PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : Dra. Giarti Slamet, SE., M.AB Dosen STIA ASMI Solo

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

BUDAYA (Moeljono, 2003:16)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT OPERASIONAL PT.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB 6. Kesimpulan dan Saran. bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang terkait dengan kinerja. Kinerja merupakan fungsi hasil hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II KERANGKA TEORI

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John R. Schermerhorn Jr (2002 : 49) dalam bukunya

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Persaingan antar organisasi semakin kompetitif dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. sendirinya kinerja manusia yang terdapat di dalam organisasi tersebut. 1

Definisi Budaya Organisasi

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI CV. MULIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Budaya organisasi menurut Stephen P, Robbins (2001:525) merupakan sistem

PERLUKAH MEMPERTAHANKAN BUDAYA ORGANISASI. Oleh: Sri Hastuti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi pasti memiliki kebudayaan yang menjadi pedoman

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X

I. PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan dirasakan jauh lebih besar daripada sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

Budaya Organisasi di Kantor Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran. Winda Widianingsih ABSTRAK

Tiara Putri Usmany Djamhur Hamid Hamidah Nayati Utami Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan komplek, kemudian bila kebutuhan- kebutuhan serta tujuantujuan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JAMU AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Ainun Mardiah Lubis (2009) dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut

BAB II KERANGKA TEORI. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

ABSTRAK. Kata Kunci : Organisasi, Kerja, Kinerja, Budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

Komunikasi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB II LANDASAN TEORI

IKLIM KERJA, PEMBERDAYAAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL. Aan Hardiyana STIE Pasundan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kata administration yang artinya to administer. kata to administer diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif Salah satu tujuan organisasi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

perusahaan tidak hanya pada sektor produksi, pemasaran, keuangan dan

BAB II TELAAH PUSTAKA. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu perencanaan,

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi pada Karyawan PR. Sejahtera Abadi Malang)

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BANK BJB CABANG BANJARMASIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perilaku. Peran ganda dapat didefenisikan dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan Quality of Work Life, Karena Quality of Work Life terikat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

Analisis Budaya Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarolangun. Nova Inrianti Hutahaean H0A113005

Transkripsi:

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN Oleh : Dra. Giarti Slamet, SE., M.AB Dosen STIA ASMI Solo Abstrak One goal in the work not only to earn money to meet life satisfaction, but also to seek the fulfillment of job satisfaction can be determined by comparing the results of his assessment of what to expect. Every employee has the desire anda hopes to achieve higher performance, with expectations of management within the organization able to create and develop a good organizational culture. Organizational culture and employee performance creates the behavior of members of the organization. With a strong organizational culture will enhance the performance of employees is high. Establishment of organizational culture is philosophy of the founders of the organization or company in which early founders of the organization able to create and develop a good organizational culture. Keywords: Organizational Culture, Employee Performance PENDAHULUAN Budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya (Robbin, S.P, 2008:256). Oleh karena itu budaya organisasi sangat diperlukan oleh setiap perusahaan yang perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan perubahan lingkungan organisasi. Lingkungan organisasi itu terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri dari sumber daya manusia dengan latar belakang dan tingkatan yang berbeda-beda, Perbedaan tersebut mengindikasikan bahwa budaya organisasi dibentuk oleh karakter manusia yang ada di dalam organisasi, terutama dari orang-orang yang.mendirikan organisasi tersebut, yang selanjutnya berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi setiap saat dalam setiap organisasi. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan 1

organisasi. Secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya yang ada sebagai stimulus seseorang bertindak. Suatu perusahaan yang sehat namun tidak memiliki budaya organisasi yang kondusif, maka kesehatan perusahaan tersebut tidak akan berumur panjang. Sebab perusahaan yang demikian berarti memendam/menunda gejolak konflik karyawannya. Cepat atau lambat jika terjadi unjuk rasa, pemogokan atau sejenisnya perusahaan tersebut akan berubah menjadi tidak sehat bahkan bisa terjadi gulung tikar/kebangkrutan. Mangkunegara (2000:67) menjelaskan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas, baik secara kualitas maupun secara kuantitas sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Secara singkat dikatakan bahwa kinerja adalah gabungan dari tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran, serta tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi bobot ketiga faktor di atas, maka semakin besar kinerja karyawan yang bersangkutan. Sebuah organisasi dapat memiliki suatu rencana yang sempurna, namun bila tidak mempunyai orang-orang yang berkualitas yang akan melaksanakannya, rencana tersebut kosong belaka. Artinya bahwa manusia adalah sumber daya terpenting dalam sebuah organisasi, sebab mereka menyediakan bakat, ketrampilan, pengetahuan, pengalaman untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja yang tinggi dari karyawan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh organisasi. Semakin banyak karyawan yang berkinerja tinggi, maka produktivitas organisasi secara keseluruhan akan semakin meningkat. PERMASALAHAN Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang sering dihadapi pimpinan bagaimana membangun budaya organisasi yang kuat yang berdampak pada peningkatan kinerja karyawan, PEMBAHASAN 2

Robbins (2002:250) menjelaskan bahwa organisasi yang memiliki budaya yang kuat dapat mempunyai pengaruh yang bermakna bagi perilaku dan sikap anggotanya. Nilai inti organisasi itu akan dipegang secara intensif dan dianut secara meluas dalam suatu budaya yang kuat. Suatu budaya kuat memperlihatkan kesepakatan yang tinggi dikalangan anggota tentang apa yang harus dipertahankan oleh organisasi tersebut. Kebulatan maksud semacam ini akan membina kohesifitas, kesetiaan dan komitmen organisasional. Kualitas ini selanjutnya akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi. Suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan perlu meningkatkan faktor kinerja karyawan dengan membentuk dan mengembangkan suatu budaya organisasi. Membangun budaya perusahaan yang kuat memerlukan waktu yang lama dan bertahap. Boleh jadi di dalam perjalanannya sebuah perusahaan mengalami pasang surut menerapkan budaya perusahaan yang berbeda dari satu waktu ke waktu lain. Tahapan-tahapan pembentukan dan pembangunan budaya perusahaan/organisasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Seseorang (biasanya pendiri) datang dengan idea tau gagasan tentang sebuah usaha baru 2. Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri. 3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi, mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain hal yang relevan 4. Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untukk berkarya bersamasama dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama. Robbins (2002:250) mengemukakan ciriciri budaya kuat, antara lain: 1. Menurunnya tingkat keluarnya karyawan 2. Ada kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi 3. Ada pembinaan kohesif, kesetiaan, dan komitmen organisasi Budaya yang lemah tidak akan mampu memberikan dorongan kepada 3

karyawan untuk mempunyai keinginan maju bersama organisasi (Susanto, 1997). Hal ini terlihat dari kurangnya motivasi atau semangat kerja, timbul kecurigaan, komunikasi kurang lancar antar anggota organisasi, lunturnya loyalitas atau kesetiaan pada tugas utamanya dan komitmen karyawan pada organisasi. Akibatnya organisasi menjadi tidak efektif dan kurang kompetitif. Ada beberapa ciri-ciri budaya organisasi lemah (Deal dan Kennedy; 1982) dalam Tika (2010:111) antara lain: 1. Mudahnya terbentuk kelompokkelompok yang bertentangan satu sama lain 2. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi 3. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri. Tujuan penilaian kinerja karyawan adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja karyawan dalam organisasi tersebut. Secara spesifik, tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja 2. Mencatat dan mengkui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu 3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang 4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya 5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan ke butuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah Kegunaan penilaian kinerja bagi karyawan antara lain: 1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa 4

2. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya. 3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan 4. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di dalam organisasi 5. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai performance yang baik 6. Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya 7. Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan karyawan 8. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan 9. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugasn (job description) Organisasi/perusahaan dalam menilai kinerja karyawan harus memiliki suatu ukuran atau standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kinerja karyawan telah sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Selain itu faktor-faktor penentu kinerja karyawan dalam organisasi/ perusahaan adalah faktor individu dan faktor lingkungan kerja organisasi. Pada dasarnya setiap induvidu yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing induvidu. Sesuatu yang dimaksud itulah adalah budaya organisasi sebagai pedoman atau acuan bagi suatu organisasi/perusahaan yang memuat tentang norma-norma dan nilai-nilai yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi dalam bertindak. Pembentukan budaya organisasi merupakan filosofi dari pendiri organisasi atau perusahaan dimana sejak awal pendiri organisasi atau perusahaan mempunyai keinginan tentang budaya yang harus dimilikinya untuk diterapkan dalam organisasi atau perusahaan. Menurut Pattigrew (1979), besarnya peranan pendiri organisasi bukan saja menciptakan aspekaspek rasional dan teramati seperi struktur dan teknologi orgnisasi, tetapi juga sebagai 5

pencipta simbol-simbol, ideologi, keyakinan, ritual, mitos, aspek-aspek yang bersifat cultural, dan komponen yang menyatakan perasaan kehidupan organisasi. Budaya organisasi yang diciptakan oleh manajemen puncak tersebut kemudian diimplementasikan menjadi visi/filosofi atau strategi bisnis. Kemudian visi dan strategi tersebut diimplementasikan oleh anggota organisasi sehingga menjadi perilaku organisasi. Kepada anggota yang baru, bisa diajarkan kebiasaan-kebiasaan yang harus diterapkan dalam aktivitas sehari-hari di organisasi/perusahaan tersebut. Sehingga karyawan dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungan kerjanya. Budaya di dalam organisasi atau perusahaan mempunyai fungsi: 1) sebagai pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain, 2) memberikan image bagi organisasi dan identitas bagi anggota organisasi, 3) mempermudah timbulnya komitmen terhadap semua anggota dari pada kepentingan induvidu, 4) sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi, 5) membentuk perilaku bagi para karyawan, 6) sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan, 7) mempromosikan stabilitas sistem sosial, 8) sebagai alat komunikasi. Robbins (1994:83) mengatakan budaya organisasi yang kuat tercipta karena nilai inti yang dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas. Jika anggota organisasi atau perusahaan menerima nilai-nilai inti dan semakin besar komitmen pada nilai-nilai tersebut maka makin kuat budaya organisasinya. Oleh karena itu budaya yang kuat akan mempunyai pengaruh yang besar pada kepuasan kerja dan kinerja anggotanya karena mempunyai harapan yang sama dan tingginya tingkat kebersamaan. Hal ini dapat dijelaskan bagaimana budaya organisasi berdampak terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan: 6

Kekuatan Faktor obyektif Inovasi dan pengambilan resiko Performance SatisfactionSatisfaction Perhatian ke rincian Orientasi hasil Orientasi orang Orientasi tim Keagresifan Kemantapan Budaya Organisasi Tinggi Kinerja Kepuasan Rendah Gambar 2.4 : Bagaimana Budaya Organisasional Berdampak pada Kinerja dan Kepuasan Sumber : Robbins, Perilaku Organisasi, (2008) Para karyawan membentuk persepsi subjektif yang utuh tentang organisasi berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat toleransi terhadap resiko, penekanan pada tim, dan dukungan orang. Persepsi ini membentuk budaya atau kepribadian organisasi. Persepsi yang baik atau yang tidak baik akan mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja karyawan, dengan dampak yang semakin besar dengan semakin kuat budayanya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa budaya organisasi yang kuat akan menghasilkan kepuasan kerja dan kinerja yang tinggi pula dan sebaliknya budaya organisasinya rendah akan menciptakan kepuasan kerja dan kinerja yang rendah. KESIMPULAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi menuntut organisasi untuk melakukan perubahan sehingga cita-cita 7

organisasi yang memiliki keuanggulan bukan sekedar sebuah impian. Akibat dari perubahan tersebut setiap organisasi dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan handal sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Setiap organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda dan masing-masing saling menunjukkan karakteristik kekhususan diantara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Keberhasilan sebuah perusahaan /organisasi terletak pada kuat tidaknya budaya organisasi tersebut, karena kinerja para karyawan dan kinerja perusahaan serta bagaimana sense of belonging karyawan terhadap perusahaan tidak akan dapat dipahami dengan baik kecuali dengan memahami budaya organisasi tempat bekerja. DAFTAR PUSTAKA Mangkunegara, Anwar Prabu, 2005. Evaluasi Kinerja SDM, PT Refika Aditama, Cetakan Keempat, Bandung. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Perilaku Dan Budaya Organisasi, Cetakan kedua, Refika Aditama, Bandung. Robbins, Stephen P. 2002. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, applications, Eighth Edition, Alih Bahasa, Handyana Pujaatmaka, PT Prenhallindo, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008, Perilaku Organisasi, Edisi kedua belas, Salemba Empat, Jakarta. Schein, H., Edgar, 1991. What is Culture? Dalam P. Frost, L. Morre, M.Louis, c. Lundberg and J. Martin (eds), Reframing Roganizational Culture, 243-253, Sage, Newbury Park, San Francisco. Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional, Edisi Satu, Penerbit Andi, Yogyakarta Tika, M. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan ketiga, PT Bumi Aksara, Jakarta. STIE YKPN, Yogyakarta. 8

9