KERANGKA ACUAN SEMINAR dan LOKAKARYA MENGEMBANGKAN POSYANDU yang TERINTEGRASI

dokumen-dokumen yang mirip
Integrasi Posyandu Dengan PAUD Dan BKB

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

MEMBANGUN POSYANDU IDAMAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

PELATIHAN PEMUDA PENGGERAK WIRAUSAHA DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BUKU PANDUAN. Rapat Kerja Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

TERM OF REFERENCE PELATIHAN PEMANTAPAN PENERAPAN PPK-BLUD TOPIK :

Informasi Umum Kegiatan Nama Kegiatan : Training of Trainers Pemantauan dan Investigasi Hak Asasi Manusia Waktu Kegiatan : 12 s/d 17 Oktober 2009

TERM OF REFERENCE PELATIHAN PEMANTAPAN PENERAPAN PPK-BLUD TOPIK :

PANDUAN RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN PROGRAM KIP-PIP PENDIDIKAN NONFORMAL

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

SEMILOKA NASIONAL. Paradigma Baru Perpustakaan Umum di Era Otonomi Daerah. Jakarta, 27 s.d. 29 April 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

Susunan Acara Rembuk Stunting Tahap 2 Hotel Borobudur, Jakarta Senin-Selasa, Maret 2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

LOKAKARYA PENYUSUNAN DRAFT PEDOMAN PENGAWASAN MASYARAKAT TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BEST PRACTICE BERBAGI PENGALAMAN DENGAN PARA PRAKTISI TOR PELATIHAN DENGAN TOPIK :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

PENDAHULUAN. Manjilala

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 189 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Advokasi Anggaran untuk SRHR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2014 Seri E Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes)

SEMINAR & PELATIHAN PERPUSTAKAAN STT-STT ANGGOTA PERSETIA WILAYAH SUMATERA

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS AUDIT OPERASIONAL RUMAH SAKIT Bersama Drs. Heru Kusumanto, SKM.,MBA.,MM.,QIA.,CBA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA TEGAL TAHUN 2014 BPMPKB KOTA TEGAL

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 223/ HK / 2015 TENTANG

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya diatur dalam undangundang.

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

REVOLUSI MENTAL DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA OLEH : I GEDE KANEKA SETIAWAN, SSTP, MPA

TERM OF REFERENCE (TOR)

KERANGKA ACUAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BEST PRACTICES TOPIK :

2011, No dan Kesejahteraan Keluarga Dalam Membantu Meningkatkan dan Mewujudkan Tertib Administrasi Kependudukan; Mengingat : 1. Undang-Undang No

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 266 /KUM/2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

LAPORAN PANITIA TEMU ILMIAH NASIONAL PENELITI TAHUN 2015 Oleh : Kapuslitbang Aptika dan IKP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PANDUAN LOKAKARYA BILATERAL EXCHANGE PROGRAM JSPS-DG-RSTHE JOINT RESEARCH YOGYAKARTA, JUNI 2017

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015

desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan perdesaan belum juga berkembang secara optimal. Padahal, perdesaan sebagai

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

Transkripsi:

Pengantar KERANGKA ACUAN SEMINAR dan LOKAKARYA MENGEMBANGKAN POSYANDU yang TERINTEGRASI Hidayatul (bukan nama sebenarnya) saat ini sibuk berkeliling desa, mencatat data dasar anggota keluarga dari nama anggota, tempat, tanggal lahir, kepemilikan lahan, kepemilikan paspor, kepemilikan ternak, golongan darah, kepemilikan barang berharga sampai dengan status kepemilikan dan kondisi rumah yang dihuni. Hidayatul adalah salah satu kader Posyandu yang ikut mengembangkan mekanisme pencatatan warga Desa Kopang Rembiga, Lombok Tengah. Sebagai kader Posyandu, Hidayatul sangat sibuk dengan berbagai kegiatan, dari mulai membuka Posyandu setiap satu bulan, mendampingi warga desa yang akan melahirkan, melakukan pendataan, sampai dengan terlibat dalam Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan di desanya. Tidak hanya di Lombok Tengah, di daerah lain seperti Gowa, Selayar, Lombok Barat dansumba Timur,Posyandu telah berinovasi memberikan pelayanan tidak hanya lima meja (pendaftaran, menimbang, ukur tinggi badan, mengisi KMS, penyuluhan gizi). Terdapat pos pengaduan pelayanan publik, membuat gerakan jamban keluarga (berupaya agar semua keluarga mempunya jamban), hingga pelatihan keterampilan bagi warga untuk meningkatkan pendapatan keluarganya. Saat ini setidaknya ada beberapa peraturan ditingkat menteri (Peraturan Menteri Dalam Negeri) yang mendukung keberadaan Posyandu. Mulai tahun 2001 Kementrian Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor: 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentangpedoman Umum Revitalisasi POSYANDU. Ada tiga sasaran revitalisasi POSYANDU: (1)terselenggaranya kegiatan POSYANDU secara rutin dan berkesinambungan; (2) tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader melalui advokasi, orientasi, pelatihan atau penyegaran, dan (3) tercapainya pemantapan kelembagaan POSYANDU. Kemudian pada tahun 2011 diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang Integrasi Layanan Sosial di POSYANDU.Peraturan tentang Integrasi Layanan Sosial Dasar di POSYANDU tersebut berisi mandat bagi POSYANDU untuk melaksanakan peran lain selain 5 (Lima) peran yang selama ini ada 1. Pemerintah memberikan pilihan 10 (sepuluh) pelayanan sosial dasar lain di POSYANDU seperti pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak; pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; perilaku hidup bersih dan sehat; kesehatan lanjut usia; BKB (Bina Keluarga Balita), POSYANDU dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan; pemberdayaan 1 Pelayanan 5 meja menurut Pasal 3 Permendagri 19/2011 adalah: pendaftaran; penimbangan; pencatatan; pelayanan dan penyuluhan kesehatan; percepatan penganekaragaman pangan; dan peningkatan perekonomian keluarga

fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial; kesehatan reproduksi remaja; dan peningkatan ekonomi keluarga 2. Walaupun ada banyak peraturan pendukung, masih banyak kendala yang dihadapi kader Posyandu. Sebagian besar kader merasa berjalan sendiri, dengan terbatasnya dana, sarana dan kemampuan, namun tetap harus menghadapi persoalan pelik terkait pemenuhan hak dasar warganya. Kader Posyandu tidak cukup hanya melakukan penimbangan setiap bulan, mereka harus memantau perkembangan kehamilan warga disekitarnya. Apabila ada ibu dan balita yang meninggal karena terlambatnya pertolongan, Kader Posyandu yang akan pertama-tama ditegur bahkan disalahkan. Padahal jika dilihat dari insentif yang diterima sangatlah tidak sebanding, hanya Rp.10.000,- per kader per bulan.posyandu tidak menjadi bagian dari struktur pemerintah desa, sehingga tidak mempunyai garis koordinasi yang jelas dengan pemerintahan desa. Menurut peraturan yang ada, hubungan yang mengikat keduanya selama ini adalah hubungan pembinaan. Pemerintah desa, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah propinsi bahkan pemerintah pusat wajib membina Posyandu. Contoh pembinaan yang ada misalnya desa membina Posyandu dengan memberikan alokasi dana desa (ADD), atau pemerintah kabupaten memberikan alokasi APBD untuk kegiatan Posyandu. Apakah fungsi ini telah berjalan secara maksimal? Ternyata belum sepenuhnya, padahal pada praktiknya, Posyandu telah menjalankan aktivitas yang sejalan dengan peran yang seharusnya dijalankan oleh pemerintah desa, yaitu menjalankan pelayanan publik dasar. Persoalan ini jika tidak segera mendapatkan penyelesaian yang baik tentunya akan dapat mengancam keberlanjutan Posyandu. Dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran Posyandu, Kementrian Dalam Negeri bekerjasama dengan ACCESS Tahap II dan Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3) akan menyelenggarakan seminar dan lokakarya mengembangkan Posyandu yang terintegrasi sesuai dengan Permendagri. Tujuan Kegiatan 1. Mendiseminasikan hasil stock taking Integrasi Layanan Sosial Dasar Posyandu; 2. Merumuskan rekomendasi kebijakan terkait integrasi layanan sosial dasar di Posyandu. Pelaksanaan Kegiatan Hari, Tanggal : Kamis, 28 November 2013 Waktu : 09.00 22.00WIB Tempat : Hotel Borobudur Jl. Lapangan Banteng Selatan No.1, Jakarta Pusat 2 Permendagri No. 19 Tahun 2011 tentang Integrasi Layanan Sosial Dasar di POSYANDU

Rangkaian Kegiatan dan Peserta Semiloka ini terdiri dari dua rangkaian kegiatan, yaitu Seminar dan Lokakarya Nasional.Total peserta sebanyak kurang lebih sebanyak 60 orang terdiri dari berbagai unsur: Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Organisasi Masyarakat Sipil, Kader Posyandu, Akademisi, Media dan Lembaga Donor. Perinciannya sebagai berikut: 1. Peserta Seminar Nasional sebanyak 50 orang, terdiri dari: a. Perwakilan Kementerian Dalam Negeri; b. Perwakilan Kementerian Kesehatan; c. Perwakilan Kementerian Pendidikan; d. Perwakilan BKKBN, e. Tim Pengurus Pusat PKK, f. Perwakilan Kader Posyandu dari 12 wilayah kerja ACCESS Phase II; g. Perwakilan Pemerintah Daerah dari 12 wilayah kerja ACCESS Tahap II; h. Koordinator Provinsi dan PO Program ACCESS Tahap II; i. Tim Peneliti MP3; j. Simpul Daerah MP3; k. Simpul Jakarta MP3; 2. Peserta Lokakarya Nasional sebanyak 30 orang, terdiri dari: a. Ir. H. Tarmizi A Karim, M.Si (Direktur Jendral Pembedayaan Masyarakat dan Desa), Nata Irawan, S.H, M.Si (Direktur Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat), Ir. Eppy Lugiati,M.Pd (Kasubdit PKK), Ibu Rustin Hermina (Kasi Kesejahteraan Keluarga) dan Bapak. Panji (Kasi Pemberdayaan Keluarga), Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia; b. Bapak. Entoz Zainal (Direktorat Gizi), Ibu.Ria (Direktorat Anak), Ir.Dina dan Drg. Rarit Gempari, MOA (Direktorat Ibu dan Promosi Kesehatan), serta Drg. Lilik Setyowati, MM (Kapus Promosi Kesehatan) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; c. Perwakilan Kementrian Pendidikan; d. Perwakilan Kader Posyandu dari 12 wilayah kerja ACCESS Tahap II; e. Perwakilan Pemerintah Daerah dari 12 wilayah kerja ACCESS Tahap II; f. Koordinator Provinsi dan PO Program ACCESS Tahap II; g. Tim Peneliti MP3; h. Simpul MP3Jakarta; i. Media j. Lembaga Donor. YAPPIKA akan memberikan fasilitas paket pertemuan dan perlengkapan kegiatan. Khusus untuk peserta dari luar Jakarta, YAPPIKA akan menanggung biaya transportasi dan akomodasi. Transportasi antar kota (pesawat kelas ekonomi) akan dibelikan oleh YAPPIKA. Transportasi

kereta api eksekutif, transport lokal, transport bandara menggunakan mekanisme reimburse setelah bukti-bukti pendukung diterima oleh YAPPIKA. Peserta yang merupakan Koordinator Propinsi dan/atau PO dari Program ACCESS tidak mendapatkan penggantian biaya transport dan penginapan. Peserta dari Jakarta tidak disediakan akomodasi, namun ada penggantian biaya transportasi. Lembar konfirmasi kehadiran untuk peserta luar Jakarta dikirimkan kepada YAPPIKA paling lambat tanggal 16 November 2013.Lembar konfirmasi kehadiran untuk peserta dari Jakarta dikirimkan kepada YAPPIKA paling lambat tanggal 22 Oktober 2013. Pengiriman lembar konfirmasi dapat dikirim melalui nomor fax: 021-85905262. Untuk konfirmasi dan informasi lainnya terkait lokakarya ini dapat menghubungi contact person: Sdri Kristina Viri/viri@yappika.or.id/ 08176673397; dan Sdri. Siska Afriani/ afrianisisca@yahoo.co.id /085691201889. Narasumber Kegiatan Seminar Nasional Integrasi Layanan Sosial Dasar Posyandu ini akan menghadirkan narasumber sebagai berikut: 1. Eko Sutoro (Ketua SC FPPD) Peran Posyandu dalam Memperkuat Partisipasi Warga serta hubungannya dengan Pemerintah Desa. 2. Nata Irawan SH, M.Si (Direktur Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, Ditjen PMD) Ide dasar dan Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Integrasi Layanan Sosial Dasar Posyandu. 3. Bapak Supriantoro (Sekretaris Jendral Kementrian Kesehatan Republik Indonesia) Kebijakan Kemenkes dan Implementasinya Dalam Meningkatkan Peran dan Layanan di Posyandu 4. Drs. Bambang Wispriyono, Apt., Ph.D (DekanFKMUI) Peran Posyandu dalam Mewujudkan Masyarakat yang Sehat 5. Kristina Viri (Peneliti MP3) Praktik Baik Integrasi Layanan Sosial Dasar di Posyandu Agenda Kegiatan Waktu Agenda Keterangan Selasa, 19 November 2013 13.00-17.00 Peserta Luar Jakarta Check In

17.00 - Istirahat dan makan malam Rabu, 20November 2013 08.00-09.00 Registrasi peserta 09.00-10.30 Pembukaan Seminar dan Key Note Speaker Oleh. Dr. Tarmidzi, SE,M.Si (Direktur Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia) 10.30-13.00 Seminar Nasional Integrasi Layanan Sosial Dasar di Posyandu MENGEMBANGKAN POSYANDU yang TERINTEGRASI Pembicara: 13.00-14.00 Istirahat dan Makan Siang 14.00-17.30 Lokakarya Nasional 1. SutoroEko (SC FPPD) Peran Posyandu dalam Memperkuat Peran Pemerintah Desa. 2. Nata Irawan, SH, MSi (Direktur Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat) Ide dasar dan Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Integrasi Layanan Sosial Dasar Posyandu. 3. Drs. Bambang Wispriyono, Apt., Ph.D (DekanFKM UI) Peran Posyandu dalam Mewujudkan Masyarakat yang Sehat 4. Bapak Supriantoro (Sekretaris Jendral Kementrian Kesehatan Republik Indonesia) Kebijakan Kemenkes dan Implementasinya Dalam Meningkatkan Peran dan Layanan di Posyandu 5. Kristina Viri (Peneliti MP3) Praktik Baik Integrasi Layanan Sosial Dasar di Posyandu Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Integrasi Moderator MP3 Moderator MP3 Fasilitator per kelompok

Layanan Sosial Dasar di Posyandu. Lima tema diskusi paralel yang akan diangkat dalam lokakarya ini adalah: 17.30-19.30 Istirahat Makan Malam 19.30-21.30 Lanjutan. 1. Integrasi Layanan Sosial Dasar di Posyandu 2. Koordinasi Posyandu dengan dinas/lembaga terkait. 3. Anggaran pengelolaan Posyandu. 4. Hubungan antara Posyandu dengan Pemerintah Desa. 5. Kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk keberlanjutan Posyandu. Lokakarya Nasional Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Integrasi Layanan Sosial Dasar di Posyandu 21:30 22:30 Kesimpulan dan Penutupan Kamis, 21 November 2013 07.00-12.00 Check Out * Nama masih akan disusulkan dari MP3 Sesi II Penutup Demikian kerangka acuan ini disampaikan, semoga dapat menjadi acuan bagi kita semua dalam mencapai tujuan kegiatan.terima kasih.