ANALISIS KLORIN PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI KLORIN SECARA KUALITATIF PADA BERAS MEREK X

DAFTAR PUSTAKA. Adiwisastra, A Sumber, Bahaya Serta Penanggulangan Keracunan. Penerbit Angkasa. Bandung.

JURNAL LABORATORIUM KHATULISTIWA

Pengaruh Metode Pencucian terhadap Penurunan Kadar Klorin dalam Beras dengan Titrasi Argentometri

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No 1A KM 3,5, Palembang 30126, Indonesia

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR KLORIN (Cl 2 ) DALAM BERAS PUTIH DI PASAR TRADISIONAL KLEPU DENGAN METODE ARGENTOMETRI

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO tahun 2001 dalam buku karangan Haryadi, beras merupakan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS DAGING DI PASAR SWALAYAN KOTA MANADO

JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 6. No.2 Desember 2017

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Metodologi Penelitian

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

PEMERIKSAAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM TIRTA GALUH CABANG CIAMIS. Rohayati*, Euis Safarin, Galih Rizky Puji Mega Lestari ABSTRACT

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

PENGARUH LAMA PENAMBAHAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM LINN.) DALAM MINYAK GORENG BEKAS PAKAI TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

RINGKASAN PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY

Jurnal Farmanesia, 11/11 (2016), PEMERIKSAAN ASAM THIOGLIKOLAT PADA SEDIAAN PELURUS RAMBUT YANG BEREDAR DI PASAR SAMBAS MEDAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KLORIN PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO Ivone Y. Wongkar 1), Jemmy Abidjulu 1), dan Frenly Wehantouw 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Rice is a staple food that is easily processed, easy to prepare, delicious and contains a protein as source energy. Chlorine is not permitted to be used on rice because it can harm the respiratory system. In the form gas chlorine can demage mucous membrane and the form of liquid can damage the skin. The purpose of this study is to identify and determine the levels of chlorine on rice in the markets of Manado. The samples used in this research were nine rice samples taken from three markets in Manado, namely Bersehati 45 market, Tuminting market and Karombasan market. Chlorine was examined using a color reaction method and iodometric titration. The results of this research shows that all nine samples of rice does not contain chlorine, either by color reaction method and iodometric titration method. Rice in the markets of Manado does not contain chlorine and safe for consumption. Key words : Chlorine, Rice, Color Reaction, Iodometric Titration, Manado ABSTRAK Beras merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan mengandung protein sebagai sumber energi. Bahan pemutih klorin dilarang digunakan dalam beras karena dapat membahayakan sistem pernapasan. Dalam wujud gas klor merusak membran mucus dan dalam wujud cair dapat merusak kulit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar klorin dalam beras yang beredar di pasar kota Manado. Sampel beras berjumlah Sembilan sampel diambil pada tiga pasar yang ada di kota Manado yaitu pasar Bersehati 45, pasar Tuminting dan pasar Karombasan. Klorin diuji menggunakan metode Reaksi Warna dan Titrasi Iodometri. Hasil penelitian menunjukan bahwa sembilan sampel beras tidak mengandung klorin yang diuji dengan metode Reaksi Warna maupun metode Titrasi Iodometri. Beras di pasar kota Manado tidak mengandung klorin dan aman untuk dikonsumsi. Kata kunci : Klorin, Beras, Reaksi Warna, Titrasi Iodometri, Manado 342

PENDAHULUAN Indonesia menjadikan beras sebagai salah satu makanan pokok, karena beras salah satu bahan makanan yang mudah diolah, mudah disajikan, enak, dan mengandung protein sebagai sumber energi sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan (Ahmad, 1990). Di zaman sekarang ini segala macam makanan di Indonesia itu tidak murni lagi dan banyak mengandung zat kimia tambahan yang berbahaya. Masalah manipulasi mutu beras sebenarnya sudah sering dilakukan pedagang/ penggilingan seperti penyemprotan zat aromatik dan pemakaian bahan pemutih. Pemakaian bahan pemutih pada beras yang tidak jelas dan tidak sesuai spesifikasi bahan tambahan yang diperbolehkan untuk pangan, dan konsentrasi pemakaian di atas ambang batas berbahaya bagi kesehatan manusia. Penggunaan klorin dalam pangan bukan hal yang asing. Klorin sekarang bukan hanya digunakan untuk bahan pakaian dan kertas saja, tetapi telah digunakan sebagai bahan pemutih atau pengkilat beras, agar beras yang berstandar medium menjadi beras berkualitas super (Darniadi, 2010). Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Zat klorin yang ada dalam beras akan menggerus usus pada lambung (korosit) sehingga rentan terhadap penyakit maag. Dalam jangka panjang mengkonsumsi beras yang mengandung klorin akan mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal (Adiwisastra, 1989). METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sembilan sampel beras, kaporit, akuades, asam asetat, kalium iodida, amilum, dan natrium tiosulfat. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statif, klem, buret, kertas saring, aluminium foil, alat-alat gelas seperti labu ukur, tabung reaksi, gelas ukur, pipet, erlenmeyer, beaker gelas dan timbangan analitik. Prosedur Kerja Untuk analisis kualitatif dengan metode reaksi warna sampel beras ditimbang sebanyak 10 g. sampel ditambahkan 50 ml akuades lalu dikocok, kemudian disaring diambil filtrat sebanyak 10 ml, 2 ml filtrat diambil ditambahkan kalium iodida 10% dan amilum 1% bila positif mengandung klorin akan berwarna biru. Untuk analisis kuantitatif metode titrasi iodometri pada klorin, sampel beras ditimbang sebanyak 10 g dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan akuades 50 ml kemudian ditambahkan 2 g kalium iodida dan 10 ml asam asetat, titrasi dengan larutan natrium tiosulfat sampai berwarna kuning muda kemudian ditambahkan 1 ml indikator amilum, titrasi dilanjutkan hingga warna biru tepat hilang. Tiap ml larutan natrium tiosulfat 0,01 N setara dengan 35,46 mg Cl 2. Dicatat hasil volume dan lakukan titrasi blanko. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Reaksi Warna Kalium Iodida dan Amilum Dengan Sembilan Sampel Beras. Didapatkan hasil reaksi kalium iodida dan amilum dengan sembilan sampel beras, yaitu tidak ada perubahan warna yang terjadi pada setiap sampel atau warna yang dihasilkan sama. dapat dilihat pada Tabel 1. 343

Tabel 1. Hasil analisis kualitatif klorin pada beras Sampel Pereaksi Pengamatan Hasil Kaporit Kalium Iodida dan iodium Biru kekuningan Positif (baku pembanding) Sampel PB 1 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PB 2 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PB 3 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PT 1 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PT 2 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PT 3 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PK 1 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PK 2 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Sampel PK 3 Kalium Iodida dan iodium Putih keruh Negatif Analisis Kuantitatif Dengan Metode Titrasi Iodometri Menurut Day dan Underwood (1999), Pada Metode titrasi ini klorin akan mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium. Reaksi yang terjadi adalah : Cl 2 +2I - 2Cl - + I 2 Kemudian iodium yang di bebaskan selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natriun tiosulfat menurut reaksi : 2S 2 O 3 2- + I 2 S 2 O 6 2- + 2I - Pada sembilan sampel yang telah di buktikan dengan metode reaksi warna tidak teridentifikasi adanya zat klorin, namun sembilan sampel ini tetap dilanjutkan dengan metode titrasi iodometri dengan tujuan untuk melihat kadar klorin dalam tiap-tiap sampel. Kadar masing-masing klorin dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis kuantitatif klorin pada beras Sampel Pengamatan Konsentrasi Rata-rata Sampel PB 1 Putih keruh 0% 0 Sampel PB 2 Putih keruh 0% 0 Sampel PB 3 Putih keruh 0% 0 Sampel PT 1 Putih keruh 0% 0 Sampel PT 2 Putih keruh 0% 0 Sampel PT 3 Putih keruh 0% 0 Sampel PK 1 Putih keruh 0% 0 Sampel PK 2 Putih keruh 0% 0 Sampel PK 3 Putih keruh 0% 0 Pembahasan Pada analisis zat klorin dalam beras yang beredar di pasar kota manado, sampel beras yang diduga dari segi fisik mengandung klorin didapatkan berjumlah sembilan sampel yang diperoleh dari 3 pedagang dengan 3 pasar yang berbeda yaitu pasar Bersehati 45, pasar Tuminting dan pasar Karombasan. Sembilan sampel ini diobservasi di laboratorium di pisahkan setiap sampel dan diberi kode sampel 1pb, 2pb, 3pb, 1pt, 2pt, 3pt, 1pk, 2pk dan 3pk. Secara kualitatif reaksi warna yang dihasilkan pada zat klorin dengan penambahan kalium iodida dan amilum berwarna biru tua. Reaksi warna ini sesuai dengan pengujian oleh Sinuhadji (2008). Kemudian dilanjutkan dengan 344

pemeriksaan reaksi warna untuk sembilan sampel beras. Sampel dipipet sebanyak 10 ml dan ditambahkan kalium iodida dan amilum sebagai pereaksi. Hasil yang didapatkan pada setiap sampel tidak menunjukan perubahan warna, karena warna yang dihasilkan sama seperti warna awal dari sampel. Hal ini menunjukan bahwa dari sembilan sampel yang diperoleh pada ke 3 pasar tersebut tidak mengandung zat berbahaya klorin. Untuk mengidentifikasi lebih lanjut dilakukan pengujian dengan metode kuantitatif yaitu titrasi iodometri. Walaupun pada pengujian reaksi warna menunjukan hasil negatif namun tetap dilanjutkan pengujian dengan metode titrasi karena bisa saja pereaksi yang digunakan pada uji warna tidak terlalu peka terhadap klorin sehingga menunjukan hasil negatif oleh karena itu perlu dilakukan kembali pengujian secara kuantitatif untuk lebih memastikan bahwa sembilan sampel beras tersebut tidak mengandung zat berbahaya klorin. Pada pengujian kuantitatif tiap-tiap sampel dititrasi untuk mengidentifikasi apakah terdapat zat berbahaya klorin dan untuk menentukan kandungan klorin didalam sampel-sampel tersebut. Setiap sampel diambil sebanyak 50 ml kemudian ditambahkan kalium iodida 10g, asam asetat 10 ml dan amilum 1 ml kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat sampai terjadi perubahan warna. Jika positif mengandung klorin maka akan terjadi perubahan warna kuning muda, namun karena setiap sampel tidak terjadi perubahan warna yang artinya untuk masing-masing sampel tidak mengandung zat klorin. Hasil perhitungan titrasi yang diperoleh untuk setiap sampel yaitu nilai 0 %. Menurut Moehyi (1992), beberapa patokan berikut dapat digunakan dalam memilih beras yang baik sebagai berikut : 1. Beras berwarna keputih-putihan dan sedikit mengkilat, jangan dipilih beras yang berwarna keabu-abuan karena warna ini merupakan tanda bahwa beras disimpan ditempat yang lembab atau pernah basah. Warna beras yang agak kehijauan merupakan tanda bahwa beras itu berasa dari padi yang belum masak benar waktu digiling. 2. Butiran-butiran biji beras tampak utuh atau tidak banyak yang patah. 3. Beras tidak mengeluarkan bau yang tidak wajar seperti bau apek, bau bahan kimia, bau karung. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa pada sembilan sampel beras yang beredar di pasar kota Manado yang dianalisis dengan metode pengujian reaksi warna dan metode titrasi iodometri membuktikan sembilan sampel beras tersebut tidak teridentifikasi adanya klorin yang dilarang. Saran 1. Diperlukan pemeriksaan secara berkala tentang penggunaan klorin pada beras yang beredar di pasar kota Manado. 2. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai klorin dengan menggunakan metode Spektrofometri UV-Vis. DAFTAR PUSTAKA Adiwisastra, A. 1989. Sumber, Bahaya serta Penanggulangan Keracunan. Penerbit Angkasa. Bandung. Ahmad, A.K, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Darniadi, S. 2010. Identifikasi Bahan Tambahan Pangan (BTP) Pemutih Klorin Pada Beras. Jurnal. Hal 1311-1317.Balai Besar Pascapanen Pertanian : Bogor Day, R.A dan A.C Underwood. 1983.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Sinuhaji, D.N. 2009. Perbedaan Kandungan Klorin (Cl 2 ) Pada Beras Sebelum Dan Sesudah di Masak. 345

Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat : Universitas Sumatra Utara 346