Tujuan Garapan. A. Tujuan umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tujuan Garapan. A. Tujuan umum"

Transkripsi

1 TABUH KREASI RARE KUAL I Kadek Putra Guna Wisnawa, I Nyoman Kariasa, dan I Gde Made Indra Sadguna Institut Seni Indonesia Denpasar Jalan Nusa Indah Denpasar, Telp (0361) , Fax (0361) rektor@isi-dps.ac.id ABSTRAK Pada masa ini anak cenderung menjadi keras kepala, pembangkang dan tidak penurut. Ketika menjalani masa kanak-kanaknya, jalan pemikiran masih sering dikuasai oleh emosi yang mengarah pada keinginan-keinginan, ia cenderung menikmati hidupnya dengan cara bermain-main, seakan-akan tidak pernah memikirkan apa yang terjadi akibat permainan yang dilakukannya. Manja, nakal, cengeng, lincah, memiliki jiwa petualang, enerjik dan aktif, dan pendiam adalah beberapa contoh sifat-sifat dimasa kanak-kanak yang menggambarkan diri seorang anak. Berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya kadang kala menjadi saat yang tepat untuk melupakan emosinya, tangis dan tawa kerap mewarnai perseteruan mereka sehingga menjadi suatu warna kehidupan di masa kanakkanak. Sifat nakal atau handal wajar dimiliki oleh anak-anak. Mereka biasanya cenderung aktif, usil dan tidak takut bahaya. Selain itu, anak mempunyai banyak akal atau ide yang membuat mereka selalu berkeinginan untuk mengetahui suatu hal yang menurut mereka baru. Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada keinginan keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja bahwa tidak semua keluarga menyadari adanya suatu kesulitan. Permasalahan yang disebabkan oleh kenakalan anak, justru sering menyangkut pihak pihak lain. Melihat penjelasan tersebut kenakalan yaitu hal yang dilakukan secara tidak baik. disini yang di alami penata, yaitu kenakalan yang kreatif, yang di maksud kenakalan kreatif menurut penata yaitu kenakalan yang dilakukan untuk kesenangan dirinya ataupun bersama temannya, dengan menggunakan alat-alat dapur yang dipukul supaya menghasilkan suara yang diinginkannya. Pada saat masa kecil diri saya sendiri dengan kenakalan yang pernah dilakukan pada saat masa kecil yaitu dengan mengambil prabot-prabot rumah tangga atau dapur untuk dipukul supaya menghasilkan bunyi yang diinginkannya. Dimana juga sering mrngambil kain-kain bekas yang masih layak pakai dan digunakan sebagai mainan barong-barongan. Kata Rare Kual berasal dari 2 (dua) suku kata yaitu Rare dan Kual, dalam bahasa Indonesia kata Rare berarti anak dan Kual berarti nakal. Dan dimana bisa disebutkan dalam bahasa Indonesia berarti anak yang nakal. Abstrak At this time children tend to be stubborn, opposition and disobedient. When their, the way of think still often dominated by the emotion that leads in the desires. They tends to enjoy their life by playing around, never thinking about what happened if they did. Spoiled, mischievous, whiny, lively, has an adventurous spirit, energetic, active and stolid are some examples of childhood traits described by a child. Gather and play with friends sometimes be a good time to forget their emotions, tears and laughter often becom the color in their pronlem to become a life in childhood. Naughty or reliables is a natural thing of children. They usually tend to be active,nosy and not afraid of danger. Besides children have many ideas that make them always want to know something new thing. Children are not same as edults. Children still thinking dominatedy the emotion that leads to the desires of play. If every family Hightlighty, the possibility of whether or not there will be problem

2 with children will be involving various thing degree of dificulty. Even thogh not all families are aware of that dificullty. Problem caused by child mischief, it s often relate to other parties. Seeing the explanation of a misbehavior is done badly. Here is experienced by the author is a creative mischief. Creative misbehavior is a delinquency done for the pleasure of themseves or wiyh their friends by using a kitchenware that is played to get the desired sound. In my childhood, the behavior i have ever done is to take and play a housewares or kitchenwares to get the deries sound. And also use clothes are still good to be used as a barong toys. The word of rare kual is from 2 syllables that is rare and kual, in indosenian language rare means child and kual means naughty. Then in indonesian language means a naughty child. PENDAHULUAN Manusia adalah ciptaan Tuhan yang lahir ke dunia dengan jenis kelamin yang berbeda, yakni lelaki dan perempuan. Tiap manusia mengalami siklus kehidupan dari masa kanak-kanak, remaja, dan tua. Semua orang tidak akan pernah tahu bagaimana perjalanan hidupnya sendiri karena hidup ini penuh dengan misteri, oleh sebab itu keyakinan, perjuangan, kebersamaan, dan kerja keras memang hal mutlak yang harus dilakukan oleh semua manusia untuk bertahan hidup. Lahir, hidup, dan mati adalah proses yang akan dilalui oleh setiap manusia. Dimulai dari terbentuknya janin, lahir dan tumbuh menjadi seseorang manusia dengan perjalanan hidup dari masa ke masa merupakan proses yang harus dilalui oleh setiap manusia. Dalam perjuangan manusia apalagi masa kanak-kanak yang lugu, lucu, riang, gembira dan memiliki keingin tahuan yang kuat sungguh sangat menarik. Anak adalah mahluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak terlahir dengan segala kelemahan. Anak juga cenderung memiliki pribadi yang masih bersih peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Masa kanak-kanak berlangsung dari 2 tahun sampai 6 tahun. Perkembangan fisik pada masa ini berjalan lambat tetapi kebiasaan atau fisologis dasarnya yang diletakkan pada masa bayi menjadi cukup baik. Pada saat awal masa kanak-kanak dianggap sebagai masa belajar untuk mencapai berbagai ketrampilan dan mencoba hal baru. Pertumbuhan seorang manusia dalam masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat meguras kesabaran para orang tua. Pada akhir masa kanak-kanak usia 3-4 tahun paa masa ini anak-anak cenderung agresif dan posesif (Gunarsa, 1986). Pada masa ini anak cenderung menjadi keras kepala, pembangkang dan tidak penurut. Ketika menjalani masa kanak-kanaknya, jalan pemikiran masih sering dikuasai oleh emosi yang mengarah pada keinginan-keinginan, ia cenderung menikmati hidupnya dengan cara bermain-main, seakan-akan tidak pernah memikirkan apa yang terjadi akibat permainan yang dilakukannya. Manja, nakal, cengeng, lincah, memiliki jiwa petualang, enerjik dan aktif, dan pendiam adalah beberapa contoh sifat-sifat dimasa kanak-kanak yang menggambarkan diri seorang anak. Berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya kadang kala menjadi saat yang tepat untuk melupakan emosinya, tangis dan tawa kerap mewarnai perseteruan mereka sehingga menjadi suatu warna kehidupan di masa kanakkanak. Sifat nakal atau handal wajar dimiliki oleh anak-anak. Mereka biasanya cenderung aktif, usil dan tidak takut bahaya. Selain itu, anak mempunyai banyak akal atau ide yang membuat mereka selalu berkeinginan untuk mengetahui suatu hal yang menurut mereka baru. Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada keinginan keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja bahwa tidak semua keluarga menyadari adanya suatu kesulitan. Permasalahan yang disebabkan oleh kenakalan anak, justru sering menyangkut pihak pihak lain. Melihat penjelasan tersebut kenakalan yaitu hal yang dilakukan secara tidak baik. disini yang di alami penata, yaitu kenakalan yang kreatif, yang di maksud kenakalan kreatif menurut penata yaitu kenakalan yang dilakukan untuk kesenangan dirinya ataupun bersama temannya, dengan

3 menggunakan alat-alat dapur yang dipukul supaya menghasilkan suara yang diinginkannya. Pada saat masa kecil diri saya sendiri dengan kenakalan yang pernah dilakukan pada saat masa kecil yaitu dengan mengambil prabot-prabot rumah tangga atau dapur untuk dipukul supaya menghasilkan bunyi yang diinginkannya. Dimana juga sering mrngambil kain-kain bekas yang masih layak pakai dan digunakan sebagai mainan barong-barongan. Kata Rare Kual berasal dari 2 (dua) suku kata yaitu Rare dan Kual, dalam bahasa Indonesia kata Rare berarti anak dan Kual berarti nakal. Dan dimana bisa disebutkan dalam bahasa Indonesia berarti anak yang nakal. Penata ingin membuat sebuah garapan komposisi karawitan dengan mengangkat konsep kehidupan diri sendiri di masa kecil. Menggunakan gambelan gong kebyar sebagai media ungkap yang berbentuk tabuh kreasi dengan judul Rare Kual dengan mengungkap arti anak yang nakal. de Garapan Perkembangan seorang anak dengan penuh gerak gerik lincah ialah anak yang bisa menemukan hal-hal baru. Aktivitas seorang anak dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang besar. memperhatikan tingkah laku seorang anak yang tidak terduga dan nakal, dengan memukul-mukul alat dapur supaya menghasilkan suara yang dihasilkannya untuk bermain bersama teman-temannya ataupun menghibur dirinya, dan mengambil kain-kain bekas yang dimiliki oleh ibunya utuk dijadikan mainan barong-barongan. Disini terkadang juga membuat jengkel para orang tua. Namun semua itu masih bisa diterima dengan akal sehat melihat keberadaan anak itu yang masih dibawah umur. Sehingga timbul ketertarikan bagi penata untuk menggarap sebuah karya tabuh kreasi yang masih berpijak pada pola-pola tradisi. Pengertian komposisi kreasi baru dalam buku estetika karawitan menjelaskan sebuah komposisi karawitan yang diaransir baru kendatipun materi tradisi masih sangat menonjol, karena yang diinovasi lebih bersifat ornamentasi unruk menampilkan nuansa baru, sedangkan aspek musikalnya masih mengunakan materi tradisi dan sifat konfensionalnya masihsangat kuat (Suweca,2009:45). Istilah kreasi baru belum lama digunakan dalam gong kebyar untuk menyebut salah satu bentuk gending dalam gong kebyar yang baru disusun. Menurut Dibia, istilah kreasi baru digunakan sejak akhir tahun 1960-an, yaitu pada festival gong kebyar se-bali, merdangga utsava pada tahun Kalau dilihat dari pengertiannya kreasi baru merupakan susunan gending hasil kreativitas seniman yang mengandung unsur-unsur kebaruan, artinya sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada. Kata baru digunakan untuk membedakan dengan hal-hal yang sebelumnya sudah ada. Hardjana, menjelaskan, bahwa pengertian kata baru sebagai batas penyimpangan (perbedaan, perubahan) dua kutub (yang tidak jarang sering mendiskriditkan) atau yang dianggap masa lalu dan masa yang sedang berlangsung pendapat ini juga ditegaskan oleh Anak Agung Made Djelantik, yang menghasilkan bentuk-bentuk kesenian baru yang belum pernah terwujud sebelumnya (Dibia,1994:53). Unsur kebaruan yang digunakan dalam bentuk gending krasi baru antara lain adanya penyajian tungguhan tunggal, artinya suatu bagian gending yang disajikan oleh satu jenis tungguhan seperti tungguhan suling, ceng-ceng barangan, dan kendang. Pada bentuk gending kreasi sangat memberikan kebebasan seniman dalam mengungkapkan expresinya lewat medium suara yang diwadahi pada berbagai jenis tungguhan (Sukerta, 2009:213), serta di dalamnya terdapat teknik kotekan, kekebyaran yang nantinya berbentuk komposisi kreasi yang bertemakan kehidupan anak kecil dan membingkainya dengan judul Rare Kual. Pembentukan sebuah karya sudah barang tentu didasari dengan sebuah konsep sebagai rancang bangun dari sebuah karya. Konsep dalam hal ini sangat membantu atau mempermudah seorang komposer atau penata dalam suatu pembentukan sebuah karya yang ingin diangkat untuk dijadikan sebuah karya musik ataupun karya dalam bidang karawitan. Selain itu dalam konteks karya seni akademik, sebuah konsep garapan akan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memberikan pertanggungjawaban secara komperensif terhadap hasil karya yang telah dibuat. Ada beberepa bagian dalam proses garap antara lain, bahan garap, penggarap, prabot garap, pertimbangan garap, dan penunjang garap. Bahan garap adalah bahan dasar atau bahan mentah yang akan digarap oleh seseorang atau sekelompok musisi (seniman) dalam sebuah penyajian musik. Dalam membuat karya penata telah menyiapkan bahan dasar ataupun bahan mentah berupa kerangka dasar yang nanti penata akan tuangkan kedalam karya yang dibuat. Kerangka dasar yang dimaksud yaitu kerangka pola pikir penata

4 dalam susunan melodi atau jalinan melodi yang akan dituangkan penata dalam karya musik karawitan. Penggarap adalah seniman pengerawit atau penyusunan sebagai pelaku garap dalam music karawitan penggarapan disini berperan penting karena kalau tidak ada penggarap tidak ada sebuah karya, begitu juga gending tidak akan terlahir. Penggarap berperan didalam karya ini dalam menempatkan posisi sebagai seseorang komposer (seorang yang menggarap komposisi). Prabot garap adalah benda fisik berupa alat atau instrumen musik yang digunakan para penggarap sebagai sarana atau media untuk menggarap suatu karya musik lewat media bunyi ataupun suara. Dalam karya ini penata menggunakan media ungkap barungan gambelan gong kebyar, gambelan gong kebyar adalah satu barungan gambelan bali yang menurut penata cocok digunakan dalam menggarap karya ini. Sarana garap adalah perangkat berupa konsep musikal atau aturan norma yang telah terbentuk oleh tradisi. Salah satu pertimbanggan penggarap yaitu laras, bentuk dan setruktur gending. Laras yang penggarap gunakan sudah barang tentu mengunakan laras pelog 5 (lima) nada. laras pelog adalah susunan nada-nada dalam satu angkep atau oktaf yang berseruti 5 (lima) tidak sama, terdiri dari panjang pendek sebagai identitas gambelan gong kebyar (Dibia, 1977). Komposisi karawitan Rare Kual ini merupakan sebuah karya tabuh kreasi yang secara umum konsep musikalnya masih mengacu kepada konsep garap musik tradisi, seperti halnya dalam konsep tri Angga yaitu kawitan, pengawak, serta pengecet. Berpijak dari konsep tradisi ini, tentunya akan selalu menjadi pijakan maupun pedoman yang mendasari dari sebuah karya komposisi karawitan. Pada intinya bagian-bagian yang sesuai dengan konsep tri angga seperti kepala (Pengawit), badan (pengawak), kaki (pengecet) tersebut dikembangkan melalui pengembangan unsur-unsur musikalnya. Dalam garapan tabuh kreasi ini memakai media ungkap gamelan gong kebyar, itu dikarenakan gamelan ini sangat mendukung karakter maupun suasana yang diinginkan. Selain itu saya tertantang dengan penggolahan gambelan gong kebyar. Sesuai dengan kebutuhan dari garapan ini, penata didalam garapan ini akan menggunakan 29 penabuh sebagai pendukung. Tujuan Garapan Dalam melakukan perwujudan karya seni pasti ada tujuan yang ingin dicapai, tanpa suatu tujuan sebuah garapan karya seni biasanya tiak terlahir secara utuh. Penata memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain: A. Tujuan umum Untuk menuangkan daya kreativitas, serta potensi dalam berkesenian melalui penggarapan komposisi karawitan, guna menciptakan karya yang bermutu dan berkualitas. Untuk menambah reportoar penciptaan karawitan dengan menggunakan media ungkap gambelan gong kebyar. Untuk mengembangkan kreativitas tehnik perminan melodi, ritme, tempo, dinamika didalam mendukung garapan komposisi hingga terkesan utuh. B. Tujuan khusus Mewujudkan garapan komposisi karawitan dengan media ungkap gambelan gong kebyar. Untuk menuangkan imajinasi penata ke dalam sbuah komposisi karawitan. Untuk menggambarkan masa kanak-kanak dengan rasa ingin tahunya yang kuat yang diungkapkan kedalam komposisi karawitan Bali.

5 Mafaat Garap Manfaat garap yang dapat diperoleh dari penyusuna komposisi karawitan tabuh kreasi karawitan ini adalah : 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman penata sebagai seorang seniman akademis. 2. Penata mendapatkan pengalaman baru sebagai jembatan untuk menciptakan garapan karawitan. 3. Dapat meningkatkan kreativias, pengalaman, serta menambah wawasan dalam berkarya seni yang nanti sangat berguna, baik bagi penata maupun masyarakat. 4. untuk evaluasi dari dan mengaplikasikan hasil belajar sekaligus mengukur kemampuan didalam berkreativitas seni. Ruang Lingkup Untuk membatasi ruang tafsir dan apresiasi terhadap garapan komposisi yang berjudul Rare Kual ini, penata memberikan pemaparan batasan karya sebagai berikut: 1. Garapan komposisi ini secara khusus hanya disajikan dengan menggunakan gambelan gong kebyar. 2. Garapan komposisi yang berjudul Rare Kual adalah bentuk karawitan kreasi yang masih berpegangan pada pola-pola tradisi. Pengembangannya terdapat pada pola permainan, serta pengolahan unsur-unsur musikal seperti nada, melodi, irama ( ritme ), tempo, harmoni,dan dinamika. Sifat estetik seperti unity ( kesatuan ), intensity ( kekuatan, keyakinann ), dan complexity ( kerumitan ), tetap dijadikan pijakan serta acuan dalam mewujudkan karya yang berkualitas. 3. Garapan ini secara structural terdiri dari 4 (Empat) bagian yaitu bagian I, bagian II, bagian,iii, dan bagian IV. Bagian I : Dalam garapan Rare kual ini menggambarkan seorang anak yang mempunyai semangat yang membara untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari Bagian II : Dalam garapan ini menceritakan seorang anak yang berkumpul bersama teman sebayanya untuk merencanai sebuah pertualangan dengan memuaskan rasa ingin tahunya yang begitu kuat. Bagian III : Dalam garapan ini ciri khas dari seorang anak yang kreatif muncul. Bagian IV : Dari garapan ini. Pada bagian ini dengan menggambarkan anak-anak yang merasakan kepuasan dalam hatinya tetapi tidak menurunkan semangat mereka untuk mencari dan menemui hal yang baru bagi kepuasan batinya, hingga mencerminkan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat. KAJIAN SUMBER Untuk mendapatkan suatu karya yang bermakna berkeilmuan sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah harus didukung dengan beberapa kajian sumber, artikel-artikel untuk member atau informasi untuk dijadikan landasan di dalam mewujudkan suatu komposisi secara lebih mendalam dan meyakinkan. Adapun sumber-sumber tersebut ialah: Sumber pustaka

6 Pengetahuan Karawitan Bali.I WM Aryasa Buku ini berisikan beberapa jenis gambelan bali dan instrument serta nama gending-gendingnya. Dalam buku ini terdapat informasi tentang fungsi dan instrument dari gambelan. Ubut-Ubitan Sebuah Tehnik Permainan Gambelan Bali. I Made Bandem Dalam buku ini disebutkan ada beberapa jenis ubitan-ubitan yang ada dalam permainan gambelan bali. Memalui buku ini penata mendapatkan masukan mengenai penggunaan beberapa jenis tehnuk ubit-ubitan yang ditranspormasikan lewat karya. Estetika karawitan.i Wayan Suweca 2009, Institut Seni Indonesia Denpasar. Dibuku ini berisikan penjelasan estetika komposisi dan menjelaskan tentang kerawitan kreasi baru. Sumber Diskografi Sumber audio maupun vidio sangan penting sebagai sarana munculnya inspirasi pada penata. Demikian dalam garapan ini penata juga menggunakan rekaman berupa audio dan vidio yana akan dikembangkan dalam proses penggarapan. Adapun sumber diskografi antara lain sebagai berikut: Mp3 tabuh kreasi, Lekesan, Festival Gong Kebyar PKB 2004 kota Denpasar karya I Nyoman Windha SSkar.MA juga menginspirasi penata untuk mengelola melodi-melodi, sebab kreasi lekesan tersebut banyak memakai melodi-melodi yang sangat manis dan dinamis untuk didengar. Rekaman mp3 Pujawali karya I Dewa Alit. Dalam karya ini penata mendapatkan inspirasi tantang cara pengolahan atau permainan modulasi. Rekaman mp3 kreasi campuhan karya Wayan Widya duta Kecamatan Menguwi dalam festival gong kebyar yang diadakan di pusat pemerintahan Kabupaten Badung. Dalam karya ini penata mendapatkan pengolahan-pengolahan permainan setiap instrumen yang menurut penata menarik. Mp3 tabuh kreasi angklung, Damuh karya Agun duta Kecamatan Petang. Dalam Karya ini penata mendapat inspirasi untuk mengolah melodi. Tahap Penjajagan ( Eksplorasi ) PROSES KREATIVITAS Langkah awal dari keseluruhan proses kerja komposisi adalah ekplorasi, menjelajahi kemungkinan terhadap komponen musik yang pada hakekatnya tidak hanya ditentukan oleh unsurunsur yang tampak. Pengamatan terhadap elemen-elemen komposisi yang dipakai sebagai alat ekspresi, seperti; material nada, tonalitas (laras), ritme, melodi, harmoni dan instrumentasi tidak hanya cukup dinikmati sebagai komposisi. Di sini diperluka pandangan yang menyeluruh terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seperti ekspresi musikal. Termasuk nilai-nilai estetika, nilai historis, dan nilai sosial sangat penting dilakukan sebagai pandangan langkah selanjutnya. Berawal dari cerita ibu penata kepada diri penata sendiri yang menceritakan prlaku-prilaku penata pada saat kecil, dengan bermain sesuka hatinya dan berpetualang dengan teman-teman sebayanya merupakan kegiatan yang sering penata lakukan setiap hari. Memiliki sifat seperti itu orang tua penata tidak mendidiknya dengan keras, karena sebagai orang tua harus memahami sifat anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Setelah ide didapatkan maka penata memiliki sebuah judul yang cocok dengan ide tersebut. Di sini penata mengingat-ingat dan selalu merenungkan cerita diri penata sendiri yang di ceritakan ibu penata pada masa kecil, penata di sini menggunakan media ungkap gambelan gong kebyar, dan penata menemukan sebuah judul yaitu Rare Kual. Penemuan judul ini diambil dariceritakan yang diceritakan

7 ibu penata sendiri kepada penata sendiri, bahwa diri penata saat kecil itu bia dibilang sangatlah nakal dan sering bermain tak mengenal waktu. Dengan cerita itu penata menggunakan judul Rare Kual. Penata mengungkapkan ide tersebut dengan media ungkap gambelan gong kebyar pengamatan media yang dipakai, maka penata juga memikirkan untuk bisa memberi kesan yang berbeda supaya terkesan kekanak-kanakan yang ingin mengetahui hal yang baru bagi dirinya.berdasarkan ide tersebut dan didukung dengan semangat membara penata mencar sumber, buku-buku yang terkait dengn ide dan tema garapan dengan sumber didapatkan penata membulatkan tekat mengangkat ide tersebut menjadi sebuah karya seni yang berjudul Rare Kual. Tahap percobaan ( improvipasi ) Dalam tahap ini teman-teman sepakat latihan Tgl 15 mei 2017, sebagai penata umat hindu mempunyai keyakinan bahwa untuk melakukan kegiatan apapun bentuknya, terlebih dahulu melakukan upacara nuasen, guna memohon restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar apa yang dilakukan nantinya bisa berjalan dengan lancar dan sukses. Upacara ini dilakukan di tempat latian yaitu di banjar Senapan, Carangsari Petang. Pada tanggal 15 mei Setelah melakukan persembahyangan penata melakukan latihan ringan agar intinya untuk memulai latihan ini dengan tujuan agar di beri keselamatan dan berjalan dengan lancar dilatihan selanjutnya. Pada latihan ini penata menerangkan apa yang akan digarap agar mempermudah para pendukung untuk memahami setiap bagian-bagiannya yang terdapat dalam garapan. Selanjutnya memperkenalkan instrumen-instrumen yang digunakan. Sesudah selesai latihan disepakai untuk latian berturut-turut selama 3 (tiga) hari, dan pendukung menyanggupi untuk latihan selama 3 (tiga) hari. Tahap Pembentukan ( forming ) Tahap akhir dari garapan komposisi musik yaitu tahap pembentukan menjadi sebuah komposisi karawitan yang utuh. Pada tahap ini penata mulai memilih, menghubungkan satu temuan dengan temuan lainnya, baik yang berupa warna suara, melodi, ritme, dan dinamika.tahap ini juga menyangkut pengendapan hasil temuan, pertimbangan, dan pembobotan scara estetis musikalitas. Bagian-bagian yang telah dicari, dirangkai menjadi satu bentuk komposisi yang pada dsarnya masih kasar dan belum utuh. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan, agar komposisi ini menjadi lebih rapi dan bersih, sehingga enak untuk didengar.disamping itu perlu juga diberikan aksen-aksen, watak, dan corak tertentu yang ditonjolkan sebagai suatu identitas agar diperoleh sebuah komposisi misik yang berkualitas. Penjiwaan dan kekompakan pendukung dalam garapan ini sangat dibutuhkan, karena hal tersebut menentukan dalam menyampaikan pesan dan kesan yang terkandung dalam garapan, supaya penonton mengerti dari bahasa musik yang penata sajikan. Ditahap ini setelah melakukan upacara nuasen dilaksanakan latian selama tiga kali berturutturut. Dalam latihan tersebut penata menerangkan instrument yang akan dipakai, bagaimana pola-pola yang digunakan disetiap bagian sehingga pendukung bisa menghayati dalam memainkannya. Penuangan dimulai dengan bekal materi yang sudah dicatat.terkadang materi yang sudah dituangkan berhasil dengan baik tetapi ada juga materi yang kurang enak atau perlu diperbaiki sehingga membtuhkan kesabaran dalam berkarya. Materi yang sudah dicatat tidak menjamin apa yang diharapkan, hal ini membuat penata memikirkan matang-matang materi apa yang akan dituangkan.disamping memikirkan materi dengan baik sebelum dituangkan, penata harus memiliki kemampuan yang lebih sehingga bisa menyiasati materi yang belum bagus pada saat penuangan langsung dengan pendukung. Penuangan kependukung memerlukan kesabaran jika materi yang di tuangkan mendapat hambatan, menjadikan seorng penata memiliki pengalaman dalam menggarap sebuah karya seni.

8 WUJUD GARAPAN Wujud garapan memurapakan hasil dari serangkaian proses kreativitas yang telah dilalui. wujud adalah sesuatu yang tampak secara konkrit atau sesuatu yang dapat dipersepsi dengan mata atau telinga. Berbicara tentang wujud garapan, satu hal yang tidak dapat dilepaskan adalah bentuk. Bentuk mengacu pada hal yang bersifat spesifik dan konkrit (Djelantik, 1999:19). Menurut Sukerta, bahwa bentuk pada gilirannya menunjukkan pada pengertian struktur yang merupakan ketentuan keputusan rekayasa karya seni yang bersifat material (bunyi, suara, nada, ritme, harmoni, dan seterusnya) dan non material (dinamika, sifat, watak, warna, rasa, dan seterusnya) diakomodasikan. Perlu dibatasi bahwa bentuk yang dimaksud oleh Sukerta adalah mengacu pada konteks penciptaan komposisi musik. Antara wujud dan bentuk merupakan implikasi dari serangkain proses kreativitas yang telah dilalui serta didalamnya memuat berbagai unsur, ketentuan, cara dan aspek lain yang sifatnya sangat relative. Relative dalam artian bahwa proses pembentukan guna mencapai sebuah wujud dikembangkan pada tafsir serta respon inteprrtatif dari setiap komposer ataupun pencipta karya seni (Sukerta, 2009:209). Deskripsi Garapan Garapan tabuh kreasi Rare Kual merupakan garapan yang menggunakan satu barung gamelan gong kebyar sebagai media ungkap. Struktur garapan ini terdiri dari empat bagian yang setiap bagian mempunyai pola- pola yang dikembangkan baik dari teknik permainannya dan motif-motif gendingnya. Pengembangan tersebut diolah dari unsur-unsur musikal seperti ritme, melodi, dinamika, dan warna suara yang ditimbulkan sehingga diharapkan bisa mewujudkan sebuah garapan yang terkesan baru. Keutuhan (Unity) Keutuhan yang dimaksudkan bahwa karya yang indah menunjukan dalam keseluruhan sifat yang utuh atau tidak ada cacatnya, berarti tidak ada yang kurang dan tidak ada yang berlebihan. Terdapat hubungan yang bermakna (relevan) antar bagian tanpa adanya bagian yang sama sekali tidak berguna atau tidak mempunyai hubungan dengan bagian yang lain (Djelantik, 1990: 32-33). Keutuhan dari garapan ini terlihat dari berhasilnya penyampaian pesan kepada penikmat melalui komposisi yang dihasilkan. Masing-masing bagian mempunyai makna, kesan, nuansa yang tercermin dari konsep yang diangkat. Penonjolan (Dominance) Penonjolan mempunyai maksud mengarahkan perhatian orang yang menikmati suatu karya seni pada sesuatu hal tertentu, yang dipandang lebih penting dari hal-hal yang lain (Djelantik, 1990 : 41). Penonjolan dalam garapan ini dapat diamati pada perubahan ritme dan melodi disetiap bagian garapan ini. Dapat pula diamati dari pergantian tempo, dari tempo cepat ke tempo lambat atau sebaliknya dan permainan instrumen secara bergantian. Dalam garapan ini terdapat penonjolan dibagian ketiga dengan menambahkan permainan motif bebarongan. Penambahan motif tersebut dikarenakan ingin menonjolkan kesan rasa keingintahuan seorang anak yang sangat tinggi. Keseimbangan (Balance) Keseimbangan adalah apa yang dirasakan seimbang biasanya sama kuat (Djelantik, 1990 : 44). Keseimbangan dimaksudkan adanya penekanan yang sama dari masing-masing instrumen. Adanya durasi waktu dari setiap bagian dalam garapan ini juga termasuk dalam unsur keseimbangan.keseimbangan dalam garapan ini dilakukan dengan memberikan panjang pendeknya

9 penonjolan yang dilakukan oleh setiap instrumen baik berupa melodi, ritme, tempo, dan dinamika sehingga keseimbangan bisa terwujud dalam garapan ini. Dalam garapan ini ditambahkan motif permainan bebarongan untuk memberikan kesan keingintahuan seoang anak. Permainan motif bebarongan tersebut terdapat pada bagian ketiga. Analisa Simbol Membahasahkan sebuah komposisi musik untuk ditransformainkan kedalam wujud patitur memerlukan bebereapa simbul guna mempermudahkan kita untuk memahami sekaligus untuk menganalisa strukturnya. Kegiatan ini dikenal dengan sistem penotasian komposisi. Notasi iyalah sistem pencatatan musik (gambelan) yang setidaknya mengandung dua persyaratan bunyi dalam musik yaitu nada dan jarak nada, notasi dalam gambelan Bali disebut titilaras (Bandem, 2013:144). Sistem penotasian yang penulis aplikasikan garapan ini adalah menggunakan simpol pengangge aksara Bali. Table Pengangge Aksara Bali Pelong Tujuh Nada No. Symbol Aksara Dibaca Cecek Pepet Ulu Tedong Taleng Suku ilut Suku Dang Daing Ding Dong Deng Deung Dung Struktur Garapan Garapan Rare Kual disusun berdasarkan komposisi atau struktur garapan yang terdiri dari empat bagian pokok yang disebut dengan bagian I, II, III, IV, masing-masing mempunyai karakteristik berbeda dari unsur-unsur yang ada.struktur garapan Rare Kual adalah sebagi berikut. Bagian I Bagian pertama dalam garapan Rare Kual ini menggambarkan seorang anak yang mempunyai semangat yang membara untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari dan terdapat juga suasana dengan tempo pelan yang menceritakan seorang ayah yang sedang memberi bimbingan kepada anaknya. Dalam penggambaran struktur komposisi garapannya diawali dengan permainan bersama dengan teknik penutupan semua bilah, dengan memukul nada dang terus dilanjutkan dengan kebyar. Penata memilih teknik ini karena menginginkan perasaan yang mempunyai semangat membara muncul. Adapun notasi dari bagian pertama ini sebagai berikut: Melodi: (3) (5) (3) (1) (4) (4)

10 (3) (1) kali pengulangan kali pengulangan Transisi kali pengulangan Bagian II Bagian kedua dalam garapan ini menceritakan seorang anak yang berkumpul bersama teman sebayanya untuk merencanai sebuah pertualangan dengan memuaskan rasa ingin tahunya yang begitu kuat. Bagian ini penata membuat melodi yang dibawakan oleh instrumen jublag dan suling, sehingga menimbulkan keceriaan anak-anak dalam perkumpulannya. Dalam bagian ini juga ditambahkan aksen-aksen dari instrumen reyong sehingga menambah kesan anak-anak yang mempunyai rasa ingin mencoba semua hal yang dirasakannya. Hal inilah yang diungkap pada bagian kedua dengan notasi sebagai berikut: Melodi : kali pengulangan Transisi kali pengulangan Transisi kali pengulangan, tempo pelan kali pengulangan, tempo cepat Transisi 2 kali pengulangan kali pengulangan, tempo cepat kali pengulangan Transisi 2 kali pengulangan kali pengulangan (1) Transisi Bagian III Pada bagian ini penata mengkemas unsur-unsur inovatif dengan menambahkan permainan kendang cedugan, dengan adanya penambahan permaian motif bebarongan ini penata merasa ciri khas dari seorang anak yang kreatif muncul karena penata menggambarkan bagian ketiga ini dengan

11 aktivitas seorang anakyang mencoba segala hal yang baru bagi mereka. Adapun pemaparan notasi dari bagian ketiga ini yaitu sebagi berikut: Melodi : (1) (3) (1) (1) (3) (1) Bagian IV Bagian keempat merupakan bagian akhir dari garapan ini. Pada bagian ini dengan menggambarkan anak-anak yang merasakan kepuasan dalam hatinya tetapi tidak menurunkan semangat mereka untuk mencari dan menemui hal yang baru bagi kepuasan batinya, hingga mencerminkan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat adalah anak yang kreatif dan pintar. Adapun wujud dari garapan bagian keempat ini dalam bentuk notasi yaitu sebagai berikut: Melodi :

12 (3) (7) Fungsi Instrumen Fungsi dari masing-masing instrumen Gong Kebyar dalam garapan ini tidak jauh menyimpang dari fungsi sebelumnya (tradisi), hanya saja ada beberapa insrtumen yang dikembangkan fungsinya, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan musikalitas untuk mendukung ide dari garapan ini.adapun fungsi instrumen dalam garapan ini adalah sebagai berikut: ugal - Membawa melodi gending - Menghubungkan ruas-ruas gending Pemade Kantilan. - Membuat jalinan-jalinan tertentu - Memberi hiasan terhadap nada pokok berupa ubit-ubitan Jublag - Menentukan jatuhnya pukulan jegogan - Memperjelas tekanan-tekanan dari melodi ugal jegogan

13 - Memperjelas tekanan-tekanan gending pada setiap akhir kalimat lagu. - Dalam garapan ini fungsi dari instrumen jegogan juga dikembangkan sebagai pembawa melodi. Reong - Memberikan angsel-angsel (ritme) - Membuat jalinan motif-motif tertentu - Memberi hiasan pada nada pokok berupa ubit-ubitan - Membuat jalinan melodi tertentu dengan permainan tunggal Kendang - Sebagai pemurba irama - Sebagai penghubung ruas-ruas gending - Memberi angsel-angsel Gong, kempur dan klentong Gong - Sebagai finalis lagu/gending - Memberikan tekanan-tekanan sesuai dengan tujuan lagu itu sendiri - Tapi dalam garapan ini jatuhnya pukulan gong tidak memakai hitungan artinya jatuhnya pukulan gong pada lagu yang tepat..kempur - Memberi aksen pada itungan tertentu - Pematok ruas gending Klentong - Dimainkan secara bergantian dengan kempur dalam satu gong Kajar dan ceng-ceng ricik Kajar - Sebagai pemegang tempo Ceng-ceng ricik - Sebagai pengisi irama - Membuat angsel-angsel, variasi-variasi tertentu bersama dengan - kendang. suling - Memperindah bagian-bagian gending yang lirih - Membuat suasana tertentu - Menjalankan melodi - Dalam garapan ini suling sangat memegang melodi. Kostum Dalam penyajian garapan komposisi Rare Kual ini didukung riaswajah dan penataan kostum yang cukup berperan untuk hal penampilan. Garapan ini menggunakan kostum adat Bali.

14 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian pada BAB I sampai BAB IV di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Komposisi karawitan Rare Kual merupakan sebuah garapan kreasi Gong Kebyar yang diwujudkan dengan konsep tentang kehidupan anak kecil yang lincah dan memiliki rasa keingintahuan yang sangat kuat. Garapan ini adalah garapan yang menggunakan gamelan berlaraskan pelog yaitu gamelan Gong Kebyar. Struktur garapan ini terdiri atas empat bagian, yaitu bagian pertama, bagiankedua, bagian ketiga dan bagian keempat dengan beberapa transisi untuk menghubungi bagian-bagian tersebut, dimana masing-masing bagian tersebut mempunyai karakter musikal yang berbeda sesuai dengan suasana yang ingin diungkapkan. Kemampuan yang diperoleh dalam menempuh studi di Institut Seni Indonesia Denpasar telah mampu mewujudkan karya seni karawitan yang berjudul Rare kual. Saran-saran Dalam garapan komposisi karawitan Rare Kual ini banyak pengalaman yang didapat. Dari pengalam tersebut ada beberapa hal yang penata ingin sampaikan kepada para pembaca, diantaranya : Mewujudkan sebuah karya seni bukanlah suatu hal yang mudah untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, oleh karena itu diperlukan kesiapan yang cukup matang agar tidak merasa terbebani. Dalam berkarya, kematangan konsep dan ide adalah kunci untuk meraih kesuksesan, karena semakin matang konsep dan ide itu maka semakin lancer jalan yang dilalui dalam berkarya. Kepada mahasiswa yang mengambil jalur penciptaan, berkaryalah dengan penuh semangat, dan ciptakan karya sebanyak-banyaknya karena akan mampu menambah bekal dan pengalaman untuk menjadi seorang komposer handal. Setiap penata sudah tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Dalam berkarya lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Penata berharap semoga karya-karya yang dihasilkan oleh para seniman bisa tetap berkualitas dan tetap dicintai oleh masyarakat luas. DAFTAR PUSTAKA Alma M. Hawkins. Creating thragh dance, 1990, University of California Los Angeles. Dialih bahasakan ke Bahasa Indonesia oleh Y. Sumadio Hadi. Seni Indonesia Yogyakarta. p.28. Aryasa, I WM, dkk Pengetahuan Karawitan Bali Denpasar ; Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali. Bandem, I Made Ubit-Ubitan Sebuah Tehnik Permainan Gambelan Bali. Denpasar ;Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. Dibia, I Wayan pengantar karawitan Bali. Denpasar : proyek peningkatan/pengembangan ASTI.

15 Djelantik. A. A.M Pengantar Estetika Jilid I. Denpasar ;Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar Estetika Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI). Suweca.I Wayan Estetika karawitan. Denpasar ;Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. Sukerta, Pande Made Gong Kbyar Buleleng perubahan dan keberlanjutan tradisi gong kebyar. Surakarta : program sarjana ISI Press Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau Banjar memiliki barungan Gong Kebyar. Berdasarkan daftar imformasi seni dan organisasi

Lebih terperinci

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni Karawitan 4. Deskrepsi-Analisis Sebagai komposisi karawitan Bali, Tabuh Kreasi Lemayung tetap menggunakan

Lebih terperinci

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup manusia ini memang unik adanya. Keunikan hidup manusia itu berbagai macam corak dan ragamnya, kadang manusia ingin hidup sendirian kadang pula ingin berkelompok,

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA. Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA

ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA. Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA ARTIKEL KARYA SENI BIANGLALA Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIS PRAYOGA PROGRAM STUDI S-1 KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 TABUH KREASI SEMARPEGULINGAN BIANGLALA

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI KELANGEN

SKRIP KARYA SENI KELANGEN SKRIP KARYA SENI KELANGEN OLEH : I NYOMAN ARY SANJAYA NIM : 201102014 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Karya musik

Lebih terperinci

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya Bentuk karya adalah hasil dari pengolahan elemen-elemen karawitan dengan pengaturan pola-pola tertentu. Pola-pola

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM : ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM : 201202011 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 Abstrak Tridatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan sebuah karya seni bersumber dari segala hal yang ada di alam makrokosmos (bumi) dan mikrokosmos (manusia), sifatnya tidak terbatas. Sumber yang disediakan

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: 201202010 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR DENPASAR

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM:

ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM: ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM: 201202023 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 KLAPA WREKSA

Lebih terperinci

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong Luang adalah barungan gamelan Bali yang berlaraskan pelog 7 nada dipergunakan untuk mengiringi

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG OLEH: I NYOMAN ARI SETIAWAN NIM: 201202025 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 1 A. Judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas Akhir Rancang

Lebih terperinci

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Realisasi pelestarian nilai-nilai tradisi dalam berkesenian, bersinergi dengan

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA

SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA SKRIP KARYA SENI MEGALA-GALA OLEH: I PUTU ADI SWARTAWAN NIM: 2010 02 026 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 ii BAB I

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan 1. Pendahuluan Gamelan Semara Pagulingan adalah perangkat gamelan yang berlaras

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM. 2010.02.014 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP

Lebih terperinci

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) 1 Pengertian Tabuh Angklung Keklentangan Dalam periodisasi gamelan Bali, Gamelan Angklung tergolong sebagai salah satu

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI KREASIKU

SKRIP KARYA SENI KREASIKU SKRIP KARYA SENI KREASIKU OLEH: I MADE ARSA WIJAYA NIM : 201002013 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP KARYA SENI KREASIKU

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI KARYA SENI HARMONI TIRTA EMPUL PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

ARTIKEL SKRIPSI KARYA SENI HARMONI TIRTA EMPUL PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN ARTIKEL SKRIPSI KARYA SENI HARMONI TIRTA EMPUL OLEH: I WAYAN WIDNYANA NIM: 201202048 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016

Lebih terperinci

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Genggong merupakan sebuah instrument musik yang sudah kita warisi sejak zaman yang lampau. Sebagai instrumen musik tua, Genggong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

RARE ANGON SKRIP KARYA SENI

RARE ANGON SKRIP KARYA SENI RARE ANGON SKRIP KARYA SENI OLEH : I KADEK ARI IRAWAN NIM. 200902015 PROGRAM STUDU S-1 SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR 2013 SKRIP KARYA SENI RARE ANGON Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan, ketiganya memiliki hubungan yang sangat erat. Terciptanya karya seni, khususnya

Lebih terperinci

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang mempunyai pengertian mulai (Anandakusuma, 1978:84). Pengawit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI SOUND OF LOVE

SKRIP KARYA SENI SOUND OF LOVE SKRIP KARYA SENI SOUND OF LOVE OLEH: I KADEK BUDI ARTAWAN NIM : 201002004 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP KARYA

Lebih terperinci

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Wujud Garapan Komposisi Kung Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar 1. Deskripsi Garapan Komposisi karawitan kreasi pepanggulan yang berjudul KUNG merupakan komposisi karawitan

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI SOHA

SKRIP KARYA SENI SOHA SKRIP KARYA SENI SOHA Oleh : I GEDE YUDIKRISNA NIM : 201202002 Email: yanthey44@yahoo.com PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Karya I Gusti Agung Ngurah Supartha Kiriman I Ketut Sariada, SST., MSi., Dosen PS Seni Tari ISI Denpasar 1. Bentuk gerak tari Bentuk gerak tari kreasi baru

Lebih terperinci

Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu

Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu Kiriman: I Nyoman Kariasa,S.Sn., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar Sebagai salah satu karya seni musik tradisional tabuh, Lelambatan tentu memiliki

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI SAKA CUPAK

SKRIP KARYA SENI SAKA CUPAK SKRIP KARYA SENI SAKA CUPAK OLEH: I GUSTI NYOMAN SEDANA PUTRA NIM: 2010 02 031 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 i

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam album rekaman Pupuh Raehan volume 1 sanggian Yus Wiradiredja. Pupuh Balakbak Raehan mulai diperkenalkan

Lebih terperinci

ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA

ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA ARTIKEL LAGU PERAHU LAYAR PADA SEKA JOGED BUMBUNG CIPTA DHARMA KAJIAN ESTETIS, PROSES TRANSFORMASI, FUNGSI, DAN MAKNA I KADEK BUDI ARTAWAN 201421015 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

Lebih terperinci

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari

Lebih terperinci

KAMANALA SKRIP KARYA SENI OLEH I PUTU EKA ARYA SETIAWAN

KAMANALA SKRIP KARYA SENI OLEH I PUTU EKA ARYA SETIAWAN KAMANALA SKRIP KARYA SENI OLEH I PUTU EKA ARYA SETIAWAN 2007.02.039 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK ANGKLUNG KEBYAR Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Seni merupakan sebuah kreatifitas yang terus menerus mengalami perubahan oleh seniman sendiri, dengan terus menggali

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI NGEREH

ARTIKEL KARYA SENI NGEREH ARTIKEL KARYA SENI NGEREH OLEH: I GEDE PUTU SWADNYANA PUTRA NIM: 201202057 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 TABUH

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI ELING OLEH : KADEK INDRA KESUMAJAYA NIM :

SKRIP KARYA SENI ELING OLEH : KADEK INDRA KESUMAJAYA NIM : SKRIP KARYA SENI ELING OLEH : KADEK INDRA KESUMAJAYA NIM : 2010 02 024 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP KARYA

Lebih terperinci

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT 77 TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Pada bab ini, kita akan membahas tiga konsep teknis yang penting dalam musik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Seiring dengan perubahan budaya proses modernisasi tidak saja menuntut dunia kebudayaan untuk selalu menempatkan dirinya secara arif di tengah berbagai perubahan,

Lebih terperinci

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011. Musik Iringan dan Prosesi Penyajian Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Sebuah pertunjukan hubungan antara tari dan musik tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gangsa dan Kendang Berbasis Android

Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gangsa dan Kendang Berbasis Android Aplikasi Gamelan Gong Kebyar Instrumen Gangsa dan Kendang Berbasis Android Made Wibawa, Putu Wira Buana, I Putu Agung Bayupati Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Lebih terperinci

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1 SUARA DAN GAYA 45 SUARA DAN GAYA VIDEO CD VCD I: track 13 dan 14 Gamelan Jawa Tengah track 15 Kentangan dan geniqng, Benuaq Kaltim track 16 Gondang Sabangunan, Batak Toba track 17 Gong Waning, flores track

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI BAYUH

SKRIP KARYA SENI BAYUH SKRIP KARYA SENI BAYUH OLEH: I GEDE PUTRA SENA NIM: 201002036 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 BAYUH SKRIP KARYA SENI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta BAB V KESIMPULAN Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta produk dan kreativitas dari penyelenggara produk atau produser. Kreativitas

Lebih terperinci

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. 1 JURNAL JEGHEH Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. Gagasan tersebut di ambil dari pengalaman pribadi ketika melihat seorang ibu yang sabar. Konsep yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1 Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1 Oleh I Gede Parwata Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI GENI SMARA OLEH : I WAYAN PRIMAWAN

SKRIP KARYA SENI GENI SMARA OLEH : I WAYAN PRIMAWAN SKRIP KARYA SENI GENI SMARA OLEH : I WAYAN PRIMAWAN 201002012 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 Motto Kekasih yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna disajikan ke dalam bentuk tari kelompok yang ditarikan

Lebih terperinci

-GRUNYAM SKRIP KARYA SENI KARAWITAN OLEH : I WAYAN SUWINTARA NIM :

-GRUNYAM SKRIP KARYA SENI KARAWITAN OLEH : I WAYAN SUWINTARA NIM : -GRUNYAM SKRIP KARYA SENI KARAWITAN OLEH : I WAYAN SUWINTARA NIM : 2007.02.007 PROGRAM STUDI S-1 SENI KERAWITAN JURUSAN SENI KERAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011 GRUNYAM

Lebih terperinci

Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Bentuk Musikalitas Gambuh Kedisan Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Bentuk dalam bahasa Indonesia memiliki sebuah arti bangun, gambaran, rupa (wujud), sistem (susunan)

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI LEMPAS. Oleh : I WAYAN PADMADIPA

ARTIKEL KARYA SENI LEMPAS. Oleh : I WAYAN PADMADIPA ARTIKEL KARYA SENI LEMPAS Oleh : I WAYAN PADMADIPA PROGRAM STUDI S-1 KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 TABUH PETEGAK BEBARONGAN LEMPAS Nama Penulis : I Wayan Padmadipa

Lebih terperinci

Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android

Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android A.A. Gede Bagus Ariana 1), I Nyoman Anom Fajaraditya 2) 1 STMIK STIKOM INDONESIA Denpasar, Bali, Indonesia E-mail: gungariana@yahoo.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2007 KATA PENGANTAR Puji syukur penata panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi MRAYUNG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 pada program Studi Seni Karawitan Kompetensi Penciptaan Karawitan Oleh: Wahyu Widodo 1210476012 JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia Wujud Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Wujud merupakan salah satu bagian dari tiga elemen karya seni (wujud, isi/bobot, dan penampilan), serta menjadi

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA

SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA OLEH: IB GDE BAJRA SURADNYANA NIM : 201202026 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

Tabuh Kreasi Pepanggulan AMANDE

Tabuh Kreasi Pepanggulan AMANDE Tabuh Kreasi Pepanggulan AMANDE Pande Gede Widya Supriyadnyana, Pande Gede Mustika dan Ketut Muryana Institut Seni Indonesia Jalan Nusa Indah Denpasar, Telp (0361) 227316, Fax (0361) 236100 Email : rektor@isi-dps.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH GAMELAN SEMARADANA TERHADAP GAMELAN BALAGANJUR SEMARADANA

PENGARUH GAMELAN SEMARADANA TERHADAP GAMELAN BALAGANJUR SEMARADANA MANDIRI LAPORAN PENELITIAN PENGARUH GAMELAN SEMARADANA TERHADAP GAMELAN BALAGANJUR SEMARADANA Oleh I Ketut Ardana, S.Sn. NIP. 19800615 200604 1 001 Dibiyai melalui Kementrian Pendidikan Nasional ISI Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar

BAB III PENUTUP. Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar BAB III PENUTUP Kesimpulan Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar lingkungan penulis. Daerah Sunda menjadi lingkungan yang mendominasi dalam karya ini yang diwujudkan berupa

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan serta pengembangan suatu kesenian apapun jenis dan bentuk kesenian tersebut. Hal itu disebabkan karena

Lebih terperinci

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar 1. Deskripsi Garapan Abimanyu Wigna merupakan tari kreasi baru yang ditarikan oleh 5 orang penari putra, bertemakan

Lebih terperinci

GITA GESING ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : I MADE EVA YADNYA NIM :

GITA GESING ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : I MADE EVA YADNYA NIM : GITA GESING ARTIKEL KARYA SENI Oleh : I MADE EVA YADNYA NIM : 201202008 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Karya

Lebih terperinci

LILA HREDAYA SKRIP KARYA SENI OLEH I WAYAN JUNIANTO NIM : PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

LILA HREDAYA SKRIP KARYA SENI OLEH I WAYAN JUNIANTO NIM : PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN LILA HREDAYA SKRIP KARYA SENI OLEH I WAYAN JUNIANTO NIM : 2007 02 012 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011 i LILA HREDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung

Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung Oleh I Nyoman Mariyana Mahasiswa Pascasarjana (S2) ISI Denpasar Joged Bumbung Gamelan joged bumbung adalah sebuah barungan

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI RETRO OLEH : I GEDE YUDI KRISNAJAYA NIM :

SKRIP KARYA SENI RETRO OLEH : I GEDE YUDI KRISNAJAYA NIM : SKRIP KARYA SENI RETRO OLEH : I GEDE YUDI KRISNAJAYA NIM : 2010 02 025 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP KARYA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI GAMELAN GONG KEBYAR INSTRUMEN GANGSA DAN KENDANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI GAMELAN GONG KEBYAR INSTRUMEN GANGSA DAN KENDANG BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI GAMELAN GONG KEBYAR INSTRUMEN GANGSA DAN KENDANG BERBASIS ANDROID HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri. Karya seni merupakan wujud dari ide- ide, gagasan-gagasan, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri. Karya seni merupakan wujud dari ide- ide, gagasan-gagasan, kejadian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garapan Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui media yang disebut dengan karya seni, yang sejatinya adalah proses kreativitas dari manusia itu

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI NANDINI

ARTIKEL KARYA SENI NANDINI ARTIKEL KARYA SENI NANDINI OLEH: I MADE DINO ADI WIGUNA NIM: 201202051 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 Abstrak Nandini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

Artikel Karya Seni Rare Ulangun

Artikel Karya Seni Rare Ulangun Artikel Karya Seni Rare Ulangun I GUSTI MADE ANGDIYUSA (Penata) Desak Made Suarti Laksmi, S.SKar., MA (Pembimbing I) Ketut Sumerjana. S.Sn., MSn (Pembimbing II) Institut Seni Indonesia Denpasar Jalan Nusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan, pengalaman dan ekspresi kepada orang lain. Ekspresi dalam musik memiliki batasan yang luas, tidak

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI FANTASI X

ARTIKEL KARYA SENI FANTASI X ARTIKEL KARYA SENI FANTASI X Oleh : ANAK AGUNG GEDE AGUNG ARIWAMSA PROGRAM STUDI S-1 KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 FANTASI X Nama Penulis : Anak Agung Gde Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jenjang sekolah dasar, khususnya pada pembelajaran matematika menunjukan pola pembelajaran cenderung berpusat pada guru sehingga siswa hanya menjadi objek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat

Lebih terperinci