tanah oleh matahari dan atau keadaan permukaan tanah yang bergunung-gunung. Udara naik akan membawa partikel aeorosol dan kelembapan. Pada ketinggian 4 6 km dengan temperatur sampai 1 C, terbentuk cairan dan batu es. Semakin ke atas gerakan udara naik ini, semakin besar butiran es, dan karena gaya beratnya akan jatuh kembali ke tanah. Benturan gerakan udara naik dan jatuhnya butiran es menyebabkan terjadinya pemisahan muatan. Muatan positif terkumpul dibagian atas awan dan muatan negatif dibagian bawah. Jika muatan cukup besar maka akan terjadi loncatan muatan ke tanah yang disebut petir. Suatu badai petir selama pelepasan muatan akan mengalirkan arus sekitar harga.5 A. 15, 12,5 1, C -3 7,5 5, 2, 28 t Gambar 3. Pembentukan Awan Bermuatan Awan akan tumbuh ke atas mencapai 1 14 km untuk daerah tropis dengan ketinggian dasar awan 1.5 2 km diatas tanah. Setelah satu pelepasan muatan, akan terjadi lagi pengumpulan muatan di awan, dan dalam waktu 1 2 detik, petir berikutnya akan terjadi. Jika awan guntur terbentuk, terjadi kuat medan listrik di atmosfer, dengan besar 1 V/cm di atas tanah,.2 V/cm pada ketinggian 9 km, dan 1 V/cm di dalam awan tanpa adanya pelepasan muatan. Pada saat terjadi sambaran petir, kuat medan listrik bisa mencapai 4 kv/cm. Petir mempunyai frekuensi antara 1 6 sampai 1 7 Hz, sehingga dapat mengganggu radio dan alat komunikasi. Data Statistik dari Sambaran Petir Hari guntur ditentukan oleh jumlah hari dimana guntur terdengar, dan jika dalam satu hari terdengar guntur berkali-kali maka disebut satu kilometer guntur. Teknologi pemantauan petir yang lebih maju telah 3

mengukur jumlah sambaran petir 1 km 2 per hari, sehingga tingkat kerapatan petir (N T) pada suatu daerah dapat diketahui lash Strokes Flash Density Analysis Density Analysis Location : West Java Date : January 1, 1998 - October 31, 1998 Window : (45 x 45) km 2 Gambar 4. Kerapatan Sambaran Petir di Jawa Barat Gambar 5. Oscillogram dari Petir Negatif (Multiple) dan Positif Sebagai perbandingan, jumlah sambaran petir di Eropa (Alpen) + 4 sambaran/km 2 /tahun. Sedangkan untuk jumlah sambaran petir di Indonesia (Gn. Tangkuban Perahu) + 1 sambaran/km 2 /tahun. Sambaran petir berupa arus petir dengan bentuk gelombang impuls, dengan waktu muka gelombang 1 1 µs dan ekor 4

gelombang 5-1 µs, dengan arus petir dari 1 sampai lebih 1 ka. Sambaran petir negatif dapat terjadi berkali-kali (multiple stroke) dan sambaran positif biasanya berupa hugh stroke. Statistik arus puncak petir diberikan pada gambar berikut : 4 Probabilitas 5 Arus Puncak Petir Gambar 6. Statistik Arus Puncak Petir di Mnt. San Salvatore, Switzerland dan Gn. Tangkuban Perahu, Indonesia Mnt.. San Salvatore Gn. Tangkuban Perahu 1. Petir Pertama, n = 126 4. Petir Negatif 2. Petir Negatif, n = 236 5. Petir Positif 3. Petir Positif, n = 28 Pengaruh Arus Petir Pengaruh akustik dihasilkan dalam bentuk suara sebagai akibat gaya tekan elektrodinamis dari arus petir yang sangat sempit (3 4 cm), dengan tekanan sekitar 1 bar, yang segera turun sangat cepat. Inti petir dengan temperatur panas yang naik cepat meledak dan menyebabkan suara keras. Petir masih dapat terdengar sampai jarak 1 km. Pengaruh Temperatur (Thermis) Pengaruh melelehnya logam pada objek yang terkena sambaran petir sangat sulit diketahui, karena kenyataan bahwa titik sambaran petir tidak memberikan pengembangan temperatur tinggi. Besarnya energi yang ditimbulkan adalah : 5

W = U i dt = U. Q [Ws] U = tegangan jatuh anoda, sekitar 2 V Q = jumlah muatan yang dapat melelehkan logam Jika muatan petir 25 As, maka energi yang dibangkitkan hanya W = 5 Ws = 5 J, yang dapat meleburkan baja dengan volume 5 mm 3 atau jika terjadi sambaran pada permukaan sepanjang 2.5 cm penampang hanya menyebabkan peleburan sedalam.1 mm. Pada logam tipis (setipis kertas folio) akan menimbulkan lobang. Jika digunakan untuk penerangan rumah tangga, maka hanya akan dapat menyalakan bolham 5 W selama 1 detik. Setiap sambaran petir ke tanah hanya dapat memberikan energi yang sangat kecil. Untuk dapat memanfaatkan energi tersebut diperlukan antara lain : 1. Sambaran petir harus selalu terjadi pada satu titik yang telah ditentukan, misalnya menara tinggi, yang terletak di lokasi dengan kerapatan sambaran petir tinggi, misalnya Gn. Tangkuban Perahu. Pada Gambar 7 berikut ditunjukkan titik sambaran petir pada suatu daerah yang luas dan tersebar di berbagai tempat. Gambar 7. Panorama Sebaran Sambaran Petir pada Suatu Daerah 6

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi gelombang impuls yang naik sangat cepat dengan amplitudo yang sangat besar. Arus ini kemudian disalurkan ke penyimpan / baterai untuk disimpan dan dimanfaatkan Kesimpulan Petir melepaskan energinya di seluruh permukaan bumi dalam jumlah yang sangat besar, pada tempat yang tersebar dengan masing-masing petir menghasilkan energi yang sangat kecil sehingga potensi petir sebagai sumber energi masih belum memadai untuk pemakaian praktis. Indonesia dengan jumlah sambaran petir yang tinggi sekalipun, masih memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk dapat memanfaatkan petir secara komersial. Penelitian ke arah potensi petir dapat dilakukan pada daerah-daerah dengan kerapatan sambaran petir tinggi, dengan menggunakan banyak menara dan pemantauan petir secara real-time, sehingga potensi energi dari petir dapat direalisasikan dalam waktu panjang Daftar Pustaka Prof. Dr.-Ing. H. Baatz, Mechanismus des Gewitters und Blitzes Grundlagen des Blitzschutzes von Bauten, VDE-Schriftenreihe, Berlin, 1978 Zoro, Reynaldo., Karakteristik Petir dan Kondisi Cuaca di Daerah Tropis Kasus Gunung Tangkuban Perahu, Disertasi Doktor, ITB, Bandung, September 1999 7