HOTEL WISATA DI KOTA BATU

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK (PENDEKATAN GREEN ARCITECTURE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

RESOR PANTAI WEDI OMBO DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. manfaat dalam menciptakan kesempatan kerja dan pelesatrian alam serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDESAIN OBJEK WISATA REMBANGAN DI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I BAB I PENDAHULUAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

HOTEL RESORT DI KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

PENGEMBANGAN DESA WISATA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL - KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

HOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

Kereta Gantung sebagai Alternatif Wisata dan Pengurai Kemacetan Kota Wisata Batu Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG

INTEGRASI FUNGSI WISATA PADA FASILITAS AGROINDUSTRI (Studi Kasus : Kusuma Agrowisata, Batu dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor)

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :

DAFTAR ISI JUDUL PRASYARAT... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

Transkripsi:

HOTEL WISATA DI KOTA BATU Rahardiyan Ari Wicahyo 1, Tito Haripradianto 2, Ali Soekirno 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl.MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: rahardiyanari@yahoo.com ABSTRAK Kota Batu merupakan salah satu kota Pariwisata di JawaTimur yang terletak di dataran tinggi, tentunya dengan udaranya yang relatif sejuk dan dingin sehingga wisatawan lokal dari kota-kota besar seperti Surabaya menjadikan Kota Batu sebagai pilihan tempat berlibur sejenak untuk sekedar melepas penat dari rutinitas. Kota Batu sendiri memiliki banyak destinasi wisata yang cukup beragam baik yang mengandalkan alam seperti pendakian Gunung Panderman, Wisata Songgoriti, Air Terjun Cuban Rondo, Wisata Desa Bunga, Wisata sayur, Wisata Agro dan juga wisata edukasi seperti Museum Satwa. Jatim Park, Pasar Malam yang berdekatan dengan alun-alun, BNS (Batu Night Spectacular) dan lain sebagainya. Selain sebagai Kota Wisata dengan adanya penambahan objek-objek wisata baru, hotel-hotel di kota Batu juga banyak digunakan untuk pelatihan-pelatihan, diklat-diklat maupun seminar baik oleh usahawan maupun birokrat-birokrat di Propinsi Jawa Timur, sehingga dengan penambahan hotel-hotel baru masih banyak minat tamu hotel yang datang. Sebagai industri yang bergerak dalam bidang jasa, industri perhotelan di wilayah Kota Batu, juga tidak dapat lepas dari sentra-sentra wisata baru yang banyak dibangun beberapa akhir tahun ini, juga tidak akan lepas dari kondisi persaingan yang ketat untuk memperebutkan pasar wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Tujuan utama dari sebuah usaha perhotelan adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin tingkat hunian hotel, karena semakin tinggi tingkat hunian hotel menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari bisnis perhotelan. Kata kunci: hotel, wisata, Kota Batu ABSTRACT Kota Batu is a city in East Java Tourism located in the highlands, of course, with relatively cool air and cold so that local tourists from big cities such as Surabaya make Batu as a choice vacation spot for a moment to simply unwind from the routine. Batu City has many tourist destinations are quite diverse both rely on nature like climbing Mount Panderman, Songgoriti Tourism, Niagara Cuban Rondo, Village Flowers Tourism, vegetable tourism, Agro Tourism as well as educational tours Wildlife Museum. As the City Tour with the addition of new tourist objects, hotels in Batu is also widely used for training, educational and training and seminars both by businesses and bureaucrats in the province of East Java, so with the addition of new hotels still much interest in the hotel guests who come. As the industry engaged in services, the hospitality industry in the area of Batu, also can not be separated from the new tourist centers that were built several later this year, also will not escape from the conditions of intense competition for market share for tourists, both domestic and foreign. The main purpose of a hotel business is to get as many hotel occupancy rate, due to the higher occupancy rate shows the amount of profits gained from the hospitality business. Keywords: hotel, tour, Batu City

1. Pendahuluan Usaha perhotelan adalah salah satu kegiatan yang berkaitan langsung dengan sektor pariwisata. Saat ini jumlah hotel bintang di Kota Batu sendiri ada 10 dan terus bertambah dari tahun ke tahun karena selaras juga dengan perkembangan pariwisatanya. Konsep hotel-hotel yang ada di Kota Batu sangat beragam dengan masing-masing spesifikasi konsep dan fasilitas yang di tawarkan, sebagai contoh Kusuma Agrowisata Hotel memiliki konsep hunian akomodasi yang terintregasi dengan wahana wisata agro. Berbagai manajemen hotel juga ikut mewarnai persaingan bisnis di sektor perhotelan. Setiap manajemen pun berlomba-lomba menawarkan konsep dan pelayanan terbaik guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengunjung atau tamu yang membutuhkan jasa akomodasi. Lokasi tapak perancangan Hotel Wisata yang berada di jalan Oro- Oro Ombo dapat diidentifikasi sebagai kawasan perdagangan jasa yang semakin berkembang. Area tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah dalam RTRW (Rencana Detail Tata Ruang dan Wilayah), untuk pengembangan Fasilitas Akomodasi, dan berada desa Oro-oro Ombo, berdekatan dengan pusat kota terutama tujuan wisata BNS, Jatim Park 2 dan Batu Secret Zoo. Untuk dibangunnya sebuah fasilitas akomodasi berupa hotel wisata kondisi lahan di lokasi ini sangat mendukung karena memiliki kemiringan lahan di bawah 15 % dan memiliki view pegunungan. Di daerah sekitar tapak pun juga jelas terlihat berbagai macam kegiatan pariwisata dengan hadirnya wahana wisata seperti BNS, restoran dan beberapa hotel seperti Pohon Inn dan Surya Indah. Lokasi tapak pun juga strategis yakni sekitar 10-15 menit untuk menuju pusat Kota Batu di Alun-alun dan 5 menit untuk menuju Batu Secret Zoo, serta berhadapan dengan wahana wisata BNS. 2. Bahan dan Metode 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Teori Hotel Berdasarkan definisi dalam buku Panduan Perancangan Bangunan Komersil (Marlina, 2008), bahwa pengertian dari hotel adalah suatu bentuk bangunan atau lambang dari perusahaan yang memiliki sebuah badan usaha akomodasi dengan menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyediaan makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya, dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki oleh hotel. 2.1.2 Jenis-Jenis Hotel Menurut (Rutes & Penner, 1985) Hotel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, dan masing-masing dari jenis hotel tersebut memiliki ciri khusus maupun pada pengembangannya yang berbeda-beda, dengan tujuan untuk menarik pengunjung, jenis hotel tersebut yaitu, Beach Hotel/ Sea side Hotel, Golf Hotel, Spa Hotel, Ski Hotel, Health Hotel (Sanatorium), Mountain Hotel.

2.1.3 Klasifikasi Hotel Adapun surat keputusan Menteri Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1995 Nomor KM 3/HK001/MKP/02 menjelaskan tentang prinsip perancangan hotel, untuk acuan dan penentuan kriteria dan klasifikasi hotel. Dan mengenai jumlah kamar diharuskan sesuai dengan golongan kelas hotel dan seimbang dengan fasilitas penunjang serta seimbang antara pendapatan dan pengeluaran dari hotel tersebut. 2.1.4 Dasar Pertimbangan Perancangan Hotel Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya. Penentuan perancangan pada fasilitas sebuah hotel juga didasarkan atas permintaan dari pihak owner, maupun juga ditinjau dari potensi kawasan tersebut. Hendaknya seluruh fasilitas yang dibangun mampu memberi kenyamanan bagi tamu hotel dan yang menghuni hotel tersebut. Oleh karena itu pemakai hotel adalah para wisatawan yang melancong maupun yang berlibur. Maka penentuan kebutuhan jenis fasilitas yang akan dibangun berdasarkan pada kebutuhan dari semua pelaku yang ada di dalam hotel ini. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Tinjauan Umum Lokasi Kota Batu terletak pada 112 17'10,90"-122 57'11" Bujur Timur dan 7 44'55,11"- 8 26'35,45 Lintang Selatan adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia dan terbentuk pada tahun 2001 sebagai pecahan dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian dari Sub Satuan Wilayah Pegembangan 1 (SSWP 1) Malang Utara, terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang- Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. 3.2 Analisis Bangunan dalam Tapak Gambar 1. Diagram Kebutuhan Ruang

3.3 Analisis Fungsi Hotel ini dirancang untuk menunjang kebutuhan fasilitas akomodasi yang berada di Kota Batu. Sesuai dengan definisi hotel yaitu suatu tempat tinggal sementara yang digunakan untuk relaksasi maupun rekreasi bagi pengunjung yang sedang berlibur atau bepergian pada suatu kota, sehingga fungsi utama hotel ini adalah sebagai fasilitas akomodasi bagi wisatawan yang ingin menginap dan menikmati liburannya di Kota Batu karena Kota Batu dikenal sebagai Kota Pariwisata. Selain fungsi utama terdapat juga fungsi penunjang lainnya, yang bersifat rekreatif dan operasional untuk mendukung fungsi utama hotel. Terdapat beberapa fungsi yang terwadahi dalam hotel ini yaitu: A.Fungsi Primer (1) Fungsi Hunian Fungsi utamanya adalah sebagai fasilitas akomodasi wisatawan yang tinggal selama liburan, didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang bertujuan untuk memenuhi kenyamanan pengunjung misalnya tempat tidur/kamar. (2) Fungsi Rekreatif Fungsi primer bertujuan untuk memfasilitasi para pengunjung agar tidak merasa bosan jika berada di hotel ini seperti fasilitas olahraga, dan menentukan fasilitas yang membawa potensi Kota Batu sendiri seperti agrowisata. B. Fungsi Sekunder (1) Fungsi administrasi dan pengelolaan Sebagai pengontrol seluruh kegiatan yang terdapat di hotel. Fungsi ini terdiri dari manajemen kegiatan, promosi, keuangan, pelayanan hubungan masyarakat, manajemen kepegawaian serta kegiatan lain yang berkaitan dengan pengelolaan hotel. (2) Fungsi Penunjang Fungsi ini dapat berupa fasilitas yang menyediakan makanan dan minuman, fungsi ruang pertemuan, pelayanan medis, toko cinderamata, dan musholla. C. Fungsi Tersier atau Fungsi Servis Sebagai salah satu fungsi yang berperan penting dalam kegiatan operasional hotel untuk melayani segala kebutuhan pengunjung yang berkaitan dengan fungsi servis. Fungsi-fungsi yang terdapat didalamnya berupa ruang utilitas, dapur utama, laundry, housekeeping, area karyawan, area parkir dan gudang. 3.4 Analisis Kawasan & Konteks Urban Gambar 2. Tabel Analisis Kawasan

3.5 Bentuk Dasar Bangunan Dalam buku Architecture Form, Space and Order (Ching, 1996) disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum terdiri atas tiga bidang, yaitu lingkaran, segitiga, empat persegi. Berikut karakterisitik dan kefungsian dari masing-masing bidang: A. Segi empat, yang menujukkan bentuk netral dan statis B. Segitiga, yang menujukkan bentuk yang stabil dan seimbang C. Lingkaran, yang menunjukkan bentuk netral dan seimbang 3.6 Konsep Umum Kota Batu sebagai objek kunjungan kota pariwisata unggulan di Jawa Timur, sarana penunjang yang dibutuhkan bagi wisatawan yang berkunjung adalah fasilitas akomodasi, dengan mengingat peningkatan wisatawan di setiap tahunnya hingga proyeksi sampai tahun 2018 Kota Batu sendiri mulai mengalami kekurangan fasilitas akomodasi jika pada saat hari libur. Selain itu Kota Batu memiliki tantangan dalam hal topografi wilayahnya yang terletak di kaki gunung, dengan ketinggian 600 3000 DPL (di atas permukaan laut), membuat kondisi lahannya memiliki karakteristik yang berbeda yaitu berlereng dan bertebing. Pemerintahan Kota Batu mengatur dalam RTRW akan daerah perdagangan jasa dan daerah - daerah yang berkembang. Pemilihan tapak yang sesuai dengan zonasi akomodasi tersebut berada di desa Oro-oro Ombo Kecamatan Kota Batu. Gambar 3. Visualisasi Hasil Desain Bangunan Perancangan Hotel ini memberi wawasan tentang bagaimana Bangunan Hijau dirancang di Kota Batu. Pentingnya mengenalkan potensi kawasan wisata di Kota Batu pada tapak perancangan ini nantinya akan di beri fasilitas hubungan antara hotel tersebut dengan kawasan wisata di Kota Batu, yaitu penambahan fasilitas tourism center sebagai fasilitas tour guide bagi wisatawan yang menginap di Hotel Wisata. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat mempermudah wisatawan mengenal objek wisata di Kota Batu. Dengan pedoman dari beberapa kutipan pada kajian sebelumnya, berbagai fasilitas yang sesuai pada lahan bertopografi seperti Kota Batu ini adalah Hotel Wisata. Pada perancangan hotel ini nantinya juga akan memberi wawasan tentang bagaimana merancang Hotel Wisata di Kota Batu. Pentingnya mengenalkan potensi kawasan wisata di Kota Batu pada tapak perancangan ini nantinya akan diberi fasilitas hubungan antara hotel tersebut dengan kawasan wisata di Kota Batu, yaitu penambahan fasilitas Tourism Center sebagai fasilitas tour guide bagi wisatawan yang menginap di Hotel Wisata.

Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat mempermudah wisatawan mengenal objek wisata di Kota Batu. 4. Kesimpulan Dengan mengingat perkembangan pariwisata di Kota Batu yang meningkat, juga kondisi udara dan iklimnya yang sejuk menjadikan Kota Batu cocok untuk berbagai kegiatan pariwisata, melalui hasil proses analisis kegiatan kedatangan pariwisata pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perlu adanya sebuah fasilitas yang dapat mewadahi wisatawan yang datang yaitu fasilitas tempat tinggal sementara atau akomodasi, Dengan tujuan perencanaan prasarana fasilitas akomodasi tersebut kita sebagai perancang perlu menyesuaikan dengan peraturan RTRW yang dibuat oleh pemerintahan Kota Batu, yaitu yang berada di Desa Oro-oro Ombo, pada area tapak tersebut berkembang pesat menjadi kawasan wisata yang terintegrasi. Oleh karena itu perlu adanya sebuah proses pemrograman dan perancangan yang telah dilakukan, yaitu suatu bangunan akomodasi berupa hotel. Oleh karena itu dengan adanya perancangan fasilitas akomodasi ini dapat mewadahi para wisatawan asing dan lokal yang datang dan ingin menginap di Kota Batu pada tahun 2018. Daftar Pustaka Ching, Francis D.K. 1996. Architecture Form, Space and Order. Jakarta: Erlangga. Keputusan Menteri Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1995 Nomor KM 3/HK001/MKP/02, Prinsip Perancangan Hotel. Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersil. Yogyakarta: Andi. Rutes, Walter A, Penner, Richard H. 1985. Hotel Planning and Design. London: Whitney Library of Design.