BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP Kesimpulan. Strategi bertahan yang dilakukan oleh para pengrajin kulit di Manding,

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri mebel yang tercatat di Asmindo mencapai US$ 1,800 juta dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) yang naik sebesar 1,67 %. Selanjutnya,

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengurangi pengganguran, memerangi kemiskinan dan. pemerataan pendapatan. Oleh karena itu tidak heran jika kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. karyawan, meniadakan jam lembur, mengurangi pos-pos pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, juga akan membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi yang. Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai keunggulan-keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditarik kesimpulan secara umum sebagai berikut: 1) Kelangkaan pasokan bahan baku kayu jati super mengakibatkan para

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dewasa ini kondisinya dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

I. PENDAHULUAN. tahun keuangan mikro (international microfinance year 2005), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan produk yang berkualitas dan sesuai dengan ekspektasi konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah hanya hanya berperan sebagai pembuat kebijakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Daerah No.10 Tahun 1998, pedagang di sektor informal adalah

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

I. PENDAHULUAN. oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. (Indriati, A. 2015)

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan untuk pengusaha guna mempertahankan kontinuitas

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berpaham walfare state, Negara Republik Indonesia

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industrialisasi merupakan salah satu proses kunci dalam perubahan struktur perekonomian yang ditandai dengan terjadinya keseimbangan proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan perdagangan antarnegara dengan peningkatan pendapatan masyarakat (Arlini, 2006). Industrialisasi tidak terlepas dari usaha meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya meningkatkan secara optimal sumber daya alam. Menurut Sutarta (2005) industrialisasi bukan tujuan utama dalam pembangunan melainkan strategi-strategi yang mendukung proses pembangunan. Maka oleh sebab itu Usaha kecil dan menengah (UKM) memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi penciptaan lapangan kerja. Di negara-negara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang salah satunya adalah Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memegang peran penting dalam perekonomian nasional. Di Indonesia pentingnya UKM lebih dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi maupun sosial yaitu: mengurangi kesempatan kerja, pemberantasan kemiskinan, pemerataan pendapatan. Selain itu keberadaan UKM di Indonesia adalah untuk mengeleminasi ketimpangan yang diakibatkan oleh proses pembangunan yang tidak merata, terutama karena terjadinya bias pembangunan perkotaan yang menyebabkan daerah pedesaan menjadi jauh tertinggal dibandingkan daerah 1

2 perkotaan. Menurut ekonom Urata (2000) yang telah mengamati perkembangan UKM di Indonesia menegaskan bahwa UKM memainkan beberapa peran penting di Indonesia. Beberapa perannya yaitu: (1). UKM sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di Indonesia, (2). Sebagai penyedia kesempatan kerja, (3). Sebagai pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat, (4). Pencipta pasar dan inovasi melalui fleksibelitas dan sensivitasnya serta keterkaitan dinamis antar kegiatan perusahaan, (5). Memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas (Sulistyastuti, 2004). Selain industi kecil mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup besar, industri kecil juga merupakan industri yang mampu menyumbang devisa dan penghasilan berbagai barang murah dan terjangkau oleh masyrakat banyak. UKM di Indonesia sangat penting terutama dalam hal peningkatan kesempatan kerja. Menurut Djumena (2009) dari hasil survei HSBC menyatakan bahwa 80 persen UKM akan mempertahankan pegawai dan hanya 7 persen yang berencana untuk mengurangi jumlah pegawai. UKM di Indonesia optimis dalam mengahadapi tahun 2009 yang penuh gejolak krisis. Selain itu industri kecil dapat dikatakan padat karya karena dapat dijadikan sebagai sarana dalam penyerapan tenaga kerja, usaha kecil merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar perempuan, baik sebagai pengusaha, pekerja upahan, maupun pekerja keluarga, pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai usaha kecil (Tambunan, 2002). Pada umumnya usaha besar membutuhkan pekerja dengan pendidikan formal yang tinggi dan pengalaman kerja yang cukup, sedangkan UKM khususnya usaha kecil sebagian pekerjanya

3 berpendidikan rendah. Seperti halnya para pencari kerja di Maluku Utara yang tidak terserap di instansi pemerintah dan perusahaan di Maluku Utara karena latar belakang pendidikan yang hanya berpendidikan SMA ke bawah atau kurang memiliki keahlian, banyak terserap di koperasi dan UKM (Primus, 2009). Pada saat ini meskipun teknologi telah berkembang dengan sangat pesat, namun industri kecil yang ada di dalam menjalankan usahanya tetap menggunakan teknologi yang tergolong sederhana dan masih tradisional (Tambunan, 2002). Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ada pada saat ini merupakan alasan bahwa industri kecil sangat potensial untuk dkembangan di Indonesia. Sudah seharusnya pemerintah memperhitungkan kehadiran industri-industri kecil yang ada, dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kelancaran dan kemajuan industri kecil bukan sebaliknya yang tidak memperhitungkan kehadiran industri kecil. Banyak industri kecil yang terdapat di daerah Yogyakarta, salah satunya aksesoris dari berbahan kulit. Aksesoris berbahan dasar kulit memang digandrungi oleh banyak orang. Yogyakarta yang menjadi daerah sarat dengan barang kerajinan tentu saja mempunyai sentra kerajinan kulit sendiri. Yogyakarta memiliki beberapa daerah yang menjadi sentra kerajinan berbahan kulit Manding, tepatnya Desa Sabdodadi, Kabupaten Bantul sebagai pusat aksesoris dari berbahan dasar kulit. Salah satunya industri kulit yang terletak di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dijuluki sebagai kabupaten sentra kerajinan. Dengan ada terjadinya krisis pada tahun 1997, industri kecil merasakan

4 dampaknya tetapi industri kecil mampu bertahan seperti kerajinan yang ada di Kabupaten Bantul ini. Sektor UKM yang memang terbukti dalam bertahan dari krisis ekonomi yang terjadi menjadi sarana yang dianggap cukup baik untuk dikembangkan dalam keadaan ekonomi yang kurang baik ini (Tambunan, 2002). UKM dianggap sangat penting di Indonesia terutama dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Usaha besar yang padat modal tidak sanggup menyerap pencari kerja yang banyak, sedangkan usaha kecil yang cenderung padat karya justru menggunakan tenaga kerja yang cukup banyak (lihat tabel 1.1). Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Kecil Kulit dan Sandang di Kabupaten Bantul (2007-2008) Tahun Perusahaan Tenaga Kerja 2007 211 3.620 2008 213 3.659 Sumber : BPS, diolah Salah satu sentra kerajinan yang dimiliki oleh Bantul adalah kerajinan kulit yang ada di Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Usaha kerjinan kulit ini telah berawal dari tahun 1947 dan sempat berjaya pada dekade 1970-1980an. Kerajianan kulit yang ada di Manding ini merupakan sentra kerajinan kulit yang menjadi junjungan (tujuan utama) bagi wisatawan yang ingin mencari souvenir yang terbuat dari kulit. Selain itu juga banyak masyarakat Jogja yang memilih Manding sebagai tempat untuk membeli

5 sepatu, terutama sepatu kerja, karena selain harga yang terjangkau, kualitasnya juga tidak mengecewakan. Aksesoris yang ditawarkan di daerah ini antara lain dompet, sepatu, tas, sabuk, jaket, dan souvenir-souvenir berbahan kulit sesuai pesanan. Kebanyakan aksesoris di daerah ini berasal dari kulit sapi dan masih diproduksi secara rumahan, seperti dalam proses pemolaan, menggunting dan menjahit. Kerajinan berbahan kulit ini tidak hanya di Manding dan di berbagai wilayah Yogyakarta, aksesoris dari kulit sapi ini telah mampu menembus pasar luar Jogja seperti Jakarta, Solo, Semarang dan Bali, bahkan diekspor hingga ke Australia. Pada saat terjadinya gempa, para pengrajin di desa ini membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa membangun usahanya lagi. Selain karena banyak peralatan yang tertimpa reruntuhan, biaya untuk memperbaiki peralatan juga cukup besar. Oleh karena itu, dengan adanya kendala yang ada pada usaha industri kecil maka harus ada strategi yang digunakan untuk dapat mengurangi pengeluaran dan mendapatkan keuntungan untuk dapat mempertahankan usaha kerajinan kulit ini. Maka usaha industri kecil ini harus memperoleh pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran/biaya. Mempertahankan usaha ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu: (1) menaikkan harga barang, (2) melakukan diversifikasi produk (Sri Susilo, 2005). Yaitu dengan menambah barang yang tidak hanya terbuat dari kulit saja tetapi dengan menambahkan kerajinan yang terbuat dari bahan pandan, enceng gondok dan pelepah pisang. (3) menurunkan atau mengecilkan ukuran produk yang dijual (Sri Susilo et al., 2002) dan (4) peningkatan kualitas sumber daya manusia. Usaha ini dilakukan melalui

6 pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan kewirausahaan. Dalam usaha kecil-menengah, pemilikan dan pengontrolan pada modal dalam pengambilan keputusan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan tujuan industri tersebut, hal ini berlaku dalam usaha kerajinan ini. Hal ini juga berlaku dalam usaha kerajinan kulit ini. Usaha kerajinan berbahan kulit menjadi penentu dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan usahanya masing-masing. Dapat dilakukan dengan memilih strateginya sendiri para pengusaha kerajinan berbahan kulit mencoba mencari keuntungan yang dianggap cukup dari usahanya. Fokus dalam penelitian ini ditujukan untuk mengamati bagaimana cara bertahan UKM khususnya pengusaha kulit di Manding dalam menghadapi permasalahan yang ada demi berkembangnya usaha kerajinan kulit ini. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang, maka rumusan masalah yang telah di susun dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana strategi yang di pilih oleh pengusaha industri kecil jenis kerajinan kulit di Manding dalam mempertahankan usahanya? 2) Bagaimana efisiensi strategi pengusaha industri kecil jenis kerajinan kulit di Manding dalam mempertahankan usahanya? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

7 1) Untuk mengetahui dan menganalisis strategi-strategi yang diambil oleh para pengusaha industri kulit untuk mempertahankan usahanya. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis efisiensi strategi pengusaha industri kecil jenis kerajinan kulit di Manding dalam mempertahankan usahanya. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1) Dapat diketahui strategi yang dilakukan oleh pengusaha industri kecil kerajinan kulit untuk dapat mempertahankan usahanya, sehingga dapat disusun saran atau rekomendasi bagi pengusaha industri kecil kerajinan kulit. 2) Sebagai bahan referensi dan pembanding terutama bagi peneliti yang melakukan penelitian atau riset sejenis. 3) Pemerintah Kota Bantul dalam mengambil kebijakan mengenai para pengusaha industri kecil kerajinan kulit di Manding, Bantul terutama kebijakan untuk mengembangkan usaha kerajinan kulit.

8 1.5. Studi Terkait Kaballu dan Kameo (2001) melakukan penelitiannya dalam hal bagaimana strategi bertahan usaha kecil dalam menghadapi dampak krisis ekonomi dengan studi industri kecil konveksi di Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dengan kuesioner dan wawancara yang mendalam. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 38 unit usaha kecil konveksi. Dari penelitian disimpulkan bahwa usaha kecil mempunyai kiat-kiat yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam mengatasi krisis moneter 1998 hal ini dikarenakan karakteristik yang ada pada masing-masing usaha kecil mengatasi usaha kecil menyebabkan dampak krisis ekonomi yang dialami berbeda pula. Pada penelitian ini sebagian besar industri konveksi yang diteliti tidak melakukan pengurangan tenaga kerja, disebutkan juga pada krisis ekonomi industri konveksi yang diteliti meningkatkan volume produksi. Selain itu kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang industri konveksi di Salatiga adalah survive-nya usaha-usaha kecil konveksi tersebut tidak disebabkan karena strategi atau kiat khusus yang sengaja dilakukan oleh pengusaha, tetapi karena produk yang dihasilkan tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi. Sri Susilo (2005) meneliti tentang strategi survival usaha mikro-kecil (studi empiris pedagang warung angkringan di kota Yogyakarta). Penelitian ini untuk melihat strategi yang diambil oleh para pedagang angkringan di kota Yogyakarta untuk dapat bertahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survei lapangan dan analisis dilakukan dengan

9 pendekatan deskriptif yang memberikan gambaran pola-pola yang konsisten oleh pedagang angkringan. Dari hasil penelitian disimpulkan strategi atau tindakan yang dilakukan oleh pedagang warung angkringan agar mampu bertahan dalam menjalankan usahanya adalah (1) dengan melakukan diversifikasi produk misalnya menjual minuman instant bahkan ada beberapa di antaranya menjual nasi dan sayur dalam porsi piring. (2) menaati peraturan atau imbauan yang diberikan pihak kecamatan/kelurahan dan menjaga hubungan baik dengan pihak lain (masyarakat sekitar dan pemasok atau jurangan) agar tetap dapat berjualan di lokasi usaha, serta ikut menjaga ketertiban dan kebersihan di sekitar lokasi usaha, (3) mencoba untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan, misalnya perubahan harga, yang mempengaruhi usahanya, (4) melayani pembeli atau pelanggan dengan baik, termasuk memberikan kesempatan menunda pembayaran. Sri Susilo et al., (2002) melakukan penelitian mengenai strategi industri kecil studi kasus di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam penelitian metode riset yang digunakan adalah dengan data primer yaitu dengan kuesioner dan wawancara secara mendalam kepada beberapa responden. Dalam penelitian ada berbagai strategi yang digunakan oleh unit usaha untuk dapat bertahan pada saat perekonomian dilanda krisis. Hampir sebagian besar dari unit usaha dari seluruh jenis usaha yang disurvei pada saat menghadapi krisis ekonomi relatif tidak menurunkan jumlah tenaga kerja, jam kerja per hari, dan tingkat upah.

10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja dan upah tenaga kerja relatif tidak begitu menjadi permasalahan bagi responden. Hal ini dikarenakan sebagian besar tenaga kerja yang digunakan berasal dari keluarga mereka sendiri. Tetapi pada beberapa jenis industri yang terkena dampak negatif krisi ekonomi ada yang melakukan pengurangan tenaga kerja sebagai akibat terjadinya penurunan omset. Temuan lapangan lainnya adalah ada beberapa pengusaha (kasus industri konveksi di Wedi, Klaten, Jawa Tengah) yang pada saat krisis karena penurunan omset usahanya harus beralih profesi ke jenis usaha lainnya, yaitu menjadi pembuat makanan atau melakukan bisnis jual beli kendara bekas. Pada pengusaha industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga (IKKRT) pengolahan makanan jenis usaha bakpia pada saat krisis ekonomi dan perubahan lingkungan ekonomi, strategi yang diterapkan adalah menaikkan harga jual. Hal ini tidak dapat dihindari karena kenaikkan harga bahan baku, terutama gula, kacang hijau dan terigu. Untuk industri pembuatan tahu yang berlokasi di Seyegan, Sleman, Yogyakarta disamping menerapkan strategi meningkatkan harga jual produk, mereka menerapkan strategi lain, yaitu: (1) mengurangi jumlah produksi, dan (2) menurunkan atau mengecilkan ukuran produk yang dijual. Selain itu strategi yang diterapkan oleh produsen kerajinan kulit di wilayah Manding, Bantul, Yogyakarta. Dengan meningkatnya bahan harga baku dan menurunnya permintaan barang-barang kerajinan dari kulit maka pengrajin kemudian menerapkan strategi diversifikasi produk. Pengrajin tidak hanya menghasilkan barang-barang dari kulit, tetapi juga memproduksi barang-barang

11 yang dibuat dari bahan-bahan kulit, seperti pandan, pelepah pisang dan enceng gondok. Mereka melakukan hal tersebut dikarenakan oleh harga bahan baku lebih murah, dan kecenderungan permintaan terhadap barang-barang kerajinan dari bahan tersebut juga baru meningkat Selain itu dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan mengenai strategi industri kecil adalah adanya permasalahn yang dihadapi oleh IKKRT antara jenis atau kelompok industri yang satu dengan yang lainnya mempunyai kesamaan namun juga mempunyai perbedaan. Kesamaan yang menonjol adalah permasalahan kenaikkan harga faktor produksi yang memaksa pengusaha menaikkan harga jual produk. Hal yang sama lainnya adalah menurunnya tingkat produksi dan employment. Strategi yang diterapkan oleh unit usaha IKKRT mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-cri, yaitu: (1) tanpa perencanaan (informal), (2) lebih bersifat individual ketimbang kolektif, dan (3) terfokus pada strategi untuk survival daripada strategi yang diarahkan untuk persaingan di pasar (competitive strategy). Dalam penerapan strategi, pengusaha IKKRT sangat flaksibel dan adaptif dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan rencana penelitian yang secara struktur dijabarkan sebagai berikut :

12 BAB I : PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berisikan penjelasan secara konsep dan teoritis yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan juga dikemukakan beberapa hasil peneliti terdahulu yang memiliki kaitan dengan strategi dan kemampuan bertahan pada industri kecil. Dengan demikian dalam bagian ini dapat akan membahas mengenai definisi industri kecil, definisi strategi dan kemampuan bertahan dalam industri kecil dan dijabarkan mengenai beberapa studi terkait. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bagian ini memuat lokasi penelitian, tahapan penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data dengan koesioner, waktu atau periode penelitian, alat analisis serta batasan operasional mengenai usaha kerajianan kulit Manding. BAB IV : ANALISIS HASIL Data primer yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif untuk memberikan dukungan terhadap analisis deskripsi terhadap perkembangan usaha kerajinan kulit Manding.

13 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini merupakan penutup dan akan memberikan penegasan dari keseluruhan rangkaian penelitian ini. Sebagai pihak peneliti juga akan memberikan kontribusi pemikiran yang akan dituliskan ke dalam bentuk saran.