DESAIN DAN UJI PERFORMANSI RODA SIRIP LENGKUNG TRAKTOR TANGAN UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN KERING

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor)

BAB III METODE PENELITIAN

Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Kelapa Murni

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Pertanian dengan Bahan Bakar Cocodiesel 1

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Rancang Bangun dan Uji Kinerja Dinamometer Tipe Rem Cakram

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

OLEH: F DEPARTEMEN

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2

PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Traktor dengan jenis roda rantai (crawler).

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN

KINERJA PENGGETARAN SAYAP PADA BAJAK SUBSOIL GETAR 1 (Performance of Wing Oscilation on Vibratory Subsoiler)

PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

PERUBAHAN DENSITAS TANAH DAN DRAFT SPESIFIK KECEPATAN PEMBAJAKAN KECEPATAN PEMBAJAKAN RAHMADHANI ERITWAN

III. METODE PENELITIAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT

Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir

Kinerja Roda Besi Bersirip Gerak Dengan Mekanisme Sirip Berpegas

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK

DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA. Santosa 1

IV. PENDEKATAN DESAIN

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F

60 sampai 61 kw memakai bajak tiga buah piringan yang hanya. 13 dan 17 cm. Penggunaan daya tarik traktor tersebut

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT

Membuat Parut Listrik Sederhana MEMBUAT PARUT LISTRIK SEDERHANA (KOMPETENSI DASAR PERBANDINGAN) Oleh : Sutaji Pratomo. 1 x 2.

REKONDISI POMPA AIR SPIRAL MEKANIK DENGAN PENGGERAK ALIRAN ARUS SUNGAI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

IV. ANALISA PERANCANGAN

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

UJI UNJUK KERJA TRAKTOR YANMAR TIPE TF85 PADA LAHAN BASAH DAN KERING DI DESA DOLOK HATARAN KABUPATEN SIMALUNGUN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

STUDI KINERJA LAPANG BERBAGAI TRAKTOR TANGAN PADA BUDIDAYA KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEAE L)

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

BAB III METODE PENELITIAN. persiapan dan pembuatan kincir Savonius tipe U dengan variasi sudut

PENGARUH VARIASI OVERLAP SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA PADA KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE U

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

Vol. 12, No. 2, Agustus TERMZNOLOGZ TRAKTOR DAN PERALA TAN (Bagian I)

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F

Jumlah serasah di lapangan

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

Rancangbangun Aplikator Kompos untuk Tebu Lahan Kering

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2

ISSN No Vol.23, No.2, OKtober 2009

PERANCANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT PEMOTONG RUMPUT MAKANAN TERNAK SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKSI

Rancang Bangun dan Uji Kinerja Mekanisme Pengendali Otomatis Pedal Rem dan Tuas Transmisi Maju-Mundur pada Traktor Roda Empat

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Transkripsi:

DESAIN DAN UJI PERFORMANSI RODA SIRIP LENGKUNG TRAKTOR TANGAN UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN KERING Design and Performance Test of the Curve Wheel Lug of Hand Tractor to Soil Processing at Dry Area Agricultural Ansar Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram Jl. Pendidikan No. 37, Mataram. e-mail: ansar@unram.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendesain dan menguji performansi roda sirip lengkung traktor tangan untuk penggunaan di lahan kering. Bahan yang digunakan adalah besi strip, besi batang, pelat, dan mur-baut. Sedangkan alat penelitian adalah seperangkat mesin fabrikasi seperti mesin las, mesin bubut, mesin gerinda, ragum dan palu, stop watch sebagai alat ukur waktu, meteran sebagai alat ukur jarak, patok, dan tali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa roda sirip lengkung 90 % memberikan pengaruh cengkraman yang optimal, daya slip berkurang, dan meningkatkan daya traksi traktor. Berdasarkan pegujian di lapangan diperoleh data bahwa slip roda sirip lengkung masih di bawah 15 %. Hasil uji performansi juga menunjukkan bahwa tanah bekas tapak memberikan cengkeraman yang baik sampai pada saat sirip roda bergerak hampir meninggalkan tanah. Kata kunci: desain, uji performansi, sirip lengkung, dan traktor tangan ABSTRACT The objective of this research was design and performance testing of the curve wheel lug of hand tractor to soil processing at dry area agricultural. The materials using were iron strip, cast iron, plat, nut and bolt. While tools of research were fabrication machine set like weld machine, lathe machine, grinding machine, vise and hummer, stopwatch as timer, meter as distance measurement, pole, and rope. Result of the research was showed curve wheel lug of 90 % to effect optimal grip, slip load of reduce, and upgrade of traction wheel. Based on testing in the area was result data that slip of curve lug wheel under 15 %. The result of performance testing of showed that trace tracks given optimal grip until wheel lug leaved soil. Keywords: design, performance test, wheel lug, and hand tractor PENDAHULUAN Beberapa daerah di Indonesia dikenal memiliki lahan kering yang cukup luas. Salah satu di antaranya adalah di Pulau Lombok. Menurut Suwardji dan Priyono (2004), potensi lahan kering yang ada di Pulau Lombok terdapat sekitar 1,6 juta hektar. Saat ini pemanfaatan lahan kering tersebut belum maksimal disebabkan oleh belum tersedianya teknologi yang dapat menunjang dan mempermudah petani dalam pemanfaatan lahan khususnya pada pengolahan tanahnya. Penggunaan mesin traktor tangan untuk pengolahan tanah di lahan pertanian (sawah) sangat populer karena harga yang terjangkau dan proses penggunaannya sangat mudah dan praktis. Namun, tanah yang padat sebagai akibat dari pengolahan menggunakan traktor ban karet merupakan hal yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kekurangan ini dapat diatasi dengan cara memperkecil dampak pemadatan tanah dengan menggunakan sirip roda besi. Hingga saat ini penggunaan traktor tangan di Pulau Lombok masih terbatas untuk pengolahan tanah di lahan basah. Pengolahan tanah di lahan kering belum tersentuh oleh 201

teknologi traktor tangan. Hambatan utama yang dihadapi dalam pengunaan traktor tangan di lahan kering, antara lain adalah tahanan tarik (draft) pada umumnya tinggi dan kemampuan tarik traktor tangan dengan roda ban karet atau roda besi sirip standar kurang memadai untuk pekerjaan membajak (Suwardji dan Priyono, 2004). Roda karet pada traktor tangan biasanya hanya digunakan untuk transportasi dan jenis pekerjaan yang ringan. Roda besi standar yang dijual bersama traktor tangan hanya cocok untuk pekerjaan pengolahan tanah di lahan basah. Untuk pekerjaan di lahan kering jenis roda ini kurang tepat karena tidak memberikan efek cengkeraman yang optimal, sehingga daya traksinya sangat terbatas. Saat ini traktor tangan dengan alat traksi berupa roda karet maupun roda besi pada umumnya hanya digunakan di lahan gembur atau di lahan basah (Suastawa dkk., 2000). Berbagai upaya telah ditempuh guna meningkatkan daya traksi traktor roda dua. Salah satu di antaranya adalah mendesain sirip lengkung roda dengan menvariasi ukuran kelengkungan dan jumlah sirip roda. Sebastian (2008) telah mendesain dan menguji kinerja roda besi untuk operasi di lahan kering. Dari penelitian tersebut dilaporkan bahwa dengan melakukan pengubahan ukuran kelengkungan dan jumlah sirip roda dapat diperoleh daya traksi yang lebih besar jika dibandingkan dengan roda ban karet. Akan tetapi, slip roda masih tinggi, sehingga perlu dilakukan penyesuaian Gaya tarik (drawbar pull) traktor sangat tergantung pada daya traktor (drawbar power), kemampuan traksi pada roda penggerak, tipe gandengan, dan permukaan bidang penggunaan traktor roda dua di lahan kering sangat ditentukan oleh kemampuan traksi rodanya. Kemampuan traksi dapat ditingkatkan dengan mengurangi terjadinya slip roda. Slip roda dapat dikurangi apabila cengkraman kembangan roda (sirip) menancap tajam ke dalam permukaan tanah. Akan tetapi cengkraman yang terlalu tajam, juga dapat berpengaruh pada kecepatan maju dan daya tarik traktor. Dengan demikian, desain sirip roda traktor tangan dengan melakukan variasi sudut kelengkungan dan jumlah sirip dapat memberikan solusi atas permasalahan daya tarik dan slip roda yang sering terjadi jika digunakan di lahan kering. Penelitian ini dilakukan untuk mendesain dan menguji performansi traksi roda traktor tangan menggunakan roda sirip lengkung untuk penggunaan pengolahan tanah di lahan kering. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan untuk konstruksi roda traktor dan pengujian adalah besi strip, besi selinder, pelat, dan murbaut. Sedangkan alat yang digunakan adalah seperangkat mesin fabrikasi seperti mesin las, mesin bubut, mesin gerinda, ragum, dan palu, stop watch sebagai alat ukur waktu, meteran sebagai alat ukur jarak, patok, tali, dan perlengkapan bantu pengukuran lapangan lainnya. Istrumen yang digunakan adalah load cell (Kyowa LT-5TSA71C) dan Handy Strain (Kyowa UCAM-1A) sebagai pengukur beban tarik. Tahapan Penelitian Desain Roda Sirip Lengkung Desain gambar roda sirip lengkung untuk traktor tangan ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Desain roda sirip lengkung traktor tangan. Keterangan Gambar: 1a. Besi batang 1b. Besi strip 2a. Terali diameter dalam 2b. Terali diameter luar 3. Pelat 4. Sirip lengkung Gambar 1. Desain roda sirip lengkung traktor tangan Penentuan Jumlah Sirip Roda Guna meningkatkan traksi roda, maka sirip roda didesain dengan sudut kelengkungan 95 o (Gambar 2). Sudut kelengkungan tersebut, selain dapat menjaga agar roda tidak mudah tertancap ke dalam tanah, juga dapat meningkatkan cengkraman roda pada permukaan tanah yang padat dan keras (lahan kering). 202

Sr 0,5 Sr c. Slip roda diukur dengan cara membandingkan jarak yang ditempuh traktor untuk 5 kali putaran roda menggunakan beban tertentu dengan jarak yang ditempuh traktor tanpa beban. Persamaan yang digunakan adalah: S = S 0... (4) dengan, S = slip roda (%), S 0 = jarak yang ditempuh untuk 5 kali putaran roda tanpa beban (m), dan S 1 = jarak yang ditempuh untuk 5 kali putaran roda dengan beban (m). Gambar 2. Sketsa sirip roda lengkung traktor tangan. Jumlah dan jarak antar sirip roda, dapat ditentukan menggunakan persamaan: Sr = d... (1) dengan, Sr = jarak sirip roda, d = diameter roda, dan z = jumlah sirip roda. Uji Performansi Pengujian performansi traktor (tractor performance) dilakukan di areal sawah pada kondisi lahan yang kering. Pengujian ini dilakukan dengan cara memasang loadcell pada kawat yang digunakan untuk menarik beban yang diberikan (Gambar 3). HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Roda Traktor Tangan Selain jenis bahan, kehandalan desain roda traktor tangan daya mesin dalam bentuk traksi. Kemampuan daya traksi traktor dibutuhkan untuk menarik implemen peralatan di lahan, misalnya untuk pekerjaan pembajakan tanah. Hasil desain roda sirip lengkung untuk traktor tangan pada penelitian ini seperti ditunjukkan dalam Gambar 4. Desain ditentukan berdasarkan sudut kelengkungan dari garis singgung antara kurva sirip roda dengan permukaan tanah yang membentuk sudut 95. Sudut kelengkungan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan traksi roda traktor. Gambar 3. Skema uji kinerja traksi roda traktor. Parameter yang diukur pada pengujian ini adalah: a. Tenaga tarik dihitung dengan persamaan (Liljehdal dkk., 1989): T = v x B... (2) dengan, T = Tenaga Tarik (Watt), v = kecepatan tempuh (m/det), dan B = beban tarik (N). Mekanisme pengujiannya adalah beban tarik traktor divariasi pada 5 jenis pembebanan yaitu 490, 735, 980, 1225, dan 1470 N dengan kecepatan maju konstan. b. Kecepatan maju dihitung dengan cara mengukur waktu tempuh traktor pada jarak lintasan 10 m pada saat operasi atau menggunaan persamaan berikut: v = s... (3) dengan, v = kecepatan maju traktor (m/s), s = jarak tempuh (m), dan t = waktu (detik). Gambar 4. Desain roda sirip lengkung untuk traktor tangan. Berdasarkan pengamatan di lapangan diperoleh data bahwa roda sirip lengkung memberikan cengkeraman yang kuat pada permukaan tanah (Gambar 4). Hal ini diakibatkan oleh kembang sirip roda yang didesain memiliki sudut kelengkungan 95 o. Bagian ujung sirip yang agak tumpul menyebabkan tidak tertancap terlalu dalam ke dalam tanah. 203

Jumlah Sirip Roda Berdasarkan diameter roda (0,70 m) dengan menggunakan persamaan (1), maka jumlah sirip yang dapat dipasang pada setiap roda adalah sebanyak 40 buah (Gambar 4). Penentuan jumlah tersebut disesuaikan dengan parameter dan kaidah desain mesin dan peralatan bahwa selain pertimbangan estetika, juga perlu diperhatikan fungsi alat untuk meningkatkan traksi traktor. Berdasarkan pengujian di lapangan diketahui bahwa jumlah sirip memiliki kemampuan traksi yang cukup baik (Gambar 5). Hal ini ditunjukkan dengan slip roda yang rendah yaitu di bawah 15 %. Data tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Radite dkk. (2008) yang melaporkan bahwa jika slip roda di bawah 15 % berarti kemampuan traksi dan daya tarik roda besi sirip lengkung lebih baik jika dibanding dengan roda besi standard dan roda karet. Namun, jika slip di atas 15 % berarti kemampuan traksi dan daya tarik lebih rendah dibandingkan dengan roda besi standard. Uji Performansi Sirip Roda Traktor tangan yang digunakan untuk uji performansi Merek : Kubota Model : Quick G1000 Bahan Bakar : Bensin Jumlah Silinder : 1 (satu) Power : 8,5 HP Gigi Transmisi : Maju Berat : 150 Kg Tenaga Tarik Gambar 5 menunjukkan hasil pengukuran tenaga tarik traktor di lahan uji coba. Tenaga tarik traktor cenderung menurun dengan bertambahnya beban yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kecepatan maju traktor akibat bertambahnya beban yang digunakan. Hal yang sama juga telah diungkap oleh Sembiring dan Desrial (2009) bahwa penurunan daya tarik traktor terjadi karena penurunan kecepatan maju secara bertahap dengan bertambahnya beban tarik yang diberikan kepada traktor. Nilai maksimum tenaga tarik traktor menggunakan sirip lengkung pada uji coba di lahan kering adalah 1,56 kn. Nilai ini jauh lebih tinggi dibanding menggunakan sirip roda besi standar yang hanya 1,23 kn pada beban yang sama. Hal ini terjadi karena kemampuan cengkraman roda sirip lengkung pada permukaan tanah lebih tinggi dari pada sirip roda besi standar. Kecepatan Evaluasi kecepatan maju traktor dihitung dengan cara mengukur waktu yang ditempuh traktor sejauh 10 meter dengan memberikan variasi beban dengan putaran mesin konstan. Hasil pengukuran kecepatan traktor selama pengujian di lapangan ditunjukkan pada Gambar 6. Berdasarkan data pada Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa variasi beban traktor tidak berpengaruh secara statistik menunjukkan bahwa variasi beban tidak berpengaruh terhadap kecepatan maju traktor. Hal ini diduga karena variasi beban yang digunakan belum melewati kemampuan beban maksimum traktor. Variasi beban dalam pengujian ini merupakan beban rata-rata yang lazim digunakan pada pengolahan tanah untuk lahan sawah. Pada pengujian menggunakan sirip roda standar dengan perlakuan yang sama pada sirip lengkung, juga diperoleh data yang sama bahwa variasi beban traktor tidak berpengaruh Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa kisaran variasi beban yang digunakan dalam pengujian (490-1470 N) masih 204

di bawah beban standar maksimum untuk traktor roda dua, sehingga sangat memungkinkan untuk digunakan di lahan kering. Slip Roda Hasil perhitungan slip roda pada berbagai variasi beban ditunjukkan pada Gambar 7. Perhitungan slip dilakukan dengan mengukur selisih jarak yang ditempuh trakor tanpa beban dengan jarak yang ditempuh dengan beban dibagi jarak yang ditempuh tanpa beban pada 5 kali putaran roda. Berdasarkan hasil pengujian performansi di lahan kering secara keseluruhan menunjukkan bahwa roda sirip lengkung memiliki tenaga tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan roda besi standar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sebastian (2008) yang melaporkan bahwa tenaga tarik traktor menggunakan roda besi sirip lengkung jauh lebih besar (1,25 kn) jika dibandingkan dengan roda besi standar (1,16 kn). Sitorus (2005) juga telah melakukan pengujian untuk membandingkan antara roda besi sirip siku, roda besi tipe Jepang, dan roda lengkung. Hasil pengujiannya disimpulkan bahwa roda lengkung memiliki tenaga tarik lebih tinggi (1,45 kn) jika dibandingkan dengan roda besi sirip siku (1,32kN) maupun roda besi tipe Jepang (1,29 kn). KESIMPULAN dengan penambahan beban, slip roda juga meningkat. Setiap penambahan variasi beban, slip traktor berkisar antara 10-15 %. Hal ini disebabkan oleh cengkraman roda pada permukaan tanah semakin berkurang, sehingga traksi yang dihasilkan juga cenderung menurun. Oleh karena slip traktor masih di bawah 15 %, maka dapat dijelaskan bahwa desain sirip roda lengkung pada penelitian ini sangat layak digunakan di lahan kering. Hal ini, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suastawa dkk. (2007) bahwa pada slip roda traktor tangan di bawah 15 % kemampuan traksi dan daya tarik roda masih efektif dalam menyalurkan daya mesin dalam bentuk traksi. Namun jika slip roda di atas 15 % berarti kemampuan traksi dan daya tarik traktor kurang efektif dalam menyalurkan tenaga. Selama pengujian traktor menggunakan roda sirip lengkung, tanah bekas tapak masih dapat memberikan efek cengkeraman sampai pada saat sirip roda bergerak hampir meninggalkan tanah. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan juga diketahui bahwa bekas tapak roda tidak menimbulkan pemadatan tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena ujung sirip roda yang menyentuh permukaan tanah relatif kecil. Bekas lintasan roda pada permukaan tanah masih membentuk bulatan-bulatan kecil. 1. Desain sirip lengkung traktor roda dua dengan sudut kelengkungan 95 o memberikan efek cengkeraman yang baik. terhadap kecepatan maju traktor. 3. Penggunaan sirip lengkung mampu menurunkan slip roda antara 50-75 %. SARAN Mengingat potensi lahan kering (tegalan) yang cukup luas di Indonesia, maka roda besi sirip lengkung untuk lahan kering mempunyai prospek untuk dikembangkan. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, khususnya pihak industri sangat diharapkan mengingat prototipe desain roda besi sirip lengkung memiliki prospek yang sangat menguntungkan bagi petani. DAFTAR PUSTAKA Desrial dan Hanami, S. (2008). Evaluasi kinerja traktor pertanian dengan menggunakan biodiesel dari minyak kelapa. Prosiding Seminar PERTETA 2008, Yogyakarta. Liljedahl, J. B., Turnquist, P. K., Smith, D. W., and Hoki, M. (1989). Tractors and Their Power Units. 4th ed. Van Nonstrand Reinhold. New York. Radite, PAS., Hermawan, W., dan Soembagijo, A. (2008). Desain dan pengujian roda besi lahan kering untuk traktor 2-roda. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta 18-19 November 2008. 205

Sebastian, Y. (2008). Kajian kinerja tiga tipe roda besi untuk operasi traktor tangan di lahan kering. Thesis Magister, Program Studi Teknik Pertanian, FATETA, IPB Bogor. Sembiring, E.N. dan Desrial. (2009). Kajian traksi roda karet traktor roda dua pada bak uji tanah (soil bin). http:www. mekanisasi.litbang.go.id. [14 Agustus 2009]. Sitorus, M..(2005). Uji performansi traktor kubota l3050 pada beberapa kondisi jalan yang berbeda. Skripsi Departemen Teknik Pertanian, FATETA IPB Bogor. Suastawa, I.P., Radite, PAS., dan Sembiring, N.E., (2007). Kajian pengembangan alat industri. Laporan Penelitian, Direktorat Industri Mesin, Departemen Perindustrian RI. Suastawa, I.P.,Hermawan, dan Sembiring, E. N., (2000). Kontruksi dan Pengukuran Kinerja traktor Pertanian. Jurnal Keteknikan Pertanian 5: 31-39. Suwardji dan Priyono, J., (2004). Lahan kritis: kriteria Prosiding Seminar Nasional Lahan Kritis di NTB, Mataram 7 Agustus 2004. 206