UJI DAYA RACUN BAHAN PENGAWET. 1. Uji Kultur Agar

dokumen-dokumen yang mirip
Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

PENGAWETAN KAYU MANGGA (Mangifera indica) SECARA TEKANAN DENGAN PERMETHRIN UNTUK MENCEGAH SERANGAN RAYAP KAYU KERING

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kayu saat ini merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

PERESAPAN BAHAN PENGAWET. 1. Faktor-faktor terhadap Peresapan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

BAHAN DAN METODE. Bahan

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Tahapan Penelitian Persiapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAIIAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

BAB III METODE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

Transkripsi:

UJI DAYA RACUN BAHAN PENGAWET 1. Uji Kultur Agar Uji daya racun bahan pengawet dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Uji kultur agar adalah uji bahan pengawet di laboratorium untuk serangan cendawan. Uji ini digunakan untuk membandingkan suatu produk bahan pengawet baru dengan bahan pengawet lama yang sudah ada. Siapkan sejumlah cawan petri. Ke dalamnya masukkan larutan agar (dapat dibuat dari kentang dan dekstrose) sebagai medium makanan bagi cendawan. Pada masing-masing cawan petri lalu disiramkan sedikit larutan bahan pengawet yang akan diuji pada konsentrasi yang berbeda, dari kecil hingga besar. Kemudian disiapkan biakan murni suatu cendawan perusak kayu untuk pengujiannya. Biakan murni cendawan ini lalu ditularkan ke seluruh larutan agar yang telah mengandung bahan pengawet. Cawan-cawan petri kemudian disimpan di dalam suatu ruangan yang steril pada suhu 80 F dan kelembaban relatif 70% selama 12 minggu. Akan terlihat konsentrasi terkecil dari larutan bahan pengawet yang telah dapat mencegah pertumbuhan cendawan. Dari dua atau beberapa bahan pengawet akan terlihat bahan pengawet mana yang lebih efektifdalam mencegah serangan cendawan. 2. Uji Balok Tanah Uji ini termasuk uji laboratorium suatu bahan pengawet untuk mencegah serangan cendawan. Pada uji ini digunakan contoh uji kecil kayu. Disiapkan sejumlah tabung dari gelas dan diisi separuhnya atau kurang dengan tanah steril. Ke dalam tabung dimasukkan balok-balok kecil kayu jenis tertentu sebagai medium pengujian yang tidak diawetkan. Ukuran balok kecil kayu 1 inci x 1 inci x 1 inci atau 2,5 x 2,5 x 2,5 cm. Pada balok-balok kecil kayu ditularkan biakan murni suatu cendawan perusak kayu yang akan digunakan untuk pengujian. Cendawan yang ditularkan ditunggu sehingga tumbuh memenuhi permukaan balokbalok kecil kayu. Disiapkan balok-balok kecil lain dari jenis kayu yang sama, diawetkan dengan bahan pengawet yang akan diuji pada berbagai konsentrasi. Setelah balokbalok kecil tersebut dikering-udarakan dan ditimbang beratnya, balok-balok kecil ini

kemudian ditumpangkan pada balok-balok kecil kayu yang telah penuh ditumbuhi oleh cendawan di dalam tabung-tabung gelas di atas. Tabung-tabung gelas beserta isinya lalu disimpan di dalam suatu ruangan yang steril pada suhu 80 F dan kelembaban relatif 70% selama 12 minggu. Setelah 12 minggu, balok-balok kecil kayu yang diawetkan diambil, dibersihkan, dikering-udarakan dan ditimbang. Selisih berat sebelum dan sesudah serangan menunjukkan intensitas serangan. Akan terlihat konsentrasi terendah atau retensi terendah yang telah dapat mencegah pertumbuhan cendawan atau dengan intensitas serangan nol. Retensi terendah ini disebut retensi ambang. 3. Uji Balok Agar Uji balok agar termasuk uji laboratorium. Di sini juga sudah digunakan balok kecil kayu. Uji ini sama dengan uji balok tanah, tabung gelas diganti dengan cawan petri, tanah diganti dengan larutan agar. Disiapkan sejumlah cawan petri yang diisi dengan larutan agar. Balok-balok kecil kayu yang tidak diawetkan diletakkan pada larutan agar yang terdapat di dalam cawan petri. Disiapkan biakan murni cendawan perusak kayuyang akan dijadikan untuk pengujian bahan pengawet. Biakan murni cendawan tersebut kemudian ditularkan pada balok-balok kecil kayu. Setelah balok-balok kecil kayu penuh ditumbuhi oleh cendawan Balok-balok kecil lain, kayu spesies yang sama diawetkan pada berbagai konsentrasi larutan. lalu dikering-udarakan dan ditimbang. Balok-balok kecil ini kemudian ditumpangkan pada baok-balok kecil kayu yang sudah penuh ditumbuhi oleh cendawan perusak. Cawan petri beserta isinya kemudian disimpan di dalam sebuah ruangan yang steril pada suhu 80 F dan kelembaban relatif 70% selama 12 minggu. Setelah 12 minggu, balok-balok kecil kayu yang diawetkan diambil, dibersihkan, dikering-udarakan dan ditimbang. Selisih berat sebelum dan sesudah serangan. menunjukkan intensitas serangan. Akan diperoleh konsentrasi terendah yang telah dapat mencegah pertumbuhan cendawan, dengan intensitas serngan nol.

4. Uji terhadap Rayap Uji terhadap serangan rayap dibedakan atas uji serangan rayap kayu kering dan uji serangan rayap tanah. Uji serangan rayap kayu kering merupakan uji laboratorium, sedangkan uji serangan rayap tanah merupakan uji lapangan yang dipercepat. a. Uji serangan rayap kayu kering Balok-balok kecil kayu ukuran 3x3x2,5 cm kering udara diawetkan pada berbagai konsentrasi. Agar diperoleh peresapan tunggal pada balok ini, sisi ujung dan dua sisi tebal ditutup dengan cat. Setelah dikering-udarakan kembali, pada sisi yang lebar balok ini dipasang tabung kaca diameter 2,5 cm dan tinggi 3 cm dengan jalan direkat. Ke dalam masing-masing tabung kaca kemudian dimasukkan rayap kayu kering sebanyak 50 ekor. Tabung kaca ditutup dengan strimin. Balok-balok kecil dengan tabung dan rayap ini kemudian disimpan di dalam suatu ruangan yang gelap, kering dan sejuk atau tidak terlalu panas selama 12 minggu. Setiap ada rayap yang mati hams dising.- kirkan agar tidak dimakan oleh rayap lain sehingga rayap hanya dipaksa untuk memakan kayu. Setelah 12 minggu, dihitung mortalitas rayap. Balok-balok kayu diambil, dibersihkan, dikering-udarakan kembali dan ditimbang. Intensitas serangan rayap ditunjukkan pada besarnya mortalitas rayap, kehilangan berat dan derajat kerusakannya. Derajat kerusakan dinilai berdasarkan persen kehilangan berat terhadap kehilangan berat pada kontrol, yaitu pada balok kayu yang tidak diawetkan. Akan diperoleh konsentrasi terendah yang telah efektif mencegah serangan rayap, yaitu angka mortalitas yang tinggi di atas 90% dan/ atau derajat keusakan rendah yaitu kurang dari 10%. b. Uji serangan rayap tanah Untuk uji serangan, disiapkan sebidang tanah, bersih dari tumbuhan bawah dan kotoran lainnya. Ke dalam tanah dibenamkan kardus yang cukup untuk mengundang rayap tanah. Setelah kardus dipenuhi oleh rayap yang menyerang dan hampir habis, sisa kardus diambil dan ke dalam tanah dibenamkan balok-balok kecil kayu yang telah diawetkan pada jarak minimal 10 cm. Setelah 12 minggu, balok-balok kayu diambil, dibersihkan dari tanah dan sisa rayap, lalu dikering-udarakan dan ditimbang.

Intensitas serangan rayap ditunjukkan pada kehilangan berat dan derajat kerusakannya dibandingkan terhadap kontrol. Akan diperoleh konsntrasi terndah yang telah dapat mencegah serangan rayap tanah. 5. Uji terhadap Kumbang Bubuk Uji terhadap kumbang bubuk ini juga merupakan uji laboratorium. Pada prinsipnya, uji ini persis sama dengan uji terhadap rayap kayu kering, hanya binatang pengujinya diganti dengan kumbang bubuk. 6. Uji terhadap Binatang Pengebor Kayu di Laut Uji terhadap binatang pengebor kayu di laut termasuk uji lapangan dengan contoh uji berukuran kecil. Contoh uji dapat berukuran 5x2,5x7,5 cm. Contoh uji diberi lubang tempat tali untuk bergantung. Setelah contoh uji diawetkan pada berbagai konsentrasi dan dikering-udarakan, contoh uji digantungkan pada suatu palang penggantung yang tiangnya ditancapkan ke dalam laut. Setelah 12 minggu atau beberapa waktu lamanya, contoh uji diambil, dibersihkan dan dikering-udrakan. Intensitas serangan ditunjukkan oleh berkurangnya berat dan derajat kerusakannya dapat dibandingkan dengan kontrol. 7. Uji Lapangan lapangan, khususnya untuk penggunaan kayu di darat, dilakukan dengan dua cara, pertama dengan menggunakan contoh uji kayu bentuk tongkat dan kedua, dengan menggunakan contoh uji kayu berukuran seperti ukuran penggunaannya dalam praktek. Pada cara yang pertama, disiapkan contoh uji kayu berukuran 2x2x18 inci (standard ASTM). Setelah contoh uji diawetkan pada berbagai konsentrasi dan dikering-udarakan, contoh uji ditanam pada sebidang tanah, tegak lurus ke bawah dengan separuh panjang muncul di atas permukaan tanah. Jarak antar tongkat 30 cm. Pengamatan dilakukan setelah satu, dua, tiga, 5, 10 atau 15 tahun kemudian. Satu tongakt hanya berlaku untuk satu kali pengamatan. Tongkat dicabut. dibersihkan dan dikering-udarakan kembali. Pengamatan dilakukan secara manual dan visual. Untuk

serangan cendawan, bagian kayo yang terbenam di dalam tanah ditekan dengan ujung. kuku ibu jari tangan, apakah masih sekeras semula, sedikit lunak atau sudah lunak atau sangat lunak atau bahkan rusak ketika dicabut. Intensitas serangan dinyatakan sebagai berikut. Tabel 9. Intensitas Serangan Cendawan Kondisi kayu Intensitas serangan intensitas nilai Keras seperti semula Tidak ada serangan 10 Sedikit lunak Ringan 9 Lunak Sedang Sedang 7 Sangat lunak Berat 4 Rusak Sangat berat 0 Untuk serangan rayap tanah, diamati banyak sedikitnya gerekan, apakah sedikit. sedang. banyak atau sangat banyak. Intensitas serngan dinyatakan seperti dalam tabel berikut. - label 10. Intensitas Serangan Rayap Tanah Jumlah gerekan Intensitas serangan Intensitas Nilai Tidak ada Tidak ada 10 Sedikit Ringan 9 Sedang Sedang 7 Banyak Berat 4 Sangat banyak Sangat berat 0