BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aris Risyad Ardi, 2015

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERBASIS PRESTASI EKSTRAKURIKULER DI SMK NEGERI 1 PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aline Noor Fajrina,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian. integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang sangat kompleks sebagai suatu sub sistem dalam pembangunan bangsa. Di dalamnya terintegrasi komponen siswa, pengajar, kurikulum dan pembelajaran, sarana prasarana, tata kelola penyelenggaraan, dan keuangan. Keberhasilan mewujudkan amanat tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu dukungan secara integratif dari sub sistem lain. Cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa itu sulit dicapai bila fenomena yang berlawanan dengan praktek pendidikan terus mengemuka di dalam masyarakat (Suparman, 2010: 1). Salah satu permasalahan yang mendasar dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah kualitas, kuantitas, dan relevansi. Peningkatan kualitas pendidikan dewasa ini merupakan kebutuhan yang mendesak, mengingat kualitas pendidikan di Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara tetangga, apalagi jika dibandingkan dengan negara maju. Di pihak lain, kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas, demokratis, dan tanggap terhadap masalah-masalah praktis yang harus segera diselesaikan. Sumberdaya manusia yang demikian sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. 1

2 Berbicara tentang kualitas pendidikan tidak dapat lepas dari proses dan hasil belajar. Proses pendidikan menentukan hasil belajar. Oleh karena itu proses pendidikan harus dirancang untuk mampu mengembangkan hasil belajar yang diperlukan siswa. Hasil belajar yang demikian adalah hasil belajar yang memiliki dimensi jangka panjang yang dapat membekali siswa dalam kehidupan dan belajar sepanjang hayat, yaitu kemampuan berpikir, kecakapan hidup, psikomotor, dan sudah barang tentu hasil belajar. Hasil belajar psikomotorik juga belum mendapat perhatian yang proporsional untuk banyak mata pelajaran bahkan sering terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran yang seharusnya melatih psikomotorik hanya dilakukan pada tataran kognitif, bahkan lebih ironis lagi penilaian keterampilan psikomotorik dilakukan dengan menilai kemampuan kognitif. Memang ada banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Tetapi keadaan yang demikian tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Kondisi pembelajaran harus segera diperbaiki. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih

3 yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Sebagai bagian integral dari pendidikan, Pendidikan Jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang vital dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Keberadaan Pendidikan Jasmani telah diakui oleh pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42 khususnya isi kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang menetapkan pelajaran Pendidikan Jasmani sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah mulai tingkat SD sampai dengan SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan Jasmani telah menjadi bagian integral dari proses pendidikan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh para ahli kurikulum Pendidikan Jasmani, antara lain Nixon dan Jewet (l980) bahwa Pendidikan Jasmani adalah satu fase dari proses pendidikan secara menyeluruh yang peduli

4 terhadap perkembangan dan kemampuan gerak individu yang bersifat sukarela serta bermakna dan terhadap reaksi yang langsung berhubungan dengan mental, emosional dan sosial. Tujuan Pendidikan Jasmani dalam kurikulum (2004) sebagai berikut: (1) mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga, (2) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui Penjas, (3) mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani, (4) mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran jasmani dan pola hidup sehat, dan (5) mampu mengisi waktu luang. Berdasarkan tujuan Pendidikan Jasmani tersebut, guru Pendidikan Jasmani harus terlebih dahulu mampu mengelola pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah yang mengarah pada makna tujuan Pendidikan Jasmani. Artinya pengelolaan pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak hanya mengarah kepada kemampuan dan keterampilan saja melainkan lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan bergerak siswa yang lebih bersifat apresiatif dan rekreatif. Fenomena yang terjadi, khususnya praktik pembelajaran Pendidikan Jasmani cenderung mencerminkan pendekatan kepelatihan yang kaku, terikat dengan juklak dan juknis kurikulum, miskin kreativitas dan apresiasi,

5 serta kering akan nilai. Yang ingin dicapai pelajaran Pendidikan Jasmani semata-mata aspek keterampilan fisik, sementara penanaman dan penghayatan nilai kepenjasan sama sekali terabaikan. Hasil penelitian Cholik Mutohir dan Maksum (2000) menunjukkan bahwa program Pendidikan Jasmani lebih menekankan kepada hasil keterampilan dan performansi daripada memperhitungkan kebutuhan siswa sebagai subjek didik bahkan sebagai objek didik seperti yang terjadi selama ini di lapangan. Penyajian materi, sebaiknya memperhatikan perbedaan karakter keragaman anak didik baik secara horizontal (perbedaan dalam kelas) maupun vertikal (perbedaan tingkat kelas), sehingga siswa melakukan kegiatan dengan senang hati karena sesuai dengan kemampuannya. Krisis Pendidikan Jasmani yang terjadi seperti itu, sebenarnya tidak bisa lepas dan belum efektifnya pembelajaran Penjas di sekolah. Pengelolaan Penjas oleh guru saat ini, belum menunjukkan ke arah yang efektif dan efisien. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, ditemukan guru Penjas dalam kegiatan pembelajaran bersifat monoton, berpusat pada guru, hanya menggunakan pendekatan drill, dan hanya menekankan penguasaan motorik saja sedang aspek lain terabaikan seperti intelektual, mental dan nilai-nilai ke-penjas-an lainnya. Akibatnya, siswa cenderung acuh tak acuh, kurang motivasi dalam belajar, merasa bosan, dan kurang kreatif. Seharusnya guru dalam merancang pembelajaran Penjas berorientasi pada tujuan dan berusaha menyesuaikan dengan kondisi fisik dan psikhis siswa

6 sehingga melakukan aktivitas belajar sesuai dengan minat, keinginan, bakat yang dimiliki dan kreativitas sesuai dengan kemampuan siswa. Sebagaimana kondisi di SMK Negeri 1 Purworejo, sebagai Sekolah yang sangat disegani oleh sekolah-sekolah lain dalam bidang prestasi akademik dan non akademiknya. Dalam bidang akademik para siswa mampu memperoleh nilai diatas KKM yang ditetapkan yaitu 75, dalam bidang non akademik sekolah ini sering sekali meraih juara I dalam Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Kabupaten pada cabang olahraga Sepakbola, Futsal, Bolavoli. Pada SMKN 1 Purworejo ini, Tim Sepakbola dan Futsalnya sangat disegani bahkan sekolah ini pernah secara fenomenal 5 kali berturut-turut menjuarai Futsal Bupati Cup sehingga Trophy bergilir menetap menjadi milik SMK Negeri 1 Purworejo (lebih lengkapnya di lampiran 5). Sehingga cabang olah raga sepak bola, voli dan futsal memiliki prestasi yang layak untuk bisa dipertahankan, terlebih bisa meningkat pada tingkat yang lebih tinggi. Meski demikian, di SMKN 1 Purworejo ini juga masih mengalami permasalahan pembelajaran Pendidikan Jasmani yang tidak hanya disebabkan oleh lemahnya pengelolaan pembelajaran Penjas oleh guru saja, melainkan oleh faktor-faktor lain seperti terbatasnya infrastruktur di sekolah, alokasi waktu yang bisa dimanfaatkan oleh guru Penjas sangat terbatas, ketiadaan sarana dan prasarana Penjas, dan rendahnya kepedulian pihak sekolah pada Penjas menjadi pemicu kelemahan sistem pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler di Sekolah. Akibatnya, siswa cenderung acuh tak

7 acuh, kurang motivasi belajar, membosankan, dan kurang kreatif dan inovatif. Keseluruhan faktor tersebut merupakan hambatan yang menambah daftar panjang segudang permasalahan yang harus dihadapi oleh guru Penjas ketika berhadapan dengan anak didik saat berinteraksi di lapangan. Ini berarti, rendahnya kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas diketahui bahwa fokus penelitian ini adalah bagaimana karakteristik Pengelolaan Pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo. Fokus terdiri dari lima sub fokus. 1. Bagaimana karakteristik perencanaan pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo? 2. Bagaimana karakteristik materi pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo? 3. Bagaimana karakteristik aktivitas (interaksi) belajar mengajar siswa dan guru dalam pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo?

8 4. Bagaimana karakteristik media pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo? 5. Bagaimana karakteristik sistem evaluasi pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan karakteristik perencanaan pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo. 2. Mendeskripsikan karakteristik materi pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo. 3. Mendeksripsikan karakteristik aktivitas (interaksi) belajar mengajar siswa dan guru dalam pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo. 4. Mendeskripsikan karakteristik media pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo. 5. Mendeskripsikan karakteristik sistem evaluasi pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo.

9 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis akademik maupun praktis aplikatif. 1. Manfaat Teoritis Studi ini, secara umum memberikan sumbangan dalam bidang pembelajaran khususnya pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler. 2. Manfaat Praktis Studi ini, pada tataran aplikasi dapat bermanfaat bagi guru, kepala sekolah, dan lainnya. a. Bagi guru dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler. b. Bagi kepala sekolah dapat dipakai sebagai masukan dalam mengelola pembelajaran di sekolah dan pengambilan kebijakan. c. Bagi para peneliti selanjutnya, hasil studi ini dapat dijadikan referensi berkaitan dengan penelitian tema yang sama. E. Definisi Istilah 1. Pengelolaan pembelajaran Penjasorkes merupakan proses kerjasama melalui orang-orang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler. 2. Materi pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler merupakan sekumpulan bahan ajar yang dirancang dan disusun oleh

10 guru sesuai dengan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler untuk meningkatkan prestasi siswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik. 3. Aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan guru dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler. 4. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Penjasorkes berbasis prestasi Ekstrakurikuler merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa untuk meningkatkan prestasi dalam pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler. 5. Berbasis pretasi merupakan salah satu bentuk upaya pembelajaran Penjasorkes Ekstrakurikuler untuk meningkatkan pretasi belajar siswa dalam mata pelajaran Penjasorkes baik prestasi akademik maupun non akademik.