BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menuju masyarakat Indonesia sehat, tindakan yang harus dilakukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yang memiliki angka harapan hidup penduduk semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA GAJAHAN COLOMADU

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

Latar belakang dan Masalah Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Jumlah penduduk usia lanjut di dunia cenderung meningkat, oleh karena terjadin

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini transisi demografi terjadi di seluruh dunia, dimana proporsi

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan lansia meningkat. Peningkatan jenis dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEAKTIFAN POSYANDU LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

KUESIONER PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI DUSUN CIOMAS KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang kesehatan (Temu Karya Kader Posyandu dan Kader PKK se

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia (Hardywinoto, 2005). Transisi demografi pada kelompok lanjut usia (lansia) terkait dengan status kesehatan lansia yang lebih terjamin, sehingga usia harapan hidup lansia lebih tinggi dibanding masa-masa sebelumnya. Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2025, tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2002, jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11,37 % penduduk dan ini merupakan peringkat keempat dunia, dibawah Cina, India dan Amerika Serikat (BPS, 2000). Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980 : 55,30 tahun, pada tahun 1985 : 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 61,12 tahun, dan tahun 1995 : 60,05 tahun serta tahun 2000 : 64,05 tahun (BPS, 2000). 1

2 Proses menua pada manusia merupakan suatu peristiwa alamiah yang tidak terhindarkan, dan menjadi manusia lanjut usia (lansia) yang sehat merupakan suatu rahmat (Mangoenprasodjo, 2005). Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak nampak mencolok, penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama (Pudjiastuti, 2003). Pertambahan usia menyebutkan kemampuan fisik dan mental, termasuk kontak sosial otomatis berkurang. Aspek kesehatan pada lansia seyogianya lebih diperhatikan mengingat kondisi anatomi dan fungsi organorgan tubuhnya sudah tidak sesempurna seperti ketika berusia muda. Hubungan horisontal atau kemasyarakatan juga tidak kalah pentingnya karena perawatan dan perhatian terhadap diri sendiri semakin menurun kualitas dan kuantitasnya (Nurkusuma, 2001). Kecenderungan peningkatan populasi lansia tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus terutama peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat terjaga kesehatannya. Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, diantaranya seperti tercantum dalam Undang- Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia lanjut usia diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena itu berbagai upaya dilaksanakan

3 untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk lanjut usia (Pemkot Yogyakarta, 2007). Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat yang ditujukan pada masyarakat setempat, khususnya balita, wanita usia subur, maupun lansia. Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia metiputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman salah satu kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran (Pemkot Yogyakarta, 2007). Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberi kemudahan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat lanjut usia tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan program posyandu lansia tersebut sangat baik dan banyak memberikan manfaat bagi para orang tua di wilayahnya. Seharusnya para lansia berupaya

4 memanfaafkan adanya posyandu tersebut sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal. Lansia yang tidak aktif dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu lansia, maka kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik, sehingga apabila mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Penyuluhan dan sosialisasi tentang manfaat posyandu lansia perlu terus ditingkatkan dan perlu mendapat dukungan berbagai pihak, baik keluarga, pemeritah maupun masyarakat itu sendiri. Berdasarkan data yang didapat kehadiran lansia di Posyandu lansia RW 01 Desa Nusawungu periode Januari - Desember 2010 menunjukkan bahwa dari total lansia yang terdaftar di Posyandu lansia sebanyak 87 lansia, rata-rata kehadiran tiap bulan sebanyak 29 orang lansia atau 33,33%. Sedangkan periode Januari - Desember 2011 menunjukkan bahwa dari total lansia yang terdaftar di Posyandu lansia sebanyak 74 lansia, rata-rata kehadiran lansia tiap bulan sebanyak 24 orang lansia atau 27,58%. Data tersebut juga mempunyai arti bahwa rata-rata tiap bulan jumlah kunjungan lansia ke posyandu kurang dari 50% dari total lansia yang terdaftar di posyandu RW 01 Desa Nusawungu. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia masih sangat jauh dari target yang diharapkan yaitu 70% (Depkes RI, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 Februari 2012, peneliti mengambil 10 responden untuk menggali masalah yang muncul di posyandu lansia RW 01 Desa Nusawungu. Peneliti mendapati 6 lansia

5 tidak hadir dikarenakan ada hal lain yang lebih penting, mereka lebih memilih untuk bekerja di sawah, ada juga yang berdiam diri di rumah karena tidak ada yang mengantar, ada juga yang berpendapat bahwa kader tidak selalu menyapa dan tersenyum saat kegiatan posyandu lansia serta kurang senang dengan kegiatan di posyandu lansia. Sedangkan 4 lansia yang hadir menyampaikan bahwa pihak keluarga selama ini peduli dan ikut memperhatikan kesehatan dirinya, misal mengingatkan ketika jadwal posyandu lansia dan mau mengantarkan ke puskesmas ketika sakit. Selain itu, peneliti menanyakan tentang peran kader dan lansia menyampaikan bahwa peran kader di posyandu sudah baik, seperti dalam memberikan pelayanan kepada lansia. Untuk kelengkapan alat pemeriksaan pada posyandu RW 01 Desa Nusawungu sudah cukup baik, dimana pada saat pelayanan posyandu pemeriksaan kesehatan bagi para lansia seperti pengukuran tekanan darah dan penimbangan berat badan serta pemantauan kesehatan melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) telah dilakukan dengan baik. Akan tetapi kegiatan di posyandu lansia di RW 01 Desa Nusawungu kurang menarik, malah hampir tidak ada kegiatan seperti senam lansia ataupun yang lain. Kemudian tidak ada tindak lanjut dari kader kepada lansia yang tidak hadir maupun yang tidak membawa KMS untuk pemeriksaan kesehatan. Dapat disimpulkan dari 10 responden yang peneliti ambil 6 responden kurang memanfaatkan posyandu lansia sedangkan 4 orang sudah memanfaatkan posyandu lansia. Oleh sebab itu peneliti ingin meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia di RW 01 Nusawungu.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan permasalahan pada penelitian adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfatan posyandu lansia di RW 01 Desa Nusawungu? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan lansia di Posyandu Lansia Desa nusawungu. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan keaktifan lansia di Posyandu Lansia RW 01 Desa Nusawungu. 2. Mengetahui hubungan antara sikap lansia dengan keaktifan lansia di Posyandu Lansia RW 01 Desa Nusawungu. 3. Mengetahui hubungan peran kader dengan keaktifan lansia di Posyandu Lansia RW 01 Desa Nusawungu. 4. Mengetahui faktor yang paling dominan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia di Posyandu Lansia RW 01 Desa Nusawungu. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Lansia Penelitian ini diharapkan dapat mendorong lanjut usia agar lebih aktif dalam berbagai kegiatan di posyandu lansia.

7 2. Bagi Posyandu Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi posyandu lansia sehingga lebih mengefektifkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan keaktifan lansia untuk memanfaatkan posyandu. 3. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian serta dapat mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu. 4. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia sehingga masyarakat dapat berperan dalam mendukung kegiatan posyandu lansia. Hasil penelitian ini dapat menambah kesadaran akan arti pentingnya kesehatan, dimana posyandu merupakan salah satu tempat pemeriksaan kesehatan yang sangat penting di lingkungan masyarakat. 1.5 Keaslian Penelitian Keaslian dari penelitian ini dapat diketahui dari penelitian serupa dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti, diantaranya : 1. Wisudiyanto (2008) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

8 Posyandu Lansia Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Kader Dalam Memberikan Pelayanan Di Posyandu Lansia Di Wilayah Puskesmas Kauman Di dalam penelitian ini, digunakan metode Eksperimental dengan rancangan penelitian one group pretest-postest design. Jumlah sampel 60 orang responden. Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang posyandu lansia terhadap pengetahuan kader di Posyandu Lansia Wilayah Puskesmas Kauman Ngawi. Pengetahuan kader setelah pemberian pendidikan kesehatan lebih baik daripada sebelum pemberian pendidikan kesehatan dan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang posyandu lansia terhadap sikap kader dalam pemberian pelayanan di Posyandu Lansia Wilayah Puskesmas Kauman Ngawi. Sikap kader setelah pemberian pendidikan kesehatan lebih baik daripada sebelum pemberian pendidikan kesehatan. Persamaan dengan penelititan ini adalah sama-sama meneliti tentang posyandu lansia dan perbedaannya terletak pada judul penelitian, metode penelitian serta rancangan penelitian, tempat penelitian, serta variabel penelitian. 2. Setyawan (2008) Hubungan Antara Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Lansia dengan Keaktifan dalam Berpartisipasi Pada Kegiatan Posyandu Lansia III di Desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen. Sampel berjumlah 59 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Pengujian statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang

9 signifikan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada Posyandu Lansia III di desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti posyandu lansia dan menggunakan uji statistik chi square dan perbedaannya terletak pada judul serta cara pengambilan sampling. 3. Parwoto (2008) Hubungan Tingkat Pengetahuan Posyandu dan Lansia dengan Keaktifan Mengikuti Posyandu Lansia di kesugihan Cilacap. Studi korelasi dengan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Sample diambil dari keseluruhan lansia yang ada di posyandu lansia Kesugihan. Pengujian statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan respondent tentang posyandu lansia tinggi yaitu 80,7%, keaktifan mengikuti posyandu lansia cukup aktif yaitu 68,2%. Uji chi square diperoleh X2 (P<0,05) ada hubungan antara pengetahuan posyandu lansia dengan keaktifan mengikuti posyandu lansia. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunkan metode pendekatan cross sectional dengan uji statistik chi square serta meneliti posyandu lansia sedangkan perbedaannya terletak pada judul penelitian, tempat penelitian, teknik pengambilan sampel dan besarnya sampel, serta variabel yang diteliti.