BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Pemerintah Kabupaten Jembrana BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

-2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN...I.

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Ngawi Tahun BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Indonesia yang mengikuti Pilkada tanggal 09 Desember 2015. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan sinkronisasi naskah Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah () dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN, maka dipandang perlu menyusun Rancangan Kabupaten Musi Rawas 2016-2021. Rancangan Kabupaten Musi Rawas 2016-2021 disusun dari hasil kajian (background study) dari para ahli serta masukan dari Rancangan Awal Renstra Perangkat Daerah (PD) untuk menjabarkan Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati terpilih. Mengingat menjabarkan Visi dan Misi Bupati terpilih memerlukan masukan dari berbagai pihak yang tentunya memakan waktu yang cukup panjang, maka Bappeda Kabupaten Musi Rawas sebagai pemegang amanat sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 maka sedini mungkin menyiapkan Rancangan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021, mengingat lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 telah membawa perubahan yang sangat fundamental terhadap kewenangan Kabupaten/Kota. Banyak kewenangan yang dahulunya merupakan kewenangan Kabupaten/Kota ditarik menjadi kewenangan provinsi maupun nasional. Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 sebagai perencanaan strategis kabupaten memuat penjabaran dari Visi, Misi, dan Kepala Daerah yang memuat Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, Pembangunan Daerah dan Keuangan Daerah, serta PD dan Lintas PD yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang RPJPD Kabupaten Musi Rawas dan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 juga disusun mengacu pada batas kewenangan Kabupaten/Kota serta menunjang pencapaian Tri Sakti dan Nawacita sehingga Kabupaten Musi Rawas sinkron dengan pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Adapun ruang lingkup perencanaan Pembangunan Nasional dan dokumen perencanaan terdiri atas RPJPN, RPJMN, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), selanjutnya sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 pasal 5 ayat 2, merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum dan PD, Lintas PD dan program kewilayahan disertai dengan rencanarencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. dimaksudkan juga sebagai usaha pemecahan permasalahan pembangunan yang selektif dan antisipatif bagi kepentingan dan kebutuhan mutakhir daerah untuk masa 5 (lima) tahun mendatang sejalan dengan masa tugas Kepala Daerah terpilih. Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-1

Dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, disusun mengacu kepada berbagai dokumen perencanaan terkait baik vertikal maupun horizontal, perencanaan vertikal yaitu RPJP Nasional dan Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/Provinsi, dan dokumen perencanaan lainnya yang disusun secara sektoral. Dari sisi horizontal Kabupaten Musi Rawas mengacu kepada RPJP Kabupaten, RTRW Kabupaten dan dokumen perencanaan lainnya. Penyusunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 sebagai perwujudan Visi, Misi dan Kepala Daerah disusun berdasarkan beberapa pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Politik, pendekatan politik ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana program karena rakyat memilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam rencana. 2. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut. 3. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan ( stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. 4. Pendekatan Atas-Bawah ( top-down) dan Bawah Atas ( bottom-up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah pembangunan. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Dalam penyusunan naskah untuk Rancangan Awal Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 ini, sejumlah peraturan digunakan sebagai rujukan, antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-2

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-3

17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 20. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 14); 21. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 Nomor 17); 22. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018; 23. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Musi Rawas 2005 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Nomor 7). 1.3. Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal ini keterkaitan suatu dokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat menentukan dan diupayakan saling bersinergi. Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional dan dokumen perencanaan terdiri atas RPJPN, RPJMN, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Disamping hubungan hirarki dokumen, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 juga mengamanatkan hubungan dalam sistem manajemen. Sistem manajemen perencanaan pembangunan nasional yang terdiri atas sub sistem SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional), SKN (Sistem Keuangan Negara), SAKIP (Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah), SAP (Sistem Akuntasi Pemerintah) dan SPE (Sistem Pelaporan dan Evaluasi). Sejalan dengan payung hukum perencanaan di tingkat pusat maka dokumen perencanaan daerah meliputi RPJPD,, Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD), dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD). Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pasal 5 ayat 2, bahwa merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Kepala Daerah yang penyusunannya Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-4

berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan PD, lintas PD dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Gambar 1.1 Hubungan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJM-Nasional (5 Tahun) Pedoman RPJP-Nasional (20 Tahun) Memperhatikan RPJM- Daerah Provinsi/ Renstrada-Provinsi dan Standar Pelayanan Minimal Memperhatikan Penjabaran Pedoman RKPD Kabupaten (1 Tahun) Input Acuan Pedoman RPJM-Daerah Kabupaten (5 Tahun) Acuan Pedoman RKP Acuan Acuan Renja-SKPD (1 Tahun) Acuan RPJP-Daerah Provinsi (20 Tahun) Input Pedoman Pedoman Acuan RPJP-Daerah Kab/Kota (20 Tahun) Renstra-SKPD (5 Tahun) Rancangan Renstra-SKPD RAPBD Kab/Kota (1 Tahun) Sumber: Ruang Lingkup Perencanaan (UU No. 25 Tahun 2004) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-5

Gambar 1.2 Diagram Hubungan Perencanaan Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PERENCANAAN TATA RUANG DAN PERENCANAAN SEKTORAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERENCANAAN TATA RUANG PERENCANAAN SEKTORAL NASIONAL RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MEMENGAH (RPJMN) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) RENCANA TATARUANG NASIONAL JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR PULAU DAN ANTAR PROVINSI PROVINSI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MEMENGAH () RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD) RENCANA TATARUANG PROVINSI JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR KABUPATEN ANTAR KOTA KABUPATEN / KOTA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MEMENGAH () RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD) RENCANA TATARUANG KABUPATEN JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR KECAMATAN KECAMATAN RENCANA TATARUANG KECAMATAN JARINGAN INFRASTRUKT UR ANTAR DESA Sumber :Bappenas Tahun 2009 Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-6

RKPD merupakan penjabaran dari yang memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas Pembangunan Daerah, serta Rencana Kerja dan Pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, mensyaratkan bahwa Rencana Tata Ruang merupakan dasar dalam menyusun prioritas program pembangunan. Rencana Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas digunakan sebagai dasar penyusunan prioritas program pembangunan sesuai dengan pusat pengembangan wilayah dan tata guna ruang Kabupaten Musi Rawas. Hubungan Kabupaten Musi Rawas Periode Tahun 2016-2021 dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas, dapat dilihat pada gambar 1.2. 1.4. Sistematika Penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah () Kabupaten Rawas Tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Musi BAB I. BAB II. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang Latar Belakang Penyusunan, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya, Sistematika Penulisan, serta Maksud dan Tujuan. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab ini menguraikan Statistik dan Gambaran Umum Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Daya Saing Daerah. BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Bab ini menjelaskan Keuangan Masa Lalu, Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, serta Kerangka Pendanaan. BAB IV. BAB V. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini memuat penjelasan tentang Isu Strategis sebagai dampak dari kinerja pengelolaan kepemerintahan dalam lima tahun lalu yang dipakai acuan dalam menyusun Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta cara mencapai tujuan dan sasaran lima tahun ke depan. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Bab ini menguraikan Visi dan Misi Kepala daerah, serta Tujuan dan Sasaran Pembangunan setiap misi yang akan dicapai selama lima tahun ke depan yang dirumuskan bersama para pemangku kepentingan. Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-7

BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Bab ini berisi Perumusan Strategi yang merupakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah sebagai dasar perumusan program pembangunan daerah. BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini berisi tentang Kebijakan Umum yang merupakan pedoman penyusunan program prioritas pembangunan jangka menengah daerah bagi setiap perangkat daerah, lintas perangkat daerah, dan kewilayahan. Bab ini memuat perumusan program-program yang akan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dengan memperhatikan Renstra yang disiapkan masing-masing PD yang diintegrasikan dengan Visi, Misi, Kebijakan dan (indikatif) yang tertuang dalam Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Dalam Bab ini diuraikan Hubungan Urusan Pemerintah dengan PD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab PD dan disajikan pula Pencapaian Indikator pada Akhir Periode Perencanaan yang dibandingkan dengan Pencapaian Indikator pada Awal Periode Perencanaan. BAB IX. BAB X. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Bab ini menguraikan penjelasan Indikator Daerah yang diamanatkan oleh Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 yaitu Indikator Kunci sebagai pengukur kemampuan penyelenggaraan pemerintah daerah. Bab ini juga menguraikan Indikator Utama sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Utama dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 53 Tahun 2014 20 November 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian, Pelaporan dan Tata Cara Review Atas Laporan Instansi Pemerintah. PENUTUP Bab ini memuat penjelasan tentang Pedoman Transisi serta Proses, Mekanisme dan Metode Pelaksanaan Tahunan atas ini, mekanisme perencanaan partisipatif secara berjenjang serta evaluasi kinerja dan penyusunan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan dengan mengacu pada aturan perundangan yang berlaku dan arahan kebijakan nasional. Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-8

1.5. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan dokumen Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 adalah untuk memberikan landasan kebijakan strategis dalam kerangka pencapaian Visi, Misi dan Kepala Daerah. Sebagai suatu dokumen perencanaan, akan digunakan oleh seluruh Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagai acuan/dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan periode Tahun 2016-2021 dan di dalamnya tertuang kebijakan-kebijakan yang perlu ditempuh sebagai bagian dari pelaksanaan Visi, Misi, dan Strategi Utama Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021. Tujuan penyusunan dokumen Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk: 1. Menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah ke dalam bentuk Strategi, Kebijakan,, dan Kegiatan. 2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan. 3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan, dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya menggeser ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui kepada pemanfaatan sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui. 4. Mengidentifikasi isu-isu pembangunan dan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, sehingga betul-betul bisa berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, dalam rangka mengoptimalkan partisipasi masyarakat. 5. Melakukan analisis kebijakan perencanaan pembangunan daerah, untuk dapat merumuskan arah kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah yang menjamin tercapai pemanfaatan sumber daya secara optimal tersebut di atas. 6. Membagi pencapaian sasaran setiap Perangkat Daerah ( PD) dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergitas pemahaman antar pelaku pembangunan, baik secara lintas ruang (spasial), maupun lintas kegiatan (sektoral). Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 I-9

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Rawas berada di bagian barat Provinsi Sumatera Selatan dan tempat pertemuan hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Sejak berlakunya Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Rawas mengalami perubahan baik letak geografi maupun demografi, secara geografis terletak pada posisi 102 0 07 00 103 0 40 10 Bujur Timur dan 02 0 20 00 03 0 38 00 Lintang Selatan. Batas batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas Utara. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Pali dan Kabupaten Musi Banyuasin. Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 635.717,15 Ha atau 6,39% terhadap luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dari tabel 2.1 terlihat bahwa Kabupaten Musi Rawas menempati urutan kelima wilayah terluas di Provinsi Sumatera Selatan. fisik Kabupaten Musi Rawas mempunyai topografi yang bergelombang dengan ketinggian berkisar 125-200 m dari permukaan laut, dengan kemiringan bervariasi dari 0-2%, sampai lebih dari 40%. Luas wilayah yang dominan adalah wilayah dengan kemiringan 0-15% yang merupakan daerah potensial untuk pertanian, selebihnya berupa tanah perbukitan yang mempunyai kemiringan sangat curam yang sebagian besarnya berupa Bukit Barisan yang memanjang dari Utara sampai Selatan, khususnya di bagian Barat daerah ini yang termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang membentang luas dalam 4 (empat) provinsi. Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah Barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan Bukit Barisan, dataran ini semakin ke timur semakin luas. Penyebaran jenis tanah di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari : 1. Aluvial dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan liat dan pasir dijumpai di Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi. Tanah jenis ini seluas ± 8,05% dari luas kabupaten dan sangat cocok untuk tanaman padi dan palawija. 2. Litosol seluas ± 7,17% dari luas kabupaten baik dimanfaatkan untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan usaha ternak. 3. Asosiasi Latisol hanya terdapat di kecamatan STL Ulu Terawas. 4. Regosol luasnya sama seperti asosiasi latisol, di mana ± 55,89 % berada di Kecamatan Muara Beliti, yang diidentifikasi sangat cocok untuk budidaya tanaman padi sawah, palawija dan tanaman keras lainnya. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-1

5. Podsolik merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi Rawas. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Jayaloka, baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet. 6. Asosiasi Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Muara Lakitan. Tabel 2.1 Luas Kabupaten dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumsel 2015 No Kabupaten Kecamatan Luas (Km2) 1 Ogan Komering Ilir 18 18,359.04 2 Musi Banyuasin 14 14,266.26 3 Banyuasin 19 11,832.99 4 Muara Enim 20 7,383.90 5 Musi Rawas 14 6.357,09 6 Musi Rawas Utara 7 6,008.65 7 OKU Selatan 19 5,493.94 8 Lahat 22 5,311.74 9 Ogan Komering Ulu 12 4,797.06 10 OKU Timur 20 3,370.00 11 Ogan Ilir 16 2,666.07 11 Empat Lawang 10 2,256.44 13 Pali 5 1,840.00 14 Pagar Alam 5 633.66 15 Prabumulih 6 434.50 16 Lubuk Linggau 8 401.50 17 Palembang 16 400.61 Total 231 91.813,53 Sumber : Badan Pusat Statistik Wilayah Kabupaten Musi Rawas berada di ketinggian 129 meter dpl, terdiri dari 66,5% dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75% tanah liat. Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah Barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan bukit barisan, dataran ini semakin ke Timur semakin luas. Kabupaten Musi Rawas banyak terdapat sungai-sungai besar yang dapat dilayari sampai kehulunya. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas yaitu Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Semangus dan Sungai Musi. Selain memiliki sungai-sungai besar, di Kabupaten Musi Rawas terdapat danau, yakni Danau Aur, di Kecamatan Sumber Harta. Selain fungsinya sebagai penampung air, danau ini juga merupakan potensi wisata bagi Kabupaten Musi Rawas. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-2

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Musi Rawas Sumber: RTRW Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2031 Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-3

Kabupaten Musi Rawas yang sebagian besar merupakan kawasan hutan dengan beberapa jenis tumbuhan seperti jenis tanaman Kelompok Kayu Rimba Campuran (KKRC), kayu pulai, kayu jabon, kayu karet dan jenis tumbuhan kayu lainnya. Sedangkan jenis satwa seperti harimau, monyet, rusa dan kijang, ayam hutan, buaya dan jenis satwa liar lainnya merupakan jenis satwa yang sebagian besar masih berada pada kawasan hutan di wilayah Kabupaten Musi Rawas. Wilayah Kabupaten Musi Rawas dialiri oleh empat sungai utama yang umumnya dapat dilayari yakni Sungai Musi, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi dan Sungai Semangus. Selain itu terdapat sungai-sungai lainnya yang merupakan anak sungaisungai utama tersebut. Secara detail topografi wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 2.2. No Tabel 2.2 Kecamatan dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten Kecamatan Ketinggian dari Permukaan Laut (m) Jarak ke Ibukota Kabupaten (Km) 1 STL Ulu Terawas 130 200 54 2 Selangit 130 200 42 3 Sumber Harta 125 140 34 4 Tugumulyo 125 140 21 5 Purwodadi 125 140 36 6 Muara Beliti 125 140 3 7 TP. Kepungut 125 140 26 8 Jayaloka 125 150 42 9 Suka Karya 125 150 35 10 Muara Kelingi 125 150 36 11 BTS Ulu 125 150 61 12 Tuah Negeri 125 150 21 13 Muara Lakitan 125 150 73 14 Megang Sakti 125 150 56 Sumber : Badan Pusat Statistik Perwilayahan dipandang sebagai pembagian suatu wilayah yang luas ke dalam wilayah yang lebih kecil, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembentukan wilayah itu sendiri umumnya berdasarkan wilayah administrasi. Hal serupa dapat pula ditujukan untuk wilayah dengan beberapa kesamaan seperti kondisi fisik, ruang lingkup pengaruh ekonomi dengan pusat pertumbuhan, bahkan kesamaan budaya dan adat istiadat yang berasal dari leluhur yang sama. Demikian pula halnya dengan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, dilihat dari topografi maka pengembangan wilayah akan dikelompokkan menjadi wilayah pegunungan, pegunungan ke lembah, lembah ke dataran, dataran ke lahan basah dan rawa gambut. Dalam rencana tata ruang Kabupaten Musi Rawas terdapat 21 ( dua puluh satu) Kawasan Strategis yang menjadi fokus pengembangan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-4

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Beragam potensi alam yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas menjadikan kabupaten ini termasuk ke dalam wilayah pengembangan Provinsi Sumatera Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga ( buffer) Provinsi Sumatera Selatan. Potensi pengembangan wilayah diatur dalam arahan pemanfaatan ruang sebagai berikut; Arahan pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Musi Rawas merupakan pedoman pembangunan terutama dalam kegiatan pembangunan yang mempunyai implikasi ruang. RTRW Kabupaten Musi Rawas yang telah disusun dan perlu didukung oleh arahan-arahan yang menyangkut aspek pelaksanaannya. Hal ini diharapkan dapat memberikan arahan mengenai mekanisme pengelolaan tata ruang kabupaten dalam kurun waktu 20 tahun, yang di dalamnya mencakup pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, serta peninjauan RTRW Kabupaten Musi Rawas. Agar pembangunan daerah berhasil guna dan berdayaguna serta mencapai sasaran menurut arah yang telah digariskan maka RTRW yang telah disusun juga perlu didukung dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam rangka memperoleh kekuatan dan kepastian hukum, maka perlu dibuat menjadi Peraturan Daerah (P erda). Sedangkan untuk menjamin keefektifan mekanisme pengelolaan tata ruang ini, maka perlu didukung oleh kelembagaan yang memadai guna mengoperasionalisasikan perencanaan yang telah disusun. Salah satu fungsi RTRW Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dalam menyusun dan melaksanakan program 10 (sepuluh) tahun, 5 (lima) tahun dan program tahunan, bahkan dengan peraturan yang baru menjadi 20 (dua puluh) tahunan. Indikasi program pembangunan tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan ke dalam program-program pembangunan. Dalam bab ini akan diidentifikasi program utama 5 (lima) tahunan dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun untuk mewujudkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan seluruh rencana yang telah disusun dapat dilaksanakan sehingga tujuan dan sasaran pengembangan Kabupaten Musi Rawas yang telah ditetapkan dapat dicapai pada akhir tahun perencanaan. Dalam konstelasi RTRW, Muara Beliti sebagai ibukota Kabupaten Musi Rawas berperan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Mengacu pada kebijakan pembangunan Kabupaten Musi Rawas yang tertuang dalam, Muara Beliti berperan sebagai pusat agropolitan (agropolitan centre). Berdasarkan rencana sruktur ruang, sistem pusat permukiman Kabupaten Musi Rawas terdiri dari Muara Beliti sebagai PKL dan pada jenjang berikutnya terdapat pusat pelayanan yang sekaligus menjadi sub pusat agropolitan (agropolitan distric) yaitu Simpang Terawas, Megang Sakti, Simpang Semambang dan Muara Lakitan. Sedangkan ibukota kecamatan lainnya diarahkan sebagai sub pusat pelayanan bagi wilayah kecamatan masing-masing. Dengan demikian diharapkan tercipta suatu struktur ruang yang efektif dan efisien dimana Kota Muara Beliti menjadi pusat agropolitan yang akan melayani 4 sub pusat agropolitan dan masing-masing sub pusat akan menjadi pusat pelayanan sosial ekonomi bagi wilayah Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-5

hinterland. Agar struktur tersebut dapat terwujud dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Pembangunan pusat pemerintahan dan pusat agropolitan di Muara Beliti yang terdiri dari : a. Pembangunan infrastruktur kawasan perkantoran, pusat perdagangan dan jasa serta pusat agropolitan berupa sistem jaringan jalan, listrik, drainase, air minum dan telekomunikasi. b. Pembangunan bangunan utama perkantoran, pusat perdagangan dan bangunan pendukung kegiatan agropolitan. c. Pembangunan fasilitas sosial, ekonomi dan budaya, serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk mendukung fungsi pusat perkotaan dengan pelayanan skala kabupaten. d. Muara Beliti yang berfungsi sebagai Agropolitan Center (AC) didukung dengan pembangunan Terminal Peti Kemas di desa Durian Remuk dan Pergudangan. 2) Pembangunan Sub Pusat Agropolitan atau Pusat Pelayanan pada 4(empat) lokasi yaitu Simpang Terawas, Megang Sakti, Muara Lakitan dan Simpang Semambang berupa : a. Sub terminal agropolitan. b. Kawasan pertokoan/ruko. c. Perkantoran untuk jasa dan keuangan. d. Sub terminal penumpang/barang e. Permukiman perkotaan. f. Industri agro. g. Workshop dan fasilitas pendukung kegiatan agropolitan. 3) Pembangunan infrastruktur wilayah yang mendukung terbangunnya sistem perkotaan dan agropolitan, yaitu : a. Jalan kolektor yang menghubungkan pusat agropolitan Muara Beliti dengan sub pusat agropolitan dan antar sub pusat agropolitan. b. Pembangunan sistem pengairan berupa Bendung Daerah Irigiasi (DI) Lakitan, DI Kelingi, DI Megang Tikip, dan DI lainnya, dengan sistem jaringan irigasi untuk kecamatan yang telah dan akan dikembangkan pertanian padi-sawah seperti Tugumulyo, Muara Beliti, Purwodadi, Sumber Harta, STL Ulu Terawas, dan Megang Sakti. c. Pembangunan infrastruktur strategis lainnya seperti jalan Kereta Api ( KA) yang akan menghubungkan Lubuklinggau, rencana Terminal Peti Kemas (di Selatan Muara Beliti), Palembang dan peningkatan Bandara Silampari. 4) Pembangunan fasilitas sosial ekonomi pada setiap ibukota kecamatan (sub pusat pelayanan) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan, yaitu: a. Pasar Kecamatan b. Puskesmas c. Fasilitas Pendidikan Dasar dan Menengah d. Fasilitas umum; Tempat Ibadah, RTH dan lainnya Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-6

Secara garis besar rencana pola ruang Kabupaten Musi Rawas terbagi menjadi 2 kawasan utama yaitu Kawasan Lindung (TNKS) dan Kawasan Budidaya. Sementara itu dalam kebijakan pengelolaan kawasan pertanian akan dilakukan dengan pendekatan agropolitan dan kawasan permukiman perkotaan, khususnya pada pusat pemerintahan dan pusat agropolitan (agropolitan center) di Kota Muara Beliti serta akan dikembangkannya 4 (empat) sub pusat agropolitan (agropolitan distric). Dengan demikian terdapat 4 (empat) kawasan yang sebaiknya mendapat prioritas penanganan yaitu : a. Rencana Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung yang akan dimantapkan di wilayah Kabupaten Musi Rawas yang dinyatakan sebagai kawasan non-budidaya adalah kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yaitu daerah-daerah yang memiliki kendala fisik tertentu seperti lereng curam, rawan banjir, rawan longsor dan erosi, kawasan bergambut, dan kedalaman efektif agak dangkal hingga dangkal. Selain itu juga dimaksudkan untuk melindungi kelestarian wilayah bawahannya berupa kawasan budidaya yang keberadaannya sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat setempat. Kawasan tersebut adalah perkebunan rakyat dan lahan pertanian lahan basah/sawah irigasi. Di Kabupaten Musi Rawas terdapat 4 (empat) jenis kawasan lindung, yaitu: (1) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya, (2) Kawa san Perlindungan Setempat, (3) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, dan (4) Kawasan Rawan Bencana Alam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Musi Rawas. 1). Kawasan Hutan Lindung Kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir, dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang mencakup : a). Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang mencakup : - Kawasan Resapan Air Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air. - Kawasan ini terletak di daerah tangkapan air (chatahunment area) hulu sungai, yakni di Kecamatan Selangit, dan Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan Sumber Harta, Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Megang Sakti. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-7

b). Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan yang memberikan perlindungan setempat yang mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar danau atau waduk, sekitar mata air dan ruang terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota. Di Kabupaten Musi Rawas jenis kawasan perlindungan setempat yang ada adalah: sempadan sungai dan kawasan sekitar danau atau waduk. - Kawasan Sempadan Sungai Kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan atau kanal atau saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. - Kawasan Sekitar Danau atau Waduk Kawasan tertentu di sekeliling danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau atau waduk. - Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau dipersyaratkan dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada suatu wilayah paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah, 20 (dua puluh) persen ruang terbuka hijau publik dan 10 (sepuluh) persen ruang terbuka hijau privat. Ruang Terbuka Hijau (R TH) adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. c). Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi. Kawasan ini kaya akan keanekaragaman hayati, namun menempati areal yang rentan terhadap perubahan, karena lereng terjal, salum tanah dangkal, dan struktur geologi yang agak labil. d). Kawasan Rawan Bencana Alam Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. b. Rencana Kawasan Budidaya Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-8

1). Kawasan Hutan Produksi Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan hutan produksi yang ada berupa: Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), Kawasan Hutan Produsi Tetap (HP), dan Kawasan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK). Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas 2011-2031 pengelolaan kawasan hutan produksi diarahkan untuk Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP), sedang kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) akan dialihgunakan untuk pengembangan perkebunan (kelapa sawit dan karet) melalui program agropolitan. - Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dan eksploitasi hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam pembangunan perhu tanan, dengan diharapkan kawasan hutan ini akan menjadi basis ekonomi. - Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) Merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap di mana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Ini dapat meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dan secara khusus kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan dengan menerapkan sistem silvikultur insentif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan, yang dilakukan melalui peran aktif masyarakat disekitar hutan. - Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) Hutan konversi ialah hutan produksi yang dapat diubah peruntukannya untuk memenuhi kebutuhan perluasan pengembangan wilayah di luar bidang kehutanan, misalnya transmigrasi, pertanian, perkebunan, industri, pemukiman dan lain-lain. 2). Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan pertanian meliputi kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan budidaya hortikultura dan kawasan budidaya perkebunan. a). Kawasan Budidaya Tanaman Pangan Kawasan budidaya tanaman pangan diarahkan dan direncanakan pada lahan basah di mana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sawah baik yang beririgasi maupun tidak. - Kawasan Pertanian Lahan Basah Beririgasi Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya dapat diperoleh secara irigasi, baik yang secara teknis bisa ditanami padi satu kali atau pun dua kali per tahun. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-9

- Kawasan Pertanian Lahan Basah Tadah Hujan Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya sepenuhnya tergantung pada hujan. b). Kawasan Pertanian Hortikultura Kawasan budidaya hortikultura diarahkan dan direncanakan pada lahan kering. Kawasan diperuntukan bagi tanaman semusim di dataran rendah. c). Kawasan Perkebunan Kawasan Perkebunan merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas perkebunan. Kawasan perkebunan terdapat hampir di setiap kecamatan. Berikut perkebunan yang akan dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas : - Kawasan Pertanian Tanaman Tahunan/Perkebunan Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industri. Di Kabupaten Musi Rawas kawasan pertanian tanaman tahunan diperuntukkan bagi kawasan pertanian tanaman tahunan kebun karet dan kelapa sawit. - Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) Pola pertanian ini merupakan sistem pertanian perkebunan monokultur dengan jenis komoditi kelapa sawit dan karet. Status penguasaan lahan berupa Hak Guna Usaha selama 30 tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali. - Perkebunan Rakyat Pola pertanian ini merupakan sistem pertanian perkebunan monokultur dengan jenis komoditi kelapa sawit dan karet, dengan status penguasaan lahan berupa hak milik petani. - Kawasan Kebun Campuran Di kawasan non hutan, dengan bentuk wilayah agak berbukit hingga agak bergunung (16-40%), diarahkan untuk pengembangan kebun campuran (talun kebun), yaitu suatu sistem pertanian hutan tradisional dimana dalam sebidang tanah ditanami berbagai macam tanaman yang diatur secara spasial dan temporal. Tanaman buah-buahan seperti: durian, rambutan, langsat, dan alpukat dibudidayakan bersama berbagai tanaman kayu-kayuan dan tanaman pangan lainnya. 3). Kawasan Peruntukan Perikanan Rencana pengembangan peruntukan perikanan di Kabupaten Musi rawas diarahkan pada perikanan tangkap, budidaya perikanan air tawar serta konservasi perikanan air tawar. Budidaya ikan air tawar terdiri dari budidaya perikanan sungai, kolam, Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-10

dan sawah serta pembibitan ikan. Jenis ikan budidaya yang dikembangkan antara lain ikan Nila, Mas, Patin,dan Lele. 4). Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan yang secara ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup tambang mineral, Migas dan pertambangan batu bara. Pertambangan mineral digolongkan atas pertambangan mineral radioaktif, mineral logam, mineral bukan logam dan batuan. 5). Kawasan Peruntukan Industri Pengembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten Musi Rawas, diarahkan untuk industri pengelolaan potensi sumber daya alam untuk peningkatan nilai tambah dan produktifitas wilayah secara berkelanjutan. Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Musi Rawas, diharapkan mampu menjadi stimulus percepatan perkembangan ekonomi daerah kabupaten dan kesejahteraan masyarakat sekitar dan wilayah lebih luas, dengan tetap memperhatikan upaya mencegah pencemaran fungsi lingkungan. 6). Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata adalah kawasan yang didominasi oleh fungsi kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasan budi daya lainnya di mana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata. 7). Kawasan Peruntukan Permukiman a). Kawasan Permukiman Perkotaan - Menunjukkan areal kawasan permukiman perkotaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar berombak (0-8%), jenis tanah aluvial, dan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar secara spot-spot, terutama di pusat-pusat ibukota kecamatan dan desa/kelurahan di seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas. - Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan dan mengendalikan peruntukan lahan dengan tetap mempertahankan keberadaan fungsi resapan melalui Ruang Terbuka Hijau (R TH). Untuk itu perlu pengaturan aktivitas pembangunan melalui penerapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefi sien Lantai Bangun (KLB). Guna mengoptimalkan fungsi layanan bagi penduduk kota serta pelayanan ekonomi bagi wilayah belakangnya, maka perlu penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang memadai, serta dukungan prasarana jalan dan terminal antar kota baik berupa terminal penumpang maupun terminal barang yang menunjang pembangunan agropolitan. b). Kawasan Permukiman Perdesaan Menunjukkan areal kawasan permukiman perdesaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar bergelombang (0-15%), jenis tanah Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-11

podsolik, kambisol, aluvial, dan koluvial, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar di tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Musi Rawas. Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi layanan bagi masyarakat perdesaan dengan pengaturan tata ruang permukiman dan pengadaan fasilitas sosial dan fasilitas umum perdesaan yang mendukung kegiatan pertanian/agropolitan. 2.1.3. Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan Konsentrasi dan sebaran spasial sektor unggulan terkait dengan pengembangan kawasan agropolitan, Agro Techno Park (ATP), Musi Rawas Cindo Park (MCP) memiliki beberapa potensi seperti: a. Produksi Karet Jika dilihat dari sentra budidaya perkebunan karet rakyat dapat disajikan data potensi pengembangan tanaman karet. Berikut disajikan dalam tabel 2.3. Data statistik perkebunan karet selama 3 tiga tahun terakhir. Tabel 2.3. Data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Tahun 2013-2015 No Tahun Luas Area (Ha) Produksi TBM TM TT/TR JUMLAH (Ton) 1 2013 68.241 213.046 51.995 334.727 264.178 2 2014 26.162 95.048 26.243 147.453 133.068 3 2015 26.253 95.092 24.832 146.176 133.128 Keterangan: TBM :Tanaman Belum Menghasilkan, TM : Tanaman Menghasilkan, TT/TR:Tanaman Tua /Tanaman Rusak Berdasarkan tabel di atas produksi karet di Kabupaten Musi Rawas terjadi penurunan dari 264.178 ton pada tahun 2013 menjadi 133.128 ton pada tahun 2015. Hal ini terjadi karena adanya pemekaran wilayah dengan terbentuknya Kabupaten Musi Rawas Utara. Dimana beberapa sentra produksi karet sebanyak 7 Kecamatan tergabung di Kabupaten Musi Rawas Utara. Sedangkan sentra produksi karet di Kabupaten Musi Rawas adalah Kecamatan Jayaloka, Muara Kelingi, Sukakarya dan Muara Lakitan. Total produksi keempat kecamatan tersebut menyumbang 60 persen lebih produksi karet rakyat Kabupaten Musi Rawas. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses pendanaan khususnya untuk mendukung peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat produktivitasnya, serta pengembangan kawasan sistem pertanian terpadu berbasis tanaman karet. Di samping itu untuk petani karet skala kecil perlu dipikirkan pengembangan sumber penghasilan tambahan berupa aktivitas non-farm di perdesaan. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-12

b. Kelapa Sawit Produksi kelapa sawit rakyat Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 adalah 53.479 ton. Sentra produksi kelapa sawit rakyat yang utama terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Muara kelingi dengan produksi 30.614 ton, Kecamatan Muara Lakitan 13.662 ton dan Kecamatan BTS Ulu 7.500 ton. Disamping ketiga sentra utama tersebut menyusul dua daerah wilayah kecamatan dengan total produksi cukup signifikan yakni Kecamatan STL Ulu Terawas 5.615 ton dan Kecamatan Megang Sakti 3,175 ton. Tabel 2.4. Data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Tahun 2013-2015 No Tahun Luas Area (Ha) Produksi TBM TM TT/TR JUMLAH (Ton) 1 2013 7.448 25.502 853 33.802 96.906 2 2014 6.031 18.035 313 24.378 52.301 3 2015 6.072 18.441 3.185 24.832 53.479 Keterangan: TBM :Tanaman Belum Menghasilkan, TM : Tanaman Menghasilkan, TT/TR:Tanaman Tua /Tanaman Rusak Dukungan yang diperlukan bagi sentra sentra produksi dan kenaikan produksi di setiap wilayah adalah penyuluhan, pembinaan, pemanfaatan saprodi dan teknologi tepat guna serta akses pendanaan. Untuk mendukung pengembangan /perluasan kelapa sawit rakyat serta peremajaan tanaman tua khusunya kepada petani perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat indikasi penurunan tingkat produktivitas kelapa sawit dibandingkan periode 90-an sampai awal 2000-an. Disamping itu mediasi dan penyelesaian permasalahan pertanahan juga sangat penting untuk menjamin keberlangsungan industri sawit dan pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan. c. Produksi Padi/Jagung/Kedelai dan Hortikultura Sentra produksi padi di Kabupaten Musi Rawas berada di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Tugumulyo, Purwodadi, Megang Sakti, Sumber Harta, STL. Ulu Terawas dan Muara Beliti. Enam kecamatan Tersebut merupakan daerah yang mempunyai irigasi teknis dari Daerah Irigasi (DI) Kelingi, Tugumulyo, Megang Tikip dan Air Lakitan dengan luas sawah 24.548 Ha dari total sawah di Kabupaten Musi Rawas seluas 30.511 Ha. Tabel 2.5. Data Luas Lahan Sawah di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 No. Kecamatan 1 Kali Tanam 2 Kali Tanam Jumlah Lahan Sawah Ditanami 3 Kali Tanaman Tanam Lainnya Tidak ditanami apapun Jumlah 1 STL. Ulu Terawas 88 3.462 290 42 3.174 7.056 2 Selangit 39 81 0 0 299 419 Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-13

No. Kecamatan 1 Kali Tanam 2 Kali Tanam Jumlah Lahan Sawah Ditanami 3 Kali Tanaman Tanam Lainnya Tidak ditanami apapun Jumlah 3 Sumber Harta 204 2.443 243 28 2.919 5.837 4 Tugumulyo 0 1.070 1.678 15 70 2.833 5 Purwodadi 0 551 996 0 64 1.611 6 Muara Beliti 0 334 1.714 0 60 2.108 7 TP. Kepungut 0 0 0 0 368 368 8 Jayaloka 15 1 0 0 74 90 9 Sukakarya 3 163 0 83 0 249 10 Muara Kelingi 234 950 0 0 198 1.382 11 BTS. Ulu 97 186 0 0 682 965 12 Tuah Negeri 86 285 0 0 1.102 1.473 13 Muara Lakitan 305 80 0 0 487 872 14 Megang Sakti 350 4.210 0 136 552 5.248 Jumlah 1.421 13.816 4.921 304 10.049 30.511 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Musi Rawas Selanjutnya apabila ditinjau dari produksi padi, jagung, kedelai dan ubi kayu menurut kecamatan dapat diuraikan sebagaimana tabel 2.6. Tabel 2.6. Data Produksi Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu Tahun 2015 No. Kecamatan Produksi (Ton) Padi Jagung Kedelai Ubi Kayu 1 STL. Ulu Terawas 46.890 1.961 62 13 2 Selangit 3.452 791 282 0 3 Sumber Harta 33.507 93 4 16 4 Tugumulyo 45.851 3.449 269 32 5 Purwodadi 25.331 1.505 42 22 6 Muara Beliti 36.808 310 71 4 7 TP. Kepungut 834 178 334 4 8 Jayaloka 2.224 7 0 4 9 Sukakarya 2.278 23 83 5 10 Muara Kelingi 17.840 364 724 13 11 BTS. Ulu 4.795 101 349 0 12 Tuah Negeri 4.614 14 221 4 13 Muara Lakitan 7.451 108 671 4 14 Megang Sakti 45.045 108 79 10 Jumlah 276.918 9.014 3.192 131 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Musi Rawas d. Peternakan dan Perikanan Sentra peternakan sapi tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni Kecamatan Megang Sakti dengan populasi sapi mencapai 4.762 ekor pada tahun 2015. Di samping daerah utama tersebut menyusul empat kabupaten dengan populasi sapi pada kisaran 2-3 ribu ekor yakni Sumber Harta, Tugumulyo. Muara Kelingi dan Purwodadi. Total populasi sapi di empat kecamatan tersebut menyumbang 70 persen lebih populasi ternak sapi di Kabupaten Musi Rawas. Kabapaten Musi Rawas 2016-2021 II-14