BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. hingga 30 m dan meruncing di bagian pucuk, ukuran melintang batang pokok 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

TINJAUAN PUSTAKA. Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranahta

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Sistem Ekskresi Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. mengalami fluktuasi harga seiring menipisnya persediaan minyak dunia. Bila hal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

TINJAUAN PUSTAKA. Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida adalah bahan racun yang disamping memberikan manfaat di bidang

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Ginjal merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB I PENDAHULUAN. Pinang (Areca catechu L.) atau jambe dalam Bahasa Sunda merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

TINJAUAN PUSTAKA. Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C 8 H 13 NO 2 ),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Henny Natalya Sari, 2014

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak. Dampak negatif yang terjadi ialah perubahan gaya hidup, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. (Wasser, 2002). Polisakarida mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tikus putih yang memiliki nama ilmiah Ratus novergicus adalah hewan

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly

TINJAUAN PUSTAKA. salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus)

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Pinang (Areca catechu) Pinang (Areca catechu) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 meter dengan batang tegak lurus dan bergaris tengah 15cm. Buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan dan 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8 tahun, tergantung keadaan tanah. Tanaman ini berbunga pada awal dan akhir musim hujan, memiliki masa hidup 25-30 tahun. Biji buahnya berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda. Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang agak keputihan (Depkes RI, 1989). Gambar 1. Areca catechu (Koleksi Pribadi, 2013) 5

Jenis tanaman ini di dunia barat dikenal dengan nama betel nut. Dalam bahasa Hindi buah ini biasa disebut supari dan pan supari sebagai sirih pinang. Tetapi dalam bahasa Malaya biasa disebut adakka atau adekka. Di Sri Lanka dikenal pula dengan sebutan purvak, Thai sebagai mak, dan masyarakat China biasanya menyebutnya dengan nama pin-lang (Anonimous, 2008). 2.2 Fungsi dan Manfaat Buah Pinang (Areca catechu) Fungsi dan manfaat dari buah pinang sendiri itu bermacam-macam. Air dari rebusan pinang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, mimisan, borok, koreng, bisul, eksim, kudis dan disentri oleh masyarakat desa Semayang Kutai Kalimantan Timur. Biji dan kulit dari tanaman ini dapat juga digunakan untuk menguatkan gigi goyah, bersama-sama dengan sirih. Selain untuk obat penguat gigi, pinang muda digunakan sebagai obat mengecilkan rahim setelah melahirkan oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama kurun waktu 1 minggu (Kristina dan Syahid, 2007). 2.3 Kandungan Buah Pinang (Areca catechu) Tanaman ini mengandung alkaloid, seperti misalnya areklin (C8H13NO2), arekolidine arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi, tanin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang dan Lee, 1996). Penelitian lain menyebutkan bahwa buah pinang mengandung proantosiadinin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid (Nonaka, 1989). Diketahui bahwa proantosianidin mempunyai efek 6

antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000). Menurut Titin dkk. (2005), menyatakan bahwa ekstrak buah pinang juga berfungsi sebagai antiseptik obat kumur karena efektivitas ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri menghasilkan zona hambat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tiga jenis obat kumur komersial. 2.4 Tikus Putih (Rattus norvegicus) Tikus putih merupakan spesies dengan nama lain Rattus norvegicus yang paling sering digunakan sebagai hewan percobaan (Khon dan Barthold, 1987). Tikus putih mempunyai 2 karakteristik yang dapat membedakannya dengan hewan eksperimen lainnya yaitu tikus tidak dapat memuntahkan atau menelan kembali karena dimana bentuk anatomi esophagus yang biasa bergabung dengan perut dan tidak memiliki kandung empedu (Rogers, 1979). Gambar 2. Rattus norvegicus (Koleksi pribadi, 2011) 7

Taksonomi dari tikus putih (Rattus norvegicus) adalah subfamili Murinae; genus Rattus; spesies Rattus norvegicus; famili Murinae; ordo Rodentia; subordo Myomorpha; dunia Animalia; film Chordata; subfilum Vertebrae; kelas Mamalia; subkelas Theria; dan infrakelas Eutheria. Tikus termasuk hewan yang nokturnal dan sosial. Hewan ini juga memiliki kemampuan untuk bereproduksi yang cukup tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Temperatur yang cocok untuk dijadikan sebagai habitat tikus putih yaitu 19 0 C 23 0 C, dengan tingkat kelembaban 40-70% (Wolfenshon dan lloyd, 2013). 2.5 Ginjal dan Fungsi Ginjal Ginjal merupakan organ sekresi dan ekskresi dalam vertebrata yang bentuknya mirip dengan kacang. Yang letaknya dibelakang abdomen. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior), ginjal terdapat kelenjar adrenal yang juga disebut kelenjar suprarenal. Ginjal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks dan medulla, dengan perbandingan rata-rata 1 berbanding 2 atau 1 berbanding 3 (Maxie, 1993), dan berbagai spesies memiliki ukuran ginjal yang ditentukan oleh jumlah nefron yang merupakan unit fungsional dari ginjal (Ganong, 2003). Enam segmen yang dimiliki nefron yaitu : (1). Kapula Glomerulus merupakan ujung buntu yang meluas pada nefron, (2). Tubuli Konvoluti, (3). Tubuli Rekti Proksimalis, (4). Segmen Tipis, (5). Segmen tebal pada nefron dan (6). Tubuli Konvoluti Distalis (Delman dan Brown, 1992). Fungsi dasar dari nefron membersihkan plasma darah dari substansi yang tidak diinginkan oleh tubuh lalu 8

direabsorpsi cairan yang masih diperlukan tubuh. Substansi ini berasal dari hasil metabolisme urea, kretinin, asam urat dan ion-ion natrium, kalium, klorida, serta iionion hidrogen dalam jumlah yang berlebihan (Guyton, 1994). Fungsi ginjal selain ekskresi yaitu mengatur ph asam basa, mengatur konsentrasi ion mineral, dan untuk mengatur komposisi air dalam darah (Kaufman dkk, 1974). Di dalam ginjal segala yang tidak berguna dan tidak dapat terdistribusi bersama darah akan segera dikeluarkan melalui urin. Ginjal dapat diketahui fungsinya melalui uji tes fungsi ginjal, salah satunya melihat kadar kreatinin dan kadar ureum. Kreatinin dapat tersintesis di dalam hati dari mentionin, glisin, dan arginin. Kreatinin disirkulasi ke otot, otak dan organ lainnya dalam bentuk konversi fosfokreatinin. 2.6 Metabolisme Ginjal Dalam sistem metabolisme, ginjal memiliki peran yang sangat penting. Fungsi ginjal untuk metabolisme adalah untuk menjaga keseimbangan volume dan komposisi cairan tubuh, menjadi organ penyaring racun dan zat-zat sisa dalam darah, serta mengatur keseimbangan asam-basa, konsentrasi elektrolit dan pengaturan tekanan darah. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara selektif (Price dan Wilson, 2005). Selain itu menurut Sherwood. (2001), mengatakan bahwa ginjal mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Dari ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila orang 9

tersebut merasakan keinginan mikturisi dan keadaan memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra. 2.7 Kreatinin dan Ureum Kreatinin merupakan hasil metabolisme kreatinin dalam kontraksi otot yang tidak digunakan lagi oleh tubuh dan satu-satunya pengeluaran dari substansi tersebut adalah ginjal. Karena kreatinin tidak dapat direabsorpsi kembali oleh tubulus ginjal maka kreatinin dalam darah dapat merupakan gambaran dari kemampuan glomerulus ginjal dalam proses GFR atau Filtrasi Glomerulus (Lu, 1995). Peningkatan kadar kreatinin serum sebanyak dua kali lipat mengindikasi adanya penurunan fungsi ginjal sebanyak 50%, demikian juga dengan peningkatan tiga kali lipat kadar kreatinin mengindikasikan penurunan fungsi ginjal sebanyak 75% (Soeparman dkk., 2001). Ureum atau yang dikenal juga dengan nama BUN (Blood Urea Nitrogen) merupakan produk akhir hasil metabolisme nitrogen yang penting pada manusia, yang disintesa dari amonia, karbon dioksida dan nitrogen amida aspartat (Rodwell, 1999). Terjadi proses sintesis amoniak di dalam hati yang akan menjadi ureum yang masuk dalam sirkulasi darah dan kemudian akan diekskresi oleh ginjal di dalam urin. Hampir seluruh urea dibentuk di dalam hati, dari katabolisme asam amino dan merupakan produk eksresi metabolisme protein yang utama. Beberapa asam amino, konsentrasinya di dalam darah diatur dalam batas tertentu oleh sintesis selektif pada bagian sel dan ekskresi selektifnya oleh ginjal. Jika asam amino dari makanan itu berlebihan maka tidak dapat disimpan kelebihannya karena akan berubah menjadi 10

cadangan lemak untuk kalori di dalam tubuh kita (Maxie, 1993). Asam amino yang terdiri dari asam amino esensial merupakan golongan asam amino yang tersedia di dalam diet karena tidak dapat disintesis oleh tubuh, sedangkan asam amino non esensial merupakan golongan asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Pemeriksaan kadar kreatinin dan kadar ureum merupakan dua pemeriksaan yang penting dalam menentukan kelainan fungsi ginjal. Ini disebabkan karena apabila terjadi peningkatan signifikan dalam kedua komponen tersebut dalam darah merupakan akibat dari kelainan fungsi ginjal (Fajar, 2004). Nilai rata-rata normal kadar kreatinin pada Rattus norvegicus jantan yaitu 0,20 0,80 mg/dl, sedangkan nilai rata-rata normal kadar ureum pada Rattus norvegicus jantan yaitu 15,00 21,00 mg/dl (Malole dan Pramono, 1989). Menurut Sumaryono dkk. (2008), yang melakukan penelitian tentang pemberian campuran ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocaropa Scheff. Boerl) dan herba pagagan (Centella asiattica L. Urban) pada tikus putih galur Wistar dengan dosis 100mg/kg BB, 500mg/kg BB dan 2500mg/kg BB selama 16 minggu tidak memberikan pengaruh kadar urea dan kreatinin dalam urin dan plasma tikus jantan dan betina. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pemberian per oral campuran ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocaropa Scheff. Boerl) dan herba pegagan (Centella asiatica L. Urban) pada kisaran 100-2500mg/kg BB tidak memperngaruhi fungsi ginjal hewan coba. 11

2.8 Kerangka Konsep Pinang merupakan tumbuhan tropika yang ditanam untuk mendapatkan buahnya dan karena keindahannya juga dipakai sebagai tanaman hias. Buah pinang memiliki kandungan alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, areklain, guvakolin, guvasine, isoguvasine, tanin terkondensasi, tanin terhidrolisis, flavon, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap serta garam (Wang dkk., 1996). Tanaman ini juga mengandung proantosiadin, yaitu dimana suatu tanin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid (Nonaka, 1989), dan protoantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti inflamasi, anti alergi dan vasodilatasi (Fine, 2000). Dilihat dari segi keseluruhan fungsi ginjal adalah untuk mengatur konsentrasi ion mineral, mengatur ph, dan mengatur konsentrasi air dalam darah (Kaufima dkk., 1974), maka dapat dilakukan dengan pemeriksaan kimia klinik melalui serum maupun plasma yang dapat menginterpretrasikan kelainan-kelainan spesifik yang terjadi pada tubuh hewan misalnya kelainan fungsi ginjal. Dapat dilakukan dua pemeriksaan yang penting dalam menentukan kelainan-kelainan fungsi ginjal yaitu pemeriksaan kadar kreatinin dan kadar ureum. Kreatinin merupakan hasil produk akhir kreatin dan fosfokreatin yang merupakan salah satu sumber energi. Sedangkan ureum merupakan produk metabolik dari protein. Akan terjadi peningkatan dan penurunan kadar kreatinin dan ureum darah apabila saat peningkatan terjadi obstruksi saluran kemih (post renal), penyakit ginjal dengan penurunan GFR (Glomerulo 12

Filtration Rate), gagal jantung, penurunan aliran darah (pre renal), dehidrasi, penurunan fungsi ginjal dan shock, sedangkan saat penurunan terjadi kerusakan hati, kehamilan (GFR meningkat), masa otot berkurang dan diet protein yang kurang (ABC Laboratorium Amerind Bio-Clinic, 2010). Dosis ekstrak buah pinang 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB Variabel Bebas Kadar Kreatinin Dan Kadar Ureum Variabel Tergantumg Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Umur Berat Badan Pakan Tidak Dehidrasi Variabel Kendali 2.9 Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan kerangka konsep tersebut diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah buah Pinang (Areca catechu) berpengaruh terhadap kadar kreatinin dan ureum darah tikus putih (Rattus norvegicus). 13