BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktivitas siswa dan memperoleh prestasi yang lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. konsep tersebut. Dalam buku-buku pengantar antropologi selalu disebutkan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua orang mendapatkan pendidikan dan melaksanakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Andri Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA

PENGARUH METODE BILINGUAL

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

Transkripsi:

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh SIHNATA NIM Program Studi Konsentrasi : Q.100.080.103 : Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk menjamin kelangsungan transaparasi kebudayaan bangsa Indonesia maka dilakukan pengaturan sistem pendidikan nasional sebagaimana Undangundang RI no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diriya untuk memiliki kekuatan spiritual, kelancaran pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keteramnpilan yang diperlukan dirinya, masayrakat, bangsa, dan Negara. Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah subjek dan objek kegiatan pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Djamarah (2004: 44) menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena

belajar tidak teratur tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar, istirahat yang tidak cukup, dan kurang tidur. Dalam hal ini Slameto (2003: 73) berpendapat, Banyak siswa gagal belajar akibat karena mereka tidak mempunyai budaya belajar yang baik. Mereka kebanyakan hanya menghafal pelajaran. Hakim (2005: 1) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lainlain kemampuan. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Faktor budaya berkaitan dengan kultur masyarakat yang berupa persepsi/ pandangan, adat istiadat, dan kebiasaan. Peserta didik selalu melakukan kontak dengan masyarakat. Pengaruh-pengaruh budaya yang negatif dan salah terhadap dunia pendidikan akan turut berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak (Koentjaraningrat, 2004: 147). Peserta didik yang bergaul dengan teman-temannya yang tidak sekolah atau putus sekolah akan terpengaruh dengan mereka. Banyak siswa gagal belajar akibat karena mereka tidak mempunyai budaya belajar yang baik. Mereka kebanyakan hanya menghafal pelajaran (Slameto, 2003: 73). Salah satu prinsip belajar, yaitu: Proses belajar terutama terdiri dari berbuat hal-hal yang harus

dipelajari di samping bermacam-macam hal lain yang ikut membantu proses belajar itu (Hamalik, 2004: 26). Berdasarkan beberapa pendapat di atas secara implisit menyatakan bahwa budaya belajar siswa mempunyai keterkaitan dengan prestasi belajar, sebab dalam budaya belajar mengandung kebiasaan belajar dan cara-cara belajar yang dianut oleh siswa. Pada umumnya setiap orang (siswa) bertindak berdasarkan force of habit (menurut kebiasaannya) sekalipun ia tahu, bahwa ada cara lain yang mungkin lebih menguntungkan. Sehubungan dengan hal itu, budaya belajar siswa akan menjadi tradisi yang dianut oleh siswa. Tradisi tersebut akan selalu melekat di dalam setiap tindakan dan perilaku siswa sehari-hari baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya tradisi dalam memanfaatkan waktu belajar, disiplin dalam belajar, kegigihan/keuletan dalam belajar, dan konsisten dalam menerapkan cara belajar efektif. Belajar bagi kita dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dicapai dengan baik pula melalui satu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan (Rusyan, 2007: 11). Proses pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan tuntutan bila didukung oleh pratisipasi kita yang memiliki kemampuan, sebab kemampuan siswa dalam arti kemampuan jasmaniah dan rohaniah tidak secara otomatis dapat dimiliki siswa melainkan berdasarkan pada upaya dilakukan siswa melalui budaya

belajar, sebab setiap siswa dengan adanya era globalisasi menunjukkan akan kepentingan budaya belajar dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia sehingga memiliki kemampuan dalam belajar. Menerapkan budaya belajar dalam proses pembelajaran, diharapkan perilaku siswa dalam melaksanakan tugas dan mentaai norma-norma serta peraturan yang berlaku sehingga tujuan dan kebijakan pemerintah dalam pendidikan dapat dicapai dengan baik. Budaya belajar merupakan serangakaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan siswa sehingga siswa menjadi kebiasaan. Belajar akan mengalami peningkatan dengan budaya belajar dan konsekuensinya adalah produktivitas siswa yang berlipat ganda dan mendapatkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan sebelum melaksanakan budaya belajar, sebab kemajuan utama dalam belajar adalah diversifikasi pelajaran yakni secara berangsur-angsur siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik. Budaya belajar memberikan sumbangan yang sangat besar dalam menyongsong era millenium baru, sebab kemampuan yang dikembangkan melalui budaya belajar kita adalah kemampuan jasmaniah dan rohaniah. Adapun kemampuan jasmaniah dan rohaniah tersebut pengembangannya meliputi: segi pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, nilai-nilai prikehidupan, sikap, dedikasi dan disiplin. Oleh karena itu maka budaya belajar ita merupakan suatu upaya untuk menjawab tantangan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam era millineum baru (Rusyan, 2007: 11).

Dengan adanya budaya belajar merupakan salah satu upaya perbuatan meningkatkan kualitas belajar, karena dengan budaya belajar segala kegiatan pembelajaran dan tugas akan tertatur dan terarah, sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan biak. Pelaksanaan tugas dan belajar bagi kita tidak terlepas dari cara siswa itu belajar. Oleh karena itu budaya belajar memegang peranan penting, sebab baik tidaknya dan berhasil tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dan dapat dirasakan oleh siswa dan masyarakat sebagai pemakai lulusan, maka dari itu budaya belajar harus dilaksanakan secara optimal. Selain disiplin dalam belajar, kegigihan dalam belajar dan konsisten dalam belajar faktor lain yang dapat mempengaruhi budaya belajar siswa adalah adanya motivasi yang mendorong siswa untuk belajar. Karena pada dasarnya motivasi dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti menggerakkan (to move) (Winardi, 2008: 1). Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.

Belajar merupakan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar itu sendiri. Aktivitas ini menunjukkan pada keaktivan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu, baik pada aspek jasmaniah maupun pada aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. (Aunurrahman, 2009: 36). Hamalik (2007: 64) mengatakan tujuan dalam proses belajar mengajar dapat dicapai dengan baik bila ditunjang oleh berbagai faktor antara lain media pendidikan. Media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan pengajaran. Peristiwa tersebut dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar. Sehingga dibutuhkan adanya motivasi belajar guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil belajar siswa akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan maka akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa (Sardiman, 2008: 84).

Rusyan (2007: 5) mengatakan lemahnya motivasi belajar bagi para siswa disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Kurangnya motivasi belajar yang diakibatkan faktor internal adalah tidak adanya rangsangan dan gairah untuk belajar, karena siswa tersebut kurang memahami akan tujuan dan kebutuhan hidup, sehingga ia malas untuk belajar. Sedangkan siswa yang kurang motivasi belajar yang dikarenakan faktor eksternal, gairah dan semangat belajarnya tidak ada. Biasanya disebabkan kurangnya perhatian dari berbagai pihak, baik pihak keluarga, sekolah, masyarakat maupun pemerintah. Selain adanya motivasi, belajar siswa juga dipengaruhi metode belajar. Nasution (2008: 93) mengemukakan tidak ada satu metode belajar yang sesuai bagi semua murid. Ada yang lebih serasi belajar sendiri ada yang lebih senang mendengarkan penjelasan dan informasi dari guru melalui metode ceramah. Dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan. Hal ini juga terjadi pada aktivitas siswa dalam belajar. Setiap siswa mempunyai cara sendiri-sendiri dalam melakukan aktivitas belajarnya. Budaya belajar siswa juga dipengaruhi oleh adanya sumber belajar yang mendukung aktivitas belajar. Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan karena intelegensi yang rendah, tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor internal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar di antaranya karena faktor kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, bakat, minat, kesehatan mental, dan tipe khusus belajar. Sedangkan faktor eksternal di antaranya karena pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 78). Sumber belajar dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada disekelilingnya. Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Sanjaya, 2008: 162). Sumber belajar memiliki beberapa fungsi antara lain (1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran, (2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, (3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, (4) Lebih memantapkan pembelajaran, (5) Memungkinkan belajar secara seketika, dan (6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis (Anonim, 2004). Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.

Dengan demikian dapat penulis jelaskan bahwa budaya belajar yang baik mengandung suatu ketetapan, keteraturan menyelesaikan tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi belajar sehingga semua itu akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Kepribadian yang teratur sebagai salah satu barometer dari kejernihan berpikir. Kejernihan berpikir yang diperlukan selama menuntut ilmu harus dipertahankan. Demikian pula sebaliknya, budaya belajar yang kurang baik akan membentuk siswa menjadi pribadi yang malas, bertindak semau-maunya, dan ketidakteraturan. SMP Negeri 2 Temanggung merupakan lembaga pendidikan yang memiliki posisi strategis dikaitkan dengan persiapan tamatannya ke jenjang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas lulusannya melalui hasil belajarnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah budaya belajar siswa yang baik. SMP N 2 Temanggung sebagai sekolah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) diharapkan mempunyai lulusan yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan hasil ujian nasional di SMP N 2 Temanggung selalu rangking 1 ditingkat kabupaten. Mutu lulusan yang berkualitas dapat didukung oleh budaya belajar siswa yang baik. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi budaya belajar siswa seperti latar belakang keluarga yang bermacam-macam, adanya sarana dan prasarana yang mendukung belajar siswa atau adanya motivasi yang mendorong siswa untuk belajar.

SMP N 2 Temanggung sebagai sekolah RSBI memiliki budaya belajar siswa yang cukup baik, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti tentang budaya belajar siswa di SMP N 2 Temanggung. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik budaya belajar siswa di SMP N 2 Temanggung. Adapun fokus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagaimana waktu belajar siswa di SMPN 2 Temanggung? 2. Bagaimana kelompok belajar siswa di SMPN 2 Temanggung? 3. Bagaimana sumber belajar siswa di SMPN 2 Temanggung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang karakteristik belajar siswa di SMP N 2 Temanggung. Karena sebagai salah satu sekolah rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), SMP N 2 Temanggung memiliki siswa yang mempunyai budaya belajar yang berbeda-beda dalam meningkatkan prestasi mereka. 2. Tujuan husus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: a. Waktu belajar siswa di SMP N 2 Temanggung b. Kelompok belajar siswa di SMP N 2 Temanggung

c. Sumber belajar siswa di SMP N 2 Temanggung D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pendidikan, yang mengacu pada peningkatan budaya belajar siswa. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan motivasi bagi siswa dalam meningkatkan budaya belajarnya. b. Bagi kepala sekolah dan guru, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan budaya belajar siswa. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat memotivasi siswa dalam menunjang budaya belajarnya. d. Bagi peneliti berikutnya, dapat menjadi acuan atau sebagai salah satu bahan pustaka dalam rangka mengembangkan pengetahuan, khususnya yang berkenaan dengan budaya belajar siswa.

E. Definisi Istilah 1) Belajar adalah perubahan tingah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lainnya. 2) Metode belajar adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3) Media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan pengajaran. 4) Sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. 5) Belajar kelompok dilaksanakan dalam suatu proses kelompok. Para anggota kelompok saling berhubungan dan berpartisipasi, memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan bersama.