BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PERMATA SARI,2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen penunjang suksesnya program. negeri yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

EKSPLORASI MINAT BEKERJA, BERWIRAUSAHA, DAN MELANJUTKAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

Modul ke: Kewirausahaan I

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual, keterampilan dan kreativitas sangat diperlukan, sehingga. kerja atau membuka usaha sendiri (wirausaha).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Production Based Education Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan Pendidikan Vokasi Di Akademi Teknik Soroako

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

Smart, Innovative, Professional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hariadi Dwi Rachmawanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Luthfi Adham B, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi (PT) merupakan lembaga pendidikan tinggi, menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 19 ayat (1); Pendidikan tinggi merupakan jejang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Kemudian pada pasal 20 ayat (1) disebutkan; Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Dalam kehidupan keseharian, dikenal adanya beberapa program studi (prodi) atau jurusan di setiap akademik, politeknik dan sekolah tinggi. Bahkan di institut dan universitas sebelum prodi ada departemen atau fakultas. Jadi betapa banyak macam ragam disiplin ilmu yang menjadi kajian di perguruan tinggi. Hal tersebut menunjukkan kesemarakan titian pengetahuan yang memerlukan keselarasan dari sebuah desain pembelajaran seperti desain pembelajaran kewirausahaan ini. Keselarasan antara desain pembelajaran dengan substansi materi yang dipelajari akan membuka cakrawala pandang yang tepat dan wawasan yang luas bagi peserta didik yang di perguruan tinggi disebut Mahasiswa. Nuansa ilmiah di perguruan tinggi tentunya nampak lebih mengemuka dengan pembinaan para pendidik yang berpredikat Dosen. Harmonisasi antara lembaga, dosen dan mahasiswa akan menghasilkan lulusan yang berilmu tinggi, pengetahuannya banyak dan wawasannya luas. Karenanya untuk mencapai tujuan pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi yang maksimal perlu aplikasi desain pembelajaran kewirausahaan yang relatif lebih komprehensip terutama dalam pelaksanaan pola dasar pembelajaran kewirausahaan, skenario pembelajaran, dan prosedur implementasi desainnya. Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, sangat besar kemungkinan perguruan tinggi akan benar-benar menjadi tumpuan harapan masyarakat karena menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan berjiwa entrepreneur sejati. Apabila untuk ukuran Indonesia saat ini, perguruan tinggi sering dijadikan ukuran keberhasilan awal

2 seseorang dalam mengejar cita-citanya. Sayangnya sekarang banyak lulusan perguruan tinggi yang kurang sesuai dengan harapannya. Tetapi kalau para lulusan tadi memiliki jiwa wirausaha, mereka akan tetap survive dan sukses. Pelaksanaan pola dasar, skenario pembelajaran dan prosedur implementasi desain pembelajaran kewirausahaan di perguruan, pada dasarnya sama dengan di lembaga pendidikan lainnya yakni bisa dengan cara perkuliahan dan dapat pula melalui kegiatan ekstra-kurikuler. Hanya saja di perguruan tinggi penyesuaian kegiatan pembelajaran harus lebih spesifik terutama dalam hal kesesuaian dengan karakteristik disiplin ilmu yang diikuti oleh masing-masing mahasiswanya. Di samping pola dasar pembelajaran kewirausahaan, skenario dan prosedur implementasi desain pembelajaran kewirausahaan hendaknya dapat dijadikan 2 pilar utama dalam melaksanakan perkuliahan mata kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi di perguruan tinggi.sesuai dengan prosedur implementasi desain pembelajaran kewirausahaan, maka dalam aplikasi desain pembelajaran kewirausahaan intinya meliputi 3 (tiga) tahapan global yaitu; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi umpan balik. Pada dasarnya operasionalisasi ketiga tersebut sama seperti yang dilakukan di sekolah menengah. Namun demikian pada tahap pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi, semua unsur pembelajaran kewirausahaan hendaknya dapat tersedia dan bisa difungsikan sebagaimana mestinya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara utuh menyeluruh. Berkaitan dengan itu pula, aplikasi GBPP, SAP, dan modul pembelajaran hendaknya dapat dilaksanakan sebaik mungkin, yang ditopang dengan pengadaan dana, sarana, prasarana, dan fasilitas pembelajaran serta mitra kerja yang memadai, sesuai dengan kebutuhan. Tetapi dalam hal pemenuhan kebutuhan tadi memang harus disesuaikan pula dengan kemampuan perguruan tinggi yang bersangkutan. Walaupun demikian, entrepreneur justru harus mampu menerapkan prinsip ekonomi terapan dengan sebaik-baiknya, yakni dengan kondisi seandainya pun harus mampu memenuhi kebutuhan seoptimal mungkin. Bahkan menurut Ciputra (2007:8) Seorang Entrepeneur mengubah rongsokan jadi emas. Oleh sebab itu, pembelajaran kewirausahaan sebagai mata kuliah dari

3 pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir yang dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakurikulernya. Namun banyak juga lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Mahasiswa cenderungberpikir bagaimana nantinya mereka bisa diterima bekerja sesuai dengan gelarkesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai. Lebih baik menganggur daripada mendapatpekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya. Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkandata menarik, yaitu mereka yang mempunyai pendidikan tinggi justru kurang berminatwirausaha, tercatat hanya 10% berminat wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannyarendah justru 49% berminat wirausaha (Masrun dalam Sumarsono, 2004). Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknyasistem ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukungkesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan financial yang nyata. Wirausaha diberbagai industry membantu perekonomian dengan menyediakan pekerjaan danmemproduksi barang dan jasa bagi konsumen dalam negeri maupun di luar negeri.meskipun perusahaan raksasa menarik perhatian banyak publik akan tetapi bisnis kecildan kegiatan kewirauasahaannya setidaknya memberikan andil nyata bagikehidupan sosial dan perekonomian dunia. Pendidikan kewirausahaansemakin berkembang beberapa tahun terakhir. Mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga jenjang pendidikan yang paling tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya perguruan tinggi yang telah menjadikan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Selain itu, adanya dukungan oleh Departemen Pendidikan Nasional dengan mengembangkan berbagai kebijakan dan program untuk mendorong terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan. Kebijakan dan program penguatan kelembagaan yang mendorong peningkatan aktivitas berwirausaha dan percepatan pertumbuhan wirausaha-wirausaha baru dengan basis IPTEK sangat diperlukan.harapan dari berbagai program yang telah direncanakan adalah pendidikan tinggi dapat menjadi penyumbang terhadap meningkatnya jumlah wirausahawan yang pada saat ini masih sekitar 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia meningkat menjadi minimal 1% (Balitbang, 2009:3).

4 Mata kuliah kewirausahaan dapat dijadikan faktor pertama dalam penelitian ini dan dari faktor tersebut apakah mampu menimbulkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa pendidikan teknikmesin. Sebagai seorang calon wirausahawan, mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan praktis yang meliputi keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan dan keahlian manajemen, pemasaran dan adopsi inovasi. Hal ini disebabkan karena meskipun sebagai seorang calon sarjana dimana masing-masing mereka sudah memahami ilmu pengetahuan, akan tetapi minat berwirausaha mereka masih rendah. Jiwa wirausaha pada tiap individu dapat ditumbuhkan melalui proses belajar-mengajar kemudian diiringi dengan pelatihan diri dan pembinaan secara intensif. Dalam usaha mewujudkan calon-calon pengusaha muda yang terdidik, kuliah kewirausahaan merupakan salah satu program awal yang dapat ditempuh oleh mahasiswa untuk membekali diri dalam bidang kewirausahaan. Kuliah kewirausahaan bertujuan memperkenalkan dunia wirusaha dan awal tumbuhnya jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa. Akan tetapi setiap mahasiswa belum tentu mampu menerapkan didalam kehidupan mengenai mata kuliah kewirausahaan yang diadakan pihak universitas. Kegiatan evaluasi umpan balik merupakan tahap akhir dari kegiatan pembelajaran kewirausahaan secara keseluruhan. Tahap ini dimulai dari diperolehnya hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap peserta didik (mahasiswa) berupa kuesioner, ujian tertulis (test formatif dan test sumatif), dan persentasi bisnis. Dari hasil ini akan diperoleh hasil prestasi belajar kewirausahaan. Selanjutnya dilakukan telaahan terhadap evaluasi tadi. Secara global hasil telaahan tersebut akan memberikan feedback bagi perguruan tinggi untuk melakukan berbagai perbaikan, sedangkan dari sisi peserta didik hasil prestasi belajar untuk mengukur kompetensi kecakapan dan pengalaman belajar (E. Suherman, 2008). Pembelajaran kewirausahaan di Universitas secara konvensionalmenunjukkan pada model pembelajaranmengikutipolamodel pembelajaran langsung. Perananutamadosen dalampembelajaranadalahmembangkitkanminat belajar,sebagaifasilitatordanmotivatorbelajar.

5 Minatberwirausahamerupakanfaktordari dalamdiriindividudanmerupakanfaktorpenting dalampembelajaran.minatberwirausahaadalah kekuatanyangmendorong dan mengarahkan tingkahlakuindividuuntukmelakukankegiatan berwirausaha. Santoso (1993:19) menyatakan bahwa minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang, karena membawa manfaat bagi dirinya maupun orang lain. menurut pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif, dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan. Minat berwirausaha merupakan faktor dari dalam diri individu dan merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Minat berwirausaha adalah kekuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku individu untuk melakukan kegiatan berwirausaha. Dengan minat berwirausaha yang tinggi diduga aktivitas belajar tinggi dan prestasi belajar mahasiswa tinggi. Sebaliknya dengan minat berwirausaha yang rendah diduga aktivitas belajar rendah dan prestasi belajar mahasiswa juga rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang mengambil judul tentang Kontribusi PrestasiBelajarMata Kuliah Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa JPTM FPTK UPI. 1.2 Identifikasi Masalah Upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dalam 3 tahun terakhir menurut www.depkop.go.idpertumbuhan jumlah wirausaha nasional bisa mencapai 2,5% atau sebanyak 6.128.655 orang.deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso Budi Susetio, mengatakan angka itu merupakan target kerja yang hendak direalisasikan pemerintah. Budi Susetio, mengungkap Sekarang ini Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara Asean lainnya yang memiliki jumlah

6 wirausaha lebih tinggi. Negara Asean tertinggi yang memiliki jumlah wirausaha adalah Singapura, disusul Malaysia. Singapura diperkirakan sudah mencapai di atas angka 7%, sedangkan Malaysia juga sudah berada di atas Indonesia dengan perkiraan 3%.Oleh karena itu melalui Kementerian Koperasi dan UKM tengah menggalakkan pertumbuhan wirausaha melalui program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka masalahtersebutdapatdiidentifikasikansebagaiberikut: 1. Kegiatan (pengelolaan) prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan 2. Minat berwirausaha mahasiswa yang masih rendah. 3. Kurangnyamotivasilulusanperguruantinggi untukmenekuniprofesiwirausaha. 1.3 Pembatasan Masalah Tujuan pembatasan masalah untuk mempermudah arah dan makna penelitian ini dilakukan. Dalam penelitian ini hanya membahas tentang: 1. Penelitian dilakukan pada prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan. 2. Penelitian dilakukan pada minat mata kuliah kewirausahaan. 3. Minat berwirausaha yang diukur menggunakan angket pada mahasiswa JPTM FPTK UPI yang telah mengontrak dan lulus mata kuliah kewirausahaan. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Berapa besar kontribusi prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa JPTM FPTK UPI Bandung?. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuanpenelitianmenyajikanhasil yang ingindicapaisetelahpenelitianselesaidilakukan.adapundaritujuanpenelitianiniadala h: 1. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan.

7 2. Untuk mengetahui gambaran minat berwirausaha. 3. Untuk mengetahui kontribusi prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi dosen, penelitian ini diharapkan menjadi informasi penting sebagai dasar pengembangan program mata kuliah kewirausahaan. b. Bagi jurusan, penelitian ini dapat meningkatkan proses dan rencana kurikulum serta silabus pada mata kuliah kewirausahaan. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN : berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA berisi uraian tentang pengertianwirausaha, manfaat berwirausaha, matakuliahkewirausahaan, minat berwirausaha, sifat-sifat minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat, metode pengukuran minat, kontribusi antara prestasibelajarmata kuliah kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, kerangka berfikir, hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN : berisi metode penelitian, pendekatandanjenis penelitian, variable penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian berdasarkan judgementdanteknis analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN : berisi uraian tentang gambaran umum obyek penelitian, pengumpulan data dan analisis data. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN : berisi penjelasan kesimpulan dari penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan penelitian.