BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa komponen yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek

BAB III METODE PEELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1) Langkah pertama tempelkan spons dan potongan plat.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

basket kecil, dan bola karet ringan, lalu modifikasi pada ringnya yaitu tinggi

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dicapai dalam penelitian. Bila tujuan penelitian sudah jelas, maka teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2011: 38). Dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah desain Single Subject Research (Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian dibutuhkan adanya suatu metode penenilitan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat dimana penelitian memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Tempat penelitian dalam penelitian ini yaitu SDLB Negeri Karanganyar kelas V C tahun ajaran 2015/2016. Lokasi tersebut dipilih karena karena memiliki aspel pendukung agar penelitian dapat berjalan dengan baik. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua (genap) tahun ajaran 2015/2016, lebih tepatnya sekitar bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Maret 2016. Pada Bulan Januari sampai Februari dilakuan validasi instrument kepada para ahli untuk instrument media penelitian dan instrument tes agar dapat digunakan selanjutnya untuk penskoran dilanjutkan dengan pengurusan surat ijin peneltian yang akan diserahkan kepada pihak sekolah. Masih pada bulan Februari dilakukan pengambilan data awal ( Baseline A-1) yaitu pengambilan data awal anak sebelum diberikan perlakuan penggunaan media clay atau pemberian intervensi. Setelah di ketahui data awal anak, lalu pada bulan Maret diberikan intervensi, yaitu anak di berikan media clay, untuk mengetahui seberapa efektif pemberian media tersebut untuk peningkatan motorik halus anak tunagrahita sedang, setelah diketahui hasilnya masih pada bulan Maret dilakukan pengambilan data akhir (Baseline A -2) yaitu pengambilan data terakhir untuk mengetahui hasil akhir sesudah diberikan intervensi. 46

47 B. Desain Penelitian Metode penelitian ini sangat diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian, dimana untuk memperoleh suatu gambaran tentang suatu pemecahan masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007: 3).Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang seberapa besar pengaruh media pembelajaran clay terhadap pengenalan bangun datar dan motorik halus anak tunagrahita sedang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2007: 107), Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Begitu juga menurut Furchan Achmad (2004 : 39) menyatakan bahwa: Penelitian eksperimen merupakan suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai dengan memanipulasi variable-variabel bebas. Dalam penelitian ini rancangan eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal Single Subject research (SSR), yaitu suatu metode eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya dampak yang akan terjadi dari suatu perlakuan (Treatment) yang diberikan secara berulang-ulang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain A-B-A, suatu disain penelitian yang memiliki tiga fase. Digunakannya disain ini karena akan lebih mudah melihat sebab akibat antara variable terikat dengan variabel bebas, seperti dikemukakan oleh Sunanto (2006:44) yaitu : Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari disain dasar A-B. Mula-mula perilaku sasaran ( target behavior) diukur secara kontinu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B).Berbeda dengan disain A-B, pada disain A-B-A setelah pengukuran

48 pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline ke (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang ke (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan ada hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat. Desain A-B-A ini bertujuan untuk mempelajari seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) terhadap variabel tertentu yang diberikan kepada individu. A-1 B A-2 Baseline Intervensi Baseline Gambar 3.1 Desain A B A Baseline (A1) yaitu keadaan subjek sebelum mendapat perlakuan dimana subjek diperlakukan secara alami tanpa perlakuan yang diberikan secara berulangulang. Sebagaimana yang dikemukakan Sunanto (2006 : 41) menyatakan bahwa : Baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun. Dalam penelitian ini, yang menjadi baseline adalah kondisi kemampuan motorik halus dalam asepk menulis sebelum diberi perlakuan intervensi. Pengukuran pada fase baseline dilakukan sampai data stabil sebanyak empat sesi. Intervensi (B) adalah suatu keadaan dimana subjek diberi perlakuan yang

49 diberikan secara berulang-ulang. Tujuanya untuk melihat tingkah laku yang terjadi selama diberikan perlakuan intervensi yang diberikan dengan menggunakan media clay sebanyak delapan sesi. Baseline (A2) adalah pengulangan kondisi sebagai evaluasi pengaruh perlakuan yang telah diberikan terhadap kemampuan motorik halus dalam aspek menulis sebanyak empatsesi. C. Populasi dan Sampel Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 22-23), subyek penelitian merupakan sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subyek yang diambil adalah mereka yang secara aktif dalam kegiatan yang ada di tempat tersebut. Disini peneliti mengambil subyek dengan teknik sampling dari suatu populasi. 1. Populasi Menurut sudjana dalam Purwanto (2008:241), populasi menjadi sumber asal sampel yang diambil. Populasi adalah kelompok unsur - unsur komprehensif dan telah ditentukan (perangkat universal) yang berhubungan dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian (Bulaeng Andi 2004: 136). Populasi adalah sebuah keseluruhan yang merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, dengan hasil menghitung maupun hasil mengukur, baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita kelas V-C SDLB Negeri Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 5 orang.

50 2. Sampel Andi Bulaeng (2004: 138), menyatakan bahwa sampel adalah subperangkat populasi, yang secara praktis terdiri atas sejumlah kecil unit sampling yang proporsional dan merupakan elemen-elemen targetyang dipilih dari kerangka samplingnya. Sampel haruslah representative atau mewakili populasi yang ada dalam kerangka sampling untuk mencapai hasil yang valid. Sugiyono (2008:116) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mengambil satu dari lima anak sebagai sampel penelitian. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2010: 62). Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling sangat diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak dijadikan sampel. Menurut Sugiyono (2011:62) Ada dua macam teknik pengambilan sampel yaitu: 1) Probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 2) Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Melihat kemampuan dan hambatan pada masing masing anak tunagrahita di kelas yang akan peneliti gunakan berbeda-beda, maka dari itu peneliti menggunakan teknik purposivesampling yang merupakan salah satu jenis purposivesampling yang merupakan salah satu jenis dari nonprobability sampling. Menurut Sugiono (2010:218) purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sample penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representative. Arikunto (2010:183) mengemukakan pendapatnya secara lebih rinci, Teknik sampel

51 purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarrkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu, sependapat dengan pendapat Arikunto, menurut Nursalam (2008), purposive sampling adalah metode penetapan sampel dengan memilih beberapa sampel tertentu yang dinilai sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian sebuah populasi. Dapat disimpulkan bahwa teknik purpose sampling adalah teknik mengambil sampel yang dilakukan secara sengaja dan telah sesuai dengan semua persyaratan sampel yang akan di perlukan. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2013:67) Tes merupakan alat ukur atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan menurut Bukhori seperti yang dikutip Arikunto (1992: 29) tes yaitu suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid. Menurut Slameto (2001: 31), bahwa penggolongan tes menurut isi dan tujuannya dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) Tes hasil belajar, yaitu tes yang menilai sampai dimana hasi belajar yang dicapai siswa, setelah mereka menjalani perbuatan belajar dalam waktu tertentu. 2) Tes diagnosa, ialah tes untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa dalam pelajaran tertentu yang hasilnya digunakan untuk membentu siswa tersebut dalam mengatasi kesulitannya dalam pelajaran tersebut. 3) Tes psikologis, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan psikologis siswa, terutama ciri ciri kepribadiannya yangdapat digunakan untuk membantu apabila dia mengetahui kesulitan yang berhubungan dengan ciri ciri tersebut. Tes psikologis meliputi : tes kecerdasan, tes minat, tes sikap, tes bakat khusus, dan tes kepribadian.

52 Dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar dengan jenis tes tertulis, dan bentuk tes uraian, tes yang digunakan adalah tes berbentuk soal menulis permulaan, yaitu sebuah kalimat berjumlah 10 soal. Tesini bertujuan untuk mengukur pencapaian siswa dalam menulis permulaan setelah bermain clay. Pada kegiatan baseline 1 (A-1), siswa diminta menulis sebuah kalimat yang dicontohkan di sebuah kertas yang akan di tulis kembali dalam sebuah buku tulis yang disediakan. Sedangkan pada kegiatan intervensi (B) siswa diajak membuat clay sampai dengan membentuk clay menajdi bentuk-bentuk bangun datar,setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan menulis permulaan. Pada baseline 2 (A-2) anak diminita kembali menulis, tes ini digunakan sebagai dasar pengukuran sejauh mana pengaruh pengajaran individual yang menggunakan media clay. F. Validasi Instrumen Penelitian Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Emzir, (2007:273) Validitas merupakan proses penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji coba dilapangan. Dari pengertian para ahli diatas bahwa sebuah instrument harus dilakukan validasi agar instrument tersebut valid. Suatu validitas yang baik adalah jika instrument mempunyai validitas tinggi, sebaliknya, instrument yang kurang valid memiliki validitas rendah. Menurut Arikunto (2010:211) Va liditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Menurut (Sugiyono, 2013:123): terdapat dua tipe validitas instrumen yaitu validitas internal dan eksternal. Dalam penelitian ini, instrument peneliti diuji dengan menggunakan validitas isi, tipe validitas isi termasuk dalam validitas eksternal dimana instrument dalam penelitian ini divalidasi oleh para pakar yang ahli di bidangnya, yaitu ahli dalam bidang bahasa Indonesia (isi), ahli pengukuran dalam pendidikan luar biasa (konstruk) dan guru kelas.

Nama validator instrument tes kemampuan motorik halus dalam aspek menulis dapat dilihat pada table berikut ini : 53 Tabel 3.1 Validator instrument tes kemampuan menulis permulaan No Nama Validator Jabatan 1. Erma Kumalasari, S. Psi,M. Psi Dosen PLB FKIP UNS 2. Gunarhadi, M.A.Ph. D Dosen PLB FKIP UNS 3. Dewi Sri Rejeki, S.pd., M.pd 4. Tardi, S.Pd Dosen PLB FKIP UNS Guru kelas V C SDLB Negeri Karanganyar G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan tentang Penggunaan Media Clay Dalam Pengenalan Bangun Datar Efektif Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang di SDLB Negeri Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan statistic deskriftif (kuantitatif) dengan tujuan untuk memperoleh gambaran generalisisi yang bisa digambarkan untuk memperjelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Statistik Deskriftif adalah Statistik yang diguna kan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2006:207). Mengenai analisis dan grafik ini Sunanto (Sunanto 2006:36) menyatakan bahwa Dalam penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data kedalam bentuk grafik khususnya grafik garis. Grafik memegang peranan utama dalam menganalisis data sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunanto (2006:36) Fungsi grafik diantaranya :

54 1) Membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi. 2) Memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membantu dalam proses menganlisis hubungan antara variable bebas dan terikat. Penggunaan analisis grafik diharapkan akan lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik melalui metode Total Physical Respon. Desain subject research ini menggunakan tipe grafik garis yang sederhana (type simple line graph). Ada beberapa komponen penting yang perlu dipahami dalam membuat grafik (Sunanto, 2006 : 30) antara lain : 1) Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari, dan tanggal). 2) Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen, frekuensi, dan durasi). 3) Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala. 4) Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%) 5) Label Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi. 6) Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus. 7) Judul Grafik judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data ialah sebagai berikut : 1) Menskor hasil pengukuran data pada fase baseline dari subjek pada setiap sesinya.

55 2) Menskor hasil pengukuran data pada fase intervensi dari subjek pada setiap sesinya. 3) Membuat tabel perhitungan dari skor-skor pada fase baseline, fase intervensi pada subjek setiap sesinya. 4) Menjumlahkan semua skor yang diperoleh pada fase baseline, fase intervensi pada subjek setiap sesinya. 5) Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline dan skor-skor pada fase intervensi dari subjek. 6) Membuat analisis dalam bentuk garis sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi dari kedua fase tersebut. Penyajian data kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan grafik.adapun grafik perkembangan yang digunakan untuk mengolah data berupa grafik disain A-B-A. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian yang terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut : 1. Persiapan Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah merupakan tahap awal yang meliputi : 1) Menentukan subjek penelitian 2) Membuat rencana pelaksanaan penelitian 3) Menyusun instrument penelitian 4) Melakukan uji coba instrument dan validitas 2. Pelaksanaan a. Baseline (A1) Baseline (A1) dalam penelitian ini diadakan observasi sebelum pemberian perlakuan penggunakan media keterampilan clay dalam pengenalan bangun datar dilakukan sebanyak empat kali atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil. b. Intervensi (B)

56 Pelaksanaan Perlakuan ini dilaksanakan selama 8 kali pertemuan yang sebelumnya telah bekerja sama dengan guru kelas agar pelaksanaan ini berhasil. c. Baseline 2 (A2) Kegiatan Baseline 2 (A2 ) merupakan kegiatan pengulangan yang dimaksudkan sebagai evaluasi untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan penggunakan media keterampilan clay dalam pengenalan bangun datar dilakukan sebanyak empat kali. 3) Pelaporan a. Melakukan pemersiksaan ulang terhadap semua data yang diperoleh b. Mengolah data penelitian dan mengujinya c. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.