PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN TA 2010, 2011, DAN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

POINTERS RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZIING) PENGADAAN JASA LAYANAN PERBANKAN SEBAGAI BO I MITRA KERJA KPPN (PENJELASAN ADMINISTRASI)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pelimpahan Wewenang. Surat Kuasa Umum.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 517/KMK.04/2000 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PE

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-42/PB/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.03/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115/PMK.05/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/PMK.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

Pedoman Evaluasi Kinerja Bank/Pos Persepsi mitra kerja KPPN untuk Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

2014, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2007 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN DAN PENGELOLAAN REKENING MILIK BENDAHARA UMUM NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Written by JiNN Tuesday, 17 September :43 - Last Updated Wednesday, 25 September :53

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

S U R A T E D A R A N

Metode Pembayaran Tagihan Negara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

L2

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PEDOMAN REKONSILIASI. A. Latar Belakang Rekonsiliasi

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

Tata Kerja Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan; 7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 259/KMK.017/1993 tanggal 27 Pebruari 1993

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

BAB III MEKANISME PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.661, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Mata Uang Asing. Penatausahaan.

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA BUN DAERAH

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91 /PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.06/2006 TENTANG MODUL PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN LINGKUP DITJEN PERBENDAHARAAN TA 2010, 2011, DAN 2012

Nama Pekerjaan Metode Pengadaan Nama Paket pekerjaan ini adalah PENGADAAN JASA LAYANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN LINGKUP DITJEN PERBENDAHARAAN Metode Pengadaan yang digunakan adalah PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI dengan Metode Penyampaian SATU SAMPUL

Lingkup Pekerjaan Berlaku untuk semua peserta lelang yang memenuhi syarat Dilakukan per wilayah kerja Kanwil DJPBN Jasa layanan yang dilaksanakan oleh BO I meliputi penyaluran dana belanja non gaji bulanan (termasuk kekurangan gaji, gaji terusan, dan gaji susulan), uang persediaan, dan Dana Fihak Ketiga (PFK) melalui dokumen SP2D dan Surat perintah transfer/ Pemindahbukuan yang diterbitkan oleh KPPN.

Mekanisme kerja Kuasa BUN Pusat mengisi RPK-BUN-P sesuai kebutuhan untuk pencairan SP2D; KPPN secara periodik mengirim SP2D beserta Advis List sebagai pengantar dan/atau Surat Perintah Transfer Dana sampai dengan jam 15.00 waktu setempat kepada BO I; Berdasarkan dokumen yang dikirim oleh KPPN BO I menarik dana dari RPK-BUN-P. Selanjutnya BO I melakukan pemindahbukuan dana ke rekening yang berhak, dan ke rekening BO II dan/atau Kantor Pos atas dasar surat perintah transfer pada kesempatan pertama;

Mekanisme kerja Proses pemindahbukuan dari RPK-BUN-P ke rekening yang berhak dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : - BO I melakukan penarikan dana dengan membebani RPK-BUN- P sesuai dengan jumlah SP2D yang akan dibayarkan untuk untung rekening BO I. - BO I melakukan pembayaran dengan mendebet rekening BO I senilai SP2D untuk untung rekening yang berhak. Penyampaian SPT untuk pengisian dana kepada BO II dan/atau Kantor Pos (dalam rangka pembayaran gaji induk) dilaksanakan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sebelum tanggal pembayaran gaji;

Mekanisme kerja Proses Pemindahbukuan dari RPK-BUN-P ke BO II dan/atau Kantor Pos dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : - BO I melakukan penarikan dana dengan mendebet RPK-BUN-P sesuai dengan jumlah SPT yang akan dibayarkan dan mengkredit BO I. - BO I melakukan pemindahbukuan dengan mengkredit kepada rekening BO II dan/atau Kantor Pos dan mendebet rekening BO I senilai SPT untuk untung rekening BO II dan/atau Kantor Pos. - BO II dan/atau Kantor Pos melakukan pembayaran dengan mengkredit kepada rekening Bendahara Pengeluaran/rekening pegawai yang bersangkutan dan mendebet rekening BO II dan/atau Kantor Pos senilai SP2D. BO II dan/atau Kantor Pos menyelesaikan pembayaran gaji pada hari kerja pertama bulan berkenaan;

Mekanisme kerja BO I harus memastikan bahwa saldo akhir hari kerja rekening BO I adalah nihil dan menyampaikan laporannya secara tertulis ke KPPN; BO I mendebet RPK-BUN-P hanya berdasarkan SP2D dan SPT yang diterbitkan oleh KPPN. BO I dilarang mendebet RPK-BUN-P sebelum menerima SP2D dan SPT yang diterbitkan oleh KPPN; Dalam hal BO I terlambat atau tidak melakukan fungsinya sebagai BO I yang disebabkan oleh gagalnya atau tidak beroperasinya sistem jaringan BO I, maka BO I melakukan hal-hal sebagai berikut: - Memberitahukan secara tertulis kepada KPPN mengenai terjadinya gangguan tersebut pada kesempatan pertama. - Membuat berita acara mengenai peristiwa tersebut yang dibuktikan keterangan dari Bank Indonesia dan mengirimkannya kepada KPPN.

Mekanisme kerja Saldo pada RPK-BUN-P pada akhir hari kerja harus dilimpahkan ke Rekening Kas Umum Negara pada Bank Indonesia paling cepat pukul 16.30 waktu setempat dan paling lambat pukul 17.30 WIB; BO I setiap awal hari kerja menyampaikan informasi mengenai transaksi yang terjadi pada hari kerja sebelumnya kepada KPPN yaitu: - Rekening Koran. - Advis kredit penerimaan dana di rekening BO I. - Advis debet pengisian dana ke rekening BO II dan/atau Kantor Pos. - Advis debet ke Rekening Pihak ke III. BO I dan BO II dan/atau Kantor Pos setiap tanggal 5 (lima) atau hari kerja berikutnya apabila tanggal 5 (lima) hari libur/diliburkan menyampaikan rekening koran bulanan yang memuat informasi mengenai transaksi yang terjadi pada bulan sebelumnya kepada KPPN;

Mekanisme kerja BO I memberikan informasi secara Real Time melalui Cash Management System (CMS) yang memuat sekurang-kurangnya : - Pelimpahan dana dari BI ke RPK-BUN-P. - Penarikan dana oleh BO I dari RPK-BUN-P. - Pemindahbukuan dana dari BO I ke Rekening yang berhak sesuai dengan SP2D/SPT. - Penihilan saldo BO I. - Penihilan RPK-BUN-P.

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA PIHAK PERTAMA atau oleh pihak lain yang ditunjuk berhak untuk: (1)Melakukan monitoring dan evaluasi atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. (2)Menyampaikan surat peringatan atas pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA. (3)Mengenakan sanksi denda kepada PIHAK KEDUA atas pelanggaran terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA. (4)Melakukan penelitian dan penelusuran atas: Penarikan dana dari RPK-BUN-P ke BO I. Transfer dana kepada Pihak ketiga berdasarkan SP2D. Meminta bukti pengiriman melalui RTGS/Pemindahbukuan atas dana yang disalurkan oleh BO I berkenaan. PIHAK PERTAMA berkewajiban: (1)menyediakan dana yang mencukupi di rekening RPK-BUN-P sehingga pencairan SP2D dan pemindahan dana sesuai Surat Perintah Transfer pada BO I dapat terlaksana sesuai window time RTGS untuk transaksi tersebut (2)menyampaikan SP2D dan Surat Perintah Transfer kepada BO I secara bertahap mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 15.00 waktu setempat.

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA berhak untuk: Menerima dana yang diperuntukkan bagi penyaluran dana belanja non gaji bulanan (termasuk kekurangan gaji dan gaji susulan), uang persediaan, dan Dana Fihak Ketiga (PFK). Menolak SP2D/SPT yang disampaikan oleh KPPN kepada pihak kedua melampaui batas waktu penyampaian SP2D/SPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2). PIHAK KEDUA berkewajiban untuk: Melakukan pemindahbukuan ke rekening yang berhak sebagaimana dimaksud (sesuai yang diatur) dalam Pasal 4. Melaksanakan saldo nihil pada BO I dan RPK-BUN-P pada setiap akhir hari kerja. Memberikan informasi secara Real Time melalui Cash Management System (CMS) yang memuat sekurang-kurangnya : Pelimpahan dana dari BI ke RPK-BUN-P; Penarikan dana oleh BO I dari RPK-BUN-P; Pemindahbukuan dana dari BO I ke Rekening yang berhak sesuai dengan SP2D/SPT; Penihilan saldo BO I; dan Penihilan RPK-BUN-P.

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA Memberitahukan kepada KPPN apabila terjadi ketidaksesuaian antara nomor dan/atau nama pemilik rekening pada SP2D atau Surat Perintah Transfer dengan nomor dan/atau nama pemilik rekening pada bank penerima/kantor Pos, paling lambat satu hari kerja setelah ketidaksesuaian/retur diketahui, dan menampung dana yang ditolak/dikembalikan tersebut pada rekening retur. Mencairkan dana SP2D yang ditolak/dikembalikan Bank/Kantor Pos Penerima ke rekening yang ditunjuk berdasarkan surat ralat SP2D atau SPT dari KPPN. Dalam hal BO I terlambat atau tidak melaksanakan fungsinya sebagai Bank Operasional yang disebabkan oleh gagalnya atau tidak beroperasinya sistem jaringan BO I, maka BO I melakukan hal-hal sebagai berikut: Memberitahukan secara tertulis kepada KPPN mengenai terjadinya gangguan tersebut pada kesempatan pertama. Membuat berita acara mengenai peristiwa tersebut yang dibuktikan keterangan dari Bank Indonesia dan mengirimkannya kepada KPPN.

Menyetor dana SP2D atau SPT yang ditolak ke Kas Negara sesuai ketentuan. Melaporkan hasil penyetoran kembali Dana SP2D atau SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b. paling lambat 1 (satu) hari kerja kepada KPPN Mitra Kerja BO I bersangkutan. Menindaklanjuti peringatan tertulis yang disampaikan oleh PIHAK PERTAMA. Melaksanakan sanksi denda yang ditetapkan.

DENDA dan SANKSI PIHAK PERTAMA mengenakan sanksi denda kepada PIHAK KEDUA atas penihilan RPK-BUN-P yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan PIHAK KEDUA menyetor ke rekening Kas Negara denda sebesar 3% per bulan dari nilai saldo RPK-BUN-P yang terlambat dipindahbukukan ke Rekening Kas Umum Negara yang diperhitungkan setiap hari termasuk hari libur; PIHAK PERTAMA dapat menyampaikan: 1) Surat Teguran Pertama, apabila dalam waktu 5 (lima) hari kerja sejak ditetapkan denda, PIHAK KEDUA tidak menyetor denda 2) Surat Teguran Kedua, apabila dalam waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkan Surat Teguran Pertama sebagaimana dimaksud pada huruf (a), PIHAK KEDUA tidak menyetor denda ke rekening Kas Negara.

DENDA dan SANKSI Kepala KPPN menetapkan sanksi denda kepada Bank Operasional I mitra kerjanya, atas : 1)Keterlambatan penihilan saldo pada BO I 2)Keterlambatan pemindahbukuan ke rekening yang tercantum dalam SP2D atau SPT 3)Kekurangan pemindahbukuan ke rekening yang berhak 4)Keterlambatan penyetoran jasa layanan perbankan 5)Pembebanan biaya kepada pihak yang tercantum dalam SP2D/Surat Perintah Transfer 6)Mendebet rekening RPK-BUN-P sebelum menerima SP2D dan SPT dari KPPN.

DENDA dan SANKSI Besar denda ditetapkan sebagai berikut : Atas keterlambatan penihilan saldo pada Bank Operasional I dikenakan denda sebesar 3% per bulan dari nilai saldo pada Bank Operasional I diperhitungkan setiap hari termasuk hari libur; Atas keterlambatan pemindahbukuan ke rekening yang berhak yang tidak sesuai dengan tanggal yang tercantum pada SP2D dan/atau Surat Perintah Transfer maka BO I dikenakan denda sebesar 3% per bulan dari jumlah uang yang tercantum pada SP2D dan/atau Surat Perintah Transfer yang diperhitungkan setiap hari termasuk hari libur.

DENDA dan SANKSI Atas kekurangan pemindahbukuan ke rekening yang berhak dikenakan denda sebesar 3% per bulan dari jumlah uang yang tercantum pada SP2D dan/atau Surat Perintah Transfer yang diperhitungkan setiap hari termasuk hari libur. Atas keterlambatan penyetoran jasa layanan perbankan, dikenakan denda sebesar 3% per bulan dari nilai jasa layanan perbankan yang diperhitungkan setiap hari termasuk hari libur; Atas pembebanan biaya kepada pihak yang tercantum dalam SP2D/Surat Perintah Transfer dikenakan denda sebesar 300% dari biaya yang dikenakan kepada pihak yang tercantum dalam SP2D/Surat Perintah Transfer;

DENDA dan SANKSI Bank Operasional I menyetor denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ke rekening Kas Negara; Kepala KPPN menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Wilayah... Direktorat Jenderal Perbendaharaan... apabila dalam waktu 5 (lima) hari kerja sejak ditetapkan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Operasional I tidak menyetor denda ke rekening kas negara; Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan, apabila dalam waktu 5 (lima) hari kerja sejak ditetapkan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Operasional I tidak menyetor denda ke rekening kas negara; PIHAK PERTAMA menyampaikan laporan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, apabila Surat Peringatan atau Surat Teguran Kedua tidak mendapat tanggapan atau tanggapan yang disampaikan tidak menyelesaikan permasalahan. Putusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final;

TERIMA KASIH