LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

MODEL PORTAL 3 DIMENSI

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONSTRUKSI RANGKA BATANG

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR

APLIKASI SAP2000 UNTUK PEMBEBANAN GEMPA STATIS DAN DINAMIS DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

DAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN SAMBUNGAN LEWATAN (LAP SPLICES) PADA UJUNG KOLOM

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS KINERJA STRUKTUR

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas sekilas tentang konsep Strength Based Design dan

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

TESIS EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG SISTEM GANDA DENGAN ANALISIS NONLINEAR STATIK DAN YIELD POINT SPECTRA O L E H

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN BAJA DENGAN MENGGUNAKAN PENGAKU EKSENTRIS (EBF) Ir. Torang Sitorus, MT.

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

Modul SAP2000 Ver.7.42

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB V ANALISIS STRUKTUR

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Modul SAP2000 Ver.7.42

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

By SUGITO Call :

ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA RANGKA BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA BREISING KABEL CFC

Modul SAP2000 Ver.7.42

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2017

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iv. KATA PENGANTAR...

Peraturan Gempa Indonesia SNI

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN SAMBUNGAN LEWATAN (LAP SPLICES) PADA UJUNG KOLOM

EVALUASI KINERJA SEISMIK GEDUNG TERHADAP ANALISIS BEBAN DORONG

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

STUDI PEMODELAN INELASTIK DAN EVALUASI KINERJA STRUKTUR GANDA DENGAN MIDAS/Gen TM

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM)

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

Transkripsi:

LAMPIRAN A Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada RSNI3 03-1726-201x. A. Berat keseluruhan bangunan. 1. Berat atap a. Beban mati (W D1 ) - Pelat atap = ( 24) (0,15) (24) (48) = 4147 kn - Beban tambahan = ( 1,4) (24) (48) = 1613 kn - Balok induk = [ 4 (0,4 0,8 48) + 7(0,4 0,8 24) ] 24 = 2765 kn - Balok anak = 3 (0,3 0,6 48) 24 = 622 kn - Beban Kolom = 28 (1,75 0,7 0,7) 24 = 952 kn - Dinding Bata = [( 7 24) + (4 48) ] 0,15 1,75 17 = 1606 kn = 11705 kn b. Beban hidup (W L1 ) = 1 (24) (48) 0. 3 = 346 kn Berat Total Atap (W 1 ) = W D1 + W L1 = 11705 + 346 = 12051 kn 2. Berat Lantai 2 sampai Lantai 11 a. Beban mati (W D2 ) - Pelat lantai = ( 24) (0,15) (24) (48) = 4147 kn - Beban tambahan = ( 1,4) (24) (48) = 1613 kn - Balok induk = [ 4 (0,4 0,8 48) + 7(0,4 0,8 24) ] 24 = 2765 kn

- Balok anak = 3 (0,3 0,6 48) 24 = 622 kn - Beban Kolom = 28 (3,5 0,9 0,9) 24 = 1905 kn - Dinding Bata = [( 7 24) + (4 48) ] 0.15 3.5 17 = 3213 kn = 14265 kn b. Beban hidup (W L2 ) = 2,5 (24) (48) 0, 3 = 864 kn Berat Total Atap (W 2 ) = W D2 + W L2 = 14265 + 864 = 15129 kn 3. Berat lantai 1 a. Beban mati (W D3 ) - Pelat atap = ( 24) (0,15) (24) (48) = 4147 kn - Beban tambahan = ( 1,4) (24) (48) = 1613 kn - Balok induk = [ 4 (0,4 0,8 48) + 7(0,4 0,8 24) ] 24 = 2765 kn - Balok anak = 3 (0,3 0,6 48) 24 = 622 kn - Beban Kolom = 28 (5,25 0,9 0,9) 24 = 2858 kn - Dinding Bata = [( 7 24) + (4 48) ] 0,15 5,25 17 = 4820 kn = 16824 kn b. Beban hidup (W L3 ) = 2,5 (24) (48) 0, 3 = 864 kn Berat Total Atap (W 3 ) = W D3 + W L3 = 16824 + 864 = 17688 kn Berat total keseluruhan bangunan (W t ) W t = W 1 + 10(W 2 ) + W 3 = 12051 + 10 (15129) + 17688 = 181029 kn

B. Kategori Resiko Struktur Bangunan. Bangunan adalah bangunan gedung perkantoran. Menurut Tabel 1 RSNI3 03-1726-201x, bangunan perkantoran dikategorikan ke dalam resiko II C. Parameter percepatan terpetakan S s dan S 1. Wilayah gempa diasumsikan berada pada kota Medan Berdasarkan peta gerak tanah pada Gambar 9 dan Gambar 10 dari dalam RSNI3 03-1726-201x dapat ditentukan untuk kelas situs SD. a. Percepatan batuan dasar pada periode pendek S s = 0,5 g b. Percepatan batuan dasar pada periode 1 detik S 1 = 0,3 g D. Koefisien situs untuk desain seismic F a dan F v Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran periode pendek F a menurut tabel 4 SNI-03-1726-2010 untuk kelas situs SD dan S s, diperoleh F a = 1,4 Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran periode 1 detik F v menurut tabel 5 SNI-03-1726-2010 untuk kelas situs SD dan S s, diperoleh F v = 1,8 E. Parameter spectrum Respons Percepatan SM s dan SM 1. Parameter spectrum respons percepatan pada periode pendek SM s = Fa S s = 1,4 0,5 = 0,7 Parameter spectrum respons percepatan pada periode pendek SM v = 1,8 0,3 1 = F S1 = F. Parameter percepatan spectral desain SD s dan SD 1. Parameter spectral desain untuk periode pendek 0,54 SD s 2 SM 3 = s = 2 (0,7) 3 = 0,47

Parameter spectral desain untuk periode 1 detik G. Spektrum respon desain. SD 2 = SM 3 2 = (0,54) 3 1 1 = 0,36 S D1 0,36 T 0 = 0,2 = 0,2 = 0,153 S 0,47 DS T S = S S D1 DS = 0,36 0,47 = 0,767 S DS Untuk T T 0 : S a = 0,6 T + 0,4S DS = 1,843T + 0, 188 T Untuk T 0 T T S : S S = 0, 47 a = DS 0 Untuk T > T S : S a = S D T 1 = 0,36 T H. Faktor keutamaan gempa, I e. Berdasarkan tabel 2 SNI-03-1726-2010 untuk kategori resiko bangunan II, faktor keamanan gempa I e = 1,0.

I. Faktor modifikasi respons, R. Untuk gedung akan direncanakan sebagai rangka beton bertulang pemikul momen khusus. Berdasarkan tabel 9 SNI 03-1726-2010 untuk rangka beton bertulangan pemikul momen khusus, R = 8. J. Periode fundamental, T. Periode fundamental pendekatan dapat ditentukan dengan persamaan : T = T a = C t h x n Dimana nilai C t dan x untuk rangka beton pemikul momen diambil dari tabel 15 SNI 03-1726-2010. Maka : C t = 0,0466 dan x = 0,9 T = T a = C t h x n = 0,0466 (42) 0.9 = 1,347 K. Koefisien respon seismic, C s S D1 0,36 Karena T > T S : C = S a = = = 0, 267 T T Koefisien respon seismic dapat ditentukan dengan persamaan: C s C I = R e 0,267 1 = = 0,0334 8 L. Gaya geser dasar seismic (V) Gaya geser seismic dapat ditentukan dengan: V = C s Wt = 0,0334 181029 = 6048,6 kn M. Distribusi gaya gempa, F x Gaya gempa lateral yang timbul disemua tingkat harus ditentukan dengan rumus dibawah sesuai dengan pasal 7.8.3 pada SNI 03-1726-2010.

F i j=1 j k i Wi h V = n Σ W h k j Dengan k = 1 k = 2 k = interpolasi untuk T 0,5 detik untuk T 2,5 detik untuk 0,5 < T < 2,5 detik untuk T = 1,347, maka k = 1,423 Tingkat h i (m) W i (kn) k W i h i (knm) V x = V y (kn) F i (kn) F ix =F i /4 (kn) F iy = F i /7 (kn) atap 42,0 12.051 2.463.631 6.049 916 229 130,8 11 38,5 15.129 2.732.468 6.049 1016 254 145,1 10 35,0 15.129 2.385.815 6.049 887 222 126,7 9 31,5 15.129 2.053.551 6.049 763 191 109,0 8 28,0 15.129 1.736.581 6.049 645 161 92,2 7 24,5 15.129 1.435.983 6.049 534 133 76,2 6 21,0 15.129 1.153.074 6.049 429 107 61,2 5 17,5 15.129 889.509 6.049 331 83 47,2 4 14,0 15.129 647.454 6.049 241 60 34,4 3 10,5 15.129 429.904 6.049 160 40 22,8 2 7,0 15.129 241.392 6.049 90 22 12,8 1 3,5 17.688 105.222 6.049 39 10 5,6 = 16.274.582

LAMPIRAN B Hasil Output Analisis Penampang dengan XTRACT

LAMPIRAN C Analisis Beban Dorong Dengan SAP2000 Setelah dimensi balok dan kolom ditentukan analisa struktur dapat dilakukan dengan program SAP2000 yang kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis beban dorong (pushover analysis) setelah tulangan pada balok dan kolom ditentukan dan kekuatan leleh dari masing-masing komponen struktur diperoleh. Langkah-langkah analisis dengan menggunakan program SAP2000 akan diuraikan pada lampiran ini. A. Analisa Struktur Untuk Menentukan Gaya Dalam Pada Komponen Struktur Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Membuat model struktur baru, memasukkan data jumlah lantai serta jarak antar kolom. File New Model 3D Frames

2. Mendefinisikan material yang akan digunakan. Define Material

3. Mendefinisikan dimensi kolom dan balok yang akan dipakai dalam desain. Define Section Properties Frame Section

Pilih Add New Property Rectangular, dengan Frame Section Properties Type yang dipakai sesuai dengan Material yang dibuat. Kemudian dimasukan ukuran balok dan kolom yang didesain. Selanjutnya didesain pelat lantai. Define Section Properties Area Section Pilih Add Copy of Section kemudian pada Type pilih Membrane. Dipakai membrane dikarenakan agar tidak mengganggu kekakuan balok.

4. Melakukan pemodelan struktur gedung dengan menggunakan menu draw. Permodelan struktur meliputi penggambaran kolom, balok induk, balok anak, dan perletakan struktur. Jenis perletakan yang dipergunakan adalah jepit. 5. Memodelkan hubungan balok kolom dalam bentuk dimana tiap lantai memiliki pola goyangan yang sama pada keseluruhan tiap lantainya. Pilih semua titik yang ada di dalam model. Assign Joint Constraint

Pilih Add New Constrain, dengan Constrain Type dipakai Diaphragm. 6. Mendefinisikan beban-beban yang akan bekerja pada struktur. Define Load Pattern Beban mati (DEAD), beban mati tambahan (DEAD+), beban hidup lantai (LFLOOR) dan beban hidup atap (LROOF) yang bekerja pada pelat (beban area) dimasukkan secara manual langsung ke pelat berupa beban merata yang besarnya diambil dari hasil perhitungan manual. 7. Memasukkan beban-beban yang bekerja pada struktur ke pelat pada tiap lantai. Pilih pelat yang akan dimasukkan beban. Assign Area Loads Uniform to Frame

8. Menentukan mass source. Define Mass source 9. Memasukkan nilai beban gempa. Beban yang diinputkan ialah beban hasil perhitungan dengan menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen secara manual tiap lantainya dari arah x dan y. Dimana gaya lateralnya didistribusikan menjadi gaya gempa.

Pilih titik dimana beban gempa akan dimasukkan. Assign Joint Loads Forces 10. Memasukkan kombinasi pembebanan yang digunakan. Define Load Combination 11. Analisa struktur telah dapat dilakukan. Setelah analisa struktur selesai dilakukan, gaya-gaya dalam pada element balok dan kolom dapat dicetak dengan menggunakan perintah File-Print Table.

B. Analisa Beban Dorong (Pushover Analysis) Setelah penulangan pada balok dan kolom telah ditentukan dan nilai momen leleh pada balok dan kolom telah diperoleh, analisis beban dorong dengan menggunakan program SAP2000 dapat dimulai. Langkah-langkah analisis dengan menggunakan program SAP2000 adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan Hinge Property yang akan digunakan pada balok dan kolom. Define Section Properties Hinge Properties Tekan pada Add New Property untuk menambahkan data baru. Pilih Concrete kemudian tekan pada tombol OK.

Isikan kolom Hinge Property Name dengan nama yang diinginkan, kemudian pada tab Hinge Type pilih Deformation Controlled (Ductile). Pada drop down list, pilih Momen M3 untuk balok, kemudian tekan pada tombol OK.

Isikan data rotasi sendi plastis yang diperoleh dari Tabel 3.7 ke dalam tab Displacement Control Parameters. Gunakan menu symmetric. Pada tab Load Carrying Capacity Beyond Point E, pilih Drops To Zero. Pada tan Scaling for Moment and Rotation, pilih Use Yield Moment dan isikan nilai momen leleh balok pada Moment SF. Tekan OK untuk keluar dari menu. Ulangi langkah yang sama untuk mendefinisikan Hinge Properties untuk kolom. Pilih Interacting M2-M3 dari drop down list kemudian tekan pada tombol Modify/Show Hinge Property untuk memasukkan nilai rotasi sendi plastis kolom. Pada tab Symmetric Condition, pilih Moment Rotation Dependence is Doubly Symmetric about M2 and M3, kemudian tekan pada tombol Modify/Show Moment Rotation Curve Data.

Isikan data rotasi sendi plastis yang diperoleh dari Tabel 3.6 ke dalam tab Moment Rotation Data for Selected Curve. Kemudian pindahlah ke angle yang berikutnya untuk mengisikan kembali data rotasi sendi plastis. Setelah selesai, tekan pada tombol OK. 2. Memasukkan data sendi plastis ke dalam balok dan kolom. Pilih semua balok yang akan ditambahkan sendi plastis kemudian pilih Assign-Frame- Hinges Pilihlah Hinge Property sesuai yang dibutuhkan dari drop down list, kemudian ketikkan letak sendi plastis yang akan ditambahkan pada Relative Distance. Tekan pada tombol Add untuk menambahkan sendi plastis. 3. Mendefinisikan Load Case untuk analisis beban gravitasi nonlinier. Pilih Define-Load Case kemudian tekan pada tombol Add New Load Case untuk menambahkan Load Case yang baru.

Pertama definisikan terlebih dahulu beban gravitasi nonlinier yang akan digunakan sebagai analisis inisial sebelum melakukan analisa beban dorong.

Pada tab Load Case Type, pilihlah Static dari drop down list dan pilihlah Nonlinear pada tab Analysis Type. Pada tab Initial Condition, pilih Zero Initial Conditions Start from Unstressed State. Pada tab Load Applied, isikan beban-beban yang termasuk dalam beban gravitasi. Tekan pada tombol OK setelah selesai. 4. Mendefinisikan Load Case untuk analisis beban dorong. Pada menu Define Load Case, tekan pada tombol Add New Load Case untuk menambahkan Load Case baru yaitu load case untuk analisa beban dorong. Isikan nama load case pada tab Load Case Name dan pilih lah Static pada drop down list yang terdapat pada tab Load Case Type serta pilihlah Nonlinear pada tab Analysis Type.

Pada tab Initial Conditions, pilih Continue from State at End of Nonlinear Case dan pilihlah load case beban gravitasi dari drop down list. Pada tab Load Applied, pilihlah Load Pattern yang sesuai dengan arah beban dorong yang akan ditambahkan. Kemudian tekan tombol Modify/Show pada tab Other Parameters untuk Load Application. Pilih Displacement Control pada tab Load Application Control dan Use Monitored Displacement pada tab Control Displacement. Pilih lah DOF yang sesuai dengan arah beban dorong pada tab Monitored Displacement dan tekan tombol OK untuk kembali ke jendela sebelumnya. Kemudian tekan tombol Modify/Show pada tab Other Parameters untuk Results Saved.

Pada tab Results Saved, pilih Multiple States kemudian tekan tombol OK untuk kembali ke jendela sebelumnya. Kemudian tekan tombol Modify/Show pada tab Other Parameters untuk Nonlinear Parameters.

Pada tab Hinge Unloading Method, pilih Restart Using Secant Stiffness. Klik OK untuk kembali ke jendela sebelumnya, dan tekan pada tombol OK lagi untuk mengakhiri. Ulangi langkah yang sama untuk menentukan Load Case untuk analisis beban dorong pada arah yang lain. 5. Mendefinisikan fungsi respon spektrum yang akan digunakan untuk menentukan kinerja bangunan. Pilih Define-Fucntions-Response Spectrum, kemudian pada tab Choose Function Type to Add pilihlah IBC 2012 dari drop down list, kemudian tekan pada tombol Add New Function. Isikan nama yang dinginkan pada Fucntion Name. Isikan nilai S s dan S 1 serta pilih lah Site Class yang sesuai dengan data gempa yang diinginkan. Tekan tombol OK untuk menambahkan respon spektrum yang telah didefinisikan. Ulangi langkah yang sama untuk menentukan fungsi respon spektrum yang lain.

6. Mengeksekusi analisis beban dorong dengan menu Analyze-Run Analysis dan pastikan seluruh Load Case terpilih untuk dieksekusi. 7. Melihat hasil analisa beban dorong berupa kurva beban dorong statik (Static Pushover Curve). Pilih menu Display-Show Static Pushover Curve. Kurva Resultant Base Shear vs Monitored Displacement dapat dilihat disini berikut beberapa nilai titik kinerja yang dianalisis menurut keempat metode yang telah disebutkan pada Bab IV.

Nilai Performance point yang dihitung berdasarkan keempat metode tersebut di atas untuk berbagai jenis respon spektrum dapat dilihat pada menu ini.

LAMPIRAN D Penyebaran Sendi Plastis Pada Analisis Beban Dorong A. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WOLS Akibat Beban Dorong Arah X

B. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WOLS Akibat Beban Dorong Arah Y

C. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WLS Akibat Beban Dorong Arah X

D. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WOLS Akibat Beban Dorong Arah Y