BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

SKRIP KARYA SENI KELANGEN

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

Wujud Garapan pakeliran Jaya Tiga Sakti Kiriman I Gusti Ngurah Nyoman Wagista, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan ISI Denpasar. Wujud garapan pakeliran

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK

Tujuan Garapan. A. Tujuan umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gangsa dan Kendang Berbasis Android

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

SKRIP KARYA SENI KREASIKU

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat

ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM:

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

BAB II LANDASAN TEORI

KAMANALA SKRIP KARYA SENI OLEH I PUTU EKA ARYA SETIAWAN

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

Jenis Menggambar. 1. Menggambar Dekorasi:

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA

SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA

TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI SENI PERANAN TEKNOLOGI DALAM PERTUNJUKAN GAMELAN DI BALI NAMA : I WAYAN SUCIPTA NIM : JURUSAN: PENGKAJIAN SENI

-GRUNYAM SKRIP KARYA SENI KARAWITAN OLEH : I WAYAN SUWINTARA NIM :

SKRIP KARYA SENI ELING OLEH : KADEK INDRA KESUMAJAYA NIM :

ARTIKEL SKRIPSI KARYA SENI HARMONI TIRTA EMPUL PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI MREGAPATI DI SANGGAR APTI BANGLI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA. Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

SKRIP KARYA SENI SAKA CUPAK

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

SKRIP KARYA SENI BAYUH

Instrumen Pengiring Tari Telek Anak Anak di Desa Jumpai Kiriman: Ayu Herliana, PS. Seni Tari ISI Denpasar

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi

LILA HREDAYA SKRIP KARYA SENI OLEH I WAYAN JUNIANTO NIM : PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu

SKRIP KARYA SENI SOHA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

PENGARUH GAMELAN SEMARADANA TERHADAP GAMELAN BALAGANJUR SEMARADANA

BAB I PENDAHULUAN. depan yang lebih baik untuk memperbaiki budaya saat ini. Seperti yang dikatakan

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Variasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

SKRIP KARYA SENI GENI SMARA OLEH : I WAYAN PRIMAWAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa musik memiliki fungsi dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan kita

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IRAMA PAD O-PAD O

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam setiap karya-karya karawitan yang dihasilkan. Hal tersebut merupakan wujud dari suatu proses perubahan yang diupayakan untuk mencapai keadaan yang sesuai tuntutan masyarakat modern. Sebagaimana yang terjadi dalam seni karawitan Bali, banyak seni yang dulunya kurang diminati namun dengan kreativitas seniman akhirnya menjadi seni yang populer, dan menjadi kebanggaan. Sebagai sebuah contoh dapat dilihat dari tabuh kreasi kekebyaran yang mungkin bisa didefinisikan sebagai tabuh kreasi baru yang mempergunakan media ungkap gamelan Gong Kebyar, di mana dewasa ini menjadi salah satu gamelan yang paling populer di Bali. Popularitas Gong Kebyar tidak hanya dapat diamati dari segi banyaknya jumlah barungan yang ada di Bali, tetapi juga banyak muncul bentuk garapan atau komposisi baru yang menggunakan gamelan ini sebagai media. Sebagai salah satu jenis gamelan Bali, gamelan Gong Kebyar dapat dikatakan telah menguasai dunia seni Karawitan Bali. Fleksibelitasnya dalam mengadopsi atau menyerap nuansa musik dari daerah lain, kemudian diolah oleh seniman karawitan disesuaikan dengan nuansa kebyar merupakan salah satu sifatnya yang khas. Atas dasar inilah gamelan Gong Kebyar mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat tidak saja dari elemen-elemen musiknya seperti: melodi, tempo, dinamika, ornamentasi atau hiasan yang begitu kompleks, namun perkembangan dari bentuk, penampilan dan tata penyajiannya betul-betul

dipertimbangkan secara matang. Memang kita akui, kejelian penggarap yaitu Nyoman Windha di dalam menyiasati tabuh kreasi kekebyaran dewasa ini betul-betul luar biasa. Hal ini terbukti dari karya-karya yang di hasilkan betul-betul variatif, baik dari ide, teknik, penampilan, setting alat, dan yang paling penting adalah pengolahan elemen-elemen musiknya. Bertolak belakang dari fleksibilitas Gong Kebyar penata mendapat ide dari karakter anak-anak. Masa kanak-kanak merupakan masa-masa indah, dimana kita mulai belajar menjalani suatu cobaan hidup. Ketika manusia menjalani masa kanak-kanaknya, ia selalu menikmati hidupnya dengan cara bermain-main, seakan-akan tidak pernah memikirkan apa yang harus dan akan dikerjakan esok. Manja, nakal, cengeng, lincah dan pendiam adalah beberapa contoh sifat-sifat masa kanak-kanak yang mewarnai gambaran diri dari seorang anak. Berkumpul dan bermain dengan teman yang sebaya kadang kala menjadi saat yang tepat untuk meluapkan emosi anak tersebut. Tangisan dan geliak tawa kerap mewarnai perseteruan mereka. Sudah barang tentu dan tidak mungkin pada masa kanak-kanak kita dihadapi dengan masalah yang besar, karena kita masih berada dalam naungan orang tua. Kepribadian orang tua sangat berpengaruh terhadap baik buruknya sifat keturunannya. Dari fenomena tersebut timbul ketertarikan tersendiri bagi penata untuk menciptakan suatu karya Komposisi karawitan Inovativ dengan mengangkat judul Rare Binal. Rare Binal berasal dari kata Rare dan Binal. Rare artinya anak-anak dan Binal mempunyai arti lincah dan nakal. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mengamati kegiatan anak-anak yang sedang asyik bermain sendirian ataupun dengan temannya yang membuat perasaan kita menjadi senang, terhibur ataupun kesal dari sifat-sifat anak nakal dan lincah.berdasarkan hal tersebut di atas, sangat menarik untuk diangkat dalam sebuah garapan komposisi karawitan dengan media ungkap beberapa instrumen yang diambil dari barungan gong

kebyar, yang diharapkan mampu berkomunikasi dengan penonton. Inti dari garapan ini adalah tentang suasana yang ditimbulkan oleh anak-anak yang sedang asyiknya bermain, sehingga dalam garapan ini judul yang akan digunakan adalah Rare Binal yang diartikan keceriaan yang mampu menghibur perasaan manusia. Dalam penggarapan komposisi karawitan ini perlu dilandasi oleh suatu pemikiran yang mantap dan matang yang bersifat akademis sehingga akan mendapatkan perhatian dan dinikmati oleh masyarakat yang memiliki apresiasi yang berbeda, ini merupakan kendala yang cukup mendasar bagi seorang penata apalagi dalam penyajiannya berbentuk konser, maka karya yang diwujudkan harus memiliki nilai inovatif, sangat diperlukan ketelitian dalam membuat kombinasi yang diinginkan seperti: pemilihan nadanya atau suasana untuk mencapai suatu kesatuan atau keharmonisan dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat penikmat seni khususnya seni karawitan. 1.2 Ide Garapan Menciptakan sebuah karya seni sangat diperlukan adanya pemikiran dan pematangan suatu ide yang nantinya dapat dijadikan landasan untuk dapat ditranspormasikan ke dalam sebuah garapan komposisi karawitan. Berdasarkan hal tersebut di atas, penata mendapatkan sebuah ide yang bersumber dari pengalaman pribadi yang sering mengamati keponakan di keluarga yang sering kali membuat perasaan terhibur. Di samping itu, ide ini juga didapatkan dari kegiatan-kegiatan KKN di Jembrana dengan anak Bapak Kepala Desa yang sedang luculucunya,dan penata menjadikan pementasan Gong Kebyar dalam ajang PKB (Pesta Kesenian Bali) menjadi referensi atas perkembangan Gong Kebyar dari tahun ke tahun. Berdasarkan latar belakang yang telah banyak diuraikan di atas, maka ingin diangkat sebuah garapan karya seni

yang bertemakan keceriaan kedalam sebuah garapan komposisi karawitan inovatif yang diberi judul Rare Binal. Dalam sebuah garapan perlu adanya batasan-batasan tertentu, karena dalam karawitan khususnya Gong Kebyar terdapat berbagai variasi dan dapat menimbulkan beraneka ragam suasana. Setiap berkarya diperlukan kejelian dan ketajaman pikiran rasa untuk memilih serta membatasi hal-hal yang bisa menyebabkan rancunya garapan tersebut. Komposisi karawitan ini berbentuk musik inovatif sebagai hasil kreativitas penata dalam memenuhi persyaratan untuk dapat mengikuti ujian akhir tingkat sarjana (S1) di Institut Seni Indonesia Denpasar. 1.3 Tujuan Garapan a. Tujuan Umum Memotivas suatu kreativitas karya seni dalam suatu langkah pengembangan dan pelestarian seni budaya sendiri. Turut serta dalam melestarikan kesenian agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memenuhi syarat mencapai jenjang sarjana (S1) di Institut Seni Indonesia Denpasar. b. Tujuan Khusus Penata ingin mencoba dengan mengolah irama, melodi, dinamika serta aksen-aksen melalui media ungkap yang digunakan dalam garapan ini. Mentransformasikan suasana keceriaan kedalam garapan komposisi karawitan yang berjudul Rare Binal. Menumbuhkan daya kreativitas seni sebagai penata karawitan.

1.4 Manfaat Garapan Gambelan, sebagai salah satu dimensi kebudayaan yang lahir dari Cipta, Rasa dan Karsa, pada hakekat banyak berfungsi sebagai salah satu media untuk mentranspormasikan gagasan atau suatu ide. Oleh karena itu, manfaat garapan dapat berarti pula suatu hubungan yang terjadi antara sesuatu hal dengan hal-hal dalam suatu system yang berintegrasi. Hasil garapan ini diharapkan bisa bermanfaat untuk kita semua. Garapan ini memberikan pesan kepada masyarakat mendidik dan membimbing anak-anak ke arah yang positif dalam berfikir, berkata dan bertingkah laku. 1.5 Ruang Lingkup Bentuk yang penata harapkan dari garapan ini adalah musik inovatif dengan tidak meninggalkan pola-pola tradisi yang ada dan tidak menutup. Kemungkinan adanya pengembangan pola-pola baik dari segi teknik permainan melodi, tempo dan ritme. Media ungkap yang akan dipergunakan dalam garapan komposisi karawitan ini adalah ; satu buah kajar, satu buah ceng-ceng ricik, satu tungguh reong,, sepasang jublag, sepasang jegogan, satu buah gong wadon, sebuah kempur, enam buah suling besar, sepasang kendang ceditan, sepasang kendang kerumpung, sepasang kendang cedugan, sebuah kemong, sepasang gangsa kantil, dan empat buah gangsa pemade. Adapun beberapa perangkat Gong Kebyar yang di pakai karena penata ingin meminimkan alat dari garapan tersebut adapun alasan penata memakai gong kebyar antara lain : 1. Karena Gong Kebyar lebih mudah mengadopsi suasana suasana yang penata inginkan

2. Ingin mempertegas otekan otekan gangsa dalam arti menonjolkan karakter lincah dari seorang anak kecil.