DT-SENSE Gas Sensor Trademarks & Copyright

dokumen-dokumen yang mirip
DT-SENSE. IR Proximity Detector

DT-SENSE. Barometric Pressure & Temperature Sensor

Trademarks & Copyright

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor

DT-SENSE. Humidity Sensor

DT-SENSE. Temperature Sensor

Low Cost Motor Controller

Neo Stepper Motor 1.2A

DT-SENSE Color Sensor Q uick S tart

DT-SENSE. Flame Detector

DT-SENSE. Photoreflector

DT-SENSE. Color Sensor

DT-SENSE. Photoreflector ver. 2.0

Smart Peripheral Controller Low Cost Serial LCD/OLED

DT-SENSE. UltraSonic Ranger (USR)

Servo Motor Controller

DT-SENSE THERMOPILE ARRAY SENSOR

Wireless Gamepad Interface

DT-SENSE. UltraSonic and InfraRed Ranger (USIRR)

BAB 3 METODE PENELITIAN

1 Pendahuluan Spesifikasi Sistem yang Dianjurkan... 3

Smart Peripheral Controller ALPHANUMERIC DISPLAY

DT-SENSE Application Note

AVR USB ISP Trademarks & Copyright

Starter Kit GSM Trademarks & Copyright

AVR USB ISP mkii Trademarks & Copyright

DHT11 Temperature and Humidity Sensor Board Gambar 1 Blok Diagram AN196. 5V (Power) GND (Power)

ALPHANUMERIC DISPLAY

Gamepad Interface. Smart Peripheral Controller

DT-BASIC Application Note

AVR USB ISP mkii ver 2

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

DT-AVR Application Note

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

DT-51 Application Note

DT-AVR Application Note

AT89 USB ISP Trademarks & Copyright

DT-I/O DT-I/O. Application Note AN171

Programmer. Petunjuk Penggunaan

DT-51 Application Note

SPC SPC. SPC Application Note AN175 Bluetooth Mobile Robot. Application Note AN175

2. SPESIFIKASI EKSTERNAL SPC KEYMATIC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

DT-51 Application Note

Menggunakan ADC 16-bit DST-R8C

DT-SENSE Application Note

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Trademarks & Copyright

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. Perancangan komunikasi data terdiri dari beberapa node. Node dipasang sesuai

DT-COMBO AVR-51 STARTER KIT

DT-AVR Application Note. AN186 Digital Compass

2. SPESIFIKASI EKSTERNAL SPC DC MOTOR

AVR-51 USB ISP Trademarks & Copyright

DT-AVR Application Note

DT-AVR Application Note. Gambar 1 Blok Diagram AN133

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

Akses SD Card & FRAM Menggunakan AVR. Oleh: Tim IE

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

DT-51 Application Note

DT-AVR Application Note

DT-51 Application Note

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan

Smart Peripheral Controller INFRARED TRANSCEIVER

Controller System. CodeVisionAVR Demo

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

DT-51 Application Note

DT-SENSE Application Note AN168 Color Game. Gambar 1 Blok Diagram AN168

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

Akses SD Card & FRAM Menggunakan MCS-51. Oleh: Tim IE

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

DT-51 Application Note

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

AVR Application Note AN95 Wireless Chatting with PC

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN ALAT

DT-AVR Application Note

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

PC-Link. Gambar 1 Blok Diagram AN201. AGND (J3 pin 1) Pin 1 VCC (J3 pin 2) Pin 3 Dapat dipilih salah satu dari A0 s.d. A7 (J3 pin 3 s.d.

8. Mengirimkan stop sequence

Trademarks & Copyright

Programmer. Petunjuk Penggunaan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DT-AVR Application Note AN191 SMS Gateway dengan GSM STARTER KIT

DC MOTOR. Smart Peripheral Controller

SPC SPC. SPC Application Note AN181 - SPC for Hexapod Robot

DT-AVR Application Note

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

DT-I/O. I/O Application Notes AN164 Komunikasi Jarak Jauh antara 2 PC dengan RS-485. Application Note AN164

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

DT-SENSE Gas Sensor Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. Pentium is a trademark of Intel Corporation. CodeVisionAVR is copyright by Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. BASCOM-51 and BASCOM-AVR are copyright by MCS Electronics. I 2 C is a registered trademark of Philips Semiconductors. DT-51 is a trademark of Innovative Electronics.

Daftar Isi 1 Pendahuluan... 3 1.1 Spesifikasi... 3 1.2 Sistem yang Dianjurkan... 3 2 Perangkat Keras... 4 2.1 Tata Letak Komponen... 4 2.2 Konektor dan Pengaturan Jumper... 4 3 LED Indikator dan Monitor... 6 4 Perangkat Lunak... 8 4.1 Antarmuka UART TTL... 8 4.2 Antarmuka I 2 C... 8 4.3 Command Set... 10 4.3.1 Read Sensor... 10 4.3.2 Read VR... 10 4.3.3 Read Upper Threshold... 11 4.3.4 Set Upper Threshold... 11 4.3.5 Read Lower Threshold... 12 4.3.6 Set Lower Threshold... 13 4.3.7 Read Mode... 13 4.3.8 Set Mode... 14 4.3.9 Read Output Delay... 14 4.3.10 Set Output Delay... 15 4.3.11 Read Heater Setting... 16 4.3.12 Set Heater... 16 4.3.13 Set I 2 C Address... 17 4.3.14 Read I 2 C Address... 18 5 Prosedur Pengujian... 18 6 Contoh Aplikasi dan Program... 18 Lampiran A. Skematik DT-SENSE GAS SENSOR... 20 2

1. PENDAHULUAN DT-SENSE GAS SENSOR merupakan sebuah modul sensor cerdas yang mampu memonitor perubahan konsentrasi gas LPG, iso-butana, propana, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), Alkohol, atau kualitas udara (tergantung dari sensor yang digunakan). Modul ini kompatibel dengan sensor gas MQ-3 (alkohol), MQ-4 (metana), MQ-6 (LPG, iso-butana, dan propana), MQ-7 (CO), MQ-135 (kualitas udara), dan MG-811 (CO 2 ). Selain itu, modul sensor cerdas ini dapat berfungsi sebagai kendali konsentrasi gas mandiri secara ON/OFF mengikuti setpoint yang kita tentukan. Modul sensor ini dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I 2 C. 1.1. SPESIFIKASI Spesifikasi DT-SENSE GAS SENSOR sebagai berikut: Sumber catu daya menggunakan tegangan 5 Volt. Kompatibel dengan sensor gas MQ-3, MQ-4, MQ-6, MQ-7, MQ-135, dan MG-811 Menggunakan ADC dengan resolusi 10 bit. Tersedia 1 jalur output kendali ON/OFF. Pin Input/Output kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS. Dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C. Jika menggunakan I2C, DT-SENSE GAS SENSOR dapat di-cascade hingga 8 modul. 1.2. SISTEM YANG DIANJURKAN Sistem yang dianjurkan untuk penggunaan DT-SENSE GAS SENSOR adalah: Perangkat keras: PC AT Pentium IBM Compatible. DT-51 Minimum System, DT-51 Low Cost Series, atau DT-AVR Low Cost Series. DVD-ROM Drive dan Hard disk. Perangkat lunak: Sistem operasi Windows XP. BASCOM-8051, BASCOM-AVR, atau CodeVisionAVR. File-file yang ada pada pada CD/DVD program: DATASHEET, CONTOH_I2C.C, CONTOH_I2C.HEX, CONTOH_UART.C, CONTOH_UART.HEX, dan MANUAL DT-SENSE GAS SENSOR. 3

2. PERANGKAT KERAS 2.1. TATA LETAK KOMPONEN 2.2. KONEKTOR DAN PENGATURAN JUMPER Konektor INTERFACE (J3) berfungsi sebagai konektor untuk catu daya modul, antarmuka UART TTL, dan antarmuka I 2 C. Pin Nama 1 GND Titik referensi untuk catu daya input 2 VCC Terhubung ke catu daya (5 Volt) 3 RX TTL Input serial level TTL ke modul DT-SENSE 4 TX TTL Output serial level TTL dari modul DT-SENSE 5 SDA I 2 C-bus data input / output 6 SCL I 2 C-bus clock input Jumper SCL SDA (J1) berfungsi untuk mengaktifkan resistor pull-up untuk pin SDA dan SCL pada antarmuka I 2 C. Jumper SCL SDA (J1) Pull-up tidak aktif (jumper terlepas) Pull-up aktif (jumper terpasang) Penting! Apabila lebih dari satu modul dihubungkan pada I 2 C-bus maka jumper J1 (SCL/SDA) salah satu modul saja yang perlu dipasang. 4

Jumper RLOAD (J7) berfungsi untuk memilih resistor beban yang akan digunakan pada rangkaian pengkondisi sinyal modul DT-Sense. Oleh karena modul ini dapat digunakan untuk lebih dari 1 macam sensor dan karakteristik tiap sensor berbeda-beda. Jumper RLOAD (J7) Nilai Resistor Beban dan Rekomendasi Sensor 1 1 1 1 2 4 6 8 2 4 6 8 2 4 6 8 2 4 6 8 Nilai Resistor 2K2 Ohm Sensor MQ-4 dan MQ-135 Nilai Resistor 3K3 Ohm Sensor MQ-3 dan MQ-7 Nilai Resistor 5K1 Ohm Sensor MQ-6 Nilai Resistor 100K Ohm Sensor MG-811 Soket SR-5 (J4) sebagai konektor untuk sensor gas yang digunakan. Pin Nama Koneksi 1 A Terhubung dengan tegangan catu daya 5 Volt 2 H Terhubung dengan tegangan catu daya 5 Volt 3 A Terhubung dengan tegangan catu daya 5 Volt 4 B Terhubung dengan rangkaian pengkondisi sinyal 5 H Terhubung dengan rangkaian pengendali heater 6 B Terhubung dengan rangkaian pengkondisi sinyal Konektor OUTPUT (J5) sebagai konektor untuk output open collector. Pin Nama 1 GND Terhubung dengan titik referensi catu daya 2 VCC Terhubung dengan tegangan catu daya 5 Volt 3 OC-OUT Pin output kendali ON/OFF bersifat Open Collector 5

Jumper T.HOLD SELECT (J6) berfungsi untuk memilih sumber nilai batas yang digunakan (dari variabel resistor T.HOLD ADJUST atau dari EEPROM modul) untuk kendali ON/OFF. Jumper T.HOLD SELECT (J6) (Jumper J6 terpasang) (Jumper J6 dilepas) Sumber Nilai Batas Nilai batas menggunakan variabel resistor (R10) pada modul DT-Sense Nilai batas menggunakan nilai yang tersimpan pada EEPROM modul DT-Sense 3. LED INDIKATOR DAN FUNGSI MONITOR Pada modul DT-SENSE GAS SENSOR terdapat 2 buah LED indikator yaitu LED indikator merah dan LED indikator hijau. Pada saat power-up, LED merah akan berkedip sesuai dengan alamat I 2 C modul. Jika alamat I 2 C adalah 0xE0 maka LED indikator akan berkedip 1 kali. Jika alamat I 2 C adalah 0xE2 maka LED indikator akan berkedip 2 kali. Jika alamat I 2 C adalah 0xE4 maka LED indikator akan berkedip 3 kali dan demikian seterusnya sampai alamat I 2 C 0xEE maka LED indikator akan berkedip 8 kali. Pada saat power-up, LED hijau akan berkedip dengan cepat sampai kondisi pemanasan sensor dan hasil pembacaan sensor sudah stabil. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi stabil berbeda-beda untuk tiap sensor yang digunakan tergantung pada kecepatan respon sensor dan kondisi heater pada sensor. Jika kondisi stabil sudah tercapai, maka LED hijau akan menyala tanpa berkedip. Pada kondisi operasi normal (setelah kondisi power-up), LED merah akan menyala atau padam sesuai dengan hasil pembacaan sensor dan mode operasi yang dipilih. Sedangkan selama hasil pembacaan sensor stabil, LED hijau akan tetap menyala dan hanya berkedip pelan (tiap 1 detik) jika ada perubahan konsentrasi gas. Modul DT-SENSE GAS SENSOR juga memiliki 1 pin output open collector yang status logikanya akan berubah-ubah, sesuai dengan hasil pembacaan sensor gas dan batas atas serta batas bawah yang telah ditentukan. Pin output ini dapat dihubungkan dengan aktuator (exhaust atau alarm) sehingga modul DT- SENSE ini dapat berfungsi sebagai pemonitor konsentrasi gas secara mandiri. Modul DT-SENSE akan membaca nilai konsentrasi gas secara otomatis, membandingkan dengan batas-batas nilai yang telah diatur dan kemudian mengubah status logika pin output kendali ON/OFF sesuai dengan mode operasi yang digunakan. Ada 2 mode operasi yang dapat tersedia, yaitu mode operasi Hysterisis dan mode operasi Window. Pada mode operasi Hysterisis : 1. Jika nilai sensor hasil konversi ADC lebih kecil daripada batas bawah, maka pin output akan Off (Transistor Open Collector berada pada keadaan Cut-off dan LED indikator merah tidak menyala). 6

2. Jika nilai sensor hasil konversi ADC lebih besar daripada batas atas, maka pin output akan On (Transistor Open Collector berada pada keadaan Saturasi dan LED indikator merah menyala). 3. Jika nilai sensor hasil konversi ADC sama dengan atau berada di antara batas atas dan batas bawah, maka logika pin output tidak berubah (jika sebelumnya Off, maka akan tetap Off atau jika sebelumnya On akan tetap On). Pada mode operasi Window : 1. Jika nilai sensor hasil konversi ADC lebih kecil daripada batas bawah, maka pin output akan On (Transistor Open Collector berada pada keadaan Saturasi dan LED indikator merah menyala). 2. Jika nilai sensor hasil konversi ADC lebih besar daripada batas atas, maka pin output akan On (Transistor Open Collector berada pada keadaan Saturasi dan LED indikator merah menyala). 3. Jika nilai sensor hasil konversi ADC sama dengan atau berada di antara batas atas dan batas bawah, maka logika pin output akan Off (Transistor Open Collector berada pada keadaan Cut-off dan LED indikator merah tidak menyala). Jika sumber nilai batas yang dipilih adalah menggunakan variabel resistor pada modul DT-SENSE GAS SENSOR (untuk pemilihan sumber nilai batas dapat dilihat pada bagian 2), maka mode operasi yang bisa berlaku hanya mode operasi Hysterisis. Nilai variabel resistor akan digunakan sebagai nilai batas atas. Sedangkan nilai batas bawah akan selalu bernilai 50 poin di bawah nilai batas atas. Jika sumber nilai batas yang dipilih adalah menggunakan nilai yang tersimpan pada EEPROM modul DT-SENSE GAS SENSOR, maka mode operasi yang bisa berlaku adalah mode operasi Hysterisis dan mode operasi Window. Nilai batas atas, nilai batas bawah, dan mode operasi, dapat diatur melalui antarmuka UART TTL atau I 2 C dengan menggunakan perintah-perintah yang akan dibahas pada bagian 4. Berikut ini ilustrasi cara kerja kendali ON/OFF menggunakan modul DT-SENSE GAS SENSOR dengan nilai batas atas sebesar 450 dan nilai batas bawah sebesar 350. 7

Nilai Konsentrasi Gas 600 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Nilai hasil pembacaan sensor Kendali ON/OFF 0 4 8 12 16 20 Waktu (detik) Batas Atas Batas Bawah Off On Mode Operasi Hysterisis Off On Mode Operasi Window 0 4 8 12 16 20 4. PERANGKAT LUNAK DT-SENSE GAS SENSOR memiliki antarmuka UART TTL dan I 2 C yang dapat digunakan untuk menerima perintah atau mengirim data. 4.1. ANTARMUKA UART TTL Parameter komunikasi UART TTL adalah sebagai berikut: 38400 bps Tanpa bit parity 8 bit data Tanpa flow control 1 bit stop Semua perintah yang dikirim melalui antarmuka UART TTL dimulai dengan mengirim 1 byte data yang berisi <nomor perintah> dan (jika diperlukan) 1- byte data parameter perintah. dan parameternya yang bisa digunakan dapat dilihat pada bagian 4.3. Jika perintah yang telah dikirimkan merupakan perintah yang meminta data dari modul DT-SENSE GAS SENSOR, maka DT-SENSE GAS SENSOR akan mengirimkan data melalui jalur TX TTL. 4.2. ANTARMUKA I 2 C Modul DT-SENSE GAS SENSOR memiliki antarmuka I 2 C. Pada antarmuka I 2 C ini, modul DT-SENSE GAS SENSOR bertindak sebagai slave dengan alamat 8

sesuai dengan telah ditentukan sebelumnya. Alamat default DT-SENSE adalah 0xE0 dan dapat diganti menggunakan salah satu perintah yang dijelaskan pada bagian 4.3 menggunakan jalur komunikasi UART. Antarmuka I 2 C pada modul DT-SENSE GAS SENSOR mendukung bit rate sampai dengan maksimum 100 khz. Semua perintah yang dikirim melalui antarmuka I 2 C diawali dengan start condition dan kemudian diikuti dengan pengiriman 1 byte alamat modul DT- SENSE GAS SENSOR. Setelah pengiriman alamat, selanjutnya master harus mengirim 1 byte data yang berisi <nomor perintah> dan (jika diperlukan) 1- byte data parameter perintah. Selanjutnya, setelah seluruh parameter perintah telah dikirim, urutan perintah diakhiri dengan stop condition. Berikut urutan yang harus dilakukan untuk mengirimkan perintah melalui antarmuka I 2 C. Start + 1 1 1 0 X X X 0 + Alamat Tulis X X X X X X X X + X X X X X X X X + Command Parameter 1 (jika ada) X X X X X X X X Parameter 2 (jika ada) + Stop Jika perintah yang telah dikirimkan merupakan perintah yang meminta data dari modul DT-SENSE GAS SENSOR, maka data-data tersebut dapat dibaca dengan mengunakan urutan perintah baca. Berikut urutan yang harus dilakukan untuk membaca data dari DT-SENSE GAS SENSOR: Start + 1 1 1 0 X X X 1 + Alamat Baca X X X X X X X X + X X X X X X X X + Data 1 (jika ada) Data 2 (jika ada) Stop Sebuah data/parameter yang memiliki range lebih besar dari 255 desimal (lebih besar dari 1 byte) dikirim secara dua tahap. Satu byte data MSB dikirim lebih dahulu kemudian diikuti dengan data LSB. Misalnya parameter <datasensor> yang memiliki range 0 1023. Jika <datasensor> bernilai 1000 maka byte MSB yang dikirim adalah 3 dan byte LSB yang dikirim adalah 232 (0xE8). dan parameternya yang bisa digunakan dapat dilihat pada bagian 4.3. 9

4.3. COMMAND SET Berikut ini daftar lengkap perintah-perintah dalam antarmuka UART dan I 2 C. 4.3.1. READ SENSOR Baca nilai sensor 0x41 Parameter - Respon <datasensor> 0 1023 data hasil konversi ADC 10 µs Keterangan - Contoh dengan antarmuka UART untuk memperoleh nilai hasil pembacaan sensor: User : 0x41 DT-SENSE : <datasensor> i2c_write(0x41); delay_us(10); // Read Sensor // delay 10 us i2c_write(0xe1); // Baca ke modul DT-SENSE temp1 = i2c_read(1); // Data Sensor MSB temp2 = i2c_read(0); // Data Sensor LSB Sensor = (temp1 x 256) + temp2 4.3.2. READ VR Baca nilai resistor variabel 0x42 Parameter - Respon <datavr> 0 1023 data hasil konversi ADC 10 µs Keterangan - Contoh dengan antarmuka UART untuk memperoleh nilai hasil pengaturan resistor variabel: User : 0x42 DT-SENSE : <datavr> 10

i2c_write(0x42); delay_us(10); // Read VR // delay 10 us i2c_write(0xe1); // Baca ke modul DT-SENSE temp1 = i2c_read(1); // Data VR MSB temp2 = i2c_read(0); // Data VR LSB NilaiVR = (temp1 x 256) + temp2 4.3.3. READ UPPER THRESHOLD Baca nilai batas atas 0x43 Parameter - Respon <Threshold_A> 0 1023 pengaturan batas atas 10 µs Keterangan - Contoh dengan antarmuka UART untuk membaca data batas atas yang telah tersimpan di EEPROM: User : 0x43 DT-SENSE : <Threshold_A> i2c_write(0x43); delay_us(10); // Read Upper Threshold // delay 10 us i2c_write(0xe1); // Baca ke modul DT-SENSE temp1 = i2c_read(1); // Data Batas Atas MSB temp2 = i2c_read(0); // Data Batas Atas LSB BatasAtas = (temp1 x 256) + temp2 4.3.4. SET UPPER THRESHOLD Atur nilai batas atas 0x44 Parameter <Threshold_A> 0 1023 pengaturan batas atas Respon - - Keterangan Agar nilai batas atas dianggap valid dan tersimpan ke EEPROM, maka nilai batas atas harus lebih besar dari nilai batas bawah. 11

Contoh dengan antarmuka UART untuk mengatur agar batas atas bernilai 450 (0x01C2): User : 0x44 0x01 0xC2 DT-SENSE : - i2c_write(0x44); i2c_write(0x01); i2c_write(0xc2); // Set Upper Threshold // Data Batas Atas MSB // Data Batas Atas LSB 4.3.5. READ LOWER THRESHOLD Baca nilai batas bawah 0x45 Parameter - Respon <Threshold_B> 0 1023 pengaturan batas bawah 10 µs Keterangan - Contoh dengan antarmuka UART untuk membaca data batas bawah yang telah tersimpan di EEPROM: User : 0x45 DT-SENSE : <Threshold_B> i2c_write(0x45); delay_us(10); // Read Lower Threshold // delay 10 us i2c_write(0xe1); // Baca ke modul DT-SENSE temp1 = i2c_read(1); // Data Batas Bawah MSB temp2 = i2c_read(0); // Data Batas Bawah LSB BatasBawah = (temp1 x 256) + temp2 12

4.3.6. SET LOWER THRESHOLD Atur nilai batas bawah 0x46 Parameter <Threshold_B> 0 1023 pengaturan batas bawah Respon - - Keterangan Agar nilai batas atas dianggap valid dan tersimpan ke EEPROM, maka nilai batas bawah harus lebih kecil dari nilai batas atas. Contoh dengan antarmuka UART untuk mengatur agar batas bawah bernilai 350 (0x015E): User : 0x46 0x01 0x5E DT-SENSE : - i2c_write(0x46); i2c_write(0x01); i2c_write(0x5e); // Set Lower Threshold // Data Batas Bawah MSB // Data Batas Bawah LSB 4.3.7. READ MODE Baca mode operasi 0x47 Parameter - Respon <Mode> 1 Mode Operasi Hysterisis 2 Mode Operasi Window 10 µs Keterangan - Contoh dengan antarmuka UART untuk membaca mode operasi yang telah tersimpan di EEPROM: User : 0x47 DT-SENSE : <Mode> i2c_write(0x47); delay_us(10); i2c_write(0xe1); mode = i2c_read(0); // Read Mode // delay 10 us // Baca ke modul DT-SENSE // Data Mode Operasi 13

4.3.8. SET MODE Atur mode operasi 0x48 Parameter <Mode> 1 Mode Operasi Hysterisis 2 Mode Operasi Window Respon - - Keterangan - Contoh dengan antarmuka UART untuk mengatur mode operasi ke mode Hysterisis: User : 0x48 0x01 DT-SENSE : - i2c_write(0x48); i2c_write(0x01); // Set Mode // Mode Hysterisis 4.3.9. READ OUTPUT DELAY Baca waktu tunda output 0x49 Parameter - Respon <delayout> 1 255 Besarnya waktu tunda output 10 µs Keterangan Waktu tunda ini berfungsi untuk membatasi seberapa cepat pin output boleh berubah dari ON menjadi OFF atau sebaliknya. Berguna bila peralatan yang kendalikan oleh pin output tidak boleh dinyalakan dan dimatikan dengan cepat untuk mencegah rusaknya peralatan tersebut. Tiap kenaikan 1 angka lebih kurang setara dengan waktu 1 detik. Jadi waktu tunda maksimum sekitar 255 detik. Contoh dengan antarmuka UART untuk membaca waktu tunda output yang telah tersimpan di EEPROM: User : 0x49 DT-SENSE : <delayout> 14

i2c_write(0x49); delay_us(10); // Read Output Delay // delay 10 us i2c_write(0xe1); // Baca ke modul DT-SENSE delayout = i2c_read(0); // Data Waktu Tunda Output 4.3.10. SET OUTPUT DELAY Atur waktu tunda output 0x50 Parameter <delayout> 1 255 Besarnya waktu tunda output Respon - - Keterangan Waktu tunda ini berfungsi untuk membatasi seberapa cepat pin output boleh berubah dari ON menjadi OFF atau sebaliknya. Berguna bila peralatan yang kendalikan oleh pin output tidak boleh dinyalakan dan dimatikan dengan cepat untuk mencegah rusaknya peralatan tersebut. Tiap kenaikan 1 angka lebih kurang setara dengan waktu 1 detik. Jadi waktu tunda maksimum sekitar 255 detik. Contoh dengan antarmuka UART untuk mengatur waktu tunda output sekitar 5 detik: User : 0x50 0x05 DT-SENSE : - i2c_write(0x50); i2c_write(0x05); // Set Output Delay // Data Waktu Tunda Output 15

4.3.11. READ HEATER SETTING Baca pengaturan heater 0x51 Parameter - Respon <heater> 1 255 Besarnya pengaturan heater 10 µs Keterangan Nilai 1 berarti heater pada sensor dimatikan. Sedangkan nilai 255 berarti heater dinyalakan maksimal. Makin panas heater, secara umum memungkinkan respon sensor yang lebih cepat, tetapi lebih boros daya. Contoh dengan antarmuka UART untuk membaca pengaturan heater yang telah tersimpan di EEPROM: User : 0x51 DT-SENSE : <heater> i2c_write(0x51); delay_us(10); i2c_write(0xe1); heater = i2c_read(0); // Read Heater Setting // delay 10 us // Baca ke modul DT-SENSE // Data Pengaturan Heater 4.3.12. SET HEATER Atur heater 0x52 Parameter <heater> 1 255 Besarnya pengaturan heater Respon - - Keterangan Nilai 1 berarti heater pada sensor dimatikan. Sedangkan nilai 255 berarti heater dinyalakan maksimal. Makin panas heater, secara umum memungkinkan respon sensor yang lebih cepat, tetapi lebih boros daya. Contoh dengan antarmuka UART untuk menyalakan heater secara maksimal: User : 0x52 0xFF DT-SENSE : - 16

i2c_write(0x52); i2c_write(0xff); // Set Heater // Data Pengaturan Heater 4.3.13.SET I 2 C ADDRESS Mengubah alamat I 2 C 0x53 Parameter <0xAA> <0x55> <newaddress> Respon - Keterangan ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan jalur komunikasi UART. Modul DT-SENSE akan menggunakan alamat I 2 C yang baru setelah melalui siklus power off. Alamat I 2 C <newaddress> yang diperbolehkan dapat dilihat pada tabel berikutnya. Jika alamat baru yang diberikan tidak sesuai, maka alamat I 2 C tidak akan diubah (tetap alamat sebelumnya). Alamat I 2 C default adalah 0xE0. Data alamat I 2 C disimpan di EEPROM sehingga tidak akan hilang saat power off. Alamat I 2 C Alamat Tulis I 2 C Alamat Baca I 2 C 0xE0 0xE1 0xE2 0xE3 0xE4 0xE5 0xE6 0xE7 0xE8 0xE9 0xEA 0xEB 0xEC 0xED 0xEE 0xEF Contoh dengan antarmuka UART untuk mengganti alamat I 2 C dari 0xE0 menjadi 0xE2: User : 0x53 0xAA 0x55 0xE2 17

4.3.14.READ I 2 C ADDRESS Membaca alamat I 2 C sekarang 0x54 Parameter - Respon <I 2 CAddress> Keterangan ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan jalur komunikasi UART. Alamat I 2 C modul DT-SENSE juga dapat diketahui melalui jumlah kedip LED indikator warna merah saat modul DT- SENSE baru power on. Jika alamat I 2 C adalah 0xE0 maka LED indikator merah akan berkedip 1 kali. Jika alamat I 2 C adalah 0xE2 maka LED indikator merah akan berkedip 2 kali. Jika alamat I 2 C adalah 0xE4 maka LED indikator merah akan berkedip 3 kali dan demikian seterusnya sampai alamat I 2 C 0xEE maka LED indikator merah akan berkedip 8 kali. Contoh dengan antarmuka UART: User : 0x54 Modul SPC : <I2CAddress> 5. PROSEDUR PENGUJIAN 1. Hubungkan sensor yang akan digunakan ke soket SR-5 (J4) modul DT- SENSE GAS SENSOR. Sesuaikan pengaturan jumper RLOAD (J7) dengan sensor yang digunakan. 2. Hubungkan catu daya 5 Volt ke konektor INTERFACE (J3) pin 1 dan 2. 3. Jika modul DT-SENSE GAS SENSOR berhasil melakukan power-up reset dengan baik, maka LED merah akan berkedip minimal 1 kali dan kemudian LED hijau akan berkedip dengan cepat. 4. Kirimkan perintah Read Sensor melalui antarmuka UART TTL. 5. Modul DT-SENSE GAS SENSOR akan mengambil data sensor dan mengirimkan hasilnya melalui antarmuka UART TTL. 6. CONTOH APLIKASI DAN PROGRAM Sebagai contoh aplikasi, misalkan 1 buah modul DT-SENSE GAS SENSOR digunakan untuk memantau konsentrasi gas LPG dengan antarmuka I 2 C dan UART. DT-AVR Low Cost Micro System (LCMS) berfungsi sebagai master yang bertugas mengirimkan perintah pembacaan dan menampilkan ke LCD. Berikut koneksi antara modul-modul yang digunakan: DT-SENSE GAS SENSOR DT-AVR LCMS GND (J3 Pin 1) GND (J13 Pin 1) VCC (J3 Pin 2) VCC (J13 Pin 2) RX TTL (J3 Pin 3) PORTD.1 (J13 Pin 4) TX TTL (J3 Pin 4) PORTD.0 (J13 Pin 3) SDA (J3 Pin 5) PORTD.2 (J13 Pin 5) SCL (J3 Pin 6) PORTD.3 (J13 Pin 6) 18

LCD KARAKTER DT-AVR LCMS GND (Pin 1) GND (J12 Pin 1) VCC (Pin 2) VCC (J12 Pin 2) RS (Pin 4) PORTC.0 (J12 Pin 3) RD (Pin 5) PORTC.1 (J12 Pin 4) EN (Pin 6) PORTC.2 (J12 Pin 5) DB4 (Pin 11) PORTC.4 (J12 Pin 7) DB5 (Pin 12) PORTC.5 (J12 Pin 8) DB6 (Pin 13) PORTC.6 (J12 Pin 9) DB7 (Pin 14) PORTC.7 (J12 Pin 10) SCL SDA RXD TXD DT-SENSE GAS SENSOR (alamat = 0xE0) MQ-06 RXD (PORTD.0) TXD (PORTD.1) SDA (PORTD.2) DT-AVR LCMS PORT C LCD SCL (PORTD.3) Sebagai contoh program untuk aplikasi di atas, pada CD/DVD yang disertakan pada saat pembelian DT-SENSE GAS SENSOR terdapat program contoh_i2c.c dan contoh_uart.c yang ditulis dengan menggunakan CodeVisionAVR 2.03.9 versi evaluasi. Pada program tersebut, DT-AVR LCMS akan mengirimkan perintah Read Sensor ke DT-SENSE (alamat 0xE0 untuk contoh dengan antarmuka I 2 C). Setelah data sensor diperoleh, maka DT-AVR LCMS akan menampilkan data tersebut di LCD. Terima Kasih atas kepercayaan Anda menggunakan produk kami. Bila ada kesulitan, pertanyaan, atau saran mengenai produk ini silahkan menghubungi technical support kami : support@innovativeelectronics.com 19

LAMPIRAN A. Skematik DT-SENSE GAS SENSOR 20