BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian dari masa ke masa semakin pesat, termasuk pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. pelaku pasar harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang. maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi

2015 PENGARUH FAKTOR FUND AMENTAL TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A EMITEN SEKTOR PROPERTI D AN REAL ESTATE D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011: 70).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap harga belinya. Emamgholipour et al. (2013), menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan yang dilakukan manajer dalam pengelolaan keuangan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real

BAB I PENDAHULUAN. haruslah menggambarkan keadaan ekonomi dan keuangan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. menarik investasi. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 menyebutkan bahwa. surplus tabungan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menjalankan fungsi ekonomi (Mishkin, 1998:21), pasar modal memegang peranan penting dalam mengatasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengukur kinerja manajemen adalah laba. Karena laba merupakan salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini membutuhkan tempat tinggal. Tanpa bisa di pungkiri berapun harga

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja Keuangan Perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat investor akan menanamkan modalnya, untuk dapat mendapat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi


BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

RIZKA DIAN RACHMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dinanti-nantikan informasinya adalah laporan laba rugi, suatu laporan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Terdapat 2 sistem pencatatan laporan keuangan yaitu cash basis

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut PSAK no. 1, laporan keuangan. penggunaan atas seluruh sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan harga saham. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. mengevaluasi kinerja manajemen. Di dalam laporan keuangan yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham perusahaan. Tujuan. pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan bagi investor akan mendapatkan return. Para pemodal tertarik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memulai usahanya. Salah satunya perusahaan yang. bergerak di bidang manufaktur yang kian semakin pesat dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk memasuki pasar bebas dan bersaing dengan perusahaan di seluruh dunia. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi masing-masing perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja manajemen, kredibilitas dan stabilitas perusahaannya untuk tetap dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Perekonomian yang tidak menentu saat ini mendorong untuk manajemen perusahaan terus melakukan inovasi untuk meningkat kinerja perusahaan yang diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan pihak luar, yaitu masyarakat dan investor. Pada saat ini sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup berkembang. Hal tersebut terbukti dengan adanya krisis yang terjadi di belahan benua Eropa dan Amerika yang tidak berimbas pada perkembangan bisnis property di Indonesia. Krisis Eropa dan Amerika memang berimbas pada pasar global secara umum, namun dari segi bisnis property dan real estate, Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya seperti China, India, dan Singapura tidak terlalu terkena imbas (Sumarmo, 2011). Hal tersebut disebabkan negara-negara tersebut memiliki prospek dan ekspektasi pasar tersendiri di Asia. Tingginya permintaan (demand) atas 1

2 ketersediaaan bangunan masih jauh lebih banyak dibanding penawaran (supply ) yang disediakan oleh developer. Kenaikan yang terjadi pada harga tanah diperkirakan 20%, selain itu tanah bersifat rigrid, artinya penentu harga bukanlah pasar melainkan orang yang menguasai tanah. Hal ini mendorong kenaikan harga property dan real estate semakin meningkat sehingga meningkat pula pendapatan dan profitabilitas perusahaan.. Perkembangan perusahaan sektor property dan real estate saat ini yang didukung oleh modal yang diperoleh dari investor. Selain itu, bisnis property dan real estate merupakan bisnis yang dikenal memiliki karakteristik cepat berubah, persaingan ketat, persisten dan kompleks. Oleh karena itu, perusahaan property dan real estate berusaha untuk dapat menunjukkan kinerja dan kondisi perusahaan yang baik dan selalu bertumbuh maupun berkembang, sehingga dapat menarik calon investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan serta membuat investor semakin percaya untuk tetap berinvestasi. Bisnis property dan real estate ini merupakan bisnis jangka panjang dalam menghasilkan keuntungan. Selain itu, bisnis property dan real estate merupakan bisnis legalitas, sehingga wajib memberikan legalitas terhadap produk yang dipasarkan. Oleh karena itu, manajemen harus memastikan legalitas produk serta mengatur perputaran modal dengan baik dan menarik investor untuk menanamkan modal sehingga dapat mengembangkan usaha. Perusahaan harus menampilkan kondisi serta perkembangan dan pertumbuhan dalam kinerja yang baik, sehingga mendorong manajemen

3 perusahaan berusaha untuk menampilkan kinerja dan laporan keuangan perusahaan sebaik mungkin dengan memanipulasi laporan keuangan yang merupakan sarana informasi bagi pihak yang berkepentingan untuk menilai kinerja suatu perusahaan sebagai alat ukur dalam pengambilan keputusan terutama bagi investor. Agar laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan tidak berfluktuatif, maka manajemen perusajaan melakukan perataan laba, ataupun dapat meminimalkan laba pada periode tertentu apabila laba pada periode tersebut meningkat dari yang diharapkan dan memaksimalkan laba apabila laba yang dihasilkan pada periode tertentu mengalami penurunan dari periode sebelumnya.. Hal ini sesuai dengan pola untuk melakukan manajemen laba menurut Scott(2012), sebagai berikut :pertama Taking a bath, yaitu melaporkan laba pada periode berjalan dengan nilai yang sangat rendah atau sangat tinggi,kedua Income minimization, yaitu menjadikan laba di periode berjalan lebih rendah dari pada laba sesungguhnya, ketiga Income maximization, yaitu melaporkan laba lebih tinggi dari pada laba sesungguhnya, keempat Income smoothing atau perataan laba merupakan dilakukan dengan cara membuat laba akuntansi relatif konsisten (rata atau smooth) dari periode ke periode. Pihak manajemen melakukan manajeman laba karena termotivasi untuk memaksimalkan kepentingannya (Scott,2012). Manajemen laba merupakan tindakan mengatur waktu pengakuan pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian agar mencapai informasi laba tertentu yang diinginkan tanpa melanggar ketentuan di standar akuntansi ( Martani dkk,2012). Manajemen laba terjadi salah satunya dikarenakan perbedaan kepentingan antara pemilik saham (principal)

4 dengan manajemen perusahaan (agent). Dimana pemilik saham mengharapkan hasil yang ditunjukkan pada laporan keuangan yang disajikan merupakan hasil nyata yang terjadi. Akan tetapi, manajemen perusahaan yang dikelola oleh manajer merupakan orang yang lebih banyak mengetahui mengenai informasi internal suatu perusahaan dibandingkan pemiliknya, manajemen perusahaan membuat hasil kerjanya terlihat sangat baik dengan menunjukkan laporan keuangan dengan laba yang meningkat di setiap periode dengan tetap menjaga fluktuasi laba di setiap periodenya sehingga dapat meningkatkan insentif mereka. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Sedangkan perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi lebih cenderung memilih metode akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan ( Jao dan Gagaring, 2011). Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang berkinerja baik sehingga menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan (Nasution dan Setiawan, 2007). Perusahaan besar lebih diperhatikan masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan dengan kondisi yang lebih akurat. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Handayani dan Agustono (2009) yang menyatakan bahwa perusahaan besar dan sedang tidak lebih agresif dalam melakukan manajemen laba. Berbeda dengan penelitian Widyastuti (2009) menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

5 manajemen laba, dimana semakin besar ukuran perusahaan maka akan menyebabkan peningkatan manajemen laba. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan kinerja perusahaan yang baik, yaitu salah satunya dengan tingkat profitabilitas yang dihasilkan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba sering kali menjadi tolak ukur kinerja perusahaan, dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan tersebut baik sedangkan sebaliknya jika laba yang dihasilkan rendah, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan tidak baik. Dengan tingkat profitabilitas yang dihasilkan dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Semakin besarnya ukuran perusahaan, maka semakin besar tingkat pendapatan atas profit yang dihasilkan. Untuk meningkatkan minat investor dalam berinvestasi, maka manajemen perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian Muhammad Ary Irsyad (2008) disimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba (manajemen laba). Sedangkan menurut Cahyani (2012) bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap praktik manajemen laba. Konsekuensi atas peningkatan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan kepercayaan pasar sehingga perusahaan cenderung menjaga konsistensi tingkat labanya. Perusahaan memiliki sumber pendanaan dalam menjalankan bisnisnya, salah satunya dengan hutang. Rasio leverage merupakan rasio yang terdapat pada

6 laporan keuangan yang dapat mengetahui seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal, atau dapat juga menunjukkan beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang ( Nugroho, 2011). Semakin besarnya rasio leverage menunjukkan semakin tinggi nilai hutang perusahaan. Tingginya rasio leverage berarti proporsi hutang suatu perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya, sehingga memicu terjadinya manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Sebelum melakukan pengambilan keputusan investor akan melihat rasio leverage perusahaan yang terkecil karena rasio leverage mempengaruhi dampak resiko yang terjadi. Jadi semakin kecil rasio leverage semakin kecil resikonya, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, saat perusahaan mengalami peningkatan rasio leverage maka perusahaan cenderung akan melakukan praktik manajemen laba karena perusahaan terancam tidak bisa memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang tepat waktu. Penelitian yang dilakukan oleh Agustia (2013) dan Wardani,dkk (2011) menyebutkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Sedangkan hasil penelitian Subhan(2011) dan Nugroho 2011) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu, leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Di Indonesia, pada tahun 2001 ditemukan adanya kasus kecurangan laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk (PT KF). PT KF adalah badan usaha milik negara yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa. Berdasarkan indikasi oleh Kementrian BUMN dan pemeriksa Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji

7 (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih ( Koroy, 2008). Salah saji ini terjadi dengan cara melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh direktur produksi untuk menentukkan nilai persediaan pada unit distribusi PT Kimia Farma Tbk per 31 Desember 2001. Selain itu, manajemen PT KF melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Pencatatan ganda dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor eksternal. Walaupun, Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta & Mustofa, diduga terlibat dalam aksi penggelembungan tersebut (Syahrul, 2002). Oleh karena tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia saat ini, dengan berbagai alasan seperti penghindaraan pajak, pelanggaran hutang, menghindari fluktuatif laba dan agar menaikkan harga saham perusahaan. Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini menggunakan perusahaan property dan real estate sebagai objek penelitian. Alasan peneliti memilih perusahaan ini karena perusahaan property dan real estate memiliki prospek yang cerah dengan melihat potensi jumlah penduduk yang terus bertambah besar dari 2010 2014, sehingga kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan sektor property dan real estate di Indonesia untuk membangun negara dengan pembangunan perumahan,

8 apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran, sehingga perusahaan yang memiliki modal yang cukup rendah mengalami kenaikan hutang sebagai salah satu bentuk pengembangan usaha yang membutuhkan tambahan dana dari luar yaitu hutang. Selain itu, alasan lain sektor property dan real estate sebagai objek penelitian dikarenakan, fenomena perusahaan property dan real estate yang terindikasi melakukan manajemen laba, seperti yang terlihat pada tabel sebagai berikut : TABEL 1.1 HASIL PERHITUNGAN INDEKS ECKEL ( EAT/ SALES) PERUSAHAAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 APLN 0,2353 0,2134 0,1807 0,4200 0,1357 ASRI 0,5440 0,5064 0,5757-0,2638-5,3891 CTRA 0,4490 0,2157 0,3105 0,3215 0,3005 DILD 0,7225-2,7058 0,1175 0,5209 0,3178 LPKR 0,2821 0,2063 0,2582 0,5329 0,3092 SMRA 0,1329 0,2325 0,3654 0,4817 0,2352 Berdasarkan tabel 1.1 diatas, terlihat indeks eckel menunjukkan < 1, berarti perata dan 1 berarti bukan perata, sehingga dapat disimpulkan beberapa perusahaan sektor property dan real estate melakukan perataan laba dari periode ke periode. Hal ini menunjukkan bahwa pada bisnis sektor tersebut cenderung melakukan manajemen laba.

9 Dengan latar belakang tersebut, serta beberapa perbedaan pendapat hasil penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2014 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bisnis property dan real estate merupakan bisnis yang sebagian besar dibiayai oleh hutang dan memiliki pendapatan yang tinggi. 2. Perhatian investor yang cenderung terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan proses dalam meningkatkan laba tersebut, maka mendorong manajemen perusahaan cenderung melakukan manipulasi laba agar nilai laba menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. 3. Beberapa perusahaan sektor property dan real estate, seperti PT Agung Podomoro Land Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk, PT Ciputra Development Tbk, PT Intiland Development Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, dan PT Summarecon Agung Tbk melakukan perataan laba pada tahun 2010-2014.

10 Hal ini memberikan indikasi pada perusahaan sektor property dan real estate cenderung melakukan manajemen laba. 4. Pihak investor dan stakeholders berkewajiban untuk dapat mengidentifikasi apakah laporan keuangan yang disajikan merupakan hasil yang nyata dan tidak mengandung tindakan praktik manajemen laba. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada beberapa ruang lingkup yang akan diuji, antara lain: 1. Variabel yang akan diteliti antara lain pada variabel profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan,, dan manajemen laba, 2. Objek penelitian yang akan diteliti yaitu pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI), 3. Periode penelitian yang akan diteliti yaitu tahun periode 2012-2014. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan menjadi topik pembahasan dalam penelitian ini : 1. Apakah penelitian yang diwakilkan oleh profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif secara bersamaan terhadap praktik

11 manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah leverage berpengaruh signifikan positif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis model penelitian yang diwakilkan oleh ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh secara bersamaan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate 2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate 3. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate

12 4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan sektor property dan real estate 1.6 Manfaat Penelitian 1. Investor, kreditor dan pengguna laporan keuangan lainnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dalam rangka pengambilan keputusan. 2. Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan petunjuk tentang pentingnya kejelasan dan kelengkapan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan sebagai informasi yang digunakan oleh banyak pihak yang berkepentingan. 3. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya mengenai praktik manajemen laba.