ANALISIS RATIO KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT SRIGUNTING MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

Financial Performance (2)

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

BAB II URAIAN TEORITIS

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Laporan Keuangan. Informasi Kondisi Keuangan Perusahaan

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

Analisa Laporan Keuangan. Informasi Kondisi Keuangan Perusahaan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

RASIO LAPORAN KEUANGAN

Wenda Purnama Sari Program Studi Akuntansi, Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam, 29461, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

Analisa Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

ANALISIS RATIO KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT SRIGUNTING MALANG Arief Noviarakhman Zagladi Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin e-mail: a_zagladi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan ratio keuangan pada PT Srigunting dan bagaimana Interpretasi dari ratio-ratio tersebut. Sampel yang digunakan adalah laporan rugi laba dan neraca PT Srigunting dari tahun 2009 hingga 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) PT Srigunting mengalami permasalahan pada penjualannya; (2) Sebagian besar dana operasi berasal dari hutang jangka pendek; (3) PT Srigunting mengalami penumpukkan piutang dan kenaikan piutang tak tertagih secara signifikan dari tahun ke tahun; (4) Terjadi penumpukkan persediaan pada gudang; (5) peningkatan modal sangat berpengaruh pada kegiatan usaha (6) peng-gunaan hutang jangka panjang yang kecil membuat PT Srigunting berpotensi untuk mendapatkan hutang jangka panjang baru dari bank; dan (7) efisiensi dalam kegiatan usaha PT Srigunting terus merosot dalam beberapa tahun terakhir. PENDAHULUAN Keuangan perusahaan adalah bagian yang vital dalam menentukan masa depan suatu kegiatan usaha. Dalam setiap kegiatan usaha, laba dan rugi selalu menjadi tolok ukur dalam menentukan strategi perusahaan selanjutnya. Laba dan rugi perusahaan sangat dipengaruhi oleh arus kas masuk dan arus kas keluar, yang diwakili secara tidak langsung oleh biaya-biaya dan penjualan. Kondisi keuangan yang dicapai oleh suatu perusahaan dipublikasikan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan (finance statement) merupakan suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tersebut (Djahidin, 1983:9). Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada periode waktu tertentu. Analisis ratio mengijinkan para pemegang saham atau calon pemegang saham dan manajemen perusahaan untuk mengevaluasi status dan kinerja perusahaan (Gitman, 1988:117) Analisis ini berguna untuk membuat keputusankeputusan penting seputar tindakan yang perlu di ambil oleh manajemen. Salah satu cara untuk membaca laporan keuangan suatu perusahaan agar dapat dijadikan bahan dalam membuat keputusan adalah dengan analisis ratio. Melalui analisis ini, masing-masing sektor yang tercatat dalam neraca keuangan dan laporan rugi laba dapat saling dihubungkan dan kemudian diterjemahkan menjadi alat bantu bagi banyak pihak untuk membuat keputusan. Dari uraian singkat diatas, dapat diketahui bahwa analisis laporan keuangan pada suatu perusahaan memiliki arti penting bagi banyak pihak dan menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Berlandaskan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana perhitungan ratio keuangan pada PT Srigunting dan bagaimana Interpretasi dari ratio-ratio tersebut? 13

KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari Maret 2014 14 Tinjauan Pustaka Salah satu cara untuk membaca laporan keuangan suatu perusahaan agar dapat dijadikan bahan dalam membuat keputusan adalah dengan analisis ratio. Ratio dapat diartikan sebagai gambaran suatu hubungan dari 2 unsur secara matematis, sehingga dapat mengetahui gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan (Djahidin, 1983). Pada dasarnya, angka ratio itu ada banyak sekali, tergantung dengan kebutuhan dari analisator. Namun, pada umumnya untuk menilai suatu perusahaan digunakan ratioratio seperti dibawah ini (Djahidin, 1983): 1. Ratio Likuiditas Ratio ini menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menyediakan uang tunai. a. Current Ratio Current Ratio (CR) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio menunjukkan seberapa besar hutang lancar perusahaan dapat dijamin oleh harta perusahaan yang bersifat lancar (mudah dicairkan). b. Acid Test Ratio Acid Test Ratio atau Quick Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar minus persediaan dengan hutang lancar. Dalam ratio ini persediaan tidak diikutsertakan karena persediaan dinilai tidak likuid dan tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu saat dibutuhkan. c. Turn-Over Receivable Turn-Over Recievable (TOR) menentukan umur dari piutang, yaitu seberapa cepat piutang dapat ditagih. TOR dihitung dengan membagi antara penjualan kredit dengan rata-rata piutang perusahaan. Rata-rata piutang ini dihitung dengan merata-rata antara piutang awal tahun dengan piutang akhir tahun. Semakin rendah nilai TOR semakin rendah pula resiko terjadinya piutang tak tertagih. d. Merchandise Turn-Over Ratio ini digunakan untuk mengetahui umur persediaan. Merchandise Turn-Over dihitung dengan membagi HPP dengan rata-rata persediaan. Ratio ini dapat mengukur tingkat keseimbangan antara produksi dan penjualan barang di perusahaan. e. Perputaran Modal Kerja Ada banyak cara untuk menghitung perputaran modal kerja. Salah satu caranya yang paling efektif adalah membandingkan antara total penjualan dengan modal kerja rata-rata. Rata-rata dari modal kerja dapat dicari dengan menjumlahkan modal kerja awal tahun dengan akhir tahun dibagi dua. Ratio ini dapat digunakan untuk mengetahui efektifitas dari modal kerja. 2. Ratio Solvabilitas Ratio Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya dari aktiva-aktiva yang dimilikinya. Pihak bank dan kreditur jangka pendek sangat berkepentingan untuk mengetahui ratio ini karena mereka ingin mengetahui tingkat kemampuan dari perusahaan untuk mengembalikan kredit yang mereka berikan. a. Ratio Modal Sendiri dengan Total Aktiva Ratio ini membandingkan antara modal sendiri dengan total aktiva. Ratio ini berguna untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai ke-

KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari Maret 2014 15 giatan usahanya dari modal sendiri. b. Ratio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membeli/membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri. Semakin rendah ratio ini, maka likuiditas perusahaan semakin terancam karena aktiva tetap bersifat jangka panjang dan jika sebagian besar aktiva tetap dibiayai oleh modal yang berasal dari hutang, maka saat hutang itu jatuh tempo, perusahaan terancam tidak bisa melunasinya. c. Ratio antara Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Ratio ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva tetap dengan hutang jangka panjang. Ratio ini berguna untuk mengukur tingkat keamanan kredit jangka panjang dan sangat menentukan kemungkinan perusahaan bisa mendapatkan pinjaman jangka panjang baru. 3. Ratio Rentabilitas Ratio Rentabilitas adalah ratioratio yang mangukur tingkat kemampuan perusahan untuk memperoleh keuntungan. Ratio ini sangat penting untuk diperhatikan karena sangat menentukan dalam menentukan apakah kegiatan usaha itu dapat diteruskan atau dihentikan. a. Ratio antara Operating Income dan Operating Asset Ratio ini diperoleh dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset perusahaan kecuali investasi jangka panjang dan aktiva yang tidak digunakan dalam menghasilkan laba perusahaan. b. Turn-Over Operating Asset Turn-Over Operating Asset adalah ratio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. c. Return of Investment Analisa Return of Investment (ROI) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan asset-assetnya untuk memperoleh keuntungan. ROI dihitung dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili keseluruhan populasi. 1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan PT Srigunting dari sejak berdiri hingga sekarang. 2. Sampel yang digunakan adalah laporan rugi laba dan neraca PT Srigunting dari tahun 2009 hingga 2013. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari objek penelitian, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan keuangan PT Srigunting. Data-data ini dikumpulkan dari laporan rugi laba dan neraca tahun 2009 hingga akhir tahun 2013.

KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari Maret 2014 16 Definisi Operational Variabel 1. Variabel Independen yang digunakan adalah seluruh data yang ada pada laporan rugi laba dan neraca PT Srigunting. 2. Variabel Dependen adalah: a. Current Ratio b. Acid Test Ratio c. Turn Over Receivable d. Merchandise Turn Over e. Perputaran Modal Kerja f. Modal Sendiri terhadap Total Aktiva g. Modal Sendiri terhadap Aktiva Tetap h. Aktiva Tetap terhadap Hutang Jangka Panjang i. Operating Income terhadap Operating Asset j. Turn Over Operating Asset k. Return of Investment HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses Penelitian Ratio-ratio keuangan yang akan digunakan untuk menganalisis laporan keuangan PT Srigunting adalah: 1. Ratio Likuiditas, meliputi current ratio, acid test ratio, turn-over receivable, merchandise turn-over, dan perputaran modal kerja. 2. Ratio Solvabilitas, meliputi perbandingan modal sendiri dengan total aktiva, perbandingan modal sendiri dengan aktiva tetap, dan perbandingan aktiva tetap dengan hutang jangka panjang. 3. Ratio Rentabilitas, meliputi perbandingan antara operation income dengan operation asset, turn-over operating asset, dan return of investment. Analisis ratio ini menggunakan data dari neraca keuangan perusahaan PT Srigunting dan laporan rugi labanya selama 5 tahun, yaitu tahun 2009 sampai dengan 2013. Hasil Penelitian Perhitungan ratio dibagi-bagi dalam tiga kategori besar, yaitu ratio likuiditas untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana tunai, ratio solvabilitas untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya dari aktiva yang dimilikinya, dan yang terakhir ratio rentabilitas untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Pada PT Srigunting, hasil-hasil dari analisis ratio ini dapat digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan sehingga dapat diambil keputusan yang paling tepat. 1. Ratio Likuiditas a. Current Ratio Pada PT Srigunting, current ratio bervariasi dari tahun 2009 hingga 2013, yaitu 1,018; 1,269; 1,080; 0,900; dan 0,478. Ratio tahun 2010 adalah yang terbaik, yaitu setiap hutang sebesar Rp 1,00 akan dijamin dengan harta sebesar Rp.1,27. Namun jika diperhatikan, setelah tahun 2010, current ratio perusahaan terus menurun hingga tahun 2013 mencapai hanya 0,478. Ini bisa berarti perusahaan mengalami kekurangan aktiva lancar, atau bisa juga berarti perusahaan mengambil kredit terlalu besar melebihi kemampuannya untuk menjamin. Dalam kasus PT Srigunting, yang terjadi adalah kedua kemungkinan ini terjadi secara bersamaan, yaitu perusahaan mengalami kekurangan aktiva lancar akibat turunnya penjualan, dan perusahaan juga semakin meningkatkan hutang jangka pendek hingga melebihi kemampuannya untuk membayar. b. Acid Test Ratio Sejak tahun 2009 hingga 2013 ratio yang didapat berturut-

KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari Maret 2014 17 turut adalah 0,658; 0,838; 0,787; 0,585; dan 0,258. Selama 5 tahun ini, ternyata harta perusahaan tidak pernah cukup untuk menutup hutang perusahaan. Kondisi ini semakin buruk setelah tahun 2010 hingga akhirnya tahun 2013 mencapai yang terburuk, yaitu 0,258. Ini menunjukkan bahwa pada PT Srigunting terjadi penumpukkan persediaan yang terlalu banyak, dan perusahaan telah berhutang jauh lebih besar dari kemampuannya untuk membayar. c. Turn Over Receivable Berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2013 turn over receivable PT Srigunting adalah 6,333; 8,508; 4,616; dan 2,593. Umur piutangnya berturut-turut adalah 57 hari, 42 hari, 78 hari, dan 139 hari. Dari umur piutang yang semakin panjang setiap tahunnya dapat diketahui bahwa ada masalah pada sistem penagihan dalam PT Srigunting. d. Merchandise Turn Over Pada PT Srigunting, nilai merchandise turn over berturutturut dari tahun 2010 hingga 2013 adalah 3,026; 3,190; 3,032; dan 2,368. Umur persediaannya berturut-turut adalah 119 hari, 113 hari, 119 hari dan 152 hari. Umur persediaan pada PT Srigunting dapat dikatakan sangat buruk, karena barang dibiarkan menumpuk di gudang selama hampir 4 bulan. Pada tahun 2013 produk jadi menumpuk di gudang (belum terjual) selama lebih dari 5 bulan. Kondisi ini menunjukkan perlunya peningkatan pada penjualan dan jika penjualan itu sudah mencapai titik tertinggi, maka produksi perlu dikurangi untuk mencapai efisiensi, karena barang yang menumpuk di gudang memunculkan biaya-biaya baru, seperti biaya pemeliharaan, biaya resiko kerusakan, biaya gudang, dan lain-lain. Jadi dari ratio ini dapat disimpulkan bahwa PT Srigunting perlu mengurangi jumlah produksinya agar tidak terjadi over stock. e. Perputaran Modal Kerja Pada PT Srigunting, perputaran modal kerja pada tahun 2010 adalah 9,602, yang artinya setiap Rp.1,00 modal yang disetor, dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp.9,60 atau hampir sepuluh kali lipatnya. Angka ini menunjukkan bahwa setiap penambahan modal pada PT Srigunting sangat berpengaruh terhadap peningkatan penjualan. Pada tahun-tahun selanjutnya, yaitu 2011, 2012, dan 2013 terjadi penurunan ratio tetapi tidak terlalu signifikan, yaitu menjadi 10,023; 8,012; dan 8,356. Angka ini tidak bisa menjadi patokan utama bahwa perusahaan dalam kondisi yang sangat baik karena ratio ini tidak mengikutsertakan modalmodal yang diperoleh dari hutang perusahaan. Dengan demikian, kesimpulannya adalah bahwa setiap penambahan modal pada PT Srigunting akan sangat membantu dalam menaikkan penjualan. 2. Ratio Solvabilitas a. Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Pada PT Srigunting, ratio ini dari tahun 2009 hingga 2013 berturut-turut adalah 9,1%; 6%; 7,8%; 7,6%; dan 4,2%. Angka-angka ratio ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat umum bahwa modal sendiri sangat kecil andilnya terhadap kegiatan usaha PT Srigunting.

KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari Maret 2014 18 b. Modal Sendiri terhadap Aktiva Tetap Pada PT Srigunting, ratio ini berturut-turut dari tahun 2009 hingga 2013 adalah 17,7%; 15,1%; 16,5%; 15,3%; dan 6,8%. Kecuali pada tahun terakhir dimana hanya 6,8% aktiva tetap yang dibiayai sendiri, pada tahun yang lain rata-rata PT Srigunting membiayai 16% dari aktiva tetapnya dengan modal sendiri dan sisanya dengan dana pinjaman. Ratio ini kembali menegaskan ratio sebelumnya, yaitu PT Srigunting sangat menggantungkan kegiatan usahanya pada dana pinjaman. c. Aktiva Tetap terhadap Hutang Jangka Panjang Didapat dari perhitungan bahwa ratio tahun 2009 adalah 149,1%. Angka ini melebihi 100% yang artinya nilai aktiva tetap perusahaan lebih tinggi dari nilai hutang jangka panjang.. Angka ini dinilai bagus sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk mendapatkan hutang jangka panjang yang baru. Pada tahun-tahun selanjutnya berturut-turut tahun 2010 = 123,3%, tahun 2011 = 158,5%, dan tahun 2012 = 173,8%. Peningkatan yang terus menerus ini menunjukkan bahwa nilai aktiva tetap perusahaan terus bertambah tanpa harus meningkatkan hutang jangka panjang secara proporsional. Pada tahun 2013 ratio ini mencapai 577,3% yang artinya nilai aktiva sudah jauh melampaui jumlah hutang jangka panjang. Dari ratio ini, kita dapat mengetahui bahwa PT Srigunting berpotensi untuk mendapatkan hutang jangka panjang baru dari Bank. Tetapi sisi negatif yang muncul pada PT Srigunting adalah penggunaan hutang jangka pendek terhadap aktiva tetap yang berlebihan, sehingga beresiko terjadinya kredit macet. 3. Ratio Rentabilitas a. Operating Income terhadap Operating Asset Pada PT Srigunting, ratio ini berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2013 adalah 30,5%; 22,4%; 17,6%; dan 9,5%. Angka-angka ini secara individual tidak bisa dihakimi sebagai angka yang baik atau buruk walaupun jika angka ratio itu tinggi berarti perusahaan itu efisien dalam penggunaan modal kerjanya dan jika angka ratio ini rendah maka berarti perusahaan itu tidak memanfaatkan modal kerjanya secara efisien. Yang menarik perhatian pada kasus PT Srigunting adalah angka ini terus menurun setiap tahunnya hingga mencapai yang terburuk pada tahun 2013, yaitu hanya 9,5%. Ini artinya terjadi peningkatan inefisiensi penggunaan modal kerja setiap tahunnya. Jadi kesimpulan dari perhitungan ratio ini adalah bahwa PT Srigunting perlu untuk meningkatkan efisiensi dalam kegiatan produksinya. b. Turn Over Operating Asset Berturut-turut nilai ratio ini dari tahun 2009 hingga 2013 adalah 0,856; 0,541; 0,699; 0,781; dan 1,240. Secara singkat dan sederhana, nilai ratio ini menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini PT Srigunting kurang efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya. c. Return of Investment Nilai ratio ini berturut-turut dari tahun 2009 hingga 2013 adalah 7,7%; 17,9%; 10,2%; 6,9%; dan 4,5%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa PT Srigunting sangat lemah dalam menghasilkan laba. Kesimpul-

KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari Maret 2014 19 an ini ditunjang oleh data-data laporan rugi-laba dan neraca yang menunjukkan besarnya penjualan dan modal perusahaan tetapi hanya menghasilkan laba yang tidak sepadan. Jadi, PT Srigunting perlu untuk melakukan efisiensi biaya, baik itu biaya produksinya, hingga biaya-biaya lain yang menunjang kegiatan usaha PT Srigunting. Rekomendasi Secara umum, rekomendasi yang bisa diberikan adalah: 1. Keuntungan yang dimiliki oleh PT Srigunting adalah mereka belum memaksimalkan hutang jangka panjang mereka. Jadi hutang jangka panjang dapat lebih ditingkatkan dengan menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan. Hutang jangka panjang ini bisa untuk membiayai aktiva tetap menggantikan hutang jangka pendek. Penyesuaian ini dapat menyelamatkan perusahaan dari resiko kredit macet. 2. Untuk hutang jangka pendek, perusahaan sebaiknya mulai menguranginya dan hanya menggunakannya untuk kegiatan usaha yang bersifat jangka pendek pula. 3. Perusahaan perlu untuk meningkatkan penggunaan modal sendiri dalam kegiatan usaha dan mengurangi penggunaan hutang jangka pendek untuk produksi. Dengan demikian perusahaan dapat menghemat biaya bunga. Peningkatan modal dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah laba ditahan dan mengurangi kas. Resikonya PT Srigunting akan mengalami kekurangan dana likuid selama jangka waktu tertentu, tetapi dalam jangka panjang penjualan dapat membaik dan efisiensi dapat meningkat. 4. Produksi yang terlalu besar perlu dikurangi dan disesuaikan dengan rata-rata penjualan untuk menghindari biaya-biaya yang muncul akibat over stock barang jadi. 5. Perbandingan laba dengan aktiva tetap yang sangat rendah menunjukkan bahwa perusahaan masih bisa untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan modalnya. 6. Efisiensi dalam kegiatan produksi dan operational juga perlu ditingkatkan untuk memaksimumkan laba. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa ratio keuangan pada PT Srigunting adalah sebagai berikut: 1. PT Srigunting mengalami permasalahan pada penjualannya sehingga terjadi penumpukkan barang di gudang dan mengakibatkan aktiva lancar perusahaan (minus persediaan) semakin menipis. 2. Sebagian besar dana operasi PT Srigunting berasal dari hutang jangka pendek dan sedikit sekali yang berasal dari modal sendiri. Dari tahun ke tahun nilai modal sendiri semakin kecil dan nilai hutang jangka pendek semakin membengkak. Hal ini menyebabkan perusahaan akan terus berada pada kondisi yang berbahaya karena terancam tidak dapat melunasi hutang jangka pendeknya. 3. PT Srigunting mengalami penumpukkan piutang dan kenaikan piutang tak tertagih secara signifikan dari tahun ke tahun. 4. Terjadi penumpukkan persediaan pada gudang PT Srigunting yang berarti produksinya tidak efisien, karena jumlahnya jauh lebih besar dari barang yang berhasil dijual. 5. Peningkatan modal sangat berpengaruh pada kegiatan usaha PT Srigunting. Penggunaan mod-

KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari Maret 2014 20 al sendiri yang sangat kecil jika dibandingkan dengan modal pinjaman memberikan makna bahwa kegiatan usaha PT Srigunting sangat tergantung dari modal pinjaman dari luar. 6. Penggunaan hutang jangka panjang yang kecil membuat PT Srigunting berpotensi untuk mendapatkan hutang jangka panjang baru dari bank. 7. Efisiensi dalam kegiatan usaha PT Srigunting terus merosot dalam beberapa tahun terakhir. Efisiensi ini meliputi semua kegiatan yang ada, baik itu kegiatan produksi, kegiatan operational, ataupun biaya-biaya yang lain. Kuncoro, Mudrajad, 2012, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Saran Setelah melakukan penelitian mengenai ratio-ratio keuangan di PT Srigunting selama 5 tahun, yaitu 2009 hingga 2013, saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Penyelesaian masalah pada PT Srigunting membutuhkan perhatian yang serius dan perbaikan di segala bidang, sehingga tidak dapat dilaksanakan setengahsetengah. 2. Selain melakukan perbaikan internal yang menyeluruh, PT Srigunting juga perlu untuk melakukan perbaikan eksternal seperti survei pasar, memperbaiki kualitas para salesman dan agen, dan lain-lain agar perbaikan yang dilakukan bisa maksimal. DAFTAR PUSTAKA Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Gitman, Lawrence J, 1988, Principle of Managerial Finance Fifth Edition, Harper Collins Publisher, New York.