PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS TINTA KERING (TONER) MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH) SISA PEMBAKARAN BATU BARA

PENGARUH LAMA MILLING TERHADAP SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DAN MORFOLOGI TONER BERBAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH ), KARBON DAN POLIMER

ITM-39: SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIKA TONER BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE POLIMERISASI EMULSI

Sintesis dan Karakterisasi Tinta Serbuk (TONER) berbahan baku Pasir Besi Menggunakan XRD dan SEM-EDAX

SINTESIS DAN KARAKTERISASI TINTA KERING (TONER) BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE POLIMERISASI EMULSI

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Afdal, Elio Nora Islami. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

PENGARUH RASIO Fe 3 O 4 Fe 2 O 3, RASIO Fe : C DAN UKURAN BULIR MINERAL MAGNETIK PADA SUSEPTIBILITAS MAGNETIK TONER

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SIFAT MAGNET DAN KANDUNGAN MINERAL PASIR BESI SUNGAI BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hariadi Aziz E.K

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

I. PENDAHULUAN. dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen,

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL MAGNETIT (Fe 3 O 4 ) BERBASIS BATUAN BESI. Skripsi. Program Studi Fisika. Jurusan Fisika

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pencapaian sekitar 54 juta ton per tahun yang mencerminkan bahwa negara kita

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Sintesis dan Karakterisasi Komposit PANi-SiO 2 dengan Pengisi Gel SiO 2 dari Pasir Bancar Tuban

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisa Mineral Magnetik Pasir Sisa Pendulangan Intan di Cempaka, Kota Banjarbaru Berdasarkan Nilai Suseptibilitas Magnetik

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROKSIAPATIT DARI LIMBAH CANGKANG KERANG BULU (Anadara antiquata) SKRIPSI SRI ANUGRAH WATI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Teknologi Universitas Airlangga, Bank Jaringan Rumah Sakit dr. Soetomo

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PEMETAAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PADA TOP SOIL SEBAGAI INDIKATOR PENYEBARAN LOGAM BERAT DI SEKITAR JALAN SOEKARNO-HATTA MALANG

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3 Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

I. PENDAHULUAN. material, antara lain sebagai komponen dari pembentukan gelas (Doweidar et al.,

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

PENGARUH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) TERHADAP SIFAT MAGNETIK MAGHEMIT (γ-fe 2 O 3 ) YANG DISINTESIS DARI MAGNETIT BATUAN BESI (Fe 3 O 4 )

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK Yuni Chairun Nisa 1, Siti Zulaikah, Nandang Mufti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang 1 Email: yuniche21@gmail.com Abstrak Toner merupakan serbuk tinta kering yang digunakan dalam printer laser maupun mesin fotokopi (Yang, J., dkk. 2003). Beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan penelitian tentang pembuatan toner baik dari luar maupun dalam negeri. Salah satunya adalah penelitian Sukma (2014) tentang sintesis dan karakterisasi toner berbasis pasir besi dengan metode polimerisasi emulsi. Namun hasil penelitian menunjukkan bentuk dan ukuran partikel toner yang masih kurang seragam. Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk memperbaiki bentuk dan ukuran partikel toner dengan menggunakan polimer dari sterofoam, karbon dan pasir besi hasil ekstraksi abu letusan Gunung Kelud karena bahan bakunya sederhana. Perbedaannya adalah pada metode polimerisasi emulsi yang akan dilakukan dengan menggunakan dua fasa, fasa air dan fasa minyak. Fasa air berisi larutan karbon dan pasir besi dan fasa minyak merupakan larutan polimer. Variasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah variasi penambahan H 2 SO 4 sebanyak 50, 60 dan 70 ml pada fasa minyak. Berdasarkan hasil penelitian, toner hasil sintesis memiliki bentuk yang masih tidak seragam dan ukuran partikel sekitar 5-20 µm. Penambahan larutan H 2 SO 4 atau asam sulfat memberikan pengaruh pada toner sintetik berupa kandungan Fe yang semakin sedikit. Terlihat pada hasil EDX masing-masing toner dengan penambahan 50, 60, dan 70 ml H 2 SO 4 adalah 33,24; 20,8 dan 7,41. Nilai suseptibilitas magnetik terbesar dimiliki oleh toner dengan penambahan 60 ml H 2 SO 4 yaitu 11,0059 Diketahui pula dari hasil uji FTIR bahwa toner dengan penambahan 60 ml H 2 SO 4 memiliki persentase trasmittansi paling tinggi. Dari hasil penelitian dapat disimpukan bahwa variasi penambahan H 2 SO 4 sebanyak 50, 60 dan 70 ml pada pembuatan polimer tidak berpengaruh terhadap bentuk, ukuran dan nilai suseptibilitas magnetik toner. Kata Kunci: Variasi H 2 SO 4, Sintesis Toner, Bentuk dan Ukuran Partikel, Suseptibilitas Magnetik. PENDAHULUAN Toner merupakan serbuk tinta kering yang digunakan dalam printer laser maupun mesin fotokopi (Yang, J., dkk. 2003). Beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan penelitian tentang pembuatan toner baik dari luar maupun dalam negeri. Ishihara (1998) menyebutkan bahwa toner yang terenkapsulasi adalah toner polimerisasi yang disintesis dari dispersoid (bahan baku pembungkus/minyak) ke medium dispersi (air). Dibandingkan dengan proses penumbukan, proses polimerisasi toner menghilangkan prosedur penghancuran dan pemilahan produk bubuk dan prosedur berikutnya, sehingga menurunkan biaya produksi (Park, J., dkk, 2011).

Diadakan penelitian dengan metode polimerisasi emulsi yang sama dengan Sukma (2014), yaitu menggunakan polimer dari sterofoam, karbon dan pasir besi karena bahan bakunya sederhana. Perbedaannya adalah pada metode polimerisasi emulsi yang akan dilakukan dengan menggunakan dua fasa, fasa air dan fasa minyak. Fasa air berisi larutan karbon dan pasir besi dan fasa minyak merupakan larutan polimer. Variasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah variasi penambahan H 2 SO 4 pada fasa minyak. Diharapkan dari penelitian ini dihasilkan bentuk dan ukuran partikel yang seragam serta nilai suseptibilitas magnetik mendekati toner pasaran. Selain itu, pasir besi dalam penelitian ini merupakan hasil ekstraksi dari abu letusan Gunug Kelud. Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan abu letusan Gunung Kelud yang berlimpah ruah. Berdasarkan hasil uji XRF sementara, abu letusan Gunung Kelud juga ternyata memiliki unsur penyusun mineral magnetite yaitu besi (Fe) sebesar 29,6% pada sampel yang diambil di daerah Pujon dan 30% pada sampel yang diambil di Desa Ndelik. Partikel Fe 3 O 4 (besi hitam) memiliki sifat-sifat magnetik, warnanya hitam dan digunakan dalam persiapan toner (Guo, L., dkk. 2006). Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Variasi Penambahan H 2 SO 4 pada Sintesis Toner terhadap Bentuk, Ukuran Partikel dan Suseptibilitas Magnetik. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium. Penelitian diawali dengan studi pustaka, pengambilan sampel di lapangan, kemudian dilakukan preparasi dan uji sampel dalam laboratorium. Tahap preparasi yaitu dilakukan proses ekstraksi magnetite (Fe 3 O 4 ) pada abu letusan Gunung Kelud untuk menghasilkan pasir besi dengan kemurnian magnetite tinggi. Langkah berikutnya yaitu melakukan menyiapkan komposisi bahan-bahan pembuatan toner seperti magnetite (Fe 3 O 4 ) sebagai bahan baku, karbon dan polimer sebagai lilin yang berfungsi agar toner dapat menempel pada kertas. Penelitian ini menggunakan dua fasa yaitu fasa air dan fasa minyak. Variasi dalam penelitian ini adalah variasi penambahan H 2 SO 4 pada fasa minyak. Fasa minyak yang merupakan larutan polimer akan diinjeksikan sedikit demi sedikit ke fasa air yang merupakan larutan Fe 3 O 4 dan karbon. Setelah proses polimerisasi selesai, toner dicuci dengan aquades untuk menghilangkan minyak pada larutan toner. Kemudian dilakukan pengeringan agar mendapatkan polimerisasi toner berbentuk serbuk. Setelah kering, dilakukan penggerusan. Dalam karakterisasi ini digunakan beberapa uji karakteristik diantaranya adalah SEM-EDX (Scanning Electron Microscopy- Energy X-Ray Spectroscopy) digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran partikel, MS2 (Bartington Magnetic Susceptibility Meter) digunakan untuk mengukur nilai suseptibilitas magnetik dari toner, dan uji FTIR (Fourier Transform Infra-Red) Spectroscopy untuk persentase transmittansi toner. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bentuk dan Ukuran Partikel Toner Berdasarkan Hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) Berdasarkan hasil uji SEM yang dilakukan oleh Lestyowati (2013) pada toner pasaran diketahui bahwa toner dengan merek dagang Canon IR 5000 menunjukkan ukuran partikel rata-rata 10,89 µm. Sedangkan hasil

uji SEM pada toner sintetik dengan variasi penambahan H 2 SO 4 memiliki ukuran partikel sekitar 5 20 µm. Terlihat bahwa ukuran partikel toner sintetik yang terbentuk mendekati ukuran partikel pada toner pasaran. Namun bentuk partikel pada toner sintetik masih belum sempurna dan seragam. Penyebab tidak seragamnya mikro-sphere toner yang terbentuk adalah kurangnya perlakuan pengontrolan pada saat proses polimerisasi berlangsung (Holten, N., 2002). Gambar 3. Hasil Uji SEM pada toner dengan Penambahan 70 ml H 2 SO 4 pada perbesaran 5000x Komposisi Unsur Toner Berdasarkan Hasil Uji EDX (Energy Dispersive X-Ray) Spectroscopy Gambar 1. Hasil Uji SEM pada toner dengan Penambahan 50 ml H 2 SO 4 pada perbesaran 5000x Gambar 2. Hasil Uji SEM pada toner dengan Penambahan 60 ml H 2 SO 4 pada perbesaran 5000x Berdasarkan hasil uji EDX pada toner pasaran menunjukkan bahwa toner merek dagang Canon IR 5000 mengandung 60,41% karbon, 12,5% oksida, 27,00% besi, 00,54% Silika sebagai impurity. Rasio presentase rata-rata Fe dan C pada Toner Canon IR 5000 adalah 0,42 (Lestyowati, 2013). Berdasarkan keempat komposisi unsur toner tersebut terlihat bahwa persentase terbesar ditunjukkan oleh unsur Fe, O dan C, seperti yang telah diteliti oleh Irvan (2005) bahwa toner didominasi oleh unsur Fe dan C. Penambahan larutan H 2 SO 4 atau asam sulfat memberikan pengaruh pada toner sintetik berupa kandungan Fe yang semakin sedikit seiring dengan bertambahnya volume H 2 SO 4 yang diberikan. Hal ini terjadi karena sifat korosif asam sulfat dapat merusak benda-benda dari logam, dalam hal ini adalah Fe, karena logam akan teroksidasi baik dengan asam sulfat encer maupun pekat (Rufiati, 2011).

Suseptibilitas Magnetik (10-6 m 3 kg -1 ) Tabel 1. Komposisi Unsur pada Toner dengan Penambahan 50 ml H 2 SO 4 CK 45.04 69.55 OK 11.57 13.42 SiK 01.58 01.05 SK 08.57 04.95 FeK 33.24 11.04 Tabel 2. Komposisi Unsur pada Toner dengan Penambahan 60 ml H 2 SO 4 CK 58.50 76.26 OK 15.63 15.30 SiK 01.82 01.01 SK 03.26 01.59 FeK 20.80 05.83 Tabel 3. Komposisi Unsur pada Toner dengan Penambahan 70 ml H 2 SO 4 CK 64.87 80.54 OK 09.63 08.97 SiK 02.07 01.10 SK 15.62 07.26 FeK 07.41 01.98 Sifat Magnetik Toner Berdasarkan Uji Suseptibilitas Magnetik Toner dengan penambahan 50 ml H 2 SO 4 memiliki nilai suseptibilitas magnetik 1,41176. Toner dengan penambahan 60 ml H 2 SO 4 memiliki nilai suseptibilitas magnetik 11,0059 Toner dengan penambahan 70 ml H 2 SO 4 memiliki nilai suseptibilitas magnetik 1,52195 Nilai suseptibilitas magnetik terbesar dimiliki oleh toner dengan penambahan 60 ml H 2 SO 4. Tabel 4. Hasil Suseptibilitas Magnetik Toner pada Frekuensi Rendah No. Nilai Suseptibilitas Volume H 2 SO 4 Magnetik pada Toner (ml) LF (x 10-6 m 3 kg - ) 1 50 1,41176 2 60 11,0059 3 70 1,52195 12 10 8 6 4 2 0 40 50 60 70 80 Volume H 2 SO 4 pada Toner (ml) Gambar 4. Pengaruh Variasi Penambahan H 2 SO 4 terhadap Nilai Suseptibilitas Magnetik Toner Persentase Transmittansi Toner Berdasarkan Uji FTIR (Fourier Transform Infra-Red) Spectroscopy Persentase transmittansi toner dengan penambahan 50 ml H 2 SO 4 (hitam) adalah sekitar 14%. Persentase transmittansi toner dengan penambahan 60 ml H 2 SO 4 (merah) adalah sekitar 10%. Persentase transmittansi toner dengan penambahan 70 ml H 2 SO 4 (hijau) adalah sekitar 13%. Persentase transmittansi toner terbesar ditunjukkan oleh toner dengan penambahan 50 ml H 2 SO 4 (hitam) dan persentase transmittansi toner terkecil ditunjukkan oleh toner dengan penambahan 60 ml H 2 SO 4 (merah).

Gambar 5. Hasil Uji FTIR Toner dengan Variasi Penambahan H 2 SO 4 50 ml (hitam), 60 ml (merah) dan 70 ml (hijau) KESIMPULAN Bentuk dan ukuran partikel toner sintetik tidak dipengaruhi oleh variasi penambahan H 2 SO 4. Bentuk partikel pada toner sintetik masih belum sempurna dan seragam. Ukuran partikel toner sintetik yang dihasilkan mendekati ukuran partikel toner pasaran yaitu 5-20 µm. Nilai suseptibilitas magnetik toner sintetik tidak dipengaruhi oleh variasi penambahan H 2 SO 4. Toner sintetik dengan penambahan 50, 60 dan 70 ml H 2 SO 4 masing-masing bernilai suseptibilitas magnetik sebesar 1,41176 x 10-6 m 3 kg -1 ; 11,0059 x 10-6 m 3 kg -1 dan 1,52195 x 10-6 m 3 kg -1. Persentase transmittansi toner tidak dipengaruhi oleh variasi penambahan H 2 SO 4 pada toner. Persentase transmittansi toner dengan penambahan 50, 60 dan 70 ml H 2 SO 4 masing-masing adalah sekitar 14%, 10% dan 13%. DAFTAR RUJUKAN and Surfaces A: Physicochem. Eng. Aspects 293 (2007) 58 62. Holten, N., 2002. LJ2500 Chemical Toner. HP Invent. Irvan, Muhammad. 2005. Karakterisasi Tinta Kering (Toner) dengan Metode Magnetik dan Scanning Electro Microscopy (SEM). Skripsi: ITB Ishihara, T., dkk. 1998. Encapsulated Toner Fixed by Low Temperature. OKI Technical Review Vo. 64. Lestyowati, Titis. 2013. Pengaruh Rasio Fe3O4 : Fe2O3, Rasio Fe : C Dan Ukuran Bulir Mineral Magnetik Pada Suseptibilitas Magnetik Toner. Skripsi: Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Park, J., dkk, 2011. Effects of Polymerization Process Variables on the Properties of Suspension Polymerized Toner. Department of Chemical Engineering, Chungbuk National University, South Korea. 18 th International Conference on Composite Materials. Rufiati, E., 2011. Sifat Asam Sulfat. ITS. Sukma, Firri Melati. 2013. Sintesis dan Karakterisasi Tinta Kering (Toner) Berbasis Pasir Besi dengan Metode Polimerisasi Emulsi. Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Yang, J., dkk. 2003. Particle Size Distribution and Morphology of in Situ Suspension Polymerized Toner. Department of Chemical Engineering, Tsinghua University, Beijing, China. Ind. Eng. Chem. Res., Vol. 42, No. 22. Guo, L., dkk. 2006. Polystyrene Coating of Fe 3 O 4 Particles using Dispersion Polymerization. Department of Chemical Engineering, Tsinghua University, Beijing, China. Colloids