BAB IV PENUTUP A. Simpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB III PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis diatas maka dapat ditarik kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB III PENUTUP. maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

BAB III PENUTUP. menyimpulkan mengenai Penerapan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

I. PENDAHULUAN. kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Saat ini penyalahgunaan narkotika tidak

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

GARIS-GARIS BESAR PERKULIAHAN (GBPP)

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui

I. PENDAHULUAN. disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

BAB III PENUTUP. praperadilan, maka dapat disimpulkan bahwa: akan memeriksa tuntutan tersebut. Tata cara atau acara dalam proses pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA. Bakhri, Syaiful, 2009, Hukum Pembuktian Dalam Praktik Peradilan Pidana, Cetakan I, P3IH FH UMJ dan Total Media, Yogyakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

I. PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

PENJATUHAN PIDANA PENJARA BAGI TERDAKWA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Batas Berlakunya Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016. EKSEPSI DALAM KUHAP DAN PRAKTEK PERADILAN 1 Oleh : Sorongan Terry Tommy 2

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni,

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis lakukan

BAB III PENUTUP. pidana pembunuhan berencana yang menggunakan racun, yaitu: b. Jaksa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang merupakan dasar

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi hukum. Penegakan hukum pada hakikatnya merupakan interaksi antara

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2

DAFTAR PUSTAKA. Admasasmita Romli, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer. Jakarta: Kencana

LUMAJANG TENTANG DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERJUDIAN

BAB III PENUTUP. terhadap saksi dan korban serta penemuan hukum oleh hakim.

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya maka penulis. menyimpulkan bahwa :

BAB III PENUTUP. bersifat yuridis adalah pertimbangan yang didasarkan pada fakta - fakta yang

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Adji, Indriyanto Seno. Korupsi dan Hukum Pidana. Jakarta : Kantor Pengacara & Konsultasi Hukum Prof. Oemar Seno Adji, SH&Rekan, 2001.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat. disimpulkan sebagai berikut:

Agung Dwi Handoko, Guritno Tri Kuncoro, Sri Wahyuningsih Yulianti. Abstrak

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2005, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM MENGADILI PERMOHONAN KASASI PENGGELAPAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 373 K/Pid/2015)

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. terhadap pokok persoalan yang dikaji dalam karya ini, yaitu: 1. Pertimbangan hukum penerimaan dan pengabulan permohonan

II. TINJAUAN PUSTAKA. hukum tetap ini merupakan upaya hukum luar biasa, dalam memperoleh kekuatan

BAB V PENUTUP tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi

SURAT TUNTUTAN (REQUISITOIR) DALAM PROSES PERKARA PIDANA

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang dirumuskan oleh Saparinah Sadli sebagai tingkah laku yang dinilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah:

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta.

PENULISAN HUKUM. Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian analisis data dan wawancara dengan narasumber

Abstrak. Kata kunci: Peninjauan Kembali, Kehkilafan /Kekeliranan Nyata, Penipuan. Abstract. Keywords:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENUTUP. menjalankan tugas dan wewenangnya, yaitu terdiri dari: berkurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali.

PERLAWANAN JAKSA PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN SELA

II. TINJAUAN PUSTAKA. wajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pertanggungjawaban

ANALISA PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENGGELAPAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus Dasar-Dasar Hukum Pidana dalam Sudarto, Hukum Pidana I. Semarang: Badan Penyediaan Bahan-Bahan Kuliah, FH UNDIP

PENULISAN HUKUM. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Bidang Ilmu Hukum

Dea Arsyandita dan Edy Herdyanto. Abstrak

GANTI RUGI ATAS KESALAHAN PENANGKAPAN, PENAHANAN PASCA PUTUSAN PENGADILAN 1 Oleh: David Simbawa 2

BAB I PENDAHULUAN. formil. Sebutan hukum acara perdata lebih lazim dipakai daripada hukum

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelesaian Sengketa (APS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR). 3 Salah satu

Afrizal Nur Fauzi, Kristiyadi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

Makalah Rakernas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum, hal ini tercantum dalam Pasal 1 ayat (3)

BAB III PENUTUP. mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat. dari Balai Pemasyarakatan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu :

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

KEDUDUKAN KETERANGAN AHLI SEBAGAI ALAT BUKTI MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA 1 Oleh : Hadi Alamri 2

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa

JURNAL ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM KESAKSIAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM TINDAK PIDANA KDRT. Program Studi Ilmu Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

SIFAT KHUSUS PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

AKIBAT HUKUM SURAT DAKWAAN BATAL DAN SURAT DAKWAAN DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA DALAM PERKARA PIDANA 1 Oleh : Wilhelmus Taliak 2

KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS REALIS) PENULISAN HUKUM

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

Lex Privatum, Vol. IV/No. 5/Juni/2016

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016. PERAN ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM TINDAK PIDANA UMUM MENURUT KUHAP 1 Oleh : Dedi Hartono Latif 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

Abstrak. Kata kunci: putusan, hakim, pengadilan. Abstract. Keywords:

PENYIDIKAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA MENURUT PP Nomor 3 Tahun 2003 (Studi di Polres Batu) PENULISAN HUKUM/SKRIPSI

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik simpulan seperti berikut : 1. Kesesuaian pengajuan Peninjauan Kembali oleh terpidana mati atas dasar kekeliruan dalam menerapkan hukum dan kekhilafan hakim dalam perkara tindak pidana psikotropika pada Putusan Mahkamah Agung Nomor : 39.PK/Pid.Sus/2011 dengan KUHAP. Alasan penggunaan kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata dalam pengajuan Peninjauan Kembali oleh Terpidana/Pemohon ialah bahwa majelis hakim Mahkamah Agung sebagai judex juris tidak berwenang menentukan berat ringannya pemidanaan yang menjadi wewenang judex factie. Hakim tingkat Kasasi (judex juris) tidak berwenang memberi penilaian yang bersifat fakta empiris, serta hakim tingkat kasasi (judex juris) dalam memutus tidak menerapkan/mencerminkan rasa keadilan jika dibanding dengan terdakwa lainnya terkait dengan perkara a quo yang telah diputuskan dalam pemeriksaan terpisah dengan putusan pidana yang lebih ringan. Sehingga penggunaan kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata dari hakim oleh Terpidana Pemohon Peninjauan Kembali perkara Tindak Pidana Psikotropika pada putusan Nomor: 39 PK/Pid.Sus/2011 sudah sesuai dengan Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP mengenai permohonan Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap, bahwa putusan Kasasi judex juris dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. 2. Pertimbangan hukum hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus permohonan Peninjauan Kembali oleh terpidana mati atas dasar kekeliruan menerapkan hukum dan kekhilafan hakim dalam perkara tindak pidana Psikotropika pada Putusan Mahkamah Agung Nomor : 39.PK/Pid.Sus/2011 sesuai dengan Pasal 263 ayat (2) huruf c jo Pasal 266 ayat (2) huruf b angka 4 KUHAP. Hal tersebut karena Pertimbangan hukum hakim yang mengabulkan alasan adanya kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata dari hakim yang mengarah pada putusannya ialah bahwa terkait dengan diperberatnya hukuman terhadap Terpidana/Pemohon Peninjauan Kembali di tingkat

kasasi, Hakim Agung yang kedudukannya adalah sebagai Judex Juris bukan Judex Facti, tidak berwenang memutus suatu perkara dengan mengadili sendiri, menambah hukuman yang bersifat pemidanaan dari hukuman 15 tahun di tingkat pertama dan 18 tahun di tingkat banding, menjadi hukuman mati. Bahwa mengingat terdapat disparitas atau perbedaan hukuman yang dijatuhkan kepada Pemohon Peninjauan Kembali berupa pidana mati dengan hukuman 4 (empat) tahun yang dijatuhkan kepada SUWARNO bin LAMIDJAN, tidak seimbang dan tidak adil, padahal kedua-duanya didakwa melakukan tindak pidana secara bersama, maka oleh karena itu hukuman MATI atas diri Pemohon Peninjauan Kembali ini haruslah dibatalkan. Karena Mahkamah Agung membenarkan alasan-alasan pemohon Peninjauan Kembali sesuai ketentuan Pasal 263 ayat (2) huruf c, selanjutnya mengambil keputusan berdasarkan Pasal 266 ayat (2) huruf b angka 4, Mahkamah Agung membatalkan putusan yang dimintakan Peninjauan Kembali yaitu Membatalkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 455 K/ Pid.Sus/ 2007, tanggal 28 November 2007 jo putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor 256/Pid/2007/PT.SBY, tanggal 11 Juli 2007 jo putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 3412/ Pid.B/ 2006/ PN.SBY, tanggal 17 April 2006 dan menjatuhkan putusan berupa putusan dengan menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan daripada pidana mati, dengan pidana penjara selama 15 (lima belas) tahun dan denda sebesar Rp500.000.000, (lima ratus juta rupiah) subsidair selama 4 (empat) bulan kurungan sama dengan sanksi pidana yang dijatuhkan pada tingkat Pengadilan Negeri. B. Saran Berkaitan dengan pembahasan mengenai penggunaan kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata oleh hakim sebagai alasan Terpidana dalam pengajuan Peninjauan Kembali terhadap putusan Mahkamah Agung Nomor: 39 PK/Pid.Sus/2011 masih terdapat kelemahan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Judex factie maupun judex juris pada saat mengkonstruksi putusan seyogyanya lebih teliti dan cermat memperhatikan fakta hukum yang ada selama persidangan berlangsung agar tidak menimbulkan atau membuka celah adanya suatu kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata dalam mengadili seorang yang didakwa melakukan tindak pidana khususnya menyangkut perkara psikotropika yang berat, demi

menghasilkan putusan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan serta tercapainya tujuan hukum bagi para pencari keadilan. 2. Penuntut Umum hendaknya dalam menuntut pelaku penyalahgunaan psikotropika atau narkotika dan zat adiktif lainnya, dengan tuntutan pidana maksimal dan menyiapkan alat-alat bukti yang memadai agar dapat menimbulkan efek jera bagi para terdakwa. 3. Kepada para hakim baik Judex factie maupun judex juris hendaknya tidak menolak penerapan hukuman mati bagi para terdakwa yang terbukti sebagai produsen, bandar, pengedar psikotropika golongan I yang terorganisir. DAFTAR PUSTAKA BUKU Adami Chazawi. 2005. Pelajaran Hukum Pidana I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Andi Hamzah. 2009. Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi, Jakarta: Sinar Grafika. Bachtiar Sitanggang.1997. Hakikat Peninjauan Kembali atas Suatu Perkara Pidana. Jakarta: Djambatan. Darwan Prinst. 1998. Hukum Acara Pidana Dalam Praktik, Jakarta: Djambatan. Djoko Prakoso. 1988. Alat Bukti Dan Kekuatan Pembuktian Di Dalam Proses Pidana. Yogayakarta : Liberty. HMA Kuffal. 2003. KUHAP dalam Praktik Hukum. Malang: UMM Press Hamid, Hamrat. 2008. Pembahasan Permasalahan KUHAP Bidang Penuntutan dan Eksekusi, Edisi Pertama, Cetakan Enam, Jakarta: Penerbit:Sinar Grafika.

Hari Sasangka. 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana. Mandar Maju. Bandung. Hari Sasangka dan Lily Rosita. 2003. Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana, Bandung: Mandar Maju. Jonny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Normatif. Malang:Bayumedia Publishing. Laden Marpaung. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian Kedua. Jakarta : Sinar Grafika Lilik Mulyadi. 2007. Hukum Acara Pidana: Suatu Tinjauan Khusus terhadap Surat Dakwaan, Eksepsi, dan Putusan Peradilan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Peter Mahmud Marzuki. 2013. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ramli Zein, SH., MS. 2001. Pengantar Ilmu Hukum, UIR Press, Pekanbaru RM. Suharto.1994. Penuntutan Dalam Praktek Peradilan, (Jakarta: Penerbit Sinar Grafika. Shidarta.2006. Moralitas Profesi Hukum: Suatu Tawaran Kerangka Bepikir, Bandung: Refika Aditama. Subekti. 2001. Hukum Pembuktian, Jakarta: Pradnya Paramitha. Sudarto, 1990. Hukum Pidana I, Semarang: Yayasan Sudarto William Baude.2008. The Judgement Power.The Georgetown Law Journal.Vol.96,Nomor6 Yahya Harahap, 2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Jakarta: Sinar Grafika..2006. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali: Edisi Kedua,Jakarta: Sinar Grafika....2008. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali), Jakarta: Sinar Grafika. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana. Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika JURNAL : Arif Dwi Atmoko.2010. Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika dan Psikotropika yang Ditangani Polwiltabes Surabaya. Jurnal Hukum.Vol. XVIII.2010. Dalbert, C. & Filke, E. 2007. Belief in a just world, justice judgments, and their functions for prisoners. Criminal Justice and Behavior, 34, 1516-1527 Hamidah Abdurrachman, Eddhie Praptono, Kus Rizkianto. 2012. Disparitas Putusan Hakim dalam Kasus Narkoba. Jurnal Pandecta. Volume 7, Nomor 2, Juli 2012. Semarang: Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. William Baude.2008. The Judgement Power.The Georgetown Law Journal.Vol.96,Nomor6