1. PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor utama

dokumen-dokumen yang mirip
Persamaan dan perbedaan KTSP dan kurikulum 2013

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013

PANDUAN PRAKTIS BAGI ORANG TUA DALAM MENDAMPINGI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN. Imas Kurinarsih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, Kata Pena, Surabaya, 2014, Hlm.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN K13

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Generasi yang tangguh ditandai dengan terampil. kelompok (Warsono dan Hariyanto, 2012: 1).

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Elemen Perubahan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum (1) Identitas satuan pendidikan dan mata pelajaran, (2) tingkat kelas, (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2011: 18).

I. PENDAHULUAN. kurikulum 2013 pada semua jenjang pendidikan dasar hingga. menengah. Dalam pengimplementasiannya kurikulum ini telah diuji

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu

PPT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. UU No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

Oleh: Dr. Istanto Wahju Djatmiko

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS DI SMP NEGERI SE-KOTA MATARAM)

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NUR ENDAH APRILIYANI,

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

KURIKULUM Pedoman Implementasi Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kelompok 4 kelas 2 L. Sri Mulyani Dita Nurfadhilah Wina Harilianti Suci Amalia Fitriyani

Struktur Kurikulum Disampaikan Oleh: Dra. Titik Sugiarti, M.Pd

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN MAGIC CARD DALAM KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Desain dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sainfik Project Based Learning Pada Pekerjaan Dasar Elektromekanik

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI BAHASA INDONESIA DALAM PENDIDIKAN. Yoga Yolanda Universitas Negeri Malang

2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PPKN UNTUK PEMBINAAN KARAKTER SISWA

BAB VI PENUTUP. 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK. kurikulum sebelumnya (KTSP 2006 dan KBK 2004).

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Batik Berbasis Nilai Kearifan Lokal di Sekolah Menengah Kejuruan

Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19 tentang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

Transkripsi:

1 1. PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor utama bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan seseorang, pendidikan yang baik terbentuk dari pola dan sistem pendidikan yang baik. Sistem dan pola yang baik terwujud dengan kurikulum yang baik. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Pada dasarnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Bab 1, Pasal 1 Butir 9). Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan

2 pendidikan nasional (Pasal 39). 1 Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan pendidikan, maka dalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam. Pada uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kurikulum merupakan alat yang penting dalam merealisasikan program pendidikan baik formal maupun nonformal, dimana gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Sejalan dengan tuntutan zaman, perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dalam dunia pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan zaman yang terus melaju kencang akan menjadikan kurikulum lama tidak akan cocok diterapkan di tahun 2013 yang semua serba teknologi. Hal ini tentu dapat disimpulkan bahwa dunia pendidikan benar-benar butuh penyegaran. Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia merupakan rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran yang akan menentukan proses dan hasil suatu pendidikan yang dilakukan. Oleh karena itu, perubahan kurikulum harus disikapi secara positif dengan mengkaji dan memahami implementasinya di setiap satuan pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil keputusan untuk mengubah kurikulum yang 1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta. 2005, Cet ke 5, hlm 18

3 diterapkan tahun 2006 secara resmi menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan membawa amanah harus mampu menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam jiwa peserta didik. Tiga aspek yang menjadi landasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah landasan filosofi, landasan yuridis dan empiris. Landasan filosofis yaitu: (1) Berakar pada budaya lokal dan bangsa, memiliki arti bahwa kurikulum harus memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai hidup (2) Pandangan filsafat eksperimentalisme, memiliki arti bahwa kurikulum harus dapat mendekatkan apa yg dipelajari disekolah dengan apa yang terjadi di masyarakat (3) Rekonstruksi sosial, memberi arah kepada kurikulum untuk menempatkan peserta didik sebagai subjek yang peduli pada lingkungan (4) Pandangan filsafat esensialisme dan parenialisme, memiliki arti bahwa kurikulum harus menempatkan kemampuan intelektual dan berpikir rasional sebagai aspek kurikulum untuk dikembangkan (5) Pandangan filsafat eksistensialisme dan romantic naturalism, memberi arah dalam pengembangan kurikulum sehingga kurikulum dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki rasa kemanusiaan, bebas berinisiatif serta berkreasi. 2 Landasan yuridis dan empiris kurikulum 2013 adalah Permendikbud Nomor 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran sebagai buku siswa (Lampiran I) dan buku panduan guru sebagai buku guru (Lampiran II) yang layak digunakan dalam 2 Ibid. hlm 33

4 pembelajaran. Setiap guru harus memahami baik buku siswa maupun buku guru dan mampu menggunakannya dalam pembelajaran. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menetapkan bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan otentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab IV, bagian kedua Pasal 7 ayat (1) dan (2). Menyatakan bahwa penyelenggara pendidikan yaitu guru dan orangtua siswa berkewajiban untuk memberikan informasi tentang perkembangan siswa. Hal ini dilakukan agar guru dapat merancang program pembelajaran yang tepat bagi perkembangan peserta didiknya. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan KBK 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan KTSP 2006. Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan. Kurikulum yang baik harus mampu menyeimbangkan aspek akademik dan karakter sehingga mampu mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan. Kurikulum apapun itu yang penting adalah proses mencerna kurikulum tersebut sehingga membantu siswa dalam mencerna matapelajaran untuk menumbuhkan sikap saling menghormati, toleransi, harmoni dalam kehidupan yang penuh kedamaian.

5 Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 juli 2013, dan kurikulum ini sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolahsekolah tertentu saja yang berakreditasi A dan B. Perubahan kurikulum, tentu juga menghadirkan beberapa perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, berikut adalah perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP: Tabel 1. Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013 No Kurikulum 2013 KTSP 1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang berbentuk Kerangka Dasar Kurikulum yang dituangkan dalam Permendikbud No 67,68,69,dan 70 tahun 2013 2 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan 3 Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI 4 Jumlah jam pelajaran per-minggu lebih banyak dan jumlah matapelajaran lebih sedikit dibanding KTSP 5 Proses pembelajaran di jenjang SD, SMP, SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah saintific approach yaitu, pembelajaran terdiri dari mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta 6 TIK (Tekhnologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai matapelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran 7 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu, mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No 22 tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 tahun 2006 Lebih menekankan pada aspek pengetahuan Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III Jumlah jam pelajaran per-minggu lebih sedikit dan jumlah matapelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013 Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi TIK sebagai matapelajaran Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan 8 Pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib Pramuka bukan ekstrakulikuler wajib 9 Penjurusan mulai kelas X untuk jenjang Penjurusan mulai kelas XI SMA/MA 10 BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa BK lebih menyelesaikan masalah siswa (Sumber : Immas kurniasih& Berlin Sani (2014:45))

6 Perubahan dari Kurikulum 2006 (KTSP) ke Kurikulum 2013 ini mengalami perubahan pada teknis yang berkaitan dengan perubahan struktur kurikulum yang menyebabkan adanya pelajaran yang hilang maupun bertambahnya jam. Pelaksanaan Kurikulum 2013 terkesan mendadak tanpa evaluasi kurikulum yang sedang berjalan. Sosialisasi tentang kurikulum 2013 itu sendiri minim, banyak para guru, kepala sekolah, pengurus yayasan sampai stakeholder pendidikanpun belum mengetahui bagaimana sebenarnya desain induk Kurikulum 2013. 3 Sehingga perubahan kurikulum pendidikan pada tahun 2013 ini menimbulkan berbagai perdebatan dikalangan masyarakat. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di kota Bandar Lampung sudah diberlakukan hampir di semua sekolah di kota Bandar Lampung, mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Menurut data dari Lampost.co Kurikulum 2013 khusus di kota Bandar Lampung sudah dilaksanakan di 36 sekolah, yaitu 17 SD, 6 SMP, 7 SMA, dan 6 SMK. 4 Semua sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah yang berakreditasi A dan B. Namun, bagi sekolah yang belum mendapatkan kesempatan menjadi sekolah sasaran ditahun pertama ini bisa mengajukan permohonan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketua Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Lampung, Suprihatin mengungkapkan bahwa penerapan Kurikulum 2013 belum bisa maksimal. Hal ini disebabkan, belum didukung kesiapan sarana dan prasarana penunjang yang memadai, mulai dari teknologi maupun buku bahan ajar yang hingga kini belum 3 http://www.tempo.co/read/kolom/2013/07/10/762/problematika-implementasi-kurikulum- 2013 Rabu, 10 Juli 2013 4 http://lampost.co/berita/kemendikbud-resmi-implementasikan-kurikulum-2013-di-lampaung Senin, 15-07-2013

7 semuanya terdistribusi ke sekolah-sekolah. Seharusnya, Kemendikbud menyiapkan terlebih dahulu perangkat dan sarananya sebelum Kurikulum 2013 diterapkan. 5 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebagai salah satu jenjang tingkat satuan pendidikan tidak luput sebagai sasaran implementasi Kurikulum 2013 di Bandar Lampung. Pada awal implementasi kurikulum 2013, beberapa hal penting yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaannya mulai banyak bermunculan. SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah yang terdapat banyak sekali Program Keahlian, sebab target sekolah kejuruan adalah dunia kerja. Maka matapelajaran praktek yang mengasah keterampilan dan keahlian siswa lebih utama dibandingkan matapelajaran umum lainnya. Kandungan materi merupakan faktor utama kesulitan guru-guru SMK dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di kelas, karena untuk jurusan di SMK sangat banyak, sehingga untuk penyamaan persepsi di tiap-tiap jurusan tersebut bukanlah hal yang mudah, mereka juga dituntut untuk dapat mencapai target materi yang harus terpenuhi dengan minimnya alokasi waktu yang disediakan. Jumadi Kepala SMK 2 Mei yang juga sebagai Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMK di kota Bandar Lampung ikut serta menanggapi bahwa alokasi jam belajar untuk setiap matapelajaran SMK yang diberlakukan Kurikulum 2013 perlu dikaji ulang, karena menurutnya untuk beberapa matapelajaran praktek, alokasi yang disediakan hanya dua jam, padahal 5 http://lampung.tribunnews.com/2014/08/28/kurikulum-2013-di-bandar-lampung-belumdidukung-sarana-memadai Kamis, 28 Agustus 2014

8 matapelajaran praktek di SMK membutuhkan alokasi waktu lebih banyak. Secara teknis dalam proses pembelajaran menghadapi beberapa permasalahan, terkait dengan pengembangan materi pelajaran yang kontekstual, penerapan strategi atau metode pembelajaran yang berbasis scientific dan penerapan teknik penilaian authentic. 6 Berdasarkan argumen-argumen diatas, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik, maka kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik. Oleh karena itu, adanya penyempurnaan kurikulum perlu dilakukan guna mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, juga sebagai respon terhadap tuntutan perkembangan informasi, ilmu, teknologi, seni, tuntutan desentralisasi dan hak asasi manusia. Kurikulum 2013 ini merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Namun, dalam implementasi kebijakan Kurikulum 2013 masih banyak menghadapi masalah. Masalah utama terletak pada kesiapan guru, karena masih banyak guru yang belum memahami esensi perubahan kurikulum tersebut. Adapun masalah lainnya yaitu penerapan Kurikulum 2013 ini pun penuh dengan ketidakpastian, semuanya tampak dari minimnya persiapan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam menerapkan kurikulum tersebut, seperti 6 http://lampost.co/berita/penerapakan-kurikulum-2013-di-smk-perlu-dikaji-ulang Jumat, 29-08-2014

9 kurangnya sosialisasi tentang kurikulum 2013, pembagian buku teks tematik integraif yang tidak merata terhadap tiap satuan pendidikan, dan masalah operasional dalam implementasi kebijakan Kurikulum 2013 terkait proses penyusunan yang meliputi konten, struktur dan teknis. Sehingga, peneliti melihat bahwa kebijakan Kurikulum 2013 ini perlu dikaji lebih lanjut. Adapun penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan di SMK, karena SMK merupakan sekolah kejuruan yang terdapat banyak sekali program keahlian. Maka mata pelajaran praktek yang mengasah keterampilan dan keahlian siswa lebih utama dibandingkan mata pelajaran umum lainnya. Terkait hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Implementasi Kebijakan Kurikulum 2013 Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di Kota Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan kebijakan Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bandar Lampung.

10 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan menambah wawasan dalam pengembangan Ilmu Administrasi Negara khusunya Kebijakan Publik. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi sebagai acuan bahan masukan dan referensi bagi Pemerintah Daerah dan Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam hal pelaksanaan kebijakan Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Bandar Lampung.