BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HASIL PEMBAHASAN KERJA PRAKTEK. Lelang (KPKNL) yang dimulai sejak tanggal 4 Juli sampai dengan 5 Agustus

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN INVENTARISASI DAN VERIFIKASI, REKONSILIASI, SERAH TERIMA BKPN, DAN PENERBITAN PRODUK HUKUM PASCA PENGEMBALIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. Mengingat : Peraturan...

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

Jakarta V. Yang diteliti oleh peneliti tersebut adalah pembentukan dan. (PT. PPA) dan Tim Koordinasi Penyelesaian Penanganan Tugas-tugas TP-

BAB II KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN)

PROSEDUR PENGURUSAN PIUTANG NEGARA DAN DAERAH PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) BOGOR

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

BAB II PROFIL INSTANSI. piutang Negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.06/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128/PMK.

1 of 6 18/12/ :54

BAB IV PEMBAHASAN. Walaupun dasar Hukum pembentukan KPKNL Gorontalo sejak tahun 2002,

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Piutang Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan negara/daerah tidak lagi termasuk dalam ranah Piutang

2014, No c. bahwa guna memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan Pencegahan dalam rangka pengurusan Piutang Negara dan tidak dilaksanakannya

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 128/PMK.06/2007 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN,

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122 / PMK.06 / 2007 TENTANG KEANGGOTAAN DAN TATA KERJA PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN,

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelesaian piutang Negara macet merupakan salah satu aspek penting dari

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 83 TAHUN 2012

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2002 TENTANG RESTRUKTURISASI KREDIT USAHA KECIL, DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2014, No pengurang kewajiban Bank Dalam Likuidasi kepada Pemerintah Republik Indonesia setelah dapat dicairkan atau ditetapkan sebagai Barang Mi

BAB I PENDAHULUAN. merangsang dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan. produktifitas di bidang usahanya. Meningkatnya pembangunan

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

BAB III PENUTUP. piutang macet dilakukan dengan dua cara, yaitu: surat-surat/dokumen penting.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 300/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambah

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pengelolaan Aset. BPPN. Perusahaan. Pengelola. Pencabutan.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN SUKINO Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Riau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

BAB III PENANGANAN ASET KREDIT NON ATK DAN KENDALANYA DALAM RANGKA PENGEMBALIAN KEUANGAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang TUJUAN KEPAILITAN TUJUAN KEPAILITAN. 22-Nov-17

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN KREDIT MACET (Studi di Bank ARTA ANUGRAH Lamongan)

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 201/PMK.06/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.06/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peran dan fungsi lembaga perbankan. Lembaga ini secara profesional

2 perpajakan yang terkait dengan Bea Meterai telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai; e. bahwa ketentuan mengenai tin

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(2) Penerbitan Surat Pengembalian Pengurusan Piutang dapat dilakukan untuk 1 (satu) BKPN atau untuk beberapa BKPN terhadap Penyerah Piutang yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 29

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

PENGURUSAN KEKAYAAN/PIUTANG NEGARA OLEH PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MISBAHUL HUDA ABSTRAK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KMK.08/2002 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN M DATA WAWANCARA. 1. Kendala kendala apa saja yang di hadapi oleh KPP Pratama Jakarta Taman

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

No Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara.

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 293/KMK.O9/1993 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PIUTANG PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

PENGALIHAN HAK ATAS PIUTANG SEBAGAI JAMINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengenai Hak Tanggungan. Sebagai Satu-Satunya Lembaga Hak Jaminan atas Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN dan SARAN 1.1 Kesimpulan Istilah piutang negara ini timbul karena adanya perjanjian utang piutang diantara dua orang atau lebih subjek hukum. Subjek hukum itu adalah baik pribadi (perseorangan) maupun badan hukum. Jadi perjanjian utang piutang ini boleh saja dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan satu orang atau lebih lainnya, atau satu orang atau lebih dengan satu badan hukum atau lebih, atau satu badan hukum dengan satu badan hukum lainnya. Jika subjek hukum ini telah mengadakan suatu perjanjian utang piutang maka timbullah hak dan kewajiban diantara keduanya. Dalam ilmu hukum, subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban. Dengan kata lain timbullah hubungan hukum. Hubungan hukum adalah hubungan yang terhadapnya hukum melekatkan hak pada satu pihak dan melakukan kewajiban pada pihak lainnya. Piutang adalah hak untuk menerima pembayaran. Dalam prosedur piutang Negara Bila di dalam RHPK tercantum pendapat bahwa piutang laik urus oleh PUPN karena adanya dan besarnya dapat dibuktikan secara hukum, maka PUPN Cabang akan menerima pengurusan piutang negara yang bersangkutan. Penerimaan pengurusan tersebut dilakukan dengan penerbitan Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N) yang ditandatangani Ketua PUPN Cabang. SP3N tersebut merupakan dasar 54

55 hubungan antara Penyerah Piutang yang memiliki piutang dengan PUPN yang akan melakukan penagihan/pengurusan piutang. Selain itu, SP3N dapat juga dikatakan sebagai peristiwa hukum yang menandai beralihnya pengelolaan hak tagih kredit/piutang macet yang semula berada di tangan Penyerah Piutang kepada pengelolaan PUPN. Hubungan hukum yang semula bersifat perdata (yaitu antara Penanggung Hutang dan Penyerah Piutang), menjadi hubungan hukum yang bersifat publik (yaitu antara PUPN dan Penanggung Hutang). Hubungan hukum yang semula berlaku antara kreditor dan debitor sebagai sesama warga negara dengan derajat yang sama menjadi hubungan hukum antara negara yang diwakili oleh PUPN dengan debitor selaku warga negara pada umumnya. Penyerahan piutang kepada KPKNL Bandung dan akan diberi SP3N selanjutnya akan ada panggilan I dan II. Debitur datang membawa pernyataan brsama PB jika debitur tidak datang akan diberi PJPN.debitur bayar dan lunas berarti sudah selesai tetapi jika debitur tidak bayar maka akan diberi surat paksa,dan barang akan disita lalu di lelang. Kredit bermasalah ini diselesaikan melalui dua tahap, yaitu tahap penyelamatan kredit melalui restrukturisasi, sedangkan untuk kredit yang tidak bisa diselesaikan melalui tahap penyelamatan lebih lanjut dilakukan melalui tahap penyelesaian kredit yaitu penyelesaian melalui saluran hukum yang dilaksanakan oleh KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Proses pengurusan piutang negara ini berawal dari diserahkannya kredit macet oleh Bank Pemerintah kepada PUPN Cabang melalui Kantor

56 Pelayanan Piutang dan lelang Negara (KPKNL), dalam di wilayah hukum DJPLN tersebut secara tertulis disertai resume dan dokumen. Dengan diterimanya penyerahan ini, maka pihak Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) akan menganalisisnya untuk menentukan piutang tersebut dapat diurus, ditolak atau dikembalikan untuk dilengkapi oleh bank / pihak penyerah piutang tersebut. Dalam hal berkas penyerahan telah memenuhi persyaratan dan dari hasil penelitian berkas dapat dibuktikan adanya dan besarnya Piutang Negara, Panitia Cabang menerima penyerahan pengurusan Piutang Negara dengan menerbitkan SP3N. Jika Penanggung Hutang yang telah melunasi hutangnya akan diterbitkan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas (SPPNL) oleh PUPN.SPPNL tersebut terbit setelah KPKNL selesai melakukan verifikasi atas kebenaran bukti-bukti pembayaran (baik pembayaran hutang maupun pembayaran Biaya Adminsitrasi Pengurusan Piutang Negara). Untuk keperluan administrasi dan memenuhi hak Penyerah Piutang, selain diberikan kepada Penanggung Hutang, SPPNL juga diberikan kepada Penyerah Piutang. Dengan terbitnya SPPNL, maka PUPN akan mengangkat sita dan/atau mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang untuk mencabut pemblokiran atas barang jaminan dan/atau harta kekayaan lain yang masih ada dan masih diletakkan sita atau blokir terhadapnya. Selain itu, PUPN juga menyerahkan dokumen barang jaminan dan/atau harta kekayaan lain yang masih ada, dengan ketentuan: dokumen barang jaminan dan/atau harta kekayaan lain milik Penanggung

57 Hutang diserahkan kepada Penanggung Hutang; dan dokumen barang jaminan dan/atau harta kekayaan lain milik Penjamin Hutang diserahkan kepada Penjamin Hutang. Ketentuan tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa bila ada pelunasan hutang, maka PUPN hanya akan mengembalikan dokumen barang jaminan. dan/atau harta kekayaan lain yang telah disimpan PUPN kepada yang berhak. Dalam pemberian informasi jumlah hutang,daftar pribadi sampai daftar harta debitor harus lengkap dan jelas. Karena data tersebut akan diinput dalam kartu piutang dan surat lainnya yg bersangkutan dengan penyelesaian piutang debitor tersebut. Banyak hal seperti ini sering terjadi dalam perusahaan yang menyerahkan piutang Negara pada KPKNL atau penanggung hutang,dalam memberikan informasi data tidak lengkap dan jelas sehingga menyulitkan pihak instansi dalam menangani penyelesaian masalah piutang Negara. Jika dalam pelaporan Piutang Negara dokumen-dokumen yg diperlukan tidak lengkap atau salah akan menyulitkan KPKNL dalam mengelola atau menyelesaikan masalah piutangnya,sehingga penyelesaian piutang akan terhambat sampai dengan dokumen-dokumen terlengkapi.

58 4.2 Saran Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang hendaknya dapat menyelenggarakan dan membuat pembukuan secara khusus dan terperinci dalam hal keringanan hutang. Hal ini sangat diperlukan karena dari pembukuan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pemantauan kebijakan keringanan hutang dalam rangka peningkatan efektivitas keringanan hutang. Kantor Pelayanan Kekayaan dan Lelang hendaknya lebih teliti dalam menganalisis kartu piutang agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan data dan agar proses penyelesaian masalah piutang negara bisa selesai dengan cepat. Kantor Pelayanan Kekayaan dan Lelang hendaknya lebih teliti dalam menginput data pelapor masalah piutang negara tersebut agar tidak ada kekeliruan dalam data dan kelengkapan dokumen harus selalu diinformasikan kepada pelapor agar saat penyelesaian piutang segala dokumen sudah lengkap

59