VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA

SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH. Disampaikan Pada :

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN UMUM PEMURNIAN VARIETAS HORTIKULTURA

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 ten

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 355/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 361/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN BAWANG MERAH TUK TUK SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1316/HK.150/C/12/2016

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

VARIETAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU, DAPAT MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

2013, No

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 354/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PRODUKSI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL (PTM) MUTU FISIK BENIH BEBERAPA KOMODITAS SAYURAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A

Blok I Blok II Blok III 30 cm

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

1 FPMB Permohonan Pendaftaran Produsen Benih Hortikultura. 2 FPMB Tanda Daftar Produsen Benih Hortikultura

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

2013, No I. PENDAHULUAN

Sertifikasi Benih. Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH

PENYIAPAN BENIH BAWANG MERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

TEKNOLOGI PERBENIHAN BAWANG MERAH MELALUI TSS (TRUE SHALLOT SEED) S u w a n d i

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 356/HK.130/C/05/2015

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur

TEKNIK PRAKTIS PENANAMAN BENIH BAWANG MERAH VARIETAS TUKTUK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Benih lada (Piper nigrum L)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah, yang kemudian di produksi dan diedarkan dengan pengawasan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 01/Kpts/SR.130/12/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH HORTIKULTURA

SNI Standar Nasional Indonesia. Benih kapas. Badan Standardisasi Nasional ICS

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL Nomor : P. 07 /V-PTH/2007 TENTANG

PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI TSS (TRUE SHALLOT SEED) UNTUK MENINGKATKAN PEMBUNGAAN DAN PEMBIJIAN BAWANG MERAH

PEDOMAN TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA 2014

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TIM PENYUSUN Penanggung jawab kegiatan Penyusun

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 197/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG HITAM PUTIH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 345/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA FORTUNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 90/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PUSPITA SUPER SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 468/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA LENTANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 510/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG AURA HIJAU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 501//Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA JAWARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 500/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA SARI TANI 555 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG LOREA 19 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 38/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 364/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KRANTI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

Transkripsi:

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Permintaan benih bermutu dari varietas unggul bawang merah sampai saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan peningkatan permintaan produk bawang merah berkualitas untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun untuk ekspor. Selain itu, dengan semakin meningkatnya teknologi pemuliaan tanaman dalam menghasilkan varietas bawang merah juga semakin berkembang, khususnya dalam bentuk biji (Trus Seed Shallot/TSS). Selama ini petani dalam beragribisnis bawang merah dengan menggunakan benih bawang merah bermutu dari varietas unggul. Varietas unggul yang telah didaftar dan dilepas ke Menteri Pertanian sampai Februari 2015 terdapat 29 varietas, dan 3 varietas bawang merah dalam bentuk biji TSS hasil perbanyakan generatif. 3 varietas TSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini No. Varietas Pemilik Varietas 1. TUK TUK PT Est West Philipina 2. TSS AGRIHORT 1 Balitsa Lembang 3. TSS AGRIHORT 2 Balitsa Lembang No. SK Pendaftaran Varietas Produksi (ton/ha) Adaptasi 361/Kpts/SR.120/5/2006 32 Dataran rendah (20 220 m dpl) /Kpts/SR.120/D.2.7/2/2015 Kab. Brebes 016/Kpts/SR.120/D.2.7/2/2015 21,75 Kab. Brebes Keunggulan 3 varietas TSS tersebut, yaitu hasil umbi perhektar tinggi mencapai 21,75 ton/ha s/d 32 ton/ha, kebutuhan benih perhektar 2-3 kg, ditanam di dataran rendah pada musim kemarau, jumlah anakan banyak untuk TSS AGRIHORT 1 dan AGRIHORT 2 dapat ditanam di kabupaten Brebes. Sedangkan varietas TUK TUK jumlah anakan 1 2 anakan dengan ukuran umbi besar dapat di tanam pada ketinggian 20 220 m dpl. Sedangkan kebutuhan benih bawang merah dalam bentuk umbi memerlukan benih sebanyak 1,2 ton/ha Tersedianya 3 varietas TSS, maka sudah tersedia benih TSS di pemilik varietas dan selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk menghasilkan benih dalam bentuk umbi. Tetapi sampai saat ini belum ada teknis sertifikasi benih bawang merah TSS. Untuk mengakomudir Sertifikasi Benih Bawang merah Hortikultura telah melaksanakan TSS, maka Direktorat Perbenihan Public Hearing Teknis Sertifikasi benih bawang merah pada tanggal 2 November 2015 dengan mengundang steakholder terkait yang berasal dari Direktorat Perbenihan Hortikultura, BPSBTPH provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan), IPB, Balitsa lembang, Produsen Benih (PT East West, PT Prima Seed)

Teknis sertifikasi benih bawang merah, dengan dasar hukum Undang-Undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 jo No. 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura SYARAT DAN KETENTUAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Syarat dan ketentuan sertifikasi benih bawang merah, adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggara BSBB dan produsen yang telah mempunyai sertifikat SMM bidang perbenihan 2. Pemohon adalah produsen benih dan instansi pemerintah 3. Benih sumber adalah varietas terdaftar untuk peredaran, diproduksi melalui sertifikasi, memenuhi persyaratan teknis minimal, kelas benih sama (contohnya benih TSS/Biji BS diperbanyak dengan hasil umbi BS juga) atau kelas benih lebih tinggi dari yang akan diproduksi 4. Tempat produksi a. Lahan (terbuka) - Lahan bera/ rotasi tanaman atau bekas tanaman yang bukan satu famili minimal 1 (satu) musim tanam (3 bulan) - Bukan daerah kronis endemis penyakit b. Screen house Screen house digunakan untuk 2 kali tanam berturut-turut 5. Isolasi untuk menghasilkan biji a. Untuk menghasilkan biji, isolasi dengan : - Tujuan untuk mencegah agar tidak terjadi kontaminasi dengan serbuk sari varietas lain - Isolasi jarak radius 1.000 meter dari pertanaman bawang yang berpotensi berbunga - Waktu 60 hari, bila pada waktu tersebt ada pertanaman lain, harus disungkup - Barier adalah sungkup/ screen house. Ukuran kasa screen house 30 mesh/ inci (48 lubang/cm²), untuk tipe rajut ukuran 24 x 24 mesh/inci - Untuk menghasilkan BS dan BD harus dengan sungkup/screen house b. Untukl menghasilkan umbi : - Biji ke umbi dengan jarak 10 m - Umbi ke umbi dengan jarak 5 m 6. Unit Sertifikasi

a. Satu varietas, satu kelas benih, satu lokasi, satu kali penangkaran b. Jarak antar petak 50 m, tidak dipisahkan oleh varietas lain, tidak dip[isahkan oleh varietas lain dan beda tanam 7 hari c. Luas - Untuk perbanyakan biji paling kurang 1000 rumpun, maksimal 2000 m² - Untuk perbanyakan umbi maksimal 1 ha 7. Klasifikasi Benih 7. KLASIFIKASI BENIH UMBI BENIH INTI UMBI BS TSS/BIJI BS TSS BD UMBI BD TSS BP UMBI BP TSS BR UMBI BR 8. Persyaratan Teknis Minimal a. Bawang Merah Biji No. Parameter Satuan Kelas Benih **) 1 Lapang BS BD BP BR a Campuran varietas lain tipe simpang, maks % 0,0 0,0 1,0 1,0 b Kesehatan tanaman Jumlah tanaman yang terserang OPT, maks Virus % 0,0 0,2 1,0 1,0 - Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) - Shallot Laten Virus (SLV) - Leak Yellow Tripe Virus (LYTV) Jamur - Bercak ungu (Alternaria porri) % 0,2 0,5 0,5 0,5 - Embun buluk (Peronospora destructor) % 0,0 1,0 1,0 1,0 c Pengelolaan lapang *) 2 Mutu Laboratorium a Kadar air, maks % 8,0 8,0 8,0 8,0 b Kemurnian fisik, min % 99,9 99,9 99,9 99,9 c Daya berkecamba, min % 70,0 70,0 70,0 70,0

Catatan *) Pengelolaam lapang 1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, tidak dibuat isolaso dari tanaman bawang merah dengan border (screen atau tanaman barier 5 6 baris) maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan 2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksnakan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan b. Bawang merah umbi No. Parameter Satuan Kelas Benih **) 1 Lapang BS BD BP BR a Campuran varietas lain tipe simpang, maks % 0,0 0,0 1,0 1,0 b Kesehatan tanaman Jumlah tanaman yang terserang OPT, maks Virus % 0,0 0,2 1,0 1,0 - Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) - Shallot Laten Virus (SLV) - Leak Yellow Tripe Virus (LYTV) Jamur - Bercak ungu (Alternaria porri) % 0,2 0,5 0,5 0,5 - Embun buluk (Peronospora destructor) % 0,0 1,0 1,0 1,0 c Pengelolaan lapang *) 2 Mutu Umbi a Campuran varietas lain tipe simpang, maks % 0,0 0,2 0,5 1,0 b Kesehatan tanaman 99,9 99,9 99,9 99,9 Jamur % 0,5 1,0 2,0 3,0 - Bercak ungu (Alternaria porri) - Busuk leher batang (Botrytis alii) - Busuk pangkal (Fusarium sp) - Sntraknose (Colletotricum gloeosporidies) Bakteri busuk lunak - Erwina arotovora % 0,2 0,5 1,0 2,0 - Kerusakan mekanis % 0,5 1,0 2,0 3,0 Catatan *) Pengelolaam lapang 1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, tidak dibuat isolasi dari tanaman bawang merah dengan border (screen atau tanaman barier 5 6 baris) maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan 2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksnakan karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan

9. Lot benih a. Harus diberi kode agar mudah ditelusuri b. Volume lot (maksimal - Biji sebanyak 500 kg - Umbi sebanyak 12.000 kg - Bila melebihi ketentuan diatas harus dibuat lot baru PELABELAN BENIH 1. Umum a. Benih yang diedarkan wajib diberi label b. Kesesuaian label dengan kebenaran mutu benih dalam kemasan yang diberi label menjadi tanggung jawab produsen c. Syarat pemberian label : kelompok benih lulus sertifikasi (benih bersertifikat) d. Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur e. Label ditulis dalam bahasa Indonesia, mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah rusak f. Warna label - Kuning untuk Benih Penjenis - Putih untuk Benih Dasar - Ungu muda untuk Benih Pokok - Biru muda untuk Benih Sebar g. Legalitas label ada nomer seri dan cap timbul h. Pemasangan label oleh produsen, jika sertifikasi oleh BPSB harus disupervisi oleh PBT 2. Label benih biji terdapat pada dikemasan benih Berisi kemurnian benih, kadar air, Daya kecambah, no. lot dan tanggal kadaluwarsa Kadaluwarsa Benih umbi segera digunakan Benih biji dapat disimpan di gudang, dengan persyaratan : a. Kadar air 8 %, dengan kemasan aluminium foil selama 12 bulan, dengan plastik selama 6 bulan b. Kadar air 7 %, dengan kemasan aluminium foil selama 18 bulan, dengan plastik selama 9 bulan c. Pelabelan ulang diperpanjang ½ dari masa kadaluwarsa

3. Label benih umbi a. Spesifikasi label benih bawang merah umbi (yang dicetak terpisah dengan kemasan) b. Bahan dari kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur c. Bentuk segi empat perbandingan lebar dan panjang = 1 : (2-3) TATACARA SERTIFIKASI 1. Diajukan oleh produsen benih atau instansi pemerintah 2. Apabila lokasi produksi berada diluar propinsi tempat wilayah kerja instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih pemberi sertifikat kompetensi produsen, maka produsen harus : a. Menunjuk kuasa secara tertulis sebagai penanggungjawab produksi di wilayah tersebut b. Menyerahkan fotocopy sertifikat kompetensi produsen yang telah dilegalisir kepada instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih setempat; 3. Pengajuan permohonan paling lama 7 hari sebelum tanam 4. Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifikasi 5. Permohonan dilampiri dengan : a. Fotocopy sertifikat kompetensi produsen b. Label benih sumber atau surat keterangan benih penjenis dari pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa c. Peta/sketsa lokasi perbanyakan d. Bukti penguasaan lahan e. Surat keterangan bukan daerah kronis endemis penyakit terbawa benih yang diperoleh dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) setempat PEMERIKSAAN LAPANG 1. Klarifikasi dokumen permohonan 2. Pemeriksaan pendahuluan 3. Pemeriksaan pertanaman 3.1. Umbi ke Biji a. Pemeriksaan pertama : - Umur tanaman 20 25 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun

b. Pemeriksaan kedua - Umur tanaman 35 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk serta posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi c. Pemerikaan ketiga - Menjelang panen biji, umur antara 85 95 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi - Jumlah rumpun yang tidak berbunga 3.2. Biji ke Umbi a. Pindah Tanam (melalui semai) Pemeriksaan pertama : - Umur 20 25 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman 35 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk serta posisi tandan bunga (umbel), bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi Gambar : Biji bawang merah disemai

Gambar : Tandan bunga Gambar : Tandan bunga Gambar : Biji bawang merah b. Tabur benih langsung Pemeriksaan pertama : - Umur 35 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman 65 75 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi 3.3. Umbi ke Umbi Pemeriksaan pertama : - Umur 20 25 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna dan posisi daun Pemeriksaan kedua : - Umur tanaman 35 45 HST - Varietas lain dan tipe simpang : mengamati warna daun, bentuk ujung daun, posisi daun, warna dan bentuk umbi, warna umbi, warna leher umbi, posisi umbi

PEMERIKSAAN GUDANG 1. Tujuan : untuk mengetahui mutu fisik dan status kesehatan 2. Ketentuan a. Memenuhi persyaratan teknis minimal b. Jika tidak lulus, dilakukan sortasi dan diperiksa lagi c. Permohonan 7 hari sebelum pemeriksaan d. Jumlah contoh yang diperiksa 1000 umbi diambil acak 3. Tatacara a. Setelah sortasi b. Waktu pemeriksaan - Umbi dan pertanaman untuk biji, pemeriksaan 2 minggu setelah panen - Umbi yang berasal dari biji, pemeriksaan 1 bulan - Umbi yang berasal dari benih sumber bentuk umbi, pemeriksaan dapat dilakukan 1 2 bulan setelah panen sampai dengan sebelum munculnya tunas, sesuai dengan varietas dan agroklimat c. Faktor yang diamati adalah varietas lain dan serangan penyakit - Perhitungan % varietas lain (VL) Jumlah (VL + TS) x 100 % Jumlah umbi yang diperiksa - Penghitungan serangan OPT Jumlah umbi terserang OPT x 100 % Jumlah umbi yang diperiksa UJI LABORATORIUM (BENIH BIJI) Pengambilan contoh benih a. Dilakukan oleh PBT atau petugas penjamin mutu yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan b. Permohonan diajukan 7 hari sebelum pelaksanaan c. Persyaratan kelompok benih : - Lulus pemeriksaan lapang, sudah diproses homogen - Identitas jelas dan dapat ditelusuri - Wadah benih dalam keadaan tertutup dan tersusun rapi, dan - Tidak melebihi volume maksimal yang telah ditentukan d. Cara pengambilan contoh - Dilakukan secara acak dan mewakili

- Contoh primer untuk benih dalam wadah diambil dari bagian atas, tengah, dan bagian bawah yang terpilih - Untuk benih curah atau dalam dalam wadah yang besar, contoh primer diambil dari berbagai titik dan kedalam benih - Pelaksanaan pengambilan contoh dapat dilakukan pada saat pengemasan atau setelah pengemasan Pengambilan contoh benih Jumlah wadah dalam lot Jumlah contoh primer yang diambil paling kurang Jumlah wadah yang harus diambil 1 4 3 contoh primer perwadah 1 4 5 8 2 contoh primer perwadah 5 8 9 15 1 contoh primer perwadah 9 15 16 30 1 contoh primer perwadah 9 15 31 59 20 contoh primer 20 60 30 contoh primer 20 Catatan - Berat contoh kirim benih bawang merah biji adalah 80 gram - Berat contoh kerja 8 (delapan) gram DELEGASI LEGALITAS 1. Penerima a. Produsen benih atau instansi pemerintah yang telah memiliki sertifikat kompetensi atau memiliki sertifikat SMM di bidang hortikultura b. Syarat Penerima : - Memiliki atau menguasai fasilitas pendukung perbanyakan benih bawang merah kelas BS yang memadai - SOP perbanyakan benih bawang merah - SDM yang kompeten di bidangnya - Bersedia melaksanakan produksi dan menjamin mutu benih sesuai dengan peraturan yang berlaku - Membuat nota kesepahaman 2. Pemberi : pemilik varietas/ yang diberi kuasa 3. Tatacara penerbitan delegasi legalitas - Pemohon mengajukan permohonan kepada pemilik/ kuasa varietas dengan lampiran : Fotocopy sertifikat kompetensi/ SMM

Surat pernyataan bersedia melaksanakan produksi dan menjamin mutu benih sesuai dengan aturan perbenihan Peta lokasi produksi - Pemilik/ kuasa varietas melaksanakan peninjauan lapangan untuk memastikan kelayakan produsen - Delegasi legalitas diterbitkan apabila produsen telah dinyatakan layak - Masa berlaku 2 (dua) tahun - Peninjauan ulang 12 bulan sejak penerbitan sertifikat 4. Pemegang delegasi legalitas menerbitkan Surat keterangan BS, paling kurang berisi nama dan alamat produsen, nama varietas, tanggal panen, nomor lot/ kode produksi, PTM yang dicapai dan volume kemasan sebagaimana pada formulir/ borang DL 3. Pemberian surat keterangan ini dilakukan untuk setiap pengeluaran/ pengiriman benih 5. Delegasi legalitas harus dicabut apabila selama masa berlakunya delegasi legalitas tersebut produsen tidak memenuhi nota kesepahaman atau melakukan pelanggaran terhadap peraturan perbenihan 6. Pemberi delegasi legalitas harus menyampaikan laporan penerbitan atau pencabutan delegasi legalitas ke Direktur Jenderal melalui Direktur Perbenihan Hortikultura, paling lama 1 (satu) bulan setelah penerbitan atau pencabutan PENUTUP Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini, Pedoman Sertifikasi Benigh Hortikultura Nomor : 01/Kpts/SR.130/12/2012 yang terkait dengan bawang merah dan keputusan Dirjen Hortikultura nomoe : 101/Kpts/SR.130/D/VI/2015 dinyatakan tidak berlaku.