Sistem Komputerisasi Untuk Penentuan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan

dokumen-dokumen yang mirip
Kabupaten Ponorogo Data Agregat per Kecamatan

BAB VI ARAHAN WILAYAH MANAJEMEN KEBAKARAN DAN SEBARAN SARANA HYDRANT

A. Data Pemilih TANDA TANGAN KPU TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat banyak. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SENSUS PERTANIAN 2013

Penentuan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan Tahun 2013 Di Kota Batu

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATACARA PERMOHONAN CETAK KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK PROGRAM TEKO LANGSUNG CETAK

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ponorogo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18

Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu properti berwujud (Tangible Property) yang

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN PONOROGO PENDAHULUAN

39 Universitas Indonesia

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

ESTIMASI PRODUKSI PADI BERBASIS PEMROSESAN CITRA LANDSAT 8 OLI DI KABUPATEN PONOROGO

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem

SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program TNI dalam meningkatkan jumlah perajurit TNI yaitu

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR UNTUK DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (Studi Kasus Kota Malang)

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal PERUBAHAN DAYA DUKUNG LAHAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

ANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. informasi telah banyak membantu setiap orang dengan berbagai fitur dan jenis

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bernama komputer. Komputer merupakan suatu media elektronik yang memegang

Model Neraca Air Untuk Simulasi Daya Dukung Lingkungan (Studi Kasus Kota Batu)

Perbaikan teknologi budi daya kacang hijau dan analisis usaha tani di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pangan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia, dan ketersediaan pangan yang cukup adalah masalah yang kompleks yang memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pembuatan solusi tersebut adalah sebagai berikut: harapan dan memiliki manfaat yang maksimal.

MODEL SIMULASI PENYEDIAAN KEBUTUHAN BERAS NASIONAL

Rina Dwi Ariani Rika Harini

Lampiran 1. Rugi Laba

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

KOMPUTERISASI SISTEM INFORMASI PRESENSI GURU DAN KARYAWAN PADA SMP NEGERI 1 PARAKAN TEMANGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN BARCODE.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRAK

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat berkembangnya terutama mengenai sistem informasinya. Ini

Pendekatan Analisis Cluster Dalam Menentukan Karakteristik Pelaku Perceraian di Kabupaten Ponorogo

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memiliki kinerja yang baik adalah kemampuan perusahaan untuk

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

BAB III ANALISIS DAN METODE PENELITIAN. Perangkat keras yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah : Laptop Dell Inspiron N4030 dengan spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN. menonjol sekaligus menjadi simbol provinsi Gorontalo adalah. program tanaman pangan jagung yang telah menjangkau pasar

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Untuk itu diperlukan adanya metode

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PROPERTI PADA KANTOR AGEN ELIZA & TEAM PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kelemahan pada pencatatan laporan dan mengenai informasi

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BAHAN BANGUNAN BERBASIS VISUAL BASIC

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO PLASTIK WS YOGYAKARTA. Naskah Publikasi

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat terus berjalan tanpa gangguan.

PEMODELAN TRANSFER AIR PADA DAM PARIT BERTINGKAT UNTUK OPTIMASI SUMBERDAYA AIR LAHAN KERING 1) Ringkasan

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Barang ini

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Sumatera Utara ( )

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tembakau Deli (Jacobus Nienhuys Deli Maatschappij) adalah Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tepat secara efektif dan efisien, Dalam situasi tersebut, seseorang dituntut mampu

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbaungan. Kebutuhan energi listrik pada rumah-rumah, gedung-gedung, industri. mempengaruhi kebutuhan energi listrik nasional.

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

Unit : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu sistem basis data melalui aplikasi sistem informasi manajemen. Dari

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Salah satu bidang yang

ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BERBASIS PRODUKTIVITAS DI KABUPATEN BANGLI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Transkripsi:

28 Sistem Komputerisasi Untuk Penentuan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan Computer Model to Determine Carying Capacity of Land Use Balance Status Muhammad Adi S 1, Bambang Rahadi 2 *, Alexander Tunggul S.H 2 1Mahasiswa Keteknikan Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145 2Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145 *Email Korespondensi: jbrahadi@ub.ac.id ABSTRAK Pertambahan jumlah penduduk membutuhkan perluasan lahan sebagai wadah aktivitas yang nantinya tumbuh dan berkembang. Apabila tidak diatasi, maka akan menimbulkan alih fungsi lahan pertanian produktif. Tujuan dari penelitian ini yaitu pembangunan sistem komputerisasi untuk penentuan status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan dan mengidentifikasi keseimbangan lahan disetiap kecamatan di Kabupaten Ponorogo tahun 2010 dan memprediksi perubahan status daya dukung neraca lahan tahun 2030. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskripsi dengan menyusun model matematik ke dalam software Visual Basic 6.0. Hasil penelitian yaitu berdasarkan beda hasil simulasi dan hasil yang menunjukkan perbedaan terbesar 2.68 % serta uji regresi yang menunjukkan nilai R 2 = 0,6-1sehingga dapat dinyatakan bahwa sistem komputerisasi yang disusun layak diterapkan. Kondisi pada tahun 2010 menunjukkanterdapat 12 wilayah administrasi kecamatan di Kabupaten Ponorogo dalam keadaan surplus dan 9 kecamatan dalam keadaan defisit, perubahan status terjadi pada tahun 2030 yaitu terdapat 16 kecamatan dalam keadaan surplus dan 5 kecamatan dalam keadaan defisit. Kata kunci :Daya dukung, neraca lahan, visual basic 6.0 Abstract The increase of the population requires theexpansionof land as containeractivitiesthat willgrow and develop. Ifnot addressed, willpose over the function ofproductiveagricultural land.the purposeofthis research isto construct a computerized systemfor determined the status of the powerbalancein land based environment support andidentify land balancein every town inponorogoin2010 and predict changes in power state espouses the balance of land in 2030. Research method used is a method of analysis by compiling a description of mathematical model into the visual basic 6.0 software. The results of research which is based on different the results of the simulation and results show the biggest difference 2.68% and the regression that shows the value of R 2 = 0,6 1, so it can be expressed that the system computerized arranged worthy applied. The condition in 2010 showed that there are 12 district region administrative in Ponorogo in a surplus condition and 9 sub-districts in the deficit condition, status change is occurring in 2030 there are 16 sub-district in a surplus condition 5 district in deficit condition. Keyword: Carrying capacity, landuse balance, visual basic 6.0 PENDAHULUAN Pertambahan jumlah penduduk Indonesia membutuhkan perluasan lahan sebagai wadah aktivitas yang nantinya tumbuh dan berkembang. Apabila perkembangan tersebut tidak dikendalikan dengan baik maka dapat terjadi konversi dan alih fungsi lahan untuk aktivitas yang tidak sesuai dengan fungsi dan daya dukungnya yang akan berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan menyebabkan konversi

29 dan alih fungsi lahanpertanian ke non pertanian.alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan dan dalam jangka panjang dapt menimbulkan kerugian social.disisi lainnya, efektifitas implementasi instrumenpengendalian alih fungsi selama ini belum berjalan optimal sesuai yang diharapkan (Iqbal, 2007). Kabupaten Ponorogo merupakan wilayah yang mengalami dampak dari ketidaksesuaian dalam pemanfaatan lahan.hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tujuh kecamatan di Kabupaten Ponorogo mengalami kesulitan air bersih akibat kekeringan.apabila permasalahan tersebut tidak diatasi, akan menyebabkan produktifitas lahan di Kabupaten ponorogo semakin menurun dan ketersediaan pangan semakin menurun juga (Republika, 2014). Salah satu metode untuk mengidentifikasi kemampuan wilayah dalam menyuplai bahan pangan adalah dengan menganalisa status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan. Namun, karena banyaknya parameter untuk melakukan analisa sehingga dalam proses penentuan membutuhkan waktu yang relatif lama. Penyusunan sistem untuk mengefisiensikan waktu yang diperlukan dalam identifikasi daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut (SLHD Kab.Ponorogo, 2009). Visual Basic 6.0 merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman.visual Basic 6.0 sangat mudah dipelajari, dengan teknik pemrograman visual yang memungkinkan penggunaannya untuk berkreasi lebih baik dalam menghasilkan suatu program aplikasi (Setyadi, 2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun sistem komputerisasi yang memiliki kemampuan mengidentifikasi daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan dengan mudah, akurat, dan cepat. BAHAN DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan hasil perhitungan. Penyusunan sistem komputerisasi dilakukan dengan mengonversi alur perhitungan neraca lahan ke bahasa pemrograman. Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, penyusunan sistem, pengujian sistem, dan penerapan sistem untuk identifikasi daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan. Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini dari literatur, yaitu dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan (Alfian, 2012) meliputi data pada tahun 2010 yaitu total nilai produksi seluruh komoditas, data total beras dari padi sawah dan ladang, harga beras pedagang skala besar, data total luas panen padi tahun 2010 yang bersumber dari Ponorogo dalam Angka 2011, data jumlah penduduk tahun 2002 sampai 2010 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo dan peta Kabupaten Ponorogo skala 1:25000 dari Bappeda Kabupaten Ponorogo. Data statistik berupa jumlah produksi komoditas setiap sektor dan harga untuk perhitungan ketersediaan lahan (SL) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Data Statistik Produksi dan Harga Komoditas Kabupaten Ponorogo. Komoditas P1 H1 (P1xH1) x 10 3 Padi dan Palawija 5333333 6450 34400000 Buahbuahan 553629 10600 5868468 Sayursayuran 10361 7100 73566 Daging 25941 42500 1102497 Perikanan 101 10600 1072 Perkebunan 8106 22000 178332 Susu 617418 2500 1543545 Telur 13239 13900 184017 Sumber : Alfian, 2012 Keterangan : P1 : Produksi (Kg) ; H1 : Harga (RpKg-1) ; (P 1xH 1) ; Nilai Produksi (Rp) Pengolahan Data Data yang diperoleh kemudian diolah untuk mendapatkan parameter-parameter dalam

30 penentuan ketersediaan dan kebutuhan lahan. Ketersediaan (supply) lahan dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi keseimbangan lahan dengan memasukkan persamaan berikut (Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup N0.17, 2009). i x H S (P L H (1) Keterangan: (P i x H i) adalah total nilai produksi (Rp), H b harga beras (Rp.Kg -1 ), dan P tvb produktivitas beras. P tvb diperoleh dari H b dibagi P b, dimana P b adalah total beras dari padi sawah dan ladang (Kg). Kebutuhan (demand) lahan diperoleh dari data jumlah penduduk dan standart luas kebutuhan lahan untuk hidup layak per penduduk. Kebutuhan (demand) lahan dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi keseimbangan lahan dengan memasukkan persamaan berikut (Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup N0.17, 2009). D L b N x i ) x KHL 1 P (2) Keterangan : N adalah jumlah penduduk (jiwa) dan KHL L luas lahan yang dibutuhkan untuk hidup layak per penduduk 1ton/P tvb (Ha). Nilai status daya dukung lahan diperoleh dari selisih antara ketersediaan lahan (S L) dan kebutuhan lahan (D L).Bila nilai status daya dukung lahan positif, maka daya dukung lahan dinyatakan surplus, dan bila nilai status daya dukung lahan negatif maka daya dukung lahan dinyatakan defisit. Hasil olahan data menggunakan sistem tentu memiliki perbedaan dengan perhitungan MS. Excel.Sistem dianggap layak digunakan apabila memiliki perbedaan terkecil. Persentase perbedaan hasil simulasi dan perhitungan diperoleh dari persamaan berikut : tvb L perhitungan total nilai produksi (Rp) dimana diperoleh dari hasil total pengalian harga tiap komoditas dan jumlah produksi setiap tahun sebagai contoh di Kecamatan Ngrayun. Perhitungan dalam penelitian terdahulu (Alfian, 2012) sebagai contoh di Kecamatan Ngrayun dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perhitungan dalam Penelitian pada Kecamatan Ngrayun. Faktor Satuan Nilai Total Nilai Produksi Rp 286.509.053.800 Harga Beras Rp.Kg -1 7.200 Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang Kg 9.715.200 Luas Panen Padi Ha 2.461 Jumlah Penduduk Jiwa 52.756 Sumber : Alfian, 2012 Tabel diatas merupakan contoh salah satu perhitungan untuk Kecamatan Ngrayun.Kabupaten Ponorogo memiliki 21 Kecamatan sehingga memiliki nilai variabel yang berbeda. Proyeksi penduduk dihitung dengan menggunakan metode aritmatik dengan menggunakan persamaan berikut. Pn = Po (1 + r.n) (4) Keterangan : Pn adalah jumlah penduduk pada tahun ke n ; Po : jumlah penduduk pada awal tahun ; r : angka pertumbuhan penduduk ; n : periode waktu tahun.untuk perhitungan proyeksi penduduk pada Tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil MS. Excel Hasil Sistem x 100 % Hasil MS. Excel (3) Pengolahan data menggunakan MS. Excel dilakukan oleh peneliti terdahulu (Alfian, 2012). Pengolahan data meliputi

31 Tabel 3.Proyeksi Penduduk 20 Tahun Kedepan (Tahun 2030). Kecamatan 2010 2030 Ngrayun 55416 52756 Slahung 49267 40103 Bungkal 34240 28008 Sambit 35566 27955 Sawoo 54696 39819 Sooko 21767 17065 Pudak 8893 9853 Pulung 45993 37070 Mlarak 36138 35632 Siman 41655 47737 Jetis 29049 22716 Balong 41565 32005 Kauman 40015 32012 Jambon 38292 34647 Badegan 29082 25767 Sampung 35845 26525 Sukorejo 49564 42625 Ponorogo 74379 70660 Babadan 62615 62490 Jenangan 51508 46048 Ngebel 19099 15088 Sumber : Alfian, 2012 Penyusunan Sistem Komputerisasi Neraca Lahan Penyusunan sistem komputerisasi untuk penentuan daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan akan dibuat dengan menggunakan PC (Personal Computer) dengan spesifikasi processor intel core i5-2410m, CPU @2.30 GHz, RAM 2.60 GB, system type 32-bit operating system sebagai hardware pengolah input data. Software yang digunakan yaitu Visual Basic 6.0. Sistem komputerisasi neraca lahan yang dibuat dari SoftwareVisual Basic 6.0 ini output yang dihasilkan berupa nilai ketersediaan (supply) lahan, kebutuhan (demand) lahan, dan nilai status daya dukung lahan. Penyusunan sistem komputerisasi membutuhkan susunan algoritma dengan tujuan untuk membatasi atau mengontrol kinerja sistem sehingga sistem akan bekerja sesuai alur yang di inginkan. Algoritma dari sistem komputerisasi keseimbangan lahan dapat dilihat pada Gambar 1. (Pi x H i ) 1 SL x H P b tvb Gambar 1. Algoritma susunan sistem komputerisasi keseimbangan lahan Pengujian Sistem Komputerisasi Neraca Lahan Pengujian sistem komputerisasi neraca lahandilakukan melalui tahap verifikasi.verifikasi merupakan tahap untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat telah benar secara logis.verifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil dari sistem komputerisasi neraca lahan dengan hasil dari penelitian sebelumnya (Alfian, 2012). Kedua hasil tersebut masing-masing dapat dibuat grafik untuk mengetahui nilai R square (R 2 ). R square digunakan untuk memastikan kesetaraan satuan pada saat melakukan formulasi (Ngudiantoro, 2010). Hasil pembuatan sistem komputerisasi neraca lahan ini nantinya digunakan untuk menentukan status daya dukung lahan pada tahun 2010 dan 20 tahun yang akan datang (tahun 2030). HASIL DAN PEMBAHASAN D L N x KHL Hasil Penyusunan Sistem Komputerisasi Keseimbangan Lahan Hasil penyusunan sistem komputerisasi untuk penentuan status daya dukung lingkungan berbasis keseimbangan lahan dengan visual basic 6.0 dapat dilihat pada Gambar 2.

32 Hasil VB 6.0 20000 15000 10000 5000 0 y = 1x + 0,007 R² = 1 0 5000 10000 15000 20000 Gambar 2.Tampilansistem keseimbangan lahan komputerisasi Cara Pengoperasian sangat mudah, entry atau masukkan nama kecamatan, total nilai produksi, harga beras, total beras dari padi sawah dan ladang, luas panen padi, dan jumlah penduduk kecamatan tersebut. Setelah selesai memasukkan data, selanjutnya tekan hitung dan akan memperoleh hasil keluaran berupa nilai ketersediaan lahan, nilai kebutuhan lahan, nilai status daya dukung lahan, dan status daya dukung lahan. Setelah mendapatkan hasil, kita tekan save yang nantinya akan tersimpan pada tabel. Ulangi dengan langkah yang sama pada 21 Kecamatan di Kabupaten Ponorogo.Pada penelitian terdahulu (Eva, 2013), visual basic 6.0digunakan untuk penjualan pulsa elektrik berbasis sms. Hasil Pengujian Sistem Komputerisasi Keseimbangan Lahan Verifikasi sistem dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan penelitian terdahulu yang menggunakan Microsoft Excel dan hasil perhitungan menggunakan Visual Basic 6.0.Pada penelitian terdahulu (Ngudiantoro, 2010), verifikasi digunakan untuk pengendalian muka air tanah di petak lahan dengan membandingkan data pengamatan periode April 2006 dengan data pengamatan periode Maret 2007. Hasil verifikasi perhitungan MS. Excel dan Visual Basic 6.0 dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil VB 6.0 Hasil VB 6.0 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 20000 15000 10000 5000 0 Hasil MS. Excel (a) y = 0,985x + 182,9 R² = 0,993 0 5000 10000 15000 Hasil MS. Excel (b) y = 1,002x - 6,866 R² = 0,999 0,0005.000,000 10.000,000 15.000,000 20.000,000 Hasil MS. Excel (c) Gambar 3. Grafik hasil verifikasi perhitungan MS Excel dan sistem komputerisasi Visual Basic 6.0. (a) ketersediaan lahan, (b) kebutuhan lahan, dan (c) nilai status DDL. Gambar 3 menunjukkan bahwa untuk hasil perhitungan secara manual dengan sistem komputerisasi neraca lahan untuk nilai ketersediaan (supply), kebutuhan (demand), dan nilai status daya dukung lahan pada tahun 2010 sangat tepat dimana nilai R square (R 2 ) berturut-turut yaitu 1, 0.9934, dan 0.9993 yang semuanya mendekati angka 1. Hasil ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh kuat terhadap

33 variabel dependen dengan kata lain perhitungan menggunakan sistem komputerisasi keseimbangan lahan semakin tepat dan akurat sehingga dapat digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai ketersediaan (supply), kebutuhan (demand), dan nilai status daya dukung lahan pada tahun 2030. Hasil Penerapan Sistem Komputerisasi Neraca Lahandan Analisa Tahapan ini meliputi perhitungan langsung terhadap parameter-parameter yang telah di dapatkan dan telah melalui pengujian.hasil yang diperoleh tentunya merupakan hasil akhir yang memiliki tingkat perbedaan terkecil dibandingkan dengan perhitungan manual. Tahapan analisa adalah mendeskripsikan hasil simulasi sistem, kemudian menganalisis seberapa besar perbedaan hasil simulasi dan mencari faktor yang berpengaruh. Perbedaan persentase kebutuhan lahan hasil simulasi dan hasil manual dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase perbedaan kebutuhanlahan hasil simulasi dan hasil manual. K HM HS % Ngrayun 13859 14037.67 1.326 Slahung 13794.76 14057.14 1.902 Bungkal 8217.60 8235.79 0.221 Sambit 8535.84 8578.486 0.504 Sawoo 13674 13753.620 0.582 Sooko 5224.08 5177.761 0.887 Pudak 2134.32 2168.409 0.748 Pulung 11038.32 11179.842 1.282 Mlarak 9395.88 9267.212 1.370 Siman 10413.75 10522.120 1.041 Jetis 6681.27 6655.413 0.387 Balong 10391.25 10509.865 1.141 Kauman 8803.30 9039.270 2.680 Jambon 9732.25 9734.431 0.022 Badegan 7270.50 7263.078 0.102 Sampung 10395.05 10606.472 2.034 Sukorejo 13382.28 13237.264 1.083 Ponorogo 19338.54 19278.783 0.309 Babadan 15653.75 15652.256 0.009 Jenangan 12877 13080.882 1.583 Ngebel 4774.75 4732.863 0.877 Keterangan :K : kecamatan ;HM : hasil manual ; HS : hasil sistem. Perbedaan terbesar hasil manual dan hasil sistem adalah 2.68% sehingga sistem komputer yang disusun bisa digunakan untuk perhitungan daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan atau sistem komputer dapat diterapkan. Sedangkan hasil aplikasi sistem dalam penentuan daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel3. Tabel 3.Hasil Penerapan Sistem padatahun 2010. K SL DL N Ngrayun 10080.120 14037.670 3957.550 D Slahung 16314.268 14057.143 2257.124 S Bungkal 10262.707 8235.787 2026.920 S Sambit 9401.486 8578.486 823.081 S Sawoo 10632.557 13753.620 3121.063 D Sooko 10775.379 5177.761 5597.618 S Pudak 8745.472 2168.409 6577.063 S Pulung 17134.495 11179.842 5954.654 S Mlarak 7672.117 9267.212 1595.095 D Siman 7798.442 10522.120 2723.678 D Jetis 5957.051 6655.413 698.362 D Balong 10887.311 10509.865 377.447 S Kauman 9528.871 9039.270 489.601 S Jambon 9881.856 9734.431 147.424 S Badegan 7424.312 7263.078 161.233 S Sampung 9014.086 10606.472 1592.286 D Sukorejo 15580.863 13237.264 2343.599 S Ponorogo 4510.471 19278.783 14768.312 D Babadan 10618.616 15652.256 5033.640 D Jenangan 12397.149 13080.882 683.732 D Ngebel 7159.648 4732.863 2426.785 S Keterangan : SL : nilai ketersediaan ; DL : nilai kebutuhan ; N : nilai status DDL ; ST : status DDL ; S : surplus ; D : defisit Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 21 Kecamatan di Kabupaten Ponorogo untuk kondisi pada tahun 2010 terdapat 12 wilayah administrasi kecamatan dalam keadaan surplus dan 9 kecamatan dalam keadaan defisit. Kecamatan Pudak memiliki nilai status daya dukung surplus tertinggi dengan nilai sebesar 6577.063 ha.hal ini dikarenakan Kecamatan Pudak mempunyai komuditas pangan yang sangat tinggi.status daya dukung defisit tertinggi yaitu Kecamatan Ponorogo dengan nilai 14768.312 ha.kecamatan Ponorogo sangat rendah untuk komoditas pangan dan memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi dikarenakan Kecamatan Ponorogo merupakan pusat kota.pada penelitian terdahulu (Wayan et al, 2013), menunjukkan bahwa Kabupaten Bali berstatus surplus dengan nilai ketersediaan lahan 167947.58 Ha, kebutuhan lahan 74173.77 Ha, dan nilai status daya dukung surplus 93773.81 Ha. Hasil Penerapan Sistem Komputerisasi Neraca Lahan untuk Prediksi Tahun 2030 S T

34 Perhitungan ketersediaan lahan, kebutuhan lahan,dan status daya dukung lahan tahun 2030 didapatkan dari memasukkan data input ke dalam sistem komputerisasi neraca lahan.penentuan kondisi pada tahun 2030 yang dimulai dari tahun 2010 digunakan data yang sama untuk komuditas, sedangkan untuk data penduduk diproyeksikan 20 tahun yang akan datang yang dimulai dari tahun 2010. Hasil yang di dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Aplikasi Sistem dalam Penentuan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2030 K SL DL N St Ngrayun 10080.120 13363.854 3283.734 D Slahung 16314.268 11442.418 4871.849 S Bungkal 10262.707 6736.797 3525.910 S Sambit 9401.486 6742.658 2658.831 S Sawoo 10632.557 10012.714 619.843 S Sooko 10775.379 4059.286 6716.092 S Pudak 8745.472 2402.489 6342.983 S Pulung 17134.495 7309.326 9825.169 S Mlarak 7672.117 9137.454 1465.336 D Siman 7798.442 12058.443 4260.001 D Jetis 5957.051 5204.460 752.591 S Balong 10887.311 8092.583 2794.728 S Kauman 9528.871 7231.416 2297.455 S Jambon 9881.856 8663.691 1218.164 S Badegan 7424.312 6435.174 989.137 S Sampung 9014.086 7848.701 1165.385 S Sukorejo 15580.863 11384.036 4196.826 S Ponorogo 4510.471 18314.831 13804.360 D Babadan 10618.616 15621.009 5002.393 D Jenangan 12397.149 11694.269 702.880 S Ngebel 7159.648 3738.910 3420.738 S Keterangan : SL : nilai ketersediaan ; DL : nilai kebutuhan ; N : nilai status DDL ; St : status DDL ; S : surplus ; D : deficit Tabel 4 menunjukkan kebutuhan (demand) lahan pada tahun 2030 di Kabupaten Ponorogo mengalami penurunan namun tidak significant.sebagai contoh Kecamatan Ponorogo pada tahun 2010 kebutuhan (demand) lahan sebesar 19278.783 ha, pada tahun 2030 sebesar 18314.831 ha sehingga mengalami penurunan 5%.Adanya penurunan kebutuhan (demand) lahan maka berdampak terhadap nilai neraca lahan.nilai ketersediaan lahan yang tetap, kemudian penurunankebutuhan lahanmaka perbedaan nilai keduanya (nilai neraca lahan) menjadi meningkat. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan terbesar hasil simulasi adalah 2.68% serta uji regresi yang menunjukkan nilai 0.6 > R 2 < 1 sehingga dapat dinyatakan bahwa sistem komputerisasi yang disusun layak diterapkan.hasil penentuan status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan memiliki kesamaaan dengan penelitian terdahulu yaitu pada kondisi tahun 2010. 12 kecamatan berstatus surplus dan 9 kecamatan berstatus defisit..hasil sistem komputerisasi neraca lahan untuk wilayah administrasi kecamatan di Kabupaten Ponorogo tahun 2030, 16 kecamatan berstatus surplus dan 5 kecamatan berstatus defisit. DAFTAR PUSTAKA Eva, Y. dan Tauvan, R. 2013.Rewkayasa Perangkat Lunak Penjualan Pulsa Electric Berbasis SMS Menggunakan Visual Basic 6.0, dalam Jurnal TEKNOIF Volume 1 No. 1, Edisi April 2013. Firmansyah, Alfian. 2012.Analisa Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Lahan (Studi Kasus di Kabupaten Ponorogo).Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Iqbal, M., dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pangan dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu pada Partisipasi Masyarakat,dalam Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian Volume 5 No. 2, hal 167-182 Ngudiantoro. 2010. Pemodelan Fluktuasi Muka Air Tanah pada Lahan Rawa Pasang Surut Tipe C/D : Kasus di Sumatera Selatan, dalam Jurnal Penelitian Sains Volume 13 No. 3 (A) 13303 Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. 2011. Kabupaten Ponorogo Dalam Angka 2011. Penerbit: Crestpent Press. Bogor. Rahadi, B., Sutan, T., Chuzaemi, S., Elih, E. dan Soemarno. 2012. Model Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Daya Dukung Lingkungan Untuk Penataan Ruang Dan Wilayah Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Alam Yang Optimal. Lembaga Penelitian

35 Pengabdian Kepada Masyarakat - UB. Malang. Republika. 2014. Tujuh Kecamatan Di Kabupaten Ponorogo Alami Kekeringan. http://republika.co.id (diakses tanggal 1 November 2014). Setyadi. H. Ari. 2014. Dasar Pemrograman Visual Basic.Atau http://oke.or.id (diakses tanggal 1 November 2014). Studi Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2009. Wayan, S., Ruslin, A., dan Soemarno.Analisis Daya Dukung Lingkungan Sektor Pertanian Berbasis Produktivitas Di Kabupaten Bali, dalam Jurnal Bumi Lestari Volume 13 No. 1, hal 115-123.