Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

dokumen-dokumen yang mirip
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (per 27 Oktober 2014)

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Laporan Kinerja Tahun 2014

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

Undang-Undang

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 22 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

.000 WALIKOTA BANJARBARU

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

RENSTRA DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

Renstra BKP5K Tahun

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan Indikatif...

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.M Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

DRAFT ANTARA RANCANGAN AWAL DRAFT AWAL RANCANGAN

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Transkripsi:

LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsure penyelenggara pemerintah daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap SKPD wajib menyusun wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Selanjutnya Renstra SKPD akan menjadi pedoman SKPD saat menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun. Di dalam ketentuan lainnya yaitu instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dinyatakan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dokumen Rencana Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), serta memuat kebijakan, program dan kegiatan. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 1

Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 2018 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 2018. RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013 2018 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah. Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2013 2018 dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013 2018. Selanjutnya Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renja Dinas Pertanian dan Kehutanan yang merupakan dokumen perencanaan Renja Dinas Pertanian dan Kehutanan yang merupakan perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 (lima) tahunan. 1.2 Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 2

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4484); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 3

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 SERI E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9); Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 4

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 11); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 7) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 16); 20. Peraturan Bupati Bogor Nomor 57 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 1.3 Maksud dan Tujuan Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan dinas yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013 2018, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Tujuan penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabu-paten Bogor Tahun 2013-2018 untuk dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Renja Dinas Pertanian dan Kehutanan, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 5

1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2013 2018 terdiri dari 7 (tujuh) bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini mengemukakan secara ringkas mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan. BAB II BAB III BAB IV BAB V GAMBARAN PELAYANAN SKPD Pada bab ini menjelaskan mengenai struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, sumber daya Dinas Pertanian dan Kehutanan, kinerja pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan, telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra K/L, telaahan RTRW dan penentuan isu-isu strategis. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan visi dan misi, tujuan dan sasaran jangka menengah serta strategi dan kebijakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Dinas Pertanian dan Kehutanan untuk periode Tahun 2013-2018. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 6

BAB VI BAB VII INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. PENUTUP Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, yang merupakan perangkat daerah sebagai penyelenggara pemerintahan daerah di bidang pertanian dan kehutanan yang bertanggung jawab kepada Bupati. Dinas Pertanian dan Kehutanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan, serta tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pertanian dan Kehutanan mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan terdiri atas : 1. Kepala Dinas, mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan teknis dinas daerah sesuai lingkup tugasnya; 2. Sekretariat, mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Dinas. Fungsi sekretariat yaitu : 1) Pengkoordinasian penyusunan program dinas; 2) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data Dinas; 3) Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian; 4) Pengelolaan administrasi keuangan; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 8

5) Pengelolaan situs web Dinas; 6) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh : a. Sub Bagian Program dan Pelaporan, mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan data dan program Dinas. Fungsinya adalah : 1) Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program Dinas; 2) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data Dinas; 3) Pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat; 4) Pengelolaan situs web Dinas; 5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas. b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas. Fungsinya adalah : 1) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas; 2) Pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan; 3) Penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; 4) Pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas. c. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan. Fungsinya yaitu : 1) Pengelolaan administrasi keuangan Dinas; 2) Pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Dinas; 3) Pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan Dinas. 3. Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pengembangan teknologi dan produksi tanaman pangan, pelayanan usaha, perlindungan tanaman, serta pengelolaan hasil dan pemasaran. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tanaman Pangan mempunyai fungsi : Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 9

a. Pengelolaan produksi pertanian tanaman pangan; b. Pengelolaan pelayanan usaha dan perlindungan tanaman; c. Pengelolaan hasil dan pemasaran. Bidang Tanaman Pangan membawahkan : a. Seksi Produksi, dengan tugas membantu Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pengembangan teknologi serta produksi padi dan palawija. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data produksi padi dan palawija; 2) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan perbenihan tanaman pangan; 3) Pembinaan dan pelaksanaan peningkatan poduksi tanaman pangan; 4) Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk dan perbenihan tanaman pangan; 5) Pelayanan dan pengendalian administrasi produksi benih; 6) Pengelolaan alsintan pra panen tanaman pangan; dan 7) Pembinaan dan pelaksanaan teknologi budidaya tanaman pangan. b. Seksi Pelayanan Usaha dan Perlindungan Tanaman mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pelayanan usaha dan perlindungan tanaman. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pelayanan usaha pertanian tanaman pangan; 2) Penyusunan petunjuk teknis pelayanan usaha pertanian tanaman pangan; 3) Pelayanan usaha pertanian tanaman pangan; 4) Pelaksanaan administrasi pelayanan usaha pertanian tanaman pangan; 5) Pengolahan data dan informasi usaha pertanian tanaman pangan; 6) Pengawasan usaha pertanian tanaman pangan; 7) Indentifikasi pengembangan usaha pertanian tanaman pangan; 8) Penyusunan petunjuk teknis permodalan tanaman pangan; 9) Pembinaan permodalan pertanian tanaman pangan; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 10

10) Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis permodalan pertanian tanaman pangan; 11) Pembinaan dan pelaksanaan pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman pertanian tanaman pangan; 12) Pembinaan dan pelaksanaan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman pertanian tanaman pangan; 13) Pembinaan dan pelaksanaan pengembangan agensia hayati dan pestisida botani; 14) Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida; 15) Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data perlindungan tanaman pangan; dan 16) Penyusunan petunjuk teknis perlindungan tanaman pangan. c. Seksi Pengelolaan Hasil dan Pemasaran, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan pengelolaan hasil dan pemasaran tanaman pangan. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data informasi pemasaran pertanian tanaman pangan; 2) Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan hasil dan pemasaran; 3) Pembinaan pemasaran usaha pertanian tanaman pangan; 4) Pengelolaan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian tanaman pangan; dan 5) Pelaksanaan promosi produk pertanian tanaman pangan. 4. Bidang Hortikultura mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pengembangan teknologi dan produksi buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan aneka tanaman serta perlindungan tanaman-tanaman perkebunan, pelayanan usaha, pengelolaan hasil dan pemasaran. Bidang Hortikultura mempunyai fungsi : a. Pengelolaan produksi hortikultura; b. Pengelolaan pelayanan usaha dan perlindungan tanaman hortikultura; c. Pengelolaan hasil dan pemasaran. Bidang Hortikultura membawahkan : a. Seksi Produksi, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Hortikultura dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pengembangan teknologi dan produksi hortikultura. Fungsinya yaitu: Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 11

1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data produksi tanaman hortikultura; 2) Pembenihan dan pengawasan pelaksanaan prevenian tanaman hortikultura; 3) Pembinaan dan pelaksanaan peningkatan produksi tanaman hortikultura; 4) Pengelolaan pupuk dan perbenihan tanaman hortikultura; 5) Pengelolaan alsintan pra panen tanaman hortikultura; dan 6) Pembinaan dan pelaksanaan teknologi budidaya tanaman hortikultura. b. Seksi Pelayanan Usaha dan Perlindungan Tanaman mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Hortikultura dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pelayanan usaha dan perlindungan tanaman. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pelayanan usaha pertanian tanaman pangan hortikultura; 2) Penyusunan petunjuk teknis pelayanan usaha pertanian tanaman hortikultura; 3) Pelayanan usaha pertanian tanaman hortikultura; 4) Administrasi pelayanan usaha pertanian tanaman hortikultura; 5) Pengolahan data dan informasi usaha pertanian tanaman hortikultura; 6) Pengawasan usaha pertanian tanaman hortikultura; 7) Indentifikasi pengembangan usaha pertanian tanaman hortikultura; 8) Pengelolaan alsintan pasca panen tanaman perkebunan hortikultura; 9) Penyusunan petunjuk teknis permodalan tanaman hortikultura; 10) Pembinaan permodalan pertanian tanaman hortikultura; 11) Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis permodalan pertanian hortikultura; 12) Pembinaan dan pelaksanaan pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman hortikultura; 13) Pembinaan dan pelaksanaan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman hortikultura; 14) Pembinaan dan pelaksanaan pengembangan agensia hayati dan pestisida botani; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 12

15) Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida; 16) Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data perlindungan hortikultura; dan 17) Penyusunan petunjuk teknis perlindungan tanaman hortikultura. c. Seksi Pengelolaan Hasil dan Pemasaran, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Hortikultura dalam melaksanakan pengelolaan hasil dan pemasaran tanaman hortikultura. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data informasi pemasaran pertanian tanaman hortikultura; 2) Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan hasil dan pemasaran; 3) Pembinaan pemasaran usaha pertanian tanaman hortikultura; 4) Pengelolaan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian tanaman hortikultura; dan 5) Pelaksanaan promosi produk pertanian tanaman hortikultura. 5. Bidang Perkebunan, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pengembangan teknologi dan produksi tanaman perkebunan, pelayanan usaha, perlindungan tanaman serta pengelolaan hasil dan pemasaran. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Perkebunan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan produksi perkebunan; b. Pengelolaan pelayanan usaha dan perlindungan tanaman perkebunan; c. Pengelolaan hasil dan pemasaran. Bidang Perkebunan membawahkan : a. Seksi Produksi, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perkebunan dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pengembangan teknologi dan produksi perkebunan. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data produksi tanaman perkebunan; 2) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan perbenihan tanaman perkebunan; 3) Pembinaan dan peningkatan produksi tanaman perkebunan; 4) Pengelolaan pupuk dan perbenihan tanaman perkebunan; 5) Pengelolaan alsintan pra panen tanaman perkebunan; dan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 13

6) Pembinaan dan pengembangan teknologi budidaya tanaman perkebunan. b. Seksi Pelayanan Usaha dan Perlindungan Tanaman mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perkebunan dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pelayanan usaha dan perlindungan tanaman. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pelayanan usaha pertanian tanaman perkebunan; 2) Penyusunan petunjuk teknis pelayanan usaha pertanian tanaman perkebunan; 3) Pelayanan usaha pertanian tanaman perkebunan; 4) Pelaksanaan administrasi pelayanan usaha pertanian tanaman perkebunan; 5) Pengolahan data dan informasi usaha pertanian tanaman perkebunan; 6) Pengawasan usaha pertanian tanaman perkebunan; 7) Identifikasi pengembangan usaha pertanian tanaman perkebunan; 8) Pengelolaan alsintan pasca panen tanaman perkebunan; 9) Penyusunan petunjuk teknis permodalan tanaman perkebunan; 10) Pembinaan permodalan pertanian tanaman perkebunan; 11) Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis permodalan pertanian tanaman perkebunan; 12) Pembinaan dan pelaksanaan pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman perkebunan; 13) Pembinaan dan pelaksanaan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman perkebunan; 14) Pembinaan dan pelaksanaan pengembangan agensia hayati dan pestisida botani; 15) Pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida; 16) Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data perlindungan tanaman perkebunan; dan 17) Penyusunan petunjuk teknis perlindungan tanaman perkebunan. c. Seksi Pengelolaan Hasil dan Pemasaran, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perkebunan dalam melaksanakan pengelolaan hasil dan pemasaran tanaman perkebunan. Fungsinya yaitu : Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 14

1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data informasi pemasaran pertanian tanaman perkebunan; 2) Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan hasil dan pemasaran; 3) Pembinaan pemasaran usaha pertanian tanaman perkebunan; 4) Pengelolaan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian tanaman perkebunan; dan 5) Promosi produk pertanian tanaman perkebunan. 6. Bidang Kehutanan, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam merumuskan dan kebijakan teknis dan pembinaan operasional di bidang konservasi dan rehabilitasi lahan, pelayanan usaha serta pengelolaan dan pemasaran hasil hutan. Bidang Kehutanan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan konservasi dan rehabilitasi lahan; b. Pengelolaan pelayanan usaha kehutanan; c. Pengelolaan hasil dan pemasaran. Bidang Kehutanan membawahkan : a. Seksi Konservasi dan Rehabilitasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kehutanan dalam menyusun pedoman teknis dan melaksanakan konservasi dan rehabilitasi lahan. Fungsinya yaitu : 1) Perumusan dan pedoman teknis konservasi dan rehabilitasi lahan; 2) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data produksi kehutanan; 3) Pembinaan dan pengawasan pengadaan benih tanaman kehutanan; 4) Pembinaan dan pelaksanaan kegiatan konservasi dan rehabilitasi; 5) Pembinaan dan pelaksanaan teknologi budidaya kehutanan. b. Seksi Pelayanan Usaha, yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kehutanan dalam melaksanakan pengelolaan di bidang pengembangan teknologi dan produksi kehutanan. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pelayanan usaha Kehutanan; 2) Penyusunan petunjuk teknis pelayanan usaha komoditas kehutanan; 3) Pelayanan usaha kehutanan; 4) Pelaksanaan administrasi pelayanan usaha kehutanan; 5) Pengolahan data dan informasi usaha kehutanan; 6) Pengawasan usaha kehutanan; 7) Pelaksanaan identifikasi pengembangan usaha kehutanan; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 15

8) Penyusunan petunjuk teknis permodalan tanaman kehutanan; 9) Pembinaan permodalan usaha kehutanan; 10) Pelayanan dan pengendalian administrasi usaha pemanfaatan hutan dan hasil hutan; 11) Pelayanan dan pengendalian administrasi usaha; dan 12) Pengumpulan, pengolahan data serta analisis permodalan usaha kehutanan. c. Seksi Pengelolaan Hasil dan Pemasaran, yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kehutanan dalam melaksanakan pengelolaan hasil dan pemasaran hasil hutan. Fungsinya yaitu : 1) Pengumpulan, pengolahan dan analisis data informasi pemasaran hasil hutan; 2) Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan dan pemasaran hasil hutan; 3) Pembinaan pemasaran usaha hasil hutan; 4) Pengelolaan pasca panen dan pengolahan hasil hutan; dan 5) Promosi hasil hutan. 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang dibentuk untuk melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas. I. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perbenihan dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2008, yang terdiri dari: a. UPT Perbenihan I Dramaga yang memiliki wilayah kerja : 1. Kecamatan Dramaga 12. Kecamatan Pamijahan 2. Kecamatan Nanggung 13. Kecamatan Ciampea 3. Kecamatan Sukajaya 14. Kecamatan Jasinga 4. Kecamatan Leuwisadeng 15. Kecamatan Ciomas 5. Kecamatan Leuwiliang 16. Kecamatan Tamansari 6. Kecamata Tenjolaya 17. Kecamatan Caringin 7. Kecamatan Rumpin 18. Kecamatan Cigombong 8. Kecamatan Cibungbulang 19. Kecamatan Cijeruk 9. Kecamatan Parungpanjang 20. Kecamatan Ciawi 10. Kecamatan Tenjo 21. Kecamatan Megamendung 11. Kecamatan Cigudeg 22. Kecamatan Cisarua Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 16

b. UPT Perbenihan II Jonggol yang memiliki wilayah kerja : 1. Kecamatan Jonggol 10. Kecamatan Bojong Gede 2. Kecamatan Cariu 11. Kecamatan Babakan Madang 3. Kecamatan Tanjungsari 12. Kecamatan Sukaraja 4. Kecamatan Sukamakmur 13. Kecamatan Tajurhalang 5. Kecamatan Cileungsi 14. Kecamatan Rancabungur 6. Kecamata Klapanunggal 15. Kecamatan Kemang 7. Kecamatan Gunung putri 16. Kecamatan Ciseeng 8. Kecamatan Citeureup 17. Kecamatan Parung 9. Kecamatan Cibinong 18. Kecamatan Gunungsindur UPT Perbenihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas, tanggung jawab dan wewenang teknis Dinas. Fungsinya yaitu : a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT; b. Penangkaran perbenihan tanaman pertanian dan kehutanan; c. Pelaksanaan bimbingan teknis penangkaran benih tanaman pertanian dan kehutanan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. II. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Tanaman Obat dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2008. Fungsi UPT ini yaitu : a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT; b. Pembinaan dan bimbingan teknis pengembangan tanaman obat; c. Pemeliharaaan dan pengamanan hasil pengembangan tanaman obat; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. III. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Teknologi Lahan Kering yang berkedudukan di Kecamatan Tenjo, dan dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2008. Fungsinya yaitu : a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT; b. Pembinaan dan bimbingan teknis pengembangan teknologi lahan kering; c. Pemeliharaaan dan pengamanan hasil teknologi lahan kering; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 17

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. IV. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2012, dan terdiri dari : a. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil I yang berkedudukan di Kecamatan Parung Panjang dan memiliki wilayah kerja : 1. Kecamatan Parung Panjang 2. Kecamatan Tenjo b. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil II yang berkedudukan di Kecamatan Cigudeg dan memiliki wilayah kerja : 1. Kecamatan Cigudeg 2. Kecamatan Jasinga c. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil III yang berkedudukan di Kecamatan Nanggung dan memiliki wilayah kerja : 1. Kecamatan Nanggung 2. Kecamatan Sukajaya d. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil IV yang berkedudukan di Kecamatan Leuwiliang dan memiliki wilayah kerja : 1. Kecamatan Leuwiliang 2. Kecamatan Leuwisadeng e. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil V yang berkedudukan di Kecamatan Cibungbulang dan memiliki wilayah kerja : 1. Kecamatan Cibungbulang 2. Kecamatan Ciampea f. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil VI yang berkedudukan di Kecamatan Pamijahan dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Pamijahan 2. Kecamatan Tenjolaya Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 18

g. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil VII yang berkedudukan di Kecamatan Dramaga dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Dramaga 2. Kecamatan Ciomas 3. Kecamatan Tamansari h. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil VIII yang berkedudukan di Kecamatan Kemang dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Kemang 2. Kecamatan Rancabungur 3. Kecamatan Parung i. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil IX yang berkedudukan di Kecamatan Ciseeng dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Ciseeng 2. Kecamatan Gunung Sindur 3. Kecamatan Rumpin j. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil X yang berkedudukan di Kecamatan Ciawi dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Ciawi 2. Kecamatan Megamendung 3. Kecamatan Cisarua k. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil XI yang berkedudukan di Kecamatan Caringin dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Caringin 2. Kecamatan Cijeruk 3. Kecamatan Cigombong l. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil XII yang berkedudukan di Kecamatan Cibinong dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Cibinong 2. Kecamatan Tajurhalang Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 19

3. Kecamatan Bojong Gede m. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil XIII yang berkedudukan di Kecamatan Babakan Madang dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Sukaraja 2. Kecamatan Babakan Madang 3. Kecamatan Citeureup n. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil XIV yang berkedudukan di Kecamatan Gunung Putri dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Gunung Putri 2. Kecamatan Klapanunggal 3. Kecamatan Cileungsi o. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil XV yang berkedudukan di Kecamatan Jonggol dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Jonggol 2. Kecamatan Sukamakmur p. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil XVI yang berkedudukan di Kecamatan Cariu dan memiliki wilayah kerja: 1. Kecamatan Cariu 2. Kecamatan Tanjungsari UPT Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas, tanggung jawab dan wewenang teknis Dinas. Fungsinya yaitu : a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT; b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data tanaman pangan hortikultura, perkebunan dan kehutanan; c. Pemberian rekomendasi teknis usaha tani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan, dalam lingkup budidaya, pupuk dan pemupukan, pestisida, pengendalian hama dan penyakit, alat dan mesin, panen dan pasca panen, pengolahan, pemasaran dan peredaran hasil; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 20

d. Pelaksanaan pengamatan, peramalan, dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; e. Pembinaan, pengembangan usaha, pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; f. Pembinaan, pelaksanaan, bimbingan, pengelolaan dan pelayanan alat mesin pertanian, sarana dan prasarana tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; g. Pembinaan, pelaksanaan, bimbingan, pengelolaan dan pelayanan peredaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; h. Pelaksanaan koordinasi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan di tingkat desa dan kecamatan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran program pembangunan pertanian dan kehutanan; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 8. Kelompok Jabatan Fungsional Jabatan fungsional Pengawas Benih Tanaman adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan benih tanaman, yang meliputi pendidikan, pengawasan benih tanaman, pengembangan metoda pengawasan mutu benih, pengembangan profesi dan penunjang kegiatan pengawasan benih tanaman. Secara lengkap struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan dapat dilihat pada Gambar 1. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 21

Kepala Dinas Kelompok Jabatan Fungsional Sekretariat Sub Bagian Program dan Pelaporan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Keuangan Bidang Tanaman Pangan Bidang Hortikultura Bidang Perkebunan Bidang Kehutanan Seksi Produksi Seksi Produksi Seksi Produksi Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Seksi Pelayanan Usaha dan Perlintan Seksi Pelayanan Usaha dan Perlintan Seksi Pelayanan Usaha dan Perlintan Seksi Pelayanan Usaha Seksi Pengelolaan Hasil dan pemasaran Seksi Pengelolaan Hasil dan Pemasaran Seksi Pengelolaan Hasil dan pemasaran Seksi Pengelolaan Hasil dan pemasaran UPT Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan 2.2. Sumberdaya Dinas Pertanian dan Kehutanan 2.2.1 Kondisi Umum Pegawai Jumlah pegawai Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor pada tahun 2013 sebanyak 157 orang. Berdasarkan golongan, terdapat 13 orang pegawai golongan IV, 93 orang golongan III, 42 orang golongan II, 3 orang golongan I, dan 6 orang tenaga kontrak. Jumlah pegawai berdasarkan golongan dapat dilihat pada Tabel 2.a. Tabel 2.a. Jumlah pegawai berdasarkan golongan pada tahun 2013 No Pegawai Jumlah % 1 Golongan IV 13 8,39 2 Golongan III 93 60,00 3 Golongan II 42 27,10 4 Golongan I 3 1,93 5 Kontrak 4 2,58 Jumlah 155 100,00 Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 22

Berdasarkan tingkat pendidikan, pegawai dengan pendidikan S2 sebanyak 27 orang, S1 sebanyak 60 orang, D4 sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 10 orang, SLTA sebanyak 50 orang, SLTP sebanyak 2 orang, dan SD sebanyak 5 orang seperti pada Tabel 2.b. Tabel 2. b.jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013 No Pendidikan Jumlah % 1 S2 27 17,42 2 S1 60 38,71 3 D4 1 0,65 4 D3 10 6,45 5 SLTA 50 32,26 6 SLTP 2 1,29 7 SD 5 3,22 Jumlah 155 100,00 Jumlah pegawai berdasarkan latar belakang atau jurusan pendidikan yang ditamatkan pada tingkat Diploma IV sampai Strata II (S2) sebanyak 88 orang dengan rincian jurusan pertanian 66 orang, kehutanan 12 orang, dan lainnya 10 orang. Rincian jumlah pegawai berdasarkan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.c. Tabel 2.c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2013 No Pendidikan Jumlah % 1 Pertanian 66 75,00 2 Kehutanan 12 13,64 3 Lainnya 10 11,36 Jumlah 88 100,00 Berdasarkan jabatan struktural, terdapat 61 pegawai yang menduduki jabatan struktural, terdiri atas 1 orang eselon II, 5 orang eselon III, 35 orang eselon IVa dan 20 orang eselon IVb. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, telah diikuti beberapa pendidikan dan pelatihan (diklat) berupa diklat kepemimpinan dan diklat lainnya bagi 91 orang. Pada Tabel 2.d. dapat dilihat jumlah pegawai yang mengikuti diklat. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 23

Tabel 2.d. Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat No Pendidikan Jumlah % 1 Diklat PIM II 1 1,10 2 Diklat PIM III 8 8,79 3 Diklat PIM IV 42 46,15 4 Diklat lainnya 40 43,96 Jumlah 91 100,00 2.2.2 Kondisi Umum Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Pertanian dan Kehutanan sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 2.e. Tabel 2.e. Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013 Tahun NO URAIAN VOL SATUAN I TANAH 1 Tanah darat 159,990 M2 2 Tanah sawah 300,836 M2 3 Tanah Bangunan Kantor 68,608 M2 (total) 4 Tanah kolam air tawar 4,000 M2 II BANGUNAN (total) 1 Gedung Kantor Dinas 2,392 M2 2 Kantor UPT 1,258 M2 3 Kendaraan Dinas : - Mini van 8 unit - Pick up 4 unit - Sepeda motor 96 unit 4 Alat Berat atau Alat Lainnya - Traktor roda 4 2 unit - Traktor roda 2 13 unit - Mesin Potong Rumput 15 unit III PERALATAN 1 Komputer PC 101 Unit 2 AC 30 Unit 3 Printer 77 Unit 4 Laptop 9 Unit Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 24

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD 2.3.1. Realisasi Kinerja SKPD Berdasarkan Peraturan Pemerintah 38 Tahun 2007, Dinas Pertanian dan Kehutanan memiliki 1 (satu) urusan wajib, yaitu urusan ketahanan pangan, dan 2 (dua) urusan pilihan yaitu urusan pertanian dan kehutanan. Sampai saat ini Dinas Pertanian dan Kehutanan belum memiliki standar pelayanan minimal. Indikator kinerja program yang ditetapkan dalam rencana strategis tahun 2009 2013 meliputi: 1. Regulasi ketahanan pangan; 2. Ketersediaan pangan utama; 3. Produksi tanaman pangan (ubi jalar, ubi kayu, talas); 4. Produktivitas bahan pangan utama (padi sawah, padi gogo); 5. Produksi komoditas unggulan (pisang, nanas, manggis, tanaman hias, pala, kopi, karet, cengkeh, jamur kayu); 6. Kontribusi sektor pertanian (total) terhadap PDRB harga berlaku. 7. Kontribusi sektor pertanian (total) terhadap PDRB harga konstan. 8. Kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga berlaku. 9. Kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga konstan. 10. Kontribusi sektor perkebunan (total) terhadap PDRB harga berlaku. 11. Kontribusi sektor perkebunan (total) terhadap PDRB harga konstan. 12. Kontribusi Produksi Kelompok Tani (tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga berlaku. 13. Kontribusi Produksi Kelompok Tani (tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga konstan. 14. Sentra Agribisnis Komoditas Unggulan 15. Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB harga berlaku. 16. Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB harga konstan. Review pencapaian kinerja pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 25

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 26

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dalam periode 2009-2013, capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) terhadap sasaran tersebut mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada hampir semua capaian IKK dimana rasio kinerja telah mencapai lebih dari 100%, Walaupun ada beberapa IKK yang tidak mencapai rasio kinerja 100%, akan tetapi bila dilihat capaian kinerja setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Capaian tersebut merupakan keberhasilan dari pelaksanaan arah kebijakan, program, dan kegiatan selama 5 (lima) tahun. Keberhasilan di atas dilakukan melalui peningkatan produksi dan produktivitas padi maupun komoditas unggulan yang terjadi setiap tahun dimana telah dilakukan pemberian bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian yang mendukung program/kegiatan dinas. Selain itu adanya peningkatan nilai tambah produk melalui pembuatan produk pertanian olahan maupun pembentukan sentra komoditas unggulan di Kabupaten Bogor. Hal ini sangat mendukung tujuan dari kebijakan pembangunan pertanian dan kehutanan yaitu dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis maupun aquabisnis perdesaan. Tujuan tersebut mampu mencapai sasaran kinerja yaitu meningkatkan produksi, produktivitas, distribusi, dan konsumsi pangan daerah. Kontribusi nyata lainya yang telah mendukung pencapaian tujuan berupa peningkatan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya adalah melalui upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis atau konservasi sumber daya hutan di Kabupaten Bogor antara lain berupa penyaluran bantuan bibit tanaman, gerakan penanaman pohon, dan rekonstruksi batas kawasan hutan. Hal ini diarahkan guna mencapai sasaran kinerja yaitu meningkatnya infrastruktur sumber daya air, waduk, dan irigasi yang optimal untuk mendukung upaya pemeliharaan hutan konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusak air, dan pendayagunaan sumber daya air. Beberapa indikator kinerja, seperti ketersediaan pangan utama (beras), tidak mencapai target karena peningkatan produksi padi tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor yang tinggi. Sedangkan untuk indikator produksi pangan, seperti ubi jalar, ubi kayu dan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 27

talas tidak mencapai target, karena adanya pengalihan pemanfaatan lahan pertanian menjadi tanaman padi. Akan tetapi bila dilihat dari rata-rata produktivitasnya, komoditi-komoditi ini menunjukkan produktivitas yang terus meningkat, yaitu dari 168.50 ku/ha pada tahun 2009 menjadi 181.76 ku/ha pada tahun 2013. 2.3.2. Pendanaan SKPD Dalam upaya mencapai target-target yang telah ditetapkan, Dinas Pertanian dan Kehutanan mendapat alokasi dana, baik dari APBN, APBD provinsi maupun APBD kabupaten. Pendanaan ini bertujuan agar Dinas Pertanian dan Kehutanan dapat melakukan pelayanan sesuai tugas pokok dan fungsinya dengan optimal. Anggaran Belanja Daerah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor tahun 2009-2013 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor dan dituangkan lebih lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Besarnya anggaran belanja yang telah ditetapkan setiap tahunnya mengalami peningkatan, semula pada tahun 2009 sebesar Rp. 24,449,078,000,- dan pada tahun 2013 menjadi Rp. 38,797,096,000,- atau naik sebesar 58,69 %. Demikian pula bila dilihat dari realisasi belanja, pada tahun 2009 sebesar Rp.22,002,361,201,- kemudian menjadi Rp. 33,730,903,303,- pada tahun 2013 atau naik sebesar 53,31 %. Perkembangan anggaran dan realisasi belanja daerah menurut kelompok belanja dari tahun 2009 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 28

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 29

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian dan Kehutanan tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Tantangan pembangunan pertanian dan kehutanan yang paling nyata dihadapi pada masa yang akan datang adalah kebutuhan pangan yang semakin meningkat dan beragam; memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air serta perbenihan dan perbibitan; meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian; membuka akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah bagi petani; memperkokoh kelembagaan usaha ekonomi produktif di perdesaan; membudayakan penggunaan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah; mengupayakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup; memperkuat kemampuan untuk bersaing di pasar global; serta memperbaiki citra petani dan pertanian agar kembali diminati generasi penerus. Hal-hal tersebut diatas berimplikasi terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Bogor untuk memecahkan permasalahan-permasalahan pembangunan pertanian dan kehutanan 5 (lima) tahun ke depan. Salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan kebijakan dalam rangka pembangunan pertanian di Kabupaten Bogor, sekaligus mengatasi permasalahan yang ada adalah melalui analisis SWOT. Analisis SWOT ini meliputi kondisi lingkungan internal yaitu strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) yang dimiliki, dan kondisi lingkungan eksternal yaitu oppurtunity (peluang) dan threaths (ancaman). Kondisi internal dan eksternal tersebut antara lain adalah : 1. Strength (Kekuatan) a. Adanya Perda tentang pembentukan Dinas Pertanian dan Kehutanan; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 30

b. Adanya sumber daya manusia dari berbagai disiplin ilmu pertanian dan kehutanan; c. Besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan pertanian dan kehutanan; d. Tersedianya peraturan perundang-undangan lingkup pertanian dan kehutanan; e. Tersedianya komoditas unggulan dan sentra agribisnis yang dapat dikembangkan; f. Adanya hasil olahan produk pertanian yang memiliki nilai tambah. 2. Weakness (Kelemahan) a. Rendahnya validitas data pertanian dan kehutanan; b. Belum terwujudnya mekanisme kerja yang memadai; c. Lemahnya koordinasi antar bidang; d. Kinerja sebagai aparat pertanian dan kehutanan belum maksimal; e. Lingkup kerja Dinas Pertanian dan Kehutanan yang luas dan beragam dibandingkan dengan sumber daya manusia yang terbatas. 3. Opportunity (Peluang) a. Adanya lembaga penelitian dan perguruan tinggi pertanian dan kehutanan di Bogor; b. Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi tanah dan air serta kelestarian lingkungan; c. Potensi areal pertanian dan kehutanan di Kabupaten Bogor yang cukup luas (kondisi geografis daerah); d. Adanya kelembagaan tani yang perlu difasilitasi; e. Peluang pasar yang besar untuk komoditas pertanian dan kehutanan. f. Banyaknya usaha bidang pertanian khususnya hortikultura oleh swasta. 4. Threats (Ancaman) a. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan produksi pertanian dan kehutanan; b. Makin rendahnya daya dukung lingkungan; c. Belum terbentuknya jaringan sistem usaha agribisnis; d. Adanya impor produk pertanian; e. Belum adanya pengaturan yang memadai tentang teknis penggunaan lahan pertanian dan non pertanian serta pengalihfungsian lahan. Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 31

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Identifikasi permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi terhadap pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan diperlukan dalam rangka pembangunan pertanian dan kehutanan di Kabupaten Bogor 5 (lima) tahun kedepan. Permasalahan-permasalahan tersebut, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global; 2. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air; 3. Status dan luas kepemilikan lahan petani sangat terbatas; 4. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian; 5. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal; 6. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani; 7. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani; 8. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian; 9. Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai 10. Belum optimalnya usaha agribisnis di tingkat petani. Hal ini terjadi karena umumnya petani masih bergerak dalam subsistem budidaya yang cenderung memiliki marjin keuntungan relatif kecil; 11. Belum tertanganinya lahan kritis dalam upaya konservasi dan rehabilitasi lahan untuk pembangunan yang berkelanjutan. 1.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan arah organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan pelayanan yang harus dilaksanakan. Menurut Undang-undang Nomor 25 Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 32

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, visi Kabupaten Bogor adalah KABUPATEN BOGOR MENJADI KABUPATEN TERMAJU DI INDONESIA. Pernyataan misi pada Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, misi Kabupaten Bogor adalah: 1. Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat 2. Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata 3. Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan 4. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan 5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Dari kelima misi tersebut, misi kedua dan ketiga sangat berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Kehutanan. Tujuan pada misi kedua tersebut adalah: 1. Terjaminnya ketahanan pangan masyarakat; 2. Meningkatnya daya saing koperasi, usaha kecil menengah (UKM) dan agribisnis; 3. Meningkatnya penanaman modal di Kabupaten Bogor yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal; 4. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan; 5. Berkembangnya pariwisata daerah yang berbasis pada keindahan alam dan lingkungan serta budaya lokal; 6. Terwujudnya pertambangan, pariwisata serta pertanian dan perikanan sebagai pengungkit perekonomian daerah; Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan 2013-2018 33