penelitian dimasa yang akan datang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis Laporan Keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH

Disusun Oleh : : Nina Rahayu Nurcahyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menilai kinerja keuangan perbankan syariah tahun Hasil

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1

BAB I PENDAHULUAN. sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2016 Laporan Neraca

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2017 Laporan Neraca

Lampiran 1 NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Periode : Desember (Dalam ribuan) Posisi yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2017 Laporan Neraca

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

NERACA BANK JABAR BANTEN SYARIAH... Tanggal Kas 1. Kewajiban Segera. 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2016 Laporan Neraca

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang Undang No 21 Tahun 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan sebagai dasar untuk membantu mendapatkan gambaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

ANALISIS KINERJA BANK

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. aktivitasnya, baik dalam menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daftar Pertanyaan Wawancara

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN BANKMEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian yakni perbankan yang berperan sebagai

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB II MANAJEMEN DANA DAN RASIO KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung pada tahun 2008 dan sepanjang tahun 2009 kinerja perbankan syariah

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bank Syariah menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Amanah Rabbaniah JL.RAYA TIMUR NO.52 BANJARAN Periode: Juni-2017 Laporan Neraca

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Bank Panin Syariah. 30 Juni 2016

Transkripsi:

a. bagi penulis Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan khususnya manajemen keuangan bank syariah. b. Bagi peneliti lanjutan. Sebagai bahan informasi yang diperlukan dan perbandingan bagi penelitian dimasa yang akan datang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Pengertian dari analisis laporan keuangan adalah; kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan secara singkat adalah neraca, laba/rugi, dan arus kas (dana). Jika kedua pengertian ini digabung maka analisis laporan keuangan berarti : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang

bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Pengertian lain tentang analisis laporan keuangan adalah Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran - ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (Abdullah, 2005:35). 2.1.2 Ruang Lingkup Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah. Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur an dan Hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. 2. Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Menurut Sumitro (2004:54) ada 5 konsep dasar operasional bank syariah, yaitu sistem simpanan murni (Al Wadiah), prinsip bagi hasil (Mudharabah), prinsip jual beli dan margin keuntungan (Murabahah), prinsip sewa (Al Ijarah), dan prinsip jasa atau upah. a. Sistem Simpanan Murni (Al Wadiah) Sistem simpanan murni (Al Wadiah) adalah fasilitas yang diberikan oleh bank islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dananya di bank. Fasilitas ini biasanya diberikan untuk tujuan investasi. b. Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah) Prinsip bagi hasil (Mudharabah) yaitu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengolah dana yang terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. c.prinsip Jual Beli dan Margin Keuntungan (Murabahah) Prinsip jual beli dan margin keuntungan (Murabahah) yaitu sistem yang menerapkan tata cara jual beli dimana pihak bank akan membeli terllebih dahulu barang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank. Nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan pembelianpembelian atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah keuntungan. d. Sistem Sewa (Ijarah) Sistem sewa terbagi dalam dua jenis, yaitu:

1) Al Ijarah, yaitu perjanjian sewa yang memberi kesempatan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan kesepakatan. Setelah masa sewa berakhir barang akan dikembalikan kepada pemilik. 2) Al Ta jiri, yaitu sama dengan Al ijarah tetapi setelah masa sewa berakhir, pemilik barang menjual barang yang disewa kepada penyewa dengan harga yang disepakati. e. sistem fee Sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini, antara lain: bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain. 3. Sistem Operasional Bank Syariah Menurut Sumitro (2004:75), kegiatan-kegiatan operasional bank syariah akan mengerahkan dana masyarakat dalam berbagai bentuk seperti menerima simpanan wadiah, menyediakan fasilitas tabungan, dan deposito berjangka. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip infaq, sedekah, zakat, mempersiapkan ongkos naik haji, merencanakan kurban, aqiqah, khitanan, mempersiapkan pendidikan, pemilikan rumah, kendaraan serta dapat juga dimanfaatkan untuk menitipkan dana yayasan, masjid, sekolah, organisasi, badan usaha, dan lain-lain. a)simpanan Amanah

Bank syariah menerima titipan amanah berupa infaq, sedekah, zakat karena bank dapat menjadi perpanjangan tangan baitul maal dalam menyimpan dan menyalurkan dana agar dapat bermanfaat secara optimal. Akad penerimaan titipan ini adalah wadiah yaitu titipan yang tidak mengganggu resiko, bank akan memberikan kadar profit (bonus) dari bagi hasil yang didapat bank melalui pembiayaan kepada nasabah. b)tabungan Wadiah Bank syariah menerima tabungan baik pribadi maupun badan usaha dalam bentuk tabungan bebas. Akad penerimaan dana ini berdasarkan wadiah, yaitu titipan-titipan yang tidak menanggung resiko kerugian, serta bank akan memberikan kadar profit kepada penabung sejumlah tertentu dari bagi hasil yang diperoleh bank dalam pembiayaan kredit kepada nasabah yang diperhitungkan secara harian dan dibayar setiap bulan. Penabung akan mendapat buku tabungan untuk mencatat mutasi dan baki. c)deposito Wadiah atau Deposito Mudharabah Bank syariah menerima deposito berjangka baik pribadi maupun badan usaha/lembaga. Akad penerimaan deposito adalah wadiah atau mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,3,6,12 bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan pada bank. Deposan yang akad depositonya adalah wadiah mendapat nisbah bagi hasil keuntungan yang lebih kecil daripada

mudharabah dan bagi hasil yang diterima bank dalam pembiayaan atau kredit nasabah dibayar setiap bulan. Deposito bank akan menerbitkan warkat depositonya atas nama deposan. 2.1.3 Manajemen Dana Bank Syariah Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur dana yang diterima dari aktifitas funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitasnya. Sesuai dengan kriteria tersebut maka keberhasilan pihak manajemen bank dalam melakukan manajemen dana akan tercermin pada tingkat kesehatan bank yang dapat dilihat dalam indikator tersebut (Arifin, 2003: 151-160), yaitu : 1.Kecukupan modal bank Syariah Penentuan berapa besar kebutuhan modal minimum yang dibutuhkan oleh bank syariah didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR), ATMR adalah faktor pembagi (denominator) dari CAR, sedangkan modal adalah faktor yang dibagi (numerator) untuk mengukur kemampuan modal menanggung risiko aktiva tersebut. 2. Tingkat Likuiditas Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Alat ukur dalam pengelolaan likuiditas

adalah Cash Ratio, yaitu likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh bank. Rumus cash ratio adalah sebagai berikut : X 100% Pada umumnya kebutuhan likuiditas bank ditentukan oleh adanya beberapa faktor yang meliputi: a. Kewajiban reserve Kewajiban reserve ditetapkan dalam bentuk Giro Wajib Minimum, sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia bahwa jumlah cadangan wajib minimum yang harus disediakan oleh bank syariah adalah sebesar 8% dari total dana pihak ketiga. Rumus perhitungan GWM tersebut adalah : GWM rupiah = 5% x DPKt-2 GWM valas = 3% x DPKt-2 Keterangan : GWM DPKt-2 = Giro Wajib Minimum = Rata-rata harian jumlah DPK bank didalam masa laporan b. Tipe Dana yang ditarik Bank Tipe dana yang ditarik bank merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan estimasi likuiditas bank. 3. Komitmen Bank dalam Pembiayaan atau Investasi Komitmen bank kepada nasabah atau pihak lain dalam memberikan pembiayaan atau melakukan investasi menimbulkan konsekuensi kewajiban bagi bank untuk merealisasikannya.

4. Tingkat Rentabilitas Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan (rentabilitas) bank syariah dapat menggunakan rasio yaitu; a. Return On Assets (ROA) ROA adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan aktiva. b. Return On Equity (ROE) ROE didefinisikan sebagai perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata modal (average equity) atau investasi para pemilik bank.keuntungan bagi para pemilik bank merupakan hasil dari tingkat keuntungan (profitability) dari asset dan tingkat leverage yang dipakai. Hubungan antara ROA dan leverage dapat digambarkan sebagai berikut: ROA x Leverage multiplier = ROE Bagi bank syariah, sumber yang paling dominan bagi pembiayaan asetnya adalah dana investasi, yang dapat dibedakan antara investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek dari para nasabah (rekening mudharabah). Hanya sebagian kecil saja yang merupakan kewajiban (liabilitas) kepada pihak ketiga, yaitu berupa dana-dana titipan (rekening wadiah). Jika dana-dana investasi itu dapat disamakan dengan equity maka apabila peranan dana wadiah mencapai sepertiga, yang berarti leverage

multipliier adalah 1,5 maka ROE akan mencapai 15% apabila ROA mencapai 10%. ROE = ROA x leverage multiplier = 10% x 15% = 15% Secara lengkap indikator kinerja dan kesehatan perbankan syariah dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Indikator Kinerja dan Kesehatan Bank Syariah No. Indikator Komponen 1. Struktur Modal Rasio modal total terhadap dana simpanan pihak ketiga. lanjutan 2. tabel 2.1 Likuiditas Rasio Dana Lancar terhadap Dana Simpanan pihak ketiga Rasio Total Pembiayaan terhadap DPK 3. Efisiensi Rasio Total Pembiayaan terhadap pendapatan operasional Rasio Nilai Inventaris terhadap Total Modal 4. Rentabilitas Rasio Laba Bersih terhadap Total Aset Rasio Laba Bersih terhadap Total Modal

5. Aktiva Produktif Rasio total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan. Sumber : Muhammad, 2002 : 231 Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Bank berbasis bunga melaksanakan peran tersebut melalui kegiatannya sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan. Demikian pula bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu. Hubungan antara bank dengan nasabahnya adalah hubungan antara kreditur dan debitur. Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah kepada penyimpan dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai

penyimpan harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik (professional investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediary dan kemampuan menghasilkan laba. 2.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Pelaporan Keuangan Bank Syariah Penyajian dan pengungkapan pelaporan keuangan bank syariah dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Laporan posisi keuangan (neraca) Laporan posisi keuangan yang disusun berdasarkan memiliki karakteristik yang berbeda dengan neraca bank konvensional karakteristik pertama yang dapat dilihat dari unsur-unsur neraca bank syariah yang meliputi; aktiva, kewajiban, investasi, investasi tidak terikat dan ekuitas. Oleh karena itu persamaan untuk bank syariah dapat dirumuskan sebagai berikut : Aktiva = Kewajiban + Investasi Tidak Terikat + Ekuitas Secara lengkap sajian pos-pos neraca adalah sebagai berikut Tabel 2.2 neraca bank syariah Pos-pos Jumlah Pos-pos Jumlah AKTIVA Kewajiban Kas Kewajiban segera Penempatan pada bank Simpanan: Giro pada bank lain a.simpanan giro wadiah Penempatan pada lain b.tabungan wadiah Efek-efek Simpanan pada bank lain Piutang a.simpanan giro wadiah

a.piutang mudharabah b.tabungan wadiah b.piutang saham Kewajiban lain c.piutang Istisna a.hutang salam d.piutang pendapatan b.hutang Istisna Pembiayaan mudharabah Kewajiban bank lain Pembiayaan musyarakah Pembiayaan yang diterima Persediaan Hutang pajak Aktiva yang diperoleh untuk Ijarah Aktiva Istisna dalam penyelesaian. Penyertaan Hutang Istisna Pinjaman subordinasi Investasi lain INVESTASI TIDAK TERIKAT Aktiva tetap Investasi tidak terikat Akumulasi penyertaan bukan dari bank a.tabungan mudharabah aktiva tetap Aktiva lain-lain Deposito mudharabah Investasi tidak terikat dari lanjutan tabel 2.2 bank a.tabungan mudharabah b.deposito mudharabah TOTAL KEWAJIBAN EKUITAS Modal setor Tambahan modal setor Saldo laba rugi X X X Sumber : PSAK No. 59,IAI, (2002) TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL 22X

2.Laporan Laba Rugi Seperti halnya neraca,laporan laba rugi juga mencerminkan peran bank syariah selaku investor dan manajer investasi. Peran bank syariah selaku investor bias dilihat dari adanya pos pendapatan bagi hasil mudharabah dan musyarakah. Sedangkan peran bank syariah sebagai manajer investasi berkaitan dengan adanya pos hak pada pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat. Pos inilah yang membedakan laporan laba rugi konvensional dengan laporan laba rugi syariah, pos tersebut ditujukan untuk investasi tidak terikat dan tidak dapat dipergunakan sebagai beban: Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi Bank Syariah Pendapatan operasi utama: Pendapatan dari jual beli: Pendapatan margin mudharabah Pendapatan salam paralel Pendapatan margin istisna parallel Pendapatan sewa: Pendapatan sewa ijarah

Pendapatan dari bagi hasil: Pendapatan dari bagi hasil mudharabah Pendapatan dari bagi hasil musyarakah Pendapatan dari operasi utama yang lainnya TOTAL PENDAPATAN Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat Pendapatan operasi lainnya Beban operasi lainnya Beban non operasi Zakat Pajak Laba setelah zakat dan pajak () () () () () Sumber : PSAK No. 59,IAI, (2002) 3.Laporan arus kas Laporan arus kas harus membedakan antara arus kas dari operasi, arus kas dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pembiayaan. Secara lengkap laporan rus kas adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Laporan Arus Kas Keterangan Jumlah Arus kas dari operasi Pendapatan netto Penyesuaian terhadap pendapatan netto Kas netto dari kegiatan operasional

lanjutan tabel 2.4 Depresiasi Provisi rekening ragu-ragu Provisi untuk zakat Provisi untuk pajak Zakat yang dibayarkan Pajak yang dibayarkan Keuntungan dari investasi yang tidak terbatas Keuntungan dari penjualan aktiva tetap Depresiasi dari aktiva yang disewakan Provisi untuk penurunan nilai investasi pada surat () () surat berharga Piutang ragu-ragu (bad debt) Pembelian aktiva tetap Arus kas netto dari operasi Arus kas dari kegiatan investasi Penjualan real estate yang disewakan Kenaikan/penurunan kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun () Sumber : Arifin, 2003 Hal : 78 4. Laporan Ekuitas Tabel 2.5 Laporan Perubahan Modal

Cadangan Keterangan Modal setor Unit Moneter Unit Moneter Laba Ditahan Total yang sah umum Saldo per xx tahun Emisi saham Pendapatan netto Keuntungan dibagikan Transfer ke cadangan Neraca per xx tahun Pendapatan netto Saldo per xx Tahun Sumber : Arifin, 2003 Hal : 80 5. Laporan Perubahan investasi terikat Tabel 2.6 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat Uraian Catatan Jumlah Sumber dana Setoran awal Setoran tambahan Total Sumber Dana

Penggunaan : Proyek A Proyek B Proyek C Total Penggunaan Pendapatan dari Pembiayaan Pendapatan Proyek Beban Pembiayaan Biaya pengelolaan Kerugian pembiayaan proyek Distribusi bagi hasil Fee untuk invetasi Fee untuk agen investasi Total beban Kenaikan atau penurunan pengelolaan Penerimaan pokok Penerimaan kepada investor Dana Mudharabah pada akhir tahun Sumber : PSAK No. 59, IAI, (2002) 6. Laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat infak shadaqah Tabel 2.7 Laporan sumber dan Penggunaan Dana ZIS Uraian Catatan Jumlah

Sumber dana ZIS Zakat dari bank syariah Zakat dari pihak luar bank syariah Infak Shadaqah Total sumber dana ZIS Penggunaan dana ZIS Fakir Miskin Hamba sahaya Orang yang terlilit utang Orang baru masuk Islam Orang yang berjihad Orang dalam perjalanan Amil Total penggunaan Kenaikan atau penurunan Dana ZIS Saldo awal Dana ZIS Saldo Akhir ZIS () () () () () () () () () Sumber : PSAK No. 59, IAI, (2002) 7. laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan Tabel 2.8 Laporan sumber dan penggunaan dana Qardhul Hasan Uraian Catatan Jumlah Sumber dana Qard Infak Shadaqah Denda Pendapatan non halal Total sumber dana Qard Penggunaan lanjutan tabel dana 2.8 Qard Pinjaman Sumbangan Total penggunaan dana qard Saldo awal dana qard Saldo akhir dana qard Sumber : PSAK No. 59, IAI, (2002) () () ()

8. catatan - catatan laporan keuangan Catatan laporan keuangan adalah berisi uraian yang mengungkapkan semua informasi yang perlu untuk menjadikan laporan keuangan tersebut memadai, relevan dan bisa dipercaya (andal) bagi para pemakainya. 2.1.5 Penyajian dan pengungkapan pelaporan keuangan bank syariah berdasarkan nilai tambah. Penyajian dan pengungkapan pelaporan keuangan bank syariah berdasarkan nilai tambah berbeda dengan nilai tambah ekonomis atau economi value added (EVA). EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk biaya ekuitas telah dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas. Pemegang saham mengorbankan peluang untuk menginvestasikan dananya di tempat lain ketika memberikan modal kepada perusahaan. Pengembalian yang dapat diperoleh dari tempat lain atas investasi dengan tingkat resiko yang sama mencerminkan biaya dari ekuitas modal. Biaya ini lebih merupakan biaya kesempatan daripada biaya akuntansi, namun biaya tersebut tetap cukup nyata. EVA menyajikan suatu ukuran yang baik mengenai sampai sejauh mana perusahaan telah memberikan tambahan pada nilai pemegang saham. Hal ini akan dapat membantu memastikan bahwa para manajer telah menjalankan operasi

dengan cara yang konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.(brigham, 2006:69). Berdasarkan uraian dari EVA tersebut, maka pendekatan nilai tambah sangat berbeda dari konsep EVA. EVA berorientasi untuk memaksimalkan pemegang saham, mengurangi biaya modal dan pada prinsipnya dipergunakan untuk perusahaan konvensional. Hal tersebut berbeda dengan pendekatan laba tugi yang berorientasi pada pemenuhan akuntabilitas yang memperhitungkan kontribusi direct stakeholders dan indirect stakeholders. Pendekatan nilai tambah memberikan distribusi profit pada direct stakeholders dan indirect stakeholders dalam peningkatan bagi hasil. Wacana tentang penilaian laporan keuangan syariah terus berkembang ke arah pengkayaan teori. Salah satu diantaranya adalah Syariah Enterprise Theory (SET) yang dikembangkan oleh Baydoun dan Willet. SET yang dikembangkan berdasarkan pada metafora zakat pada dasarnya memiliki karakter keseimbangan. Secara umum, nilai keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan antara nilai-nilai maskulin dan nilai-nilai feminin. SET menyeimbangkan nilai egoistik (maskulin) dengan nilai altruistik (feminin), nilai materi (maskulin) dengan nilai spiritual (feminin), dan seterusnya. Dalam syariah Islam, bentuk keseimbangan tersebut secara konkrit diwujudkan dalam salah satu bentuk ibadah, yaitu zakat. Zakat (yang kemudian dimetaforakan menjadi metafora zakat ) secara implisit mengandung nilai egoistik-altruistik, materi-spiritual, dan individu-jama ah. Konsekuensi dari nilai keseimbangan ini menyebabkan SET tidak hanya peduli pada kepentingan individu (dalam hal ini pemegang saham), tetapi juga

pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, SET memiliki kepedulian yang besar pada stakeholders yang luas. Menurut SET, stakeholders meliputi Tuhan, manusia, dan alam. Tuhan merupakan pihak paling tinggi dan menjadi satu-satunya tujuan hidup manusia. Dengan menempatkan Tuhan sebagai stakeholder tertinggi, maka tali penghubung agar akuntansi syari ah tetap bertujuan pada membangkitkan kesadaran ketuhanan para penggunanya tetap terjamin. Konsekuensi menetapkan Tuhan sebagai stakeholder tertinggi adalah digunakannya sunnatullah sebagai basis bagi konstruksi akuntansi syari ah. Intinya adalah bahwa dengan sunnatullah ini, akuntansi syari ah hanya dibangun berdasarkan pada tata-aturan atau hukum-hukum Tuhan. Stakeholder kedua dari SET adalah manusia. Di sini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu direct-stakeholders dan indirect stakeholders. Directstakeholders adalah pihak-pihak yang secara langsung memberikan kontribusi pada perusahaan, baik dalam bentuk kontribusi keuangan (financial contribution) maupun non-keuangan (non-financial contribution). Karena mereka telah memberikan kontribusi kepada perusahaan, maka mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Sementara, yang dimaksud dengan indirect-stakeholders adalah pihak-pihak yang sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada perusahaan (baik secara keuangan maupun non-keuangan), tetapi secara syari ah mereka adalah pihak yang memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Golongan stakeholder terakhir dari SET adalah alam. Alam adalah pihak yang memberikan kontribusi bagi mati-hidupnya perusahaan sebagaimana pihak

Tuhan dan manusia. Perusahaan eksis secara fisik karena didirikan di atas bumi, menggunakan energi yang tersebar di alam, memproduksi dengan menggunakan bahan baku dari alam, memberikan jasa kepada pihak lain dengan menggunakan energi yang tersedia di alam, dan lain-lainnya. Namun demikian, alam tidak menghendaki distribusi kesejahteraan dari perusahaan dalam bentuk uang sebagaimana yang diinginkan manusia. Wujud distribusi kesejahteraan berupa kepedulian perusahaan terhadap kelestarian alam, pencegahan pencemaran, dan lain-lainnya. Sebagai konsekuensi menerima SET, maka penyajian laporan keuangan syariah tidak lagi menggunakan konsep income dalam pengertian laba, tetapi menggunakan nilai-tambah. Dalam pengertian yang sederhana dan konvensional, nilai-tambah tidak lain adalah selisih lebih dari harga jual keluaran yang terjual dengan costs masukan yang terdiri dari bahan baku dan jasa yang dibutuhkan. Dengan kata lain, konsep nilai-tambah di atas tidak lain adalah nilai-tambah ekonomi, yaitu konsep nilai-tambah yang tangible dan terukur dalam unit moneter. Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap para pakar akuntansi syari ah (Gambling dan Karim, 1994), (Baydoun dan Willet, 2000), Triyuwono 2001), (Hamed, 2000) dan (Harahap, 2001) dapat dirangkum format penyajian dan pengungkapan pelaporan keuangan yang merekomendasikan dua komponen laporan keuangan tambahan bagi perusahaan-perusahaan islami yaitu: 1. Neraca Nilai Sekarang

Neraca Nilai Sekarang ditujukan untuk memenuhi prinsip full disclosure yaitu dintaranya nilai perusahaan dalam perhitungan bagi hasil mudharabah lebih transparan dan juga untuk menghitung kewajiban zakat. 2. Laporan Nilai Tambah (Value Added Statement) Laporan Nilai Tambah (Value Added Statement) dipandang sesuai dengan akuntansi syari ah karena menyajikan share dari nilai tambah yang diberikan oleh pihak-pihak yang terkait yaitu diantaranya karyawan, pemerintah, pemilik, kreditur dan lingkungan sosialnya dengan mendistribusikan kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan. Laporan Nilai Tambah memberikan informasi yang sangat jelas berapa besar nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dan kepada siapa saja nilai tambah itu akan didistribusikan. Oleh karena itu Nilai tambah dipandang sesuai dengan etika bisnis dalam islam yaitu keadilan dan kerjasama. Konsep nilai tambah juga sejalan dengan penekanan tujuan memaksimalkan profit kepada pemilik modal dan memaksimalkan nilai tambah kepada stakeholders. Berdasarkan analisis pemikiran para pakar akuntansi syariah Ratmono (2003), merumuskan format tambahan laporan keuangan bank syariah sebagai berikut : 1.Laporan Nilai Tambah Tabel 2.9 Laporan Nilai Tambah Sumber Nilai Tambah: Pendapatan:

Pendapatan Operasi Utama: Pendapatan dari jual beli: Pendapatan margin mudharabah Pendapatan salam paralel Pendapatan margin istisna paralel Pendapatan sewa : Pendapatan sewa ijarah Pendapatan dari bagi hasil: Pendapatan dari bagi hasil mudharabah Pendapatan dari bagi hasil musyarakah Pendapatan dari operasi utama yang lainnya Pendapatan operasi lainnya Pendapatan non operasi Total pendapatan Harga pokok input Depresiasi Total nilai tambah Distribusi nilai tambah Nasabah (bagi hasil) Karyawan (gaji) Sosial (zakat) Pemerintah (Pajak) Pemilik (deviden) Laba ditahan Total Nilai Tambah xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx Sumber : Ratmono, (2003) Keterangan : 1. Laporan Nilai Tambah tersebut disusun dengan metode nilai tambah bersih dimana depresiasi diperlakukan seperti halnya harga pokok input

sebagai pengurang pendapatan. 2. harga pokok input (bought in cost) diperoleh dari beban operasional lainnya (selain beban gaji dan depresiasi). 2. Neraca Nilai Sekarang Pos-pos Tabel 2.10 Neraca Bank Syariah Dengan Memperhatikan Nilai Sekarang Nilai historis Nilai sekarang Pos-pos Nilai historis Nilai Sekarang Aktiva Kewajiban Kas Kewajiban segera Penempata pada Simpanan: BI Giro pada bank lain Simpanan giro wadiah Efek - efek Siimpanan pada bank lain Piutang Simpanan giro wadiah Piutang Tabungan wadiah mudharabah Piutang salam Kewajiban lain Piutang istisna Hutang salam Piutang pendapatan Hutang istisna ijarah Pembayaran mudharabah Kewajiban pada bank Lain Pembiayaan Pembiayaan yang musyarakah diterima Persediaan Hutang pajak Aktiva yang Hutang lainnya diperoleh lanjutan tabel untuk 2.10 ijarah Aktiva istisna Pinjaman dalam penyelesaian subordinasi Penyertaan Investasi lain investasi tidak terikat aktiva tetap investasi tidak

Akumulasi penyusutan aktiva tetap terikat bukan dari bank Tabungan mudarabah Aktiva lain-lain Deposito mudarabah Investasi tidak terikat dari bank Tabungan mudarabah Deposito mudarabah Total Kewajiban Ekuitas Modal Setor Tambahan modal setor Saldo laba rugi Total aktiva Total kewajiban dan ekuitas Sumber :Ratmono,2003 2.2 Penelitian Terdahulu Wahyudi (2005) melakukan penelitian untuk membandingkan perbandingan kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah (studi kasus pada PT Bank Syariah Mandiri. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dengan menggunakan data laporan keuangan pada tahun 2003 dan tahun 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan Nilai Tambah (Value Added) diketahui perolehan nilai tambah (laba) BSM Tahun 2003 lebih besar jika dibandingkan perolehan laba bersih yang menggunakan pendekatan laba rugi. Jika menggunakan pendekatan laba rugi, laba bersih BSM

Tahun 2003 sebesar Rp 15.811 juta, sementara jika menggunakan pendekatan nilai tambah perolehannya jauh lebih besar yaitu mencapai Rp. Rp 367.970 juta. Sementara untuk tahun 2004 jika menggunakan pendekatan laba rugi perolehan laba bersih sebesar Rp. 103.447 juta, sementara yang menggunakan pendekatan nilai tambah perolehan nilai tambah (laba) mencapai Rp. 703.524 juta atau sekitar 700%. Perolehan rasio kinerja keuangan untuk tahun 2003 dan 2004 yang dihitung berdasarkan laba rugi maupun nilai tambah secara lengkap adalah sebagai berikut: Tabel 2.11 Perbandingan kinerja keuangan BSM Tahun 2003 dengan pendekatan laba rugi dan nilai tambah No. Rasio 2003 Laba rugi Nilai Tambah 1. Laba Bersih / Total Aktiva produktif 0,50% 15,17% 2. ROA (Laba Bersih / Total Asset) 0,46% 5,61% 3. ROE (Laba Bersih / Total Modal) 4,41% 13,9% sumber : wahyudi (2005), 67 Tabel 2.12 Perbandingan kinerja keuangan BSM Tahun 2004 dengan pendekatan laba rugi dan nilai tambah No. Rasio 2003 Laba rugi Nilai Tambah 1. Laba Bersih / Total Aktiva produktif 1,62% 10,99% 2. ROA (Laba Bersih / Total Asset) 1,51% 5,29% 3. ROE (Laba Bersih / Total Modal) 28,87% 12,29% sumber : wahyudi (2005), 67 Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan :

1. Kinerja keuangan PT. BSM Tahun 2003 dan Tahun 2004 yang dihitung dengan menggunakan pendekaan nilai tambah menghasilkan nilai rasio yang lebih besar jika dibandingkan dengan menggunakan pendekatan Laba Rugi. 2. Terdapat perbedaan antara perolehan rasio kinerja keuangan PT. BSM Tahun 2003 dan 2004 yang dihitung dengan pendekatan laba rugi dengan pendekatan nilai tambah, disebabkan adanya perbedaan kontruksi dan konsep dari teori akuntansi kedua pendekatan tersebut. Rubitoh (2003) dalam Rindawati (2007), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama 1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA (profitabilitas), CAR (rasio kecukupan modal), LDR (rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga), FBI,NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen, sedang bank konvensional hanya lima persen. 2.3 Kerangka Konseptual Analisis kinerja keuangan bank syariah merupakan sarana untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank syariah mampu memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung terhadap operasional bank yang bersangkutan. Analisis kinerja keuangan bank syariah dapat ditinjau dari aspek besar atau kecilnya rasio kinerja keuangan bank

syariah yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan besarnya perbandingan total laba dengan total aktiva produktif. Analisis kinerja keuangan bank syariah didasarkan pada laporan keuangan, yang meliputi neraca dan laporan laba rugi yang disajikan manajemen bank syariah. Jika ditinjau secara seksama laporan laba rugi saja tidak sesuai dengan karakteristik bank syariah. Hal ini tampak pada laporan keuangan tersebut masih bersifat stakeholders oriented. Oleh sebab itu diperlukan Laporan Nilai Tambah dan Neraca Nilai Sekarang untuk mengetahui secara riil kinerja keuangan yang telah dihasilkan. Secara lengkap kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut : Laporan Keuangan Bank Syariah

Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan (Pendekatan nilai tambah) Neraca Nilai Sekarang Laporan Nilai Tambah Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan (Pendekatan laba rugi) Neraca Laporan laba rugi Kinerja Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (Return On Asset dan Return On Equity dan total laba per total aktiva produktif) Sumber : Wahyudi (2005) diolah Gambar 1.1 Kerangka Konseptual BAB III