MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN TIPE KANCING GEMERINCING

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Proses belajar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Erni Susanti 1, Riyadi 2, Yulianti 2 PENDAHULUAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah

Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN PEMAHAMAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuraeni, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS LILIK SUPRAPTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran kewirausahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2. Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai pesyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs kelas VII terdapat

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Disusun oleh: HARYANI ISTIQOMAH A

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) dengan golden age (masa peka). Golden age merupakan waktu paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak. Menurut (Slamet Suyanto) golden age adalah masa yang paling tepat untuk menggali segala potensi anaksebanyak-banyaknya. Upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan perkembangan anak didik untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani, yang berarti terutama dengan kreativitasas dan kemampuan. Anak usia dini yang identik dengan kegiatan bermain. Perkembangan yaitu menunjukkan perubahan kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya amat bergantung dari genetik dan pengasuhan ibunya masing-masing. Pengasuhan anak yang optimal akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan berkembangannya. Menurut Undang-undang Republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 (Sujiono: 2012:6) Menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain dan beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi belajar adalah hak bukan kewajiban. Orang tua dan pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka program belajar. Karena belajar

adalah hak anak, maka belajar harus menyenangkan, kondusif, dan memungkinkan anak untuk termotivasi dan antusias. Memperoleh rangsanganrangsangan kemampuan dasar terhadap perkembangan bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni, serta pengembangan pembiasaan yang terdiri dari nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian. Kemampuan dasar anak saling mendukung satu sama lainnya. Salah satu kemampuan dasar yaitu kemampuan berbicara. Perkembangan berbicara pada masa bayi baru mengeluarkan bunyi ocehan yang kemudian berkembang menjadi sistem simbol bunyi yang bermakna tanpa diberi suatu instruksi formal. Pada masa usia 3-5 tahun anak menggunakan banyak kosa kata dan kata tanya seperti apa dan siapa. Komunikasi merupakan berbicara atau menyampaikan informasi kepada oran lain. Guru harus berkomunikasi dengan anak harus dengan berbagai cara diantaranya dengan melalui perkataan atau dengan isyarat. Berkomunikasi dengan anak haruslah dengan cara yang tepat supaya anak dapat mengerti dengan apa yang kita sampaikan. Guru menyampaikan informasi yang benar kepada anak agar anak tidak ragu dengan apa yang kita sampaikan. Berkomunikasi dengan anak haruslah dengan bahasa yang jelas atau bahasa yang cepat dimengerti oleh anak. Dalam proses pembelajaran seorang guru dalam menyampaikan pembelajarannya hendaknya dapat memancing anak agar dapat berkomunikasi dengan teman atau dengan guru. Namun untuk saat ini masih saja kita temui kekurangan-kekurangan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak dalam proses belajar, sehingga kemampuan berbicara anak masih rendah. Pendidikan adalah salah satu aspek dasar untuk membangun suatu bangsa dan negara. Didalam suatu penyelenggaraan pendidikan disekolah terdapat guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dan diwujudkan dengan adanya interaksi antara guru dengan murid melalui kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru dituntut untuk menyelenggarakan suatu kegiatan pembelajaran yang

sistematis, inovatif dan sesuai dengan kurikulum. Suatu pembelajaran agar tujuannya tercapai dengan baik maka dibutuhkan suatu strategi pembelajaran, teknik, metode dan pendekatan pembelajaran. Agar suatu pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, maka seorang pendidik harus mampu menguasai kelas. Pada saat ini banyak tenaga pendidik yang cenderung pada pencapaian target kurikulum, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi monoton dan membosankan karena mementingkan pada hafalan konsep bukan pemahaman. Oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas guru menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran sangat dibutuhkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah cooperative learning. Jadi dalam hal ini guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator agar suasana didalam kelas dapat hidup. Dan siswa berperan aktif mencari informasi dari berbagai sumber, diskusi, bertanya dan mengungkapkan pendapat. Maka diperlukannya kerjasama antara guru dan murid supaya terjalin komunikasi. Di dalam masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi kegiatan secara langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung dilakukan melalui kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan komunikasi tidak langsung melalui kegiatan menulis dan membaca. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif. Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Keterampilan berbahasa

terdiri dari empat aspek yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Anak harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil dalam berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa disekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi anak dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Pengembangan keterampilan berbahasa pada anak usia dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya (Rike Riwayanti : 2010) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya bimbingan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pengembangan berbahasa pada anak usia dini khususnya dalam keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, baik perhatian orang tua itu sendiri maupun orang lain yang memiliki kepedulian untuk membinmbing anak dirumah dan di tempat belajar. Pengembangan bicara itu berguna bagi anak untuk memperlancar keterampilan berbicara anak itu sendiri. Akan tetapi mempunyai keterampilan berbicara yang baik tidak semua anak dan juga sering mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata. Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin karena anak yang terampil dalam berbicara dapat dengan mudah menjelaskan kebutuhan dan keinginannya, serta dapat mengungkapkan perasaan dan idenya kepada orang lain. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain dikemukakan oleh Joyce (1992 ; 4) dalam trianto. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe kancing

gemerincing. Model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan. Tipe kancing gemerincing merupakan salah satu dari jenis metode struktural, yaitu metode yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Selain itu juga model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang memiliki keunggulan tersendiri, dimana pada model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing ini dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering terjadi dan mewarnai kegiatan belajar kelompok. Dan teknik kancing gemerincing akan memastikan bahwa setiap siswa akan mendapat kesempatan dan dapat berperan serta dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing seperti yang dikemukakan oleh sugiyanto (2009:57) makan dapat membantu guru dalam mengajar dan juga anak-anak dalam memahami pembelajaran dengan baik karena pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan. Menurut Lie langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing adalah : 1) Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga benda-benda kecil lainnya seperti kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batang-batang lidi, sendok ekstrim dan sebagainya. 2) Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapat dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing tergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan). 3) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakannya ditengah-tengah kelompoknya. 4) Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.

5) Jika semua kancing sudah habis, sedang tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagikan kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali. Kelebihan adalah sebagai berikut : model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing 1) Dengan kancing gemerincing, individu memberikan konstribusi mereka dalam mengemukakan pendapat dan mendengarkan pandangan serta pemikiran orang lain. 2) Dengan kancing gemerincing, setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama, tidak ada anggota yang mendominasi dan banyak bicara sementara anggota yang lain pasif. 3) Dengan kancing gemerincing, pemerataan tanggung jawab dapat tercapai, tidak ada anggota yang menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. 4) Kancing gemerincing memastikan siswa mendapat kesempatan untuk berperan serta. Sedangkan kelemahannya ; 1) Persiapannya memerlukan lebih banyak tenaga, fikiran dan waktu. 2) Kadang-kadang siswa dapat terjebak dengan orang yang harus melakukan semua pekerjaan dan tidak membantu sehingga dia bekerja sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN TIPE KANCING GEMERINCING. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh masalah sebagai berikut : Faktor bicara dipengaruhi oleh beberapa hal : 1. Kemampuan berbicara peserta didik yang umumnya masih relatif rendah. 2. Tuntutan orang tua terhadap pentingnya keterampilan berbahasa pada anak.

3. Perlu adanya media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik. 4. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik, diharapkan guru memberikan pembelajaran semenarik mungkin C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara di PAUD AL-Hidayah? 2. Bagaimana penerapan penggunaan kancing gemerincing dalam meningkatkan keterampilan berbicara di PAUD AL-Hidayah? 3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara setelah penerapan tipe kancing gemerincing? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dimaksud adalah 1. untuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui teknik kancing gemerincing pada PAUD Al- Hidayah. 2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam berbagai kegiatan individu maupun kelompok. 3. Meningkatkan kreatifitas guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan sesuai dengan kurikulum. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, Untuk lebih spesifik penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Bagi guru

Guru akan lebih mudah mengajarkan kemampuan berbicara anak, karena memakai teknik yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi anak sehingga anak banyak terlibat dalam kegiatan aktivitas berbicara. b. Bagi Lembaga Pendidikan Hasil Penelitian diharapkan menjadi sumbangsih kepada seluruh lembaga pendidikan padaa umumnya, dan khususnya bagi PAUD Al-Hidayah dalam meningkatkan kualitas belajar, terutama kemampuan berbicara anak di usia dini. c. Bagi Orang Tua Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif dalam meningkatkan kemampuan berbicara sebagai bahan bacaan dan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai acuan untuk kajian pendidikan selanjutnya dan menjadi inspirasi serta motivasi bagi kemajuan pengembangan pendidikan anak usia dini. F. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I yang berisi tentang : a. Latar Belakang Penelitian b. Identifikasi Masalah Penelitian c. Rumusan Masalah Penelitian d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian/ Signifikasi Penelitian f. Struktur Organisasi Skripsi 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang teori hasil penelitian yang telah dilakukan atau diteliti oleh orang lain sebelumnya.

3. BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang : a. Lokasi dan Subyek Penelitian b. Desain Penelitian c. Metode Penelitian d. Definisi Operasional e. Instrumen Penelitian f. Prosen Pengembangan Penelitian g. Teknik Pengumpulan Data h. Analisa Data 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN berisi tentang : a. Deskripsi Data Awal Penelitian b. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian c. Deskripsi Hasil Penelitian 1) Hasil Penelitian Siklus 1 2) Hasil Penelitian Siklus 2 d. Pembahasan 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang : a. Kesimpulan : berisi pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian. b. Saran : terutama ditujukan bagi pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan bagi peneliti berikutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN