No.13/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015 POTENSI DESA (PODES) DI DKI JAKARTA TAHUN 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014, pada bulan April 2014 di Provinsi DKI tercatat terdapat 44 kecamatan dan 267 kelurahan yang tersebar di satu kabupaten dan 5 kota administrasi. Dari 267 kelurahan, hanya tiga kelurahan yang tidak tersedia SD/MI, 14 kelurahan tidak tersedia SMP/MTS, 44 kelurahan yang tidak ada SMU/MA, serta 66 kelurahan yang tidak ada SMK. Sementara itu terdapat 146 kelurahan yang mempunyai Akademi/PT, dan 55 kelurahan mempunyai SLB. Selain terdapat Puskesmas (kecamatan dan kelurahan) fasilitas kesehatan lain yang juga tersedia adalah Rumah Sakit yang terdapat di 37,08 persen kelurahan, Rumah Sakit Bersalin/Rumah Bersalin terdapat di 52,43 persen kelurahan, dan Balai pengobatan di 88,39 persen kelurahan. Sebanyak 7,87 persen kelurahan di DKI belum mempunyai apotik, diantaranya adalah enam kelurahan di Kabupaten Kepulauan. Fasilitas keamanan yang berupa Pos Polisi baru terdapat di 68,16 persen kelurahan. Persentase jumlah kelurahan yang tersedia Pos Polisi terbanyak di Kota (90,32 persen), dan terendah di Kabupaten Kepulauan (50,00 persen). Pos Polisi disini termasuk Polres, Polsek, dan Polda. Fasilitas perekonomian berupa minimarket telah terdapat di seluruh kelurahan, kecuali di Kabupaten Kepulauan yang sama sekali belum ada minimarket. Hotel terdapat di 47,94 persen kelurahan, dan penginapan di 25,09 persen kelurahan. Persentase kelurahan tersedia hotel tertinggi di (81,82 persen), penginapan tertinggi di Kabupaten Kepulauan (100,00 persen). Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) belum terdapat di setiap kelurahan, sekitar 18,35 persen kelurahan tidak tersedia TPS. Persentase kelurahan kelurahan yang mempunyai TPS terdapat di (96,43 persen) dan terendah di (63,64 persen) Sebanyak 81,65 persen kelurahan di DKI dilalui oleh sungai. Seluruh kelurahan di dilalui oleh sungai. Sungai yang dimaksud disini adalah sungai alam dan buatan, termasuk anak sungai, kanal, dan sodetan. Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/Th.XVII, 16 Februari 2015 1
1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Podes 2014 dilaksanakan pada bulan April 2014 secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa/kelurahan. Wilayah setingkat desa/kelurahan yang didata harus menetap di wilayah tersebut, yaitu : 1) mempunyai wilayah dengan batas yang jelas, 2) mempunyai penduduk yang menetap di wilayah tersebut, dan 3) mempunyai pemerintahan. Menurut Podes 2014, di Provinsi DKI tercatat sebanyak 44 kecamatan dan 267 kelurahan yang tersebar di satu kabupaten dan 5 kota. Gambar 1. Jumlah Wilayah Administrasi Pemerintahan di Provinsi DKI, 2014 65 65 56 44 31 2 6 10 10 8 8 6 Kepulauan Kecamatan Kelurahan 2. Pendidikan Hasil Podes 2014 menunjukkan bahwa hampir semua kelurahan sudah terjangkau oleh sarana pendidikan setingkat SD/MI. Hanya 1,12 persen kelurahan yang tidak ada SD/MI. Sarana pendidikan menengah pertama dan menengah atas juga telah tersedia di sebagian besar wilayah kelurahan di DKI. Dari 267 kelurahan, hanya 14 kelurahan yang tidak tersedia SMP/MTS. Hanya 44 kelurahan yang tidak ada SMU/MA, serta 66 kelurahan yang tidak ada SMK. Sementara itu terdapat 146 kelurahan yang mempunyai Akademi/PT, dan 55 kelurahan mempunyai SLB. Secara lengkap, persentase kelurahan menurut keberadaan sara pendidikan disajikan dalam Gambar 2. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/31/Th.XVII, 16 Januari 2015
Gambar 2. Persentase Kelurahan Menurut Keberadaan Sekolah di DKI, 2014 94,76 83,52 75,28 54,68 20,60 SLB SMP/MTs SMU/SMA SMK Akademi/PT 3. Kesehatan Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945. Untuk itu, ketersediaan sarana kesehatan dasar di setiap wilayah menjadi sangat penting. Podes 2014 menunjukkan bahwa, di DKI juga telah tersedia beberapa fasilitas kesehatan, antara lain, puskemas, poliklinik/balai pengobatan, rumah sakit bersalin/rumah bersalin, dan rumah sakit. Jumlah sarana kesehatan yang ada di DKI dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Persentase Kelurahan Menurut Keberadaan Sarana Kesehatan di DKI, 2014 88,39 100,00 37,08 52,43 Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin/ Rumah Bersalin Poliklinik/ Balai Pengobatan Puskesmas Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/Th.XVII, 16 Februari 2015 3
Untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat, selain tersedianya pelayanan kesehatan, juga diperlukan sarana penunjang seperti Apotik. Dari Hasil Podes 2014, dari 267 kelurahan di DKI, sebanyak 7,87 persen belum mempunyai apotik. Hampir di setiap kota tidak seluruh kelurahan mempunyai apotik, bahkan di Kabupaten Kepulauan sama sekali belum tersedia apotik. Gambar 4. Persentase Kelurahan menurut Keberadaan Apotik di DKI, 2014 90,32 90,91 92,13 94,64 95,38 96,92 0,00 Pulau DKI 4. Keamanan Keamanan merupakan faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan Pos Polisi diharapkan dapat meningkatkan rasa aman, karena keberadaan pos polisi identik dengan keberadaan aparat kemanan di wilayah tersebut. Tidak setiap kelurahan di DKI mempunyai Pos Polisi, hanya sekitar 68,16 kelurahan saja yang telah mempunyai Pos Polisi (termasuk Polsek, Polres, dan Polda). Di Kabupaten Kepulauan, setengah jumlah kelurahan (3 kelurahan) tidak mempunyai Pos Polisi (50,00 persen), sedangkan di Kota hampir setiap kelurahan mempunyai Pos Polisi (90,32 persen). Gambar 5. Persentase Kelurahan menurut Keberadaan Pos Polisi di DKI, 2014 90,32 50,00 60,00 63,08 67,86 75,00 68,16 Kepulauan DKI 4 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/31/Th.XVII, 16 Januari 2015
5. Ekonomi Tersedianya sarana perdagangan dapat menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu wilayah. Sarana perdagangan yang marak di DKI antara lain keberadaan minimarket. Yang dicatat pada Podes 2014 adalah minimarket yang masih aktif. Hasil Podes 2014 mencatat sebanyak 6 kelurahan tidak terdapat minimarket (2,25 %), yaitu semua kelurahan yang ada di Kabupaten Kepualaun. Gambar 6. Persentase Kelurahan menurut Keberadaan Minimarket di DKI, 2014 2,25 97,75 Ada Tidak Ada Selain adanya minimarket, tersedianya hotel dan penginapan di suatu wilayah juga merupakan suatu indikasi kemajuan ekonomi. Dari hasil Podes 2014, tampak bahwa hanya 47,94 persen kelurahan yang mempunyai hotel dan 25,09 persen yang mempunyai penginapan. Gambar 7. Persentase Kelurahan menurut Keberadaan Penginapan dan Hotel Di DKI, 2014 100,00 81,82 66,67 46,15 26,15 16,92 15,38 47,73 41,07 14,29 58,06 35,48 47,94 25,09 Pulau DKI Hotel Penginapan Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/Th.XVII, 16 Februari 2015 5
Persentase kelurahan yang mempunyai hotel paling banyak terdapat di Kota (81,82 persen) dan paling sedikit di Kota (26,15 persen). Sedangkan Pengingapan paling banyak terdapat di Kabupaten Kepulauan (100,00) dan paling sedikit di (14,29 persen). Gambar 8. Persentase Kelurahan Menurut Keberadaan Industri di DKI, 2014 Industri makanan dan minuman Industri logam mulia dan bahan dari logam 75,66 74,91 Industri dari kain tenun 61,80 Industri dari kayu 54,31 Industri dari kulit 37,83 Industri lainnya 24,72 Industri anyaman 13,48 Industri gerabah/keramik/batu 3,75 Industri di DKI pada tahun 2014 terbanyak adalah Industri makanan dan minuman, terdapat di 75,66 persen kelurahan, disusul oleh industri logam mulia dan bahan dari logam (74,91 persen), dan industri dari kain tenun (61,80 persen). Industri gerabah/keramik/batu terdapat di 3,75 persen kelurahan. 6. Lingkungan Untuk mewujudkan Kota yang bersih dari sampah, dibutuhkan banyak tempat pembuangan sampah sementara sebelum sampah dibuang di tempat pembuangan akhir. TPS yang mudah dijangkau masyarakat diharapkan dapat mengurangi perilaku buruk sebagian masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Hasil Podes 2014 menunjukkan belum seluruh kelurahan di DKI tersedia TPS. Sebanyak 18,35 persen kelurahan belum ada TPS, jumlah ini tersebar di semua wilayah. Persentase kelurahan yang mempunyai TPS paling besar di Kota, mencapai 96,43 persen, dan paling rendah di sebesar 63,64 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/31/Th.XVII, 16 Januari 2015
Gambar 9. Persentase Kelurahan dengan Keberadaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Menurut Kabupaten/Kota di DKI, 2014 95,38 96,43 63,64 70,77 74,19 81,65 83,33 DKI Kepulauan Hasil Podes 2014 mencatat lebih dari separuh kelurahan di DKI dilalui oleh sungai (81,65 persen). Sungai yang dicatat disini adalah sungai alam maupun sungai buatan, baik yang melintas di wilayah kelurahan maupun yang menjadi pembatas kelurahan (Gambar 10). Tidak ada satu kelurahan pun di yang tidak dilalui oleh sungai. Dapat dibayangkan seandainya sungai-sungai ini tidak dikelola dengan baik, dipastikan tidak akan mampu menampung dan mengalirkan air menuju ke laut. Gambar 10. Persentase Kelurahan yang Dilalui oleh Sungai dan Kabupaten/Kota di DKI, 2014 100,00 87,69 76,92 84,09 76,79 81,65 0,00 Pulau DKI Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/Th.XVII, 16 Februari 2015 7
Jumlah kelurahan di Provinsi DKI yang tersedia danau/waduk/situ/bendungan pada tahun 2014 mencapai 18 kelurahan (6,74 persen). Keberadaan danau/waduk/ situ/bendungan ini tersebar di kelurahan yang ada di lima kota, dengan persentase terbesar di Kota (16,13 peren). Gambar 11. Persentase Kelurahan Menurut Keberadaan Danau/Waduk/ Situ/Bendugnan dan Kabupaten/Kota di DKI, 2014 16,13 6,74 7,14 7,69 4,62 2,27 0,00 Pulau DKI PENJELASAN TEKNIS 1. Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bangunan untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya (seperti restoran, binatu, dll) bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersial dengan ijin usaha sebagai hotel. 2. Penginapan (hostel/motel/losmen/wisma) adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bangunan untuk jasa pelayanan penginapan bagi umum, biasanya tanpa fasilitas pelayanan makan minum yang dikelola secara komersial dengan izin usaha bukan hotel. 3. Minimarket adalah sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran,dan semua barang memiliki label harga, dengan luas bangunan kurang dari 400m2. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/31/Th.XVII, 16 Januari 2015
4. Sungai adalah tempat, wadah dan jaringan air yang terbentuk secara alamiah maupun buatan dari mata air (hulu) sampai muara (hilir) dengan dibatasi kanan kiri oleh garis sempadan. Sungai yang dimaksud di sini termasuk anak sungai, kanal, dan sodetan (PP No. 38 tahun 2011). 5. Pos Polisi adalah tempat polisi menjaga kamtibmas wilayah sekitar, termasuk Polisi Sektor (Polsek), Polisi Resort (Polres), dan Polisi Daerah (Polda). 6. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) adalah tempat atau lahan yang digunakan sebagai penampungan sampah yang bersifat sementara di desa/kelurahan sebelum diangkut ke tempat perdauran ulang, pengolahan atau pempat pengolahan sampah terpadu. Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/Th.XVII, 16 Februari 2015 9
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi : Ir, Sri Santo Budi M, MA Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon : 021-31928493, 31928496 Fax : 021-3152004 e-mail : bps3100@bps.go.id Homepage : http://jakarta.bps.go.id 10 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI No. 13/02/31/Th.XVII, 16 Januari 2015