Alat Neraca analitik, gelas piala 600 ml, gelas ukur 100 ml, "hot plate", alat refluks (untuk pendingin), cawan masir, tanur, alat penyaring dengan po

dokumen-dokumen yang mirip
Lokakarya Fungsional Non Penefiti Cara Kerja Ditimbang 0,5 gram contoh dan dimasukkan kedalam gelas piala 600 ml, kemudian ditambahkan 60 ml larutan d

adalah fraksi yang tidak larut atau tersisa setelah ekstraksi dengan larutan detergen asam, yaitu selulosa dan lignin (VAN SOEST, 1963). Umumnya ukura

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di Waduk Batu Tegi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

SUPARJO Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Univ. Jambi PENDAHULUAN

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pemeliharaan Tanaman Uji Pemeliharaan Serangga Uji Pengamatan Perkembangan

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

PENDAHULUAN. ANALISIS PROKSIMAT (Proximate Analysis)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2013, di Laboratorium Ilmu Nutrisi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

PAKAN, NUTRIEN DAN SISTEM ANALISIS KIMIA

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

MATERI DAN METODE. Pengolahan silasetelahdilaksanakan di Laboratorium Nutrisidan Kimia. dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Februari2015.

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

Lokakarya Fungsional Non Peneli BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium nutrisi Balai Penelitian Ternak di Bogor dengan meng

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lokakarya Fungsiona! Non Peneliti 1997 Bahan Mated Pakan Ternak (Homogen) IKadar Air I Bahan Kering Kandungan Organik Abu (An-Organik) I Mikro Mineral

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

Gambar 7. Alat pirolisis dan kondensor

KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA JERAMI PADI DAN JERAMI JAGUNG YANG DIFERMENTASI ISI RUMEN KERBAU

% SDN = %NDF = c b a Residu dibakar dengan tanur listrik ( o C ) dinginkan, timbang (d gram).

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair terhadap Kandungan NDF, ADF, Kalium, dan Magnesium pada Rumput Gajah Taiwan

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur analisis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

FERMENTASI JERAMI JAGUNG MENGGUNAKAN KAPANG TRICHODERMA HARZIANUM DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DEGRADASI

WAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

LAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

MATERI DAN METODE. Metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

METODE. Materi. Rancangan

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

Lampiran 1. Analisa Kadar Lignin (SNI A, SII

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 kontrol bahan lokal untuk mengganti kontrol dari luar negeri. Dalam percobaan ini, dipakai rumput gajah sebagai

PERUBAHAN KANDUNGAN OKSALAT SELAMA PROSES SILASE RUMPUT SETARIA

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

1. Filtrat enzim mananase didapatkan dari hasil produksi kapang Eupenisilium javanicum pada substrat bungkil kelapa 3%. 2. Pereaksi yang digunakan ada

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

PENENTUAN KADAR AIR. 1. Keringkan Cawan alumunium dalam oven selama 1 jam pada suhu C.

PENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT HIJAUAN MURBEI (MORUS INDICA L. VAR. KANVA-2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

TEKNIK ANALISIS KADAR SERAT KENCUR

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

Pengaruh Penggantian Rumput dengan Pelepah Sawit Ditinjau dari Segi Kecernaan dan Fermentabilitas Secara In Vitro Gas

Transkripsi:

MODIFIKASI ANALISIS SERAT DETERGEN ASAM Martini Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Kebutuhan serat pada hewan, terutama ternak ruminansia sangat penting, karena sebagian besar makanan ternak ruminansia terdiri dari serat 70-80% (Ranjan, 1977). Kesalahan terbesar dari metode serat kasar adalah serat yang dihasilkan tidak mencerminkan hasil serat yang sebenarnya, karena banyak fraksi hemiselulosa dan lignin akan larut sampai 85% hemiselulosa dan lignin 50-90% tergantung pada jenis tumbuhan (Van Soest, 1977). Untuk memecahkan kesulitan analisis serat pada hijauan pakan ternak, Van Soest menggunakan larutan detergen netral, dimana sisa ekstraksi dengan larutan detergen netral disebut sebagai Serat Detergen Netral (NDF) yaitu fraksi dinding sel yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Serat Detergen Netral dibagi menjadi dua fraksi yaitu fraksi yang larut dan fraksi tidak larut dalam asam sulfat, dikenal sebagai serat detergen asam/adf yang terdiri dari selulosa dan lignin. Serat detergen asam (SDA/ADF) digunakan untuk memperkirakan daya cerna dari makanan ternak karena SDA dianggap mempunyai korelasi yang lebih baik dengan daya cerna (Marten, 1981). Analisa SDA/ADF biasanya memerlukan 100 ml larutan detergen asam untuk setiap penetapan. Bahan kimia yang diperlukan untuk membuat larutan detergen asam adalah N- cetyltrimetyl ammonium bromide yang harganya sangat mahal. Untuk menghemat bahan kimia tersebut telah dicoba melakukan pengurangan jumlah larutan dari 100 ml menjadi 50 ml untuk satu kali penetapan, dengan harapan nilai yang sama dari pemberian jumlah larutan yang berbeda. BAHAN DAN CARA Untuk percobaan ini contoh yang dianalisis adalah bungkil kedelai, konsentrat, rumput gajah, jerami padi, faeces, serbuk kayu, dan sebagai kontrol dipakai AAFCO 9628 yang merupakan ransum yang diperoleh dari Amerika. 143

Alat Neraca analitik, gelas piala 600 ml, gelas ukur 100 ml, "hot plate", alat refluks (untuk pendingin), cawan masir, tanur, alat penyaring dengan pompa vakum, pengaduk magnetik. Cara Kerja Pembuatan Pereaksi Larutan detergen asam (ADS). Ditambahkan 27,8 ml asam sulfat pekat teknis (95-98%) ke dalam ± 800 ml air suling, kemudian ditambah 20 gram CTAB (Cetyltrimetyl Ammonium Bromide) diaduk sampai larut dan ditepatkan volumenya menjadi 1 liter. Cara I Ditimbang 1,0000 gram contoh (ukuran partikel 40-60 mesh) kemudian ditambahkan larutan ADS sebanyak 100 ml dan dimasukkan ke dalam piala gelas 600 ml. Cara II Ditimbang 0,5000 gram contoh (ukuran partikel 40-60 mesh) kemudian ditambahkan larutan ADS sebanyak 50 ml ke dalam piala gelas 600 ml. Cara I dan Cara II masing-masing dipanaskan pada "hot plate" dengan suhu 220 C dan diekstrak selama 1 jam. Larutan dalam gelas piala tadi dituangkan ke dalam cawan masir yang telah diketahui bobotnya, kemudian disaring dengan bantuan pompa vakum, terus dibilas dengan air panas berulang-ulang sampai tidak berbusa dan terakhir dibilas dengan aseton dan heksana kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama ±8 jam, diangkat dan didinginkan di eksikator selanjutnya ditimbang, baik cara I dan cara II diulang pengerjaannya sebanyak 2-3 kali. Perhitungan Keterangan : W1 = bobot contoh W2= bobot cawan W3= bobot cawan + residu BK= Bahan Kering W3 - W2 ADF (% BK) = x 100% W1 1 4 4

Ektraksi engan Ekstraksi dengan detergen netral detergen asam Sisa yang tidak Iarut, SDN/NDF Selulosa Hemiselulosa Lignin Mineral Sisa yang tidak larut, SDA/ADF Selulosa Lignin Mineral Gambar 1. Skema analisa serat metode van Soest HASIL DAN PEMBAHASAN Di dalam tabel disajikan hasil ADF/SDA dimana kadar ADF dari masing-masing contoh bervariasi dari yang terkecil seperti bungkil kedelai (9,4%) sampai yang tertinggi yaitu serbuk kayu (77,18%). Kadar ADF yang ditampilkan pada bungkil kedelai, pakan konsentrat, faeces clan serbuk kayu adalah kadar ADF dari contoh yang berbeda jenis atau waktu pengambilan contoh. Pada analisa AAFCO diperoleh kadar ADF yang hampir sama balk dari Cara I maupun Cara II. Hal ini menunjukkan bahwa AAFCO 9628 dapat digunakan sebagai kontrol atau standar dalam menganalisa contoh lain baik dengan Cara I maupun Cara II. Analisa ADF pada contoh yang menghasilkan kadar ADF tinggi (>40%) seperti pada serbuk kayu, faeces atau hijauan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda antara Cara I dengan Cara II (berkisar antara 0,36-3,68%). Sedangkan untuk contoh bungkil kedelai dengan kadar ADF 9-11%, memberikan variasi (perbedaan) yang cukup besar sampai 6,65%, oleh sebab itu Cara II harus diuji kembali untuk menganalisis beberapa macam contoh yang berkadar ADF rendah. Agar hasilnya lebih balk perlu digunakan juga kontrol yang kadar ADF-nya rendah. 1 4 5

Tabel 1. No Kadar % SDA/ADF dalam sampel yang tetap dengan membandingkan dari pelarut asam sulpat p.a. (metoda Van Soest dan asam sulfat teknik (modifikasi) Jenis ADF/SDA (% BK) Cara I H 2SO4 p.a. H 2SO 4 Teknik 1. Hamil Grass 48,96 48,92 49,20 49,54 49,13 49,30 48,84 48,85 48,85 48,85 2. R. Gajah 42,20 42,01 42,17 42,15 42,34 42,95 42,90 42,30 42,72 42,86 3. Lamtoro 12,46 11,65 11,48 11,72 12,37 11,76 12,32 13,96 12,63 12,68 Jenis % ADF Standar H 2SO 4 p.a. % ADF H 2SO4 Rata-rata Rata-rata 1 Hamil Gras 46,7-49,0 48,97 49,06 2 R. Gajah 41,5-43,7 43,32 42,45 3 Lamtoro 12,4-12,5 14,31 12,32 KESIMPULAN Analisis serat detergen asam dapat menggunakan Cara II terutama untuk contoh yang kandungannya ADF-nya tinggi (>40%). Cara II merupakan metode Van Soest yang dimodifikasi sebelumnya (Martini, 1994), pada Cara II penggunaan CTAB adalah 20 gram per liter untuk penetapan 5 contoh, sedangkan dengan Cara II dapat dilakukan penetapan sebanyak 10 contoh yang merupakan suatu penghematan bahan kimia (ekonomis). 1 4 6

Lokakarya Fungsional Non Peneli6 1997 DAFTAR BACAAN Marlet, J. A. dan S.C. Lee. 1980. Dietary Fiber, Ligno Cellulose Content of Selected Foods Determined by Modified and Unmodified Van Soest Procedure. J. Fd. Sci. Vol. 45. Martini. 1994. Penetapan Serat Detergen Asam dengan asam sulfat p.a. dan asam sulfat teknis. Marten G.C. 1981. Chemical in vitro and nylon bag procedures for evaluating forage in the USA, Herbag evaluation (concept and technique). Eds. J.L. Wheeler and R.D. Mochrie, American Forage and Grassland Council CSIRO. Ranjhan, S.K. 1977. Animal Nutrition and feeding practice in India, Vikas Publ. House Pvt ltd., New Delhi. Van Soest P.J. 1963. Use of Detergent in the Analysis of Fibrous the Determination of Fiber Acid Lignin in Forages. J. Assoc. of Agricultural Chem. Vol. 46. Van Soest P.J. 1977. Cornell Vet. 67 : 307. 147