BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. barang untuk menyalurkan atau mendistribusikan barang yang dihasilkan agar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan,

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Semakin berkualitas audit internal maka kualitas informasi dan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi di dalam mempertanggungjawabkan segala aktivitas finansial

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur bagi pengguna

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. global ini sangatlah penting peranannya. Auditor internal dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

Arens, dkk "Auditing and Assurance Services an Integrated Approach". England: Pearson Education International

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan. persaingan yang semakin meningkat dan kompleks. Hal tersebut mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan.keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. khususnya internal audit sangat diperlukan. Auditor adalah pihak yang diyakini

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kunjungan wisata yang biasa disebut Indonesian Visit Salah satu efek

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini, dunia bisnis semakin berkembang disertai

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi, digunakan

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Salah satu faktor kunci dalam memenangkan persaingan adalah tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. negara, rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak negatif yang lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang sedang berkembang yang memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan salah satu pelaku ekonomi, dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini yang menghadapi tantangan kompetisi global. Dengan begitu BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena, 2010). Melihat perannya yang sangat besar, maka pengelolaan BUMN dan BUMD haruslah efektif, efisien dan ekonomis, hal itu bisa tercermin dari laporan keuangan. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut melalui aktivitas pengendalian intern. Pengendalian intern merupakan salah satu kegiatan yang penting di dalam perusahaan karena merupakan aktivitas pengendalian dalam perusahaan terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Profesi auditor internal sangat dituntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh manajemen tertinggi organisasi. Untuk meningkatkan kualitas peran auditor dalam mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan, auditor internal memerlukan kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan perusahaan (Bachtiar Asikin, 2006).

Seorang auditor yang tidak memiliki atau telah kehilangan sikap profesionalismenya kemungkinan besar tidak akan dapat menghasilkan hasil kinerja yang memuaskan (Kompang Martina, 2013). Maka dari itu, seorang auditor internal harus memiliki sikap independensi dan objektifitas dalam menjalankan tugasnya, serta memiliki profesionalisme dan kompetensi auditor yang memadai. Menurut Suryo Utomo, profesionalisme diwujudkan melalui komitmen internal auditor untuk selalu menjaga perilaku sesuai dengan kode etik yang berlaku, perbaikan kemampuan dan pengetahuannya, serta melaksanakan aktivitas sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Profesionalisme audit mengacu pada pilihan auditor untuk melakukan penilaian individu secara professional dalam melakukan tugasnya. Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas, profesionalisme pada auditor internal merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan perusahaan yang sehat (Evi Herawati, 2013). Auditor akan selalu dituntut untuk profesional dalam melakukan setiap pekerjaan profesinya. Profesionalisme dapat juga tercermin dari ketaatan auditor internal menaati kode etik profesi yang berlaku. Kode etik tersebut menetapkan standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal. Prinsip-prinsip perilaku profesional memberikan pedoman bagi anggota dalam kinerja tanggung jawab profesionalnya dan menyatakan tentang prinsipprinsip dasar etika dan perilaku profesional. Prinsip-prinsip tersebut menghendaki komitmen teguh kepada perilaku yang terhormat meskipun mengorbankan keuntungan pribadi (Yeni Siswati, 2012).

Menurut Tjiptohadi dalam Yusar (2013), profesionalisme bisa mempunyai beberapa makna. Pertama, profesionalisme berarti suatu keahliaan, mempunyai kualifikasi tertentu, berpengalaman sesuai dengan bidang keahliannya, atau memperoleh imbalan karena keahliannya. Seseorang bisa dikatakan professional apabila telah mengikuti pendidikan tertentu yang menyebabkan mempunyai keahlian atau kualifikasi khusus. Kedua, pengertian profesionalisme merujuk pada suatu standar pekerjaan yaitu prinsip-prinsip moral dan etika profesi. Prinsipprinsip moral mengarahkan akuntan agar berperilaku sesuai dengan tatanan kehidupan seorang profesional. Ketiga, profesional berarti moral. Kadar moral seseorang yang membedakan antara auditor internal yang satu dengan auditor internal yang lainnya. Moral seseorang dan sikap menjunjung tinggi etika profesi bersifat sangat individual. Memiliki sikap profesionalisme, seorang auditor internal dalam menjalankan perannya akan semakin terjamin dan dapat bertanggungjawab, karena apabila seorang auditor internal tidak berperilaku profesional maka akan dapat mempengaruhi integritas akan apa yang telah dihasilkannya. Beberapa fenomena yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh auditor internal yang tidak bisa mempertahankan sikap profesionalisme dalam pelaksanaan tugasnya (Herty Safitri, 2010). Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik dan teratur. Laporan ini merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban kepada manajemen.

Laporan hasil pemeriksaan auditor internal merupakan media untuk menyampaikan permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang terdapat dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut. Laporan hasil pemeriksaan dapat menjadi sebuah instrumen yang kuat jika dibuat dan dipergunakan dengan baik. Laporan hasil pemeriksaan dapat menciptakan kesan keprofesionalan audit. Laporan tersebut dapat memberitahukan kepada klien, manajemen senior, mengenai kejadian kejadian penting yang tidak akan mereka ketahui jika diberitahukan. Laporan yang diterbitkan oleh auditor internal tentunya yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat untuk perusahaan (Sawyer, 2006). Pada umumnya, suatu pemeriksaan dinilai berdasarkan mutu laporannya. Demi menjaga standar keahlian yang tinggi dan guna memenuhi tujuan-tujuan pelaporan yang efektif, maka pelaporan hasil pemeriksaan haruslah yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat untuk perusahaan. Kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal dapat dinilai dari objektif, jelas, singkat, lengkap, konstruktif, akurat, dan tepat waktu. Ketujuh nilai tersebut sesuai dengan International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sangat berpotensi adanya penyimpangan keuangan negara akibat kelemahan Sistem Pengendalian Intern dan ketidaktaatan perundang-undangan. Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mensinyalir kinerja Sistem

Pengendalian Intern PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak efektif, sehingga BUMN ini berpotensi mengalami kerugian negara. Berdasarkan fenomena yang terjadi, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) pada tahun 2014 mengungkapkan sebanyak 6.531 kasus kelemahan sistem pengendalian intern dan 8.323 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan senilai Rp 30,87 triliun. Dari jumlah kasus ketidakpatuhan tersebut, sebanyak 4.900 kasus senilai Rp 25,74 triliun merupakan temuan yang berdampak finansial yaitu temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan. Hasil pemeriksaan atas laporan keuangan Semester I Tahun 2014 menunjukkan adanya 5.948 kasus kelemahan Sistem Pengendalian Intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan sebanyak 7.173 kasus senilai Rp 10,92 triliun. Selama proses pemeriksaan keuangan, entitas telah menindaklanjuti temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan dengan penyerahan aset dan/atau penyetoran uang ke kas negara/daerah senilai Rp 540,56 miliar. (www.bpk.go.id/news) Sistem Pengendalian Intern berkaitan dengan kinerja auditor internal. Fenomena tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor luar pribadi auditor internal, faktor dari dalam diri auditor internal, dan hal lainnya seperti kurangnya sikap profesionalisme auditor internal, sehingga berdampak pada kinerja auditor. Sadar akan pentingnya profesionalisme yang harus dimiliki oleh auditor internal, banyak perusahaan yang berupaya untuk merekrut, dan

menempatkan pegawainya pada bagian auditor internal dari aspek pendidikan formal saja. Sementara aspek pengetahuan yang bersumber dari pendidikan teknis pada disiplin ilmu yang relevan masih kurang. Sampai akhir tahun 2014 terdapat 3.899 pemegang sertifikat Qualified Internal Audit (QIA) di seluruh Indonesia, mulai dari staf yunior hingga direksi dari berbagai instansi BUMN, BUMD, BUMS serta dari sektor publik/aparat. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan atau pemahaman auditor internal masih harus ditingkatkan. (YPIA/QIA.co.id) Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dan praktek audit (SPAP, 2001). Selain itu, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Guna menunjang profesionalisme sebagai internal audit maka auditor dalam melaksanakan tugas audit harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (Ikatan Akuntan Indonesia, IAI). Sikap profesionalisme seorang auditor internal sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas, karena dengan adanya sikap profesional seorang auditor dalam menjalankan perannya akan semakin terjamin dan dapat bertanggungjawab, karena apabila seorang auditor internal tidak berperilaku profesional maka akan dapat mempengaruhi integritas akan apa yang telah dihasilkannya. Dari sekian banyak fenomena yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh auditor internal yang tidak bisa mempertahankan sikap profesionalisme dalam pelaksanaan tugasnya.

Berdasarkan uraian diatas penulis akan meneliti PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus Pada PT. Kereta Api Indonesia di Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang dapat penulis identifikasi dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah profesionalisme auditor internal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sudah dilaksanakan secara memadai. 2. Apakah kualitas laporan auditor internal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sudah dilaksanakan secara memadai. 3. Apakah profesionalisme auditor internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan auditor interal pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara sikap profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan auditor internal perusahaan. Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian adalah memberikan bukti empiris: 1. Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme auditor internal yang dilaksanakan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

2. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas laporan auditor internal pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan auditor internal pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan bahwa hasilnya akan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan yang diteliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan, serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan auditor internal. 2. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan tentang teori-teori dan konsep-konsep yang diperoleh selama perkuliahan serta memperoleh gambaran nyata, dan juga merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Widyatama. 3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk sumber informasi, bahan pembanding bagi peneliti lainnya dan menjadi bahan referensi atau tambahan informasi yang diperlukan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang dibahas, dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang berlokasi di JL. Perintis Kemerdekaan No.1 Bandung dan waktu penelitian dilakukan mulai pada bulan Februari 2016.