PERUBAHAN STATUS RESPIRASI SETELAH DILAKUKAN MOBILISASI DINI PASIEN INFARK MIOKARD

dokumen-dokumen yang mirip
The Effect of Early Mobilized towards the Change of the Vital Sign in Patient with Acute Myocard Infrac

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I LATAR BELAKANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

Definisi Rehab Jantung

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

PENGARUH LATIHAN OTOT INSPIRASI TERHADAP PENURUNAN SKALA DISPNEA DAN PENINGKATAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN GAGAL JANTUNG. Tesis

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM PASCA RESUSITASI JANTUNG PARU

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), di tahun 2008 tercatat

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics) 2010, orang dengan serangan stroke berulang (NCHS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG JANTUNG RSU dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

Transkripsi:

PERUBAHAN STATUS RESPIRASI SETELAH DILAKUKAN MOBILISASI DINI PASIEN INFARK MIOKARD Akhmad Rifai Kementrian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: Early Mobilization, Respiration, Acute Myocardial Infarction. Myocard Infarction is the death of myocard cells caused by prolonged lack of oxygen. American Heart Association (AHA) 2011, recorded over 1.000.000 people have heart attacks every year. Program of early mobilization (EM) is currently developed by nurses (as part of a component in cardiac rehabilitation hospitals), which can improve physical health. The Objective of research is Proving the influence of early mobilization on changes in vital signs in patients with acute Myocard infarction. This study uses Experimental reseach design with Randomized Pre-test-Post-test Control Group Design. Sample of this study is IMA patients were 90 respondents who had normal haemodynamic, consisted of 45 respondents provided an early mobilization as the intervention and 45 respondents as a control group were random selected. Data were analyzed by univariate frequency distribution table, while the bivariate data using, Wilcoxon and independent samples t-test. Research procedures performed by observing respiration before and after intervention. Early mobilization influence the change in respiration. In the group of pairs p-value 0,01 temperature, where as the unpaired group after treatment p-value of respiration 0,05 Early mobilization of acute myocard infarctionin patients with normal haemodinamic, changes respiration remained normal haemodinamic although there is a difference between pre-test and post-test. Keywords: Early Mobilization, Respiration, Acute Myocardial Infarction Abstrak: Mobilisasi Dini, Tanda-Tanda Vital, Infark Miokard Akut. Infark Miokard (IM) adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan. American Heart Association (AHA) tahun 2011, mencatat lebih dari1.000.000 orang mengalami serangan jantung setiap tahun. Program early mobilization (EM) saat ini dikembangkan oleh perawat (sebagai bagian dari komponen dalam rumah sakit rehabilitasi jantung), yang dapat meningkatkan kesehatan fisik. Tujuan Penelitian adalah Membuktikan pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan respirasi pada pasien infark miokard akut. Jenis penelitian ini adalah Experimental dengan rancangan Randomized Pretest- Posttest Control Group Design. Sampel pada peneletian ini adalah 90 responden pasien IMA yang sudah stabil haemodinamiknya yang terdiri dari 45 diberikan mobilisasi din dan 45 kelompok kontrol dan dipilih secara random. Data dianalisis secara univariat dengan tabel distribusi frekuensi, sedangkan data bivariat menggunakan Paired t-test, Wilcoxon dan independent sampel t-test. Prosedur penelitian dilakukan dengan mengobservasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah intervensi. Hasil Penelitian ini adalah Mobilisasi dini berpengaruh terhadap perubahan respirasi. Pada kelompok berpasangan p-value respirasi 0,01, 136

Akhmad Rifai, Perubahan Status Respirasi Setelah Dilakukan 137 sedangkan pada kelompok tidak berpasangan sesudah perlakuan p-value respirasi 0,05. Mobilisasi dini pada pasien infark miokard akut yang sudah stabil, perubahan respirasi tetap stabil walaupun ada perbedaan antara pre-test dan posttest. Kata Kunci: Mobilisasi Dini, Tanda-Tanda Vital, Infark Miokard Akut PENDAHULUAN Infark Miokard (IM) adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan (corwin 2009). Penyakit Infark Miokard Akut (IMA) merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung sebanyak 7,200,000 (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia. Negara yang berpenghasilan rendah, penyakit infark miokard akut adalah penyebab kematian nomor dua dengan angka mortalitas 2.470.000 (9,4%) (WHO 2008). Posisi terlentang yang diberikan secara terus menerus berdasarkan penelitian di ICU Amerika dapat menurunkan sirkulasi darah dari ekstremitas bawah, yang seharusnya banyak menuju dada.pada tiga hari pertama bedrest, volume plasma berkurang 8%-10%.Penelitian Vollman menyatakan kehilangan dari stabilisasi volume tersebut menjadi 15%-20% pada bedrest minggu keempat. Akibatnya terjadi peningkatan beban jantung, peningkatan masa istirahat dari denyut jantung, dan penurunan volume curah jantung. Pada penelitiannya menunjukan efek maksimal akan terlihat pada 3 minggu bedrest, perubahan dari disfungsi baroreseptor dalam pengaturan otonom dan pertukaran cairan dapat diduga menjadi penyebab kerja otot jantung menjadi tidak baik ketika posisi pasien bedrest. Pada orang sehat bedrest 5 hari, terjadi resistensi insulin dan disfungsi mikrovaskuler. Secara normal, kulit tidak dapat mentolerir tekanan yang lama, oleh karena itu pasien yang imobilisasi dan yang bedrest memiliki risiko terbesar terhadap kerusakan kulit dan keterlambatan penyembuhan luka (Vollman 2010). Program early mobilization (EM) saat ini dikembangkan oleh perawat (sebagai bagian dari komponen dalam - rumah sakit rehabilitasi jantung), dapat meningkatkan tidak hanya fisik dan hasil jantung tetapi juga mental dan psikologis kesejahteraan sebelum pulang dari rumah sakit (Olga L 2012). Tujuan penelitian ini adalah untuk Menjelaskan bahwa mobilisasi dini rehabilitasi jantung fase 1A berpengaruh terhadap perubahan berkala tanda-tanda vital pada penderita Infark miokard akut. METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan desain pre-test-post-test Control Group Design (Campbell 1963) Populasi studi atau sampel adalah Penderita infark miokard akut yang menjalani perawatan di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel dalam penelitian ini di hitung berdasarkan estimasi proporsi suatu populasi, dengan tingkat ketepatan sebesar 90% 0,1 dan proporsi

138 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82-196 sebesar 45 responden. Variabel penelitian ini adalah Mobilisasi dini dan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu). Pengolahan data dan analisis data menggunakan program SPSS for window versi 19,0. Analisis terdiri dari analisis univariat, analisis bivariat (Paired t-test dan independent sampel t-test). HASIL PENELITIAN Kelompok umur pada intervensi maupun kelompok kontrol sebagian besar lansia. Kelompok intervensi dewasa 7 responden (14,9%) dan 38 responden (80,9%) pada kelompok kontrol. Jenis kelamin respnden, sebagian besar adalah laki-laki, pada kelompok intervensi 38 responden (80,9%) dan 7 responden (14,9%) adalah perempuan. Diagnosa medis pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol sebagian besar AMI dan yang lainya UAP 2 responden (4,3%) pada kelompok kontrol dan N- Stemi 1 responden (2,2%) pada kelompok kontrol. Respirasi sebelum dilakukan intervensi baik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah stabil. Respirasi stabil 29 responden (61.7%) dan naik 16 responden (34%) pada kelompok intervensi sedangkan 44 responden (97.8%) stabil dan 1 responden (2.2%) naik. Hasil analisis Wilcoxon Respirasi Infark Miokard Akut Sebelum dan Sesudah Mobilisasi Dini pada Kelompok Intervensi terdiri dari 45 responden tiap kelompok, median sebelum dan sesudah mobilisasi dini 20 dan 23, range sebelum dan sesudah mobilisasi dini 14-24 dan 16-24, dan nilai p = 0,001 sehingga dapat antara sebelum dan sesudah dilakukan mobilisasi dini terhadap perubahan respirasi. sedangkan analisis Wilcoxon Respirasi Pasien Infark Miokard Akut Sebelum dan Sesudah Mobilisasi Dini pada Kelompok kontrol yang terdiri dari 45 responden tiap kelompok, median sebelum dan sesudah 21 dan 21, range sebelum dan sesudah 16-24 dan 16-25, dan nilai p = 0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah terhadap perubahan respirasi. Hasil analisis Mann-Whitney Respirasi Pasien Infark Miokard Akut kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Sesudah Mobilisasi Dini terdiri dari 45 responden tiap kelompok, median intervensi dan kontrol 23 dan 21, dengan range 16-26 dan 16-25, dan nilai p = 0,05 sehingga dapat yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah mobilisasi dini terhadap respirasi PEMBAHASAN Hasil uji Wilcoxon pada respirasi nilai p = 0,001 pada kelompok intervensil dan hasil uji paired t-test nilai p = 0,001 pada kelompok kontrol. Keduanya tersebut dikatakan ada perbedaan yang bermakna setelah dilakukan intervensi terhadap perubahan respirasi. Hasil uji statistik tersebut pada kelompok intervensi mengalami perubahan respirasi, median sebelum dan sesudah dilakukan uintervensi adalah 20 dan 23 dan dikatakan masih stabil, sedangkan pada kelompok kontrol dengan median 21 dan 21. Hal tersebut didukung juga dengan penelitian sebelumnya tentang The feasibility of early physical activity inintensive care unit patients: a

Akhmad Rifai, Perubahan Status Respirasi Setelah Dilakukan 139 prospective observational one-center study. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mobilisasi miring kanan dan kiri kemudian bertahap dengan aktivitas berjalan kaki serta latihan duduk di kursi dapat meningkatkan denyut jantung, peningkatan laju pernafasan, tekanan darah arteri dan saturasi oksigen. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa probabilitas denyut jantung 130 denyut/menit atau meningkat 20% selama intervensi adalah 36% (16-63) dengan latihan miring kanan dan kiri. Hasil ini secara signifikan lebih besar dari latihan dengan berjalan kaki (8% (2-23), P = 001), dan duduk di kursi (5% (2-13), P = 001) (Bourdin, Gael,2010). Hal ini sesuai dengan manfaat mobilisasi yaitu pada sistem kardiovaskuler, pengisian ventrikel kiri dan sel pacu jantung (pacemaker) di nodus SA berkurang, terjadi hipertrofi atrium kiri, kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri bertambah lama, respon inotropik dan kinotropik terhadap stimulasi beta-adrenergik berkurang curah jantung maksimal, peningkatan Atrial Natriuretic Peptide (ANP) serum dan resistensi vaskuler perifer.pada fungsi paru terjadi penurunan Forced Expiration Volume 1 second (FEV1) dan Forced Volume Capacity (FVC), berkurangnya efektivitas batuk dan fungsi silia dan meningkatnya volume residual. Adanya ventilation perfusion mismatching menyebabkan PaO2 menurun seiring bertambahnya usia : 100 (0,32 x umur), serta adanya aktivitas dapat meningkatkan frekuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh untuk menambah oksigen (Edelberg JM, Reed, M.J,2003). Hasil uji hipotesis tidak berpasangan tersebut dapat yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan teori bahwa mobilisasi dini mempunyai manfaat pada sistem cardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung, memperbaiki kontraksi miokardial, menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan darah, memperbaiki aliran balik vena. Pada sistem respirasi meningkatkan frekuensidan kedalaman pernafasan, meningkatkan ventilasi alveoler, menurunkan kerja pernafasan, meningkatkan pengembangan diafragma; dalam sistem metabolik dapat meningkatkan laju metabolik basal, meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak, meningkatkan pemecahan trigliseril, meningkatkan mobilitas lambung, meningkatkan produksi panas tubuh; pada sistem muskuloskletal memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendiri, memperbaiki toleransi otot untuk latihan dan meningkatkan masa otot; pada sistem toleransi otot,meningkatkan toleransi, mengurangi kelemahan, meningkatkan toleransi terhadap stres, perasaan lebih baik dan berkurangnya penyakit. Rehabilitasi kardiovaskular komprehensif tidak hanya mencakup program latihan fisik, tetapi harus mencakup pengkajian pasien, stratifikasi risiko, edukasi dan konseling dan program pengontrolan faktor risiko. Manfaat program ini sudah ditunjukkan berbagai laporan dan direkomendasikan berbagai perhimpunan ahli kardiovaskular, aplikasi program ini bagi penderita penyakit kardiovaskular masih dianggap rendah, demikian juga yang terjadi di Indonesia dan negara-negara lainnya. Beberapa pusat pelayanan atau RS di Indonesia selain RS Jantung dan

140 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82-196 Pembuluh Darah Harapan Kita, telah a. Melakukan penelitian tentang menjalankan program rehabilitasi komponen aktifitas fisik yaitu fase kardiovaskular ini walaupun jumlah penderita yang dilayani masih terbatas. mobilisasi dini selanjutnya, pendidikan kesehatan, konseling dan diet. Penelitian retrospektif sebelumnya tentang efektifitas rehabilitasi jantung out patient terhadap pasien prognosis risiko rendah setelah AMI pada periode intervensi primer bahwa ada perbedaan DAFTAR RUJUKAN Crowin, Elizabet J, 2009. Patofisiolog. ed.3.jakarta.ecg;. h. 495 Campbell, D.T., and J.c. Stanlay, 1963. yang signifikan antara partisipan aktif Experimental and Quasi dan pasif dalam program rehabilitasi Experimental Designs for jantung setelah pasien pulang dari reseach. Chicago. Rand rumah sakit dalam hal BMI, kolesterol total, trigliserida, tekanan darah, tetapi tidak dalam hal LDL maupun glukosa. McNally College Publising Company Carpenito,2005.Nursing diagnosis Apli Hasil survey nasional Japanese cation to Clinical Practise. Circulation Society (JCS) 526 pasien Jakarta. EGC. AMI di Jepang 92% menjalani Irine E, 2006. Perubahan denyut nadi perawatan biasa paska infark miokard, pada mahasisswa setelah tetapi hanya 9% mengikuti Out patient aktivitas naik turun tangga. Cardiac Rehabilitation (OPCR), untuk Semarang; FK Univeritas meningkatkan jumlah partisipan Diponegoro. OPCR, perlu meningkatkan jumlah Olga L, Cortes, 2012. Early fasilitas rehabilitasi jantung dan mobilisation for patients pendidikan kesehatan pada pasien following acute myocardiac tentang manfaat OPCR setelah pulang infarction. A systematic dari rumah sakit (Tedjasukmana,2012). review and meta-analysis of experimental studies. Eur J Public Health. 848 853 Potter P dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental keperawatan : Konsep,Proses, dan Praktik Jakarta.EGC. World Health Organization, 2008. Mortality Country Fact Sheet. Vollman K M, 2010. Introduction to KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 90 responden IMA yang stabil yang dilakukan mobilisasi dini, perubahan respirasi tetap stabil atau normal walaupun ada perbedaan antara pre-test dan post-test. Berdasarkan simpulan maka disarankan. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan positif di masa yang akan datang terkait usaha meningkatkan kesehatan fisik. Perlu melakukan penelitian terkait faktorfaktor yang mempengaruhi mobilisasi dini pada pasien infark miokard akut diantaranya pola hidup, budaya dan penyakit tertentu. progressive mobility. Crtitical care nurse; 30(2), S3-5 doi: 10.4037/ccn2010803