NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE CACAO 1. PENDAHULUAN

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

CABE GILING DALAM KEMASAN

Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava

MANISAN BASAH BENGKUANG

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

MANISAN KERING BENGKUANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

MANISAN BUAH 1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. METODOLOGI Bahan dan Alat. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerang bulu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Amalia Fitri Andriani. Penulis Adalah Dosen Jurusan Biologi, Fakultas Saintek,UIN MMI Malang

PEMBUATAN NATA DE RICE DARI AIR CUCIAN BERAS DALAM BEBERAPA KONSENTRASI DENGAN BAKTERI Acetobacter xylinum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

PRODUKSI NATA PINNATA DARI NIRA AREN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN NITROGEN PADA PRODUKSI NATA DE COCO

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

ANALISIS USAHA NATA DE COCO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang asam dan mengandung gula. Nata dapat dibuat dari bahan baku air kelapa, dan limbah cair pengolahan tahu (whey tahu). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut dengan nata de coco, dan yang dari whey tahu disebut dengan nata de soya. Bentuk, warna, tekstur dan rasa kedua jenis nata tersebut tidak berbeda. Pembuatan nata tidak sulit, dan biaya yang dibutuhkan juga tidak banyak. Usaha pembuatan nata ini merupakan alternatif usaha yang cukup menjanjikan (prospektif). Fermentasi Nata Fermentasi nata dilakukan melalui tahap-tahap berikut: 1) Pemeliharaan biakan murni Acetobacter xylinum 2) Pembuatan starter 3) Fermentasi 1) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum Fermentasi nata memerlukan biakan murni Acetobacter xylinum. Biakan murni ini harus dipelihara sehingga dapat digunakan setiap saat diperlukan. Pemeliharaan tersebut meliputi (1) proses penyimpanan sehingga dalam jangka waktu yang cukup lama viabilitas (kemampuan hidup) mikroba tetap dapat dipertahankan; dan (2) penyegaran kembali mikroba yang telah disimpan sehingga terjadi pemulihan viabilitas dan mikroba dapat disiapkan sebagai inokulum fermentasi. a. Penyimpanan - Acetobacter xylinum biasanya disimpan pada agar miring yang terbuat dari media Hasisd dan Barker yang dimodifikasi dengan komposisi sebagai berikut: glukosa (100 gram), ekstrak khamir (2,5 gram), K 2 HPO 4 (5 gram), (NH 4 ) 2 SO 4 (0,6 gram), MgSO 4 (0,2 gram), agar (18 gram), dan air kelapa (1 liter). - Pada agar miring dengan suhu penyimpanan 4-70C, mikroba ini dapat disimpan selama 3-4 minggu. b. Penyegaran Setiap 3 atau 4 minggu, biakan A. xylinum harus dipindahkan kembali pada agar miring baru. Setelah 3 kali penyegaran, kemurnian biakan harus diuji dengan melakukan isolasi biakan pada agar cawan. Adanya koloni asing pada permukaan cawan menunjukan bahwa kontaminasi 1

telah terjadi. Biakan pada agar miring yang telah terkontaminasi, harus diisolasi dan dimurnikan kembali sebelum disegarkan. a. Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuhdengan cepat dan fermentasi segera terjadi. b. Media starter biasanya identik dengan media fermentasi. Media ini diinokulasi dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar (umur 6 hari). c. Starter baru dapat digunakan 6 hari setelah diinokulasi dengan biakan murni. Pada permukaan starter akan tumbuh mikroba membentuk lapisan tipis berwarna putih. Lapisan ini disebut dengan nata. Semakin lama lapisan ini akan semakin menebal sehingga ketebalannya mencapai 1,5 cm. Starter yang telah berumur 9 hari (dihitung setelah diinokulasi dengan biakan murni) tidak dianjurkan digunakan lagi karena kondisi fisiologis mikroba tidak optimum bagi fermentasi, dan tingkat kontaminasi mungkin sudah cukup tinggi. d. Volume starter disesuaikan dengan volume media fermentasi yang akan disiapkan. Dianjurkan volume starter tidak kurang dari 5% volume media yang akan difermentasi menjadi nata. Pemakaian starter yang terlalu banyak tidak dianjurkan karena tidak ekonomis. 3) Fermentasi a. Fermentasi dilakukan pada media cair yang telah diinokulasi dengan starter. Fermentasi berlangsung pada kondisi aerob (membutuhkan oksigen). Mikroba tumbuh teruatama pada permukaan media. Fermentasi dilangsungkan sampai nata yang terbentuk cukup tebal (1,0-1,5 cm). Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari (semenjak diinokulasi dengan starter), dan fermentasi diakhiri pada hari ke 15. Jika fermentasi tetap diteruskan, kemungkinan permukaan nata mengalami kerusakan oleh mikroba pencemar. b. Nata berupa lapisan putih seperti agar. Lapisan ini adalah massa mikroba berkapsul dari selulosa. c. Lapisan nata mengandung sisa media yang sangat asam. Rasa dan bau masam tersebut dapat dihilangkan dengan perendaman dan perebusan dengan air bersih. 2. BAHAN 1) Penyiapan Biakan Murni - Biakan murni A. xylinum - Glukosa, 100 gram - Ekstrak khamir, 5 gram - K 2 HPO 4, 5 gram - (NH 4 ) 2 SO 4, 0,6 gram 2

- MgSO 4, 0,2 gram - Agar, 18 gram - Air kelapa, 1 liter - Asam asetat 25%, untuk mengatur agar ph menjadi 3-4 - Biakan murni A. xylinum - Glukosa, 100 gram - Urea, 5 gram - Air kelapa, 1 liter - Asam asetat 25%, untuk mengatur agar ph menjadi 3-4 3) Fermentasi Nata - Starter - Glukosa - Urea - Limbah air kelapa - Asam asetat 25% untuk mengatur ph menjadi 3-4 3. PERALATAN 1) Alat untuk Penyiapan Biakan Murni - Alat pensteril. Alat ini digunakan untuk mensterilkan alat dan media. Autoklav mini, atau press cooker sudah memadai untuk keperluan tersebut. - Tabung reaksi dan kapas. Alat ini digunakan untuk pembuatan agar miring. - Jarum ose. Alat ini digunakan untuk memindahkan biakan ke agar miring baru. - Kotak inokulasi. Alat ini digunakan sebagai tempat untuk memindahkan biakan sehingga kemungkinan kontaminasi bisa diminimalkan. - Lampu spritus. Alat ini digunakan untuk membakar jarum ose, dan mengurangi kemungkinan kontaminasi pada saat pemindahan biakan. - Gelas piala. Alat ini digunakan untuk membuat media agar. - Kompor. Alat ini digunakan utnuk memasak media agar yang baru dibuat sebelum sterilisasi. - Kotak inkubasi. Alat ini digunakan untuk inkubasi agar miring. - Lemari pendingin (kulkas). Alat ini digunakan untuk menyimpan biakan agar miring yang telah selesai diinkubasi. - Timbangan - PH meter. Alat ini digunakan untuk mengatur ph menjadi 3-4. - Botol bermulut lebar. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk pembuatan starter. - Kertas. Kertas digunakan untuk menutup botol bermulut lebar. 3

- Ruang inkubasi. Ruang ini digunakan untuk inkubasi starter. Ruang harus bersih, telah dicuci hamakan, tidak berserangga, dan tidak mudah dimasuki debu, angin, dan serangga. - Wadah perebus media. Wadah ini digunakan untuk merebus media yang akan diinokulasi dengan biakan murni. Wadah harus tahan asam, dan mudah dibersihkan. Panci berenamel atau stainless steel paling cocok sebagai wadah perebus media. - Timbangan - PH meter. Alat ini digunakan untuk mengatur ph menjadi 3-4. 3) Fermentasi - Wadah fermentasi. Wadah fermentasi berupa baki-baki yang tahan asam dengan kedalaman 7-9 cm. Kotak plastik, stainless steel, atau aluminium yang diberi enamel dapat digunakan untuk keperluan tersebut. - Wadah perebus media. Wadah ini digunakan untuk merebus media yang akan diinokulasi dengan starter. Wadah harus tahan asam, dan mudah dibersihkan. Panci berenamel atau stainless steel paling cocok sebagai wadah perebus media. - Ruang fermentasi. Ruang ini digunakan untuk fermentasi. Ruang harus bersih, telah dicuci hamakan, tidak berserangga, dan tidak mudah dimasuki debu, angin, dan serangga. - Timbangan - Kompor - PH meter. Alat ini digunakan untuk mengatur ph menjadi 3-4. 4) Pemanen Hasil - Wadah perendam dan perebus. Wadah ini digunakan untuk merendam dan merebus nata dengan air bersih agar hilang rasa dan bau masamnya. Wadah harus dari bahan tahan asam. - Pemotong nata. Alat ini digunakan untuk memotong nata sehingga berbentuk kubus. Alat paling sederhana adalah pisau. Untuk memotong nata dalam jumlah besar dapat digunakan mesin pemotong yang digerakan dengan tangan atau digerakkan dengan mesin. 4. CARA PEMBUATAN 1) Penyiapan Biakan Murni a. Agar (15-18 g) dimasukkan ke dalam 500 ml air kelapa, kemudian dipanaskan sampai larut. Setelah itu ditambahkan ekstrak ragi (5 g) dan diaduk sampai larut (larutan a). b. Gula (75 g), dan asam asetat (a5 ml) dimasukkan ke dalam 500 ml air kelapa segar yang lain dan diaduk sampai gula larut(larutan b). c. Larutan (a) sebanyak 3-4 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tutup dengan kapas. Larutan (b) 3-4 ml juga dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain, kemudian ditutup dengan kapas. Masingmasing disterilkan pada suhu 121 0 C selama 20 menit. 4

d. Setelah selesai sterilisasi san larutan tidak terlalu panas lagi, larutan (a) dituangkan ke larutan (b) secara aseptis. Setelah itu 1 tabung berisi larutan b diletakkan secara miring untuk membuat agar miring dan ditunggu sampai agar mengeras. d. Inokulum Acetobacter xylinum diinokulasikan pada agar miring di atas. Kemudian diinkubasikan pada suhu kamar atau pada suhu 30 0 C sampai tampak pertumbuhan bakteri serupa keloid mengkilat dan bening pada permukaan agar miring. a. Air kelapa diendapkan, kemudian disaring dengan beberapa lapis kain kassa, kemudian dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a) asam asetat glasial (10-20 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa), dan (b) gula (75-100,0 gram gula untuk tiap 1 liter air kelapa). Campuran ini diaduk sampai gula larut. Larutan ini disebut air kelapa asam bergula. b. Urea (sebanyak 3 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa asam bergula yang disiapkan pada no. 1 diatas) dilarutkan di dalam sedikit air kelapa (setiap 1 gram urea membutuhkan 20 ml air kelapa). Larutan ini dididihkan, kemudian dituangkan ke dalam air kelapa asam bergula. c. Ketika masih panas, media dipindahkan ke dalam beberapa botol bermulut lebar, masing-masing sebanyak 200 ml. Botol ditutup dengan kapas steril. Setelah dingin, ditambahkan 4 ml suspensi mikroba. Setelah itu, media diinkubasi pada suhu kamar selama 6-8 hari (sampai terbentuk lapisan putih pada permukaan media). 3) Fermentasi Nata a. Air kelapa yang masih segar diendapkan, dan disaring dengan beberapa lapis kain kassa, kemudian dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a) asam asetat glasial (10 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa), dan (b) gula (80 gram gula untuk setiap 1 liter air kelapa). Campuran ini diaduk sampai gula larut. Larutan ini disebut air kelapa asam bergula. b. Urea (sebanyak 5 g urea untuk setiap 1 liter air kelapa asam bergula yang disiapkan pada no. 1 diatas) dilarutkan di dalam sedikit air kelapa yang telah dimasak (setiap 1 gram urea membutuhkan 20 ml air kelapa). Larutan ini dididihkan, kemudian dituangkan ke dalam air kelapa asam bergula. Larutan yang diperoleh disebut sabagai sebagai media nata. Larutan ini didinginkan sampai suam-suam kuku. c. Media nata ditambah dengan starter (setiap 1 liter media nata membutuhkan 50-100 ml starter), kemudian dipindahkan ke dalam wadahwadah fermentasi dengan ketinggian media 4 cm. Wadah ditutup dengan kertas yang telah dipanaskan di dalam oven pada suhu 140 0 C selama 2 jam. Wadah berisi media ini disimpan di ruang fermentasi selama 12-15 hari sampai terbentuk lapisan nata yang cukup tebal (1,5-2,0 cm). 5

4) Panen dan pencucian Lapisan nata diangkat, kemudian dicuci dengan air bersih. Setelah itu nata direndam di dalam air mengalir atau air yang diganti-ganti dengan air segar selama 3 hari. Setelah itu nata dipotong-potong dengan panjang 1,5 dan lebar 1,5 cm. Potongan nata direbus 5-10 menit, kemudian dicuci, dan direbus lagi selama 10 menit. Hal ini diulangi sampai nata tidak berbau dan berasa asam lagi. 5) Pembotolan a. Pembuatan sirup. Gula yang putih bersih dilarutkan ke dalam air (setiap 2 kg gula dilarutkan ke dalam 4 liter air bersih), kemudian ditambahkan vanile (secukupnya) dan benzoat (1 gram untuk setiap liter larutan gula). Larutan sirup ini direbus sampai mendidih selama 30 menit. b. Pengemasan. Nata yang masih panas segera dimasukkan ke dalam sirup, kemudian didinginkan sampai suam-suam kuku. Setelah itu nata dikemas di dalam kantong plastik rangkap dua, atau di dalam gelas plastik, dan kemasan ditutup dengan rapat (kantong plastik diikat dengan karet, dan gelas plastik di-seal). 5. KONTAK HUBUNGAN Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040 Jakarta, Januari 2001 Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat Editor : Tarwiyah, Kemal KEMBALI KE MENU 6