ANALISIS PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIAL BERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SEMARANG)

ANALISIS PENGARUH SUHU PERKERASAN TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN TOL SEMARANG)

Naskah Publikasi Ilmiah. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh :

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil. diajukan oleh :

ANALISA PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIAL BERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN TOL SEMARANG)

Naskah Publikasi Ilmiah. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh :

ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS PADA JALAN PANTURA RUAS REMBANG - BULU)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH SUHU PERKERASAN TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN TOL SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN TOL SEMARANG) Tugas Akhir

ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS PADA JALAN PANTURA RUAS REMBANG - BULU) Tugas Akhir

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil. diajukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan salah satu dari prasarana transportasi yang mempunyai fungsi vital dalam usaha pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN MEKANISTIK EMPIRIS OVERLAY PERKERASAN LENTUR

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

EVALUASI UMUR SISA RUAS JALAN KARTASURA KLATEN. Tugas Akhir

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN ALAT MARSHALL UNTUK MENGUJI MODULUS ELASTISITAS BETON ASPAL

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

ANALISIS BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SEMARANG)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

DESKRIPSI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE AASHTO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

Perbandingan Kekerasan Kaku I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 128

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

Jenis-jenis Perkerasan

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

PROGRAM KOMPUTER UNTUK DESAIN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

Jurnal J-ENSITEC, 01 (2014)

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2.3 Dasar - Dasar Perancangan Tebal Lapis Keras Lentur Kapasitas Lalulintas Udara 20

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BINA MARGA PT T B

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

EVALUASI MATERIAL WEARING COURSE PADA PELAPISAN ULANG JALAN TOL TANGERANG MERAK

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

STUDI KASUS: JALAN RUAS KM. 35 PULANG PISAU. Adi Sutrisno 06/198150/TK/32229

NASKAH SEMINAR INTISARI

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

Djoko Sulistiono, Amalia FM, Yuyun Tajunnisa Laboratorium Uji Material Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Baru Menggunakan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013 Dengan Metode Road Note 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Pengaruh Temperatur terhadap Modulus Kekakuan Campuran Menggunakan Aspal Berpolimer BituBale

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

BAB II METODE PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. digunakan untuk melayani beban lalu lintas [6]. Perkerasan merupakan struktur

1 FERRY ANDRI, 2 EDUARDI PRAHARA

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 teknik sipil. diajukan oleh :

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIAL BERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN PANTURA RUAS REMBANG BULU) Naskah Publikasi Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : Desnata Pramida Giri NIM : D 100 070 009 NIRM : 07 6 106 03010 50009 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ANALISIS PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIAL BERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS : JALAN PANTURA RUAS REMBANG BULU) Desnata Pramida Giri (D 100 070 009) Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta ABTRAKSI Penyebab rusaknya jalan sangatlah banyak, seperti kerusakan akibat overload, akibat saluran drainase jelek, jenis material dan sebagainya. Pada penelitian ini akan dibahas apakah perubahan kondisi pondasi juga akan berdampak pada pengurangan umur pelayanan jalan, yang nantinya jalan tersebut akan mengalami kerusakan. Disini akan dicoba dengan simulasi variasi nilai CBR lapis pondasi atas 95% (CBR asli), 93% (Pengurangan 2,1% dari CBR asli), 90% (Penguranagn 5,26% dari CBR asli) sedangakan untuk lapis pondasi bawah menggunakan variasi 67,5% (CBR asli), 50% (Pengurangan 25% dari CBR asli) dan 35% (Pengurangan 48,1% dari CBR asli). Dalam penelitian ini yang pertama adalah menentukan nilai variasi CBR LPA dan LPB seperti di atas, kemudian mencari data-data pendukung lain yang digunakan untuk menganalisis diantaranya data uji aspal, suhu rata-rata tahunan dan data-data lain seperti LHR. Data-data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk mencari nilai yang dibutuhkan sebagai input ke Program Bisar 3.0. Output dari Program Bisar 3.0 yaitu asphalt mix untuk kondisi fatigue (εt) dan deformasi ( εz) yang dipakai untuk menghitung besarnya umur pelayanan jalan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan CBR LPA 95% (CBR asli) dan LPB 67,5% ( CBR asli) didapat umur pelayanan 0,64 tahun untuk kondisi fatigue dan 2,85 tahun untuk kondisi deformasi, untuk variasi CBR LPA 93% (Pengurangan 2,1% dari CBR asli) dan LPB 50% (Pengurangan 25% dari CBR asli) didapat 0,63 tahun untuk kondisi fatigue dan 2,82 tahun untuk kondisi deformasi, CBR LPA 90% (Penguranagn 5,26% dari CBR asli) dan LPB 35% (Pengurangan 48,1% dari CBR asli) adalah 0,58 untuk kondisi fatigue dan 2,71 tahun untuk kondisi deformasi. Dengan penguranagan CBR 2,1%-5,26% dari CBR asli pada LPA dan 25%-48,1% dari CBR asli pada LPB, nilai umur pelayanan hanya berubah 0,02-0,06 tahun untuk kondisi fatigue, sedangkan untuk kondisi deformasi 0,03-0,14 tahun. Dapat disimpulkan bahwa perubahan kondisi pondasi material berbutir tidak begitu berpengaruh pada umur pelayanan jalan. Kata kunci : Analitis, Material Berbutir, Umur Pelayanan.

PENDAHULUAN Pantura merupakan suatu jalan nasional yang menjadi prasarana penting dalam menggerakkan arus industri dan perekonomian nasional kususnya di Pulau Jawa bagian utara. Namun fakta yang sekarang ada menunjukkan bahwa setiap tahunnya Pantura selalu mengalami kerusakan, yang sebagaimana telah dikeluhkan oleh para pengguna jalan tersebut. Penyebab kerusakan jalan sanagatlah beragam seperti overload, loading time, buruknya sistem drainase, suhu udara, buruknya material dan lain sebagainya. Pondasi jalan merupakan faktor penting pendukung suatu lapis perkerasan, karena suatu lapis perkerasan bisa memiliki umur yang lama sangat dipengaruhi dengan baik atau tidaknya lapis pondasinya. Karena lapis pondasi berguna untuk menyalurkan beban dari lapis permukaan ke tanah dasar dan juga sebagai tumpuan atau perletakan untuk lapis permukaan, apabila lapis pondasi mengalami kerusakan maka besar kemungkinan lapis permukaan juga mengalami kerusakan. Penelitian tentang perkerasan jalan pada umumnya dibedakan menjadi dua metode yaitu Metode empiris dan metode analitis. Metode empiris inilah yang di Indonesia dikenal sebagai metode Bina Marga. Metode ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian dari jalan jalan yang dibuat kusus untuk penelitian atau jalan yang sudah ada. Terdapat banyak metode empiris yang telah dikembangkan oleh berbagai negara seperti: AASHTO (American Association Of State Highway and Transportation Officials) Amerika Serikat, Metode NAASRA (National Association Of Australian state road authorities) Australia, Metode Road Note 29 Inggris, Metode Road Note 31 Inggris. Metode lain yang dapat digunakan adalah metode analitis, namun di Indonesia metode ini belum sangatlah terlalu dikenal. Metode ini dikembangkan berdasarkan teori matematis dan sifat tegangan dan regangan pada lapis keras akibat beban berulang dari lalu lintas. Salah satu metode analitis yang dapat digunakan adalah BISAR (Bitumen Stress Analysis in Roads) 3.0, metode ini dikeluarkan oleh Sheel International OIL Product B.V. dan dikembangkan oleh Nottingham Of University. Dalam penelitian ini ruas jalan yang akan dijadikan obyek penelitian adalah jalan Pantura ruas Rembang Bulu. Alasan yang didasarkan untuk pemilihan

lokasi penelitian adalah ketersediaan data jalan tersebut, karena jalan tersebut terhitung jalan yang baru saja mengalami perbaikan dan pemeliharaan maka sangat dimungkinkan ketersediaannya data sekunder jalan tersebut di Bina Marga TINJAUAN PUSTAKA A. Konsepsi dan Fungsi Lapis Pondasi Jalan Lapis pondasi jalan merupakan lapisan perkerasan yang tersusun atas material batu-batu dan pasir yang menggunakan atau tanpa bahan pengikat yang terletak diantara lapis permukaan dan tanah dasar dan berfungsi untuk menyalurkan beban lalu lintas yang diterima oleh lapisan permukaan ke tanah dasar. Lapis pondasi terdiri dari dua lapisan yaitu lapis pondasi atas (base course) dan lapis pondasi bawah ( sub base course) yang umumnya tidak menggunakan bahan pengikat, atau sering disebut dengan material berbutir. B. Umur Pelayanan Umur pelayanan adalah jumlah waktu dalam tahun selama suatu jalan dapat memberikan pelayanan secara layak kepada pennguna jalan yang melintasi suatu jalan tersebut. Umur pelayanan tidak sama dengan umur rencana, karena umur rencana jumlah waktu dalam tahun dari dibukanya jalan hingga mengalami perbaikan. C. Material Berbutir Material berbutir disebut juga agregat, yaitu susunan dari suatu partikel material batu pecah dan pasir yang digunakan untuk lapis pondasi suatu jalan tanpa menggunakan bahan pengikat (PEDOMAN XX -2002, Bina Marga 2002). Oleh karena itu, daya dukung, keawetan serta mutu perkerasan jalan juga ditentukan dari sifat material berbutir pada lapisan pondasi perkerasan tersebut (Sukirman, 1999). LANDASAN TEORI A. Konsep Metode Analitis Secara umum metode analitis ini digunakan untuk mendesain suatu perkerasan jalan baru. Prinsip utama dari metode analitis adalah mengansumsikan

perkerasan jalan menjadi suatu struktur multi-layer (elastic) structure untuk perkerasan lentur dan suatu struktur beam on elastic foundation untuk perkerasan kaku. Metode analitis menganalisis prinsip tegangan ( stress) dan regangan ( strain) yang terjadi pada struktur tersebut. Lokasi tempat bekerjanya tegangan/regangan maksimum akan menjadi kriteria perancangan tebal struktur perkerasan. Dalam penelitian ini digunakan metode analitis dengan mengadopsi prinsip dan cara dari Nottingham Design Method dengan bantuan program BISAR 3.0. Adapun prosedur pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai variasi CBR LPA dan LPB 2. Menghitung suhu udara rata- rata tahunan (T U ) 3. Menghitung temperature desain (T) 4. Menghitung kekakuan tanah dasar dan pondasi (S s ) 5. Menghitung kekakuan bitumen (S b ) 6. Menghitung kekakuan campuran aspal (S me ) 7. Running BISAR 3.0 untuk menentukan ε t dan ε s 8. Menghitung umur pelayanan jalan (N) B. Desain Temperatur Temperatur desain dapat dihitung dengan menggunakan rumus dari Brown et al.,1977 sebagai berikut: a). Untuk kriteria retak lelah Temperatur desain = 1,92 T b). Untuk kriteria deformasi permanen Temperatur desain = 1,47 T dengan T = suhu udara rerata tahunan ( C) C. Kekakuan Tanah Dasar Dan Lapis Pondasi Granular Untuk lapis pondasi granular dicari menggunakan Bina Marga 2002. Sedangkan untuk tanah dasar dicari menggunakan rumus dari S.F. Brown sebagai berikut : S s = 10 x CBR S s = 70 IP dengan S s = kekakuan tanah dasar (MPa)

D. Kekakuan Bitumen Menurut buku Brown et al.,1977, rumus mencari nilai S b, adalah sebagai berikut : S b = 1,157 x 10-7 x t -0.368 x 2,718 PIr (SP r T) 5 dengan : S b t PI r SP r T = kekakuan bitumen (MPa) = waktu pembebanan (detik) = penetration index recorvered = softening point recorvered ( C) = temperatur udara ( C) Namun bila nilai SP r T tidak memenuhi 20 60 C, maka nilai S b dicari menggunakan nomograf Van der Poel, dimana SP r adalah softening point recovered. Dengan nilai PI dicari menggunakan rumus Bina Maraga 2010 sbagai berikut PI = (20-500A) / (50A+1) dengan : Log (P titik lembek)-log (P pada 25 C) A = T titik lembek -25 C E. Kekakuan Campuran Aspal Dari buku Brown et al.,1977 persamaan untuk mencari kekakuan campuran aspal adalah sebagai berikut : S me = S b 1 + 257,5 2,5 VMA n (VMA 3) n = 0,83. log 4 x 104 S b dengan : S me S b VMA = kekakuan campuran elastic (MPa) = kekakuan bitumen (MPa) = voids in mix aggregate/rongga dalam campuran agregat

F. Prediksi Umur Rencana Untuk menghitung umur pelayanan pada kriteria retak lelah yang didapat dari Brown et al.,1977: log N = 15,8 log ε t k (5,13 log ε t 14,39) log V B (8,63 log ε t 24,2) log SP 1 dengan : N = umur pelayanan (MSA) ε t k k V B SP 1 = asphalt mix tensile horizontal strain (μstrain) = konstanta retak lelah = 46,06 untuk kegagalan = volume of binder = softening point ( C) Untuk mencari nilai V B digunakan rumus sebagai berikut : (% aspal x density bulk spesimen) V B = SG aspal Kriteria deformasi permanen menurut buku Brown et al.,1977, untuk menghitung umur pelayanan dapat digunakan rumus sebagai berikut : N = f r 3 x 10 9 ε z 3,57 dengan : N = umur pelayanan (MSA) ε t f r = asphalt mix vertical strain (μstrain) = rut factor Berikut besarnya nilai rut factor untuk beberapa tipe material : Hot rolled asphalt : 1,00 Dense bitumen macadam : 1,56 Modified rolled asphalt : 1,37 Modified dense bitumen macadam : 1,52

G. Pembebanan Lalu Lintas Beban lalu lintas merupakan beban yang langsung mengenai permukaan lapis perkerasan. Kerusakan suatu jalan sebagian besar disebabkan oleh beban lalu lintas yang bekerja pada jalan tersebut. Dengan diketahuinya beban lalulintas dan tingkat pertumbuhan lalu lintas maka dapat ditentukan tingkat ekivalen kumulatif selama umur rencana dan selama umur kinerja jalan tersebut dapat dihitung menggunakan rumus analitis Bina Marga 2002 sebagai berikut : a. Menghitung beban gandar standar kumulatif untuk dua arah W 18 = D O x D L x W 18 dengan : D O = Faktor distrbusi arah. D L = Faktor distribusi lajur. W 18 = Beban gandar standar kumulatif untuk dua arah. b. Menghitung lalu lintas kumulatif untuk konversi dari MSA ke tahun W t = w 18. (1+g) n -1 g (III.18) c. Menghitung angka ekivalen (E) masing-masing golongan untuk roda tunggal 1) Sumbu tunggal roda tunggal = beban sumbu dalam ton 5,40 4 (III.19) 2) Sumbu tunggal roda ganda =, (III.20) 3) Sumbu dual roda ganda =, (III.21) 4) Sumbu triple roda ganda =, (III.22) Dibutuhkan beberapa parameter perencanaan yang didapat dari metode Bina Marga 2002, parameter tersebut diantaranya adalah factor distribusi arah (D D ) dan (D L ). Dengan kriteria kendaraan dari Bina Marga 2004 sebagai berikut :

METODE PENELITIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mencari keterangan yang bersifat sekunder yang nantinya digunakan sebagai bahan penelitian. Data sekunder didapat dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Semarang dan Dinas Perhubungan dan Komunikasi provinsi Jawa Tengah. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1) Data volume lalu lintas harian rata rata 2) Data penampang melintang jalan 3) Data tes CBR (Subbase dan subgrade) 4) Data suhu rata rata tahunan daerah penelitian 5) Data uji aspal 6) Data uji material lapisan AC 7) Data umur rencana 8) Data kecepatan perjalanan truck beban 8,16 ton B. Teknik Analisa Data Dari data yang di dapat yaitu data sekunder, maka kemudian dilakukan simulasi variasi penurunan nilai CBR, yang nantinya data data tersebut dimasukkan ke dalam kriteria kriteria pengolahan data sesuai yang tercantum pada landasan teori untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh kondisi material berbutir terhadap umur rencana atau pelayanan jalan. C. Tahapan Penelitian Untuk melakukan penelitian diperlukan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut : Tahap I : Tahap yang pertama adalah melakukan persiapan, yaitu menyiapkan surat-surat yang digunakan untuk ijin pengambilan data, dan juga menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk proses penelitian seperti laptop buku dan alat tulis Tahap II : Tahap yang kedua adalah tahap pengumpulan data, yang pertama adalah mensimulasikan nilai variasi penurunan CBR LPA dan LPB. Selain itu pada penelitian ini juga mencari data di instansi terkait seperti Ditjen Bina Marga

yaitu data lapis perkerasan, data uji perkerasan aspal dan data lalu lintas. Selain itu juga mencari di data suhu rata-rata tahunan kota Rembang melalui website. Tahap III : Tahap yang ketiga adalah tahap pengolahan data, dimana data-data yang telah terkumpul dan juga data yang disimulasi dianalisis menggunakan metode analitis dari Nottingham Design Method, yang nantinya akan didapat nilai-nilai modulus setiap lapis perkerasan untuk input Bisar. Tahap IV : Tahap empat adalah tahap akhir, dimana hasil dari metode analitis diinput dalam Bisar yang menghasilkan nilai ε t dan ε z yang digunakan untuk menganalisis umur pelayanan yang nantinya akan diketahui bagaimana hubungan antara umur pelayanan dengan perubahan kondisi pondasi material berbutir dan bisa ditarik kesimpula. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa didapatkan hubungan antara kondisi CBR pada lapis pondasi atas dan bawah dengan umur pelayanan dalam dua kondisi yaitu fatigue dan deformasi, dengan nilai CBR 95% pada pondasi atas dan 67,5% pada lapis pondasi bawah didapatkan umur pelayanan 0,64 tahun dalam kriteria fatigue, atau untuk mengalami retak lelah dibutuhkan waktu 0,64 tahun. Sedangkan dengan CBR yang sama pada pondasi atas untuk kondisi deformasi didapatkan umur pelayanan 2,85 tahun, atau dikatakan baru mengalami deformasi dalam umur pelayanan 2,85 tahun. Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa pengaruh kondisi pondasi terhadap umur pelayanan jalan, maka telah dibuat beberapa nilai variasi CBR pada lapis pondasi atas dan bawah yaitu dengan nilai pada Tabel V.10 sebagai berikut:

Tabel 1. Variasi Nilai CBR Nilai CBR Lapis Pondasi Atas (%) Nilai CBR Lapis Pondasi Bawah (%) 95% 67,5% 95% 50% 95% 35% 93% 67,5% 93% 50% 93% 35% 90% 67,5% 90% 50% 90% 35% (Sumber : Data Uji CBR) Dengan simulasi nilai variasi CBR pada lapis pondasi atas dan bawah tersebut dan stiffnes yang sama pada lapisan AC WC, AC-BC, AC BASE dan nilai CBR yang sama pula pada lapis pondasi bawah dan tanah dasar, maka didapat hasil umur pelayanan sebagai berikut, dapat dilihat pada Tabel V.11 berikut ini :

Tabel 2 Hasil Perhitungan Umur Pelayanan Nilai CBR Lapis Pondasi (%) Nilai Modulus Lapis Pondasi (MPa) Nilai Regangan Yang Terjadi (μstrain) Umur Pelayanan (MSA) Umur Pelayanan (Tahun) Atas Bawah Atas Bawah Fatigue Deformation Fatigue Deformation Fatigue Deformation 67,5 126,57 228,8 241,9 1,959 9,279 0,64 2,85 95 50 207,44 125,17 229,1 242,3 1,947 9,225 0,64 2,83 35 108,99 231,6 244,9 1,852 8,880 0,61 2,73 67,5 126,57 229,4 242,1 1,935 9,253 0,63 2,84 93 50 206,05 125,17 229,7 242,5 1,924 9,198 0,63 2,82 35 108,99 232,2 245,1 1,511 8,854 0,49 2,72 67,5 126,57 230,6 241,8 1,889 9,294 0,62 2,85 90 50 203,92 125,17 230,9 242,8 1,878 9,158 0,61 2,81 35 108,99 233,5 245,4 1,784 8,816 0,58 2,71 ( Sumber : Hasil Perhitungan )

Berdasarkan hasil rekap tabel di atas dapat dilihat bahwa kondisi CBR tidak begitu signifikan berpengaruh terhadap umur pelayanan jalan, karena hanya mengalami sedikit pengurangan umur pelayanan jalan, karena berdasarkan hasil perhitungan dengan CBR LPA 95% (CBR asli) dan LPB 67,5% (CBR asli) didapat umur pelayanan 0,64 tahun untuk kondisi fatigue dan 2,85 tahun untuk kondisi deformasi, untuk variasi CBR LPA 93% (Pengurangan 2,1% dari CBR asli) dan LPB 50% (Pengurangan 25% dari CBR asli) didapat 0,63 tahun untuk kondisi fatigue dan 2,82 tahun untuk kondisi deformasi, CBR LPA 90% (Penguranagn 5,26% dari CBR asli) dan LPB 35% (Pengurangan 48,1% dari CBR asli) adalah 0,58 untuk kondisi fatigue dan 2,71 tahun untuk kondisi deformasi. Dengan penguranagan CBR 2,1%-5,26% dari CBR asli pada LPA dan 25%-48,1% dari CBR asli pada LPB, nilai umur pelayanan hanya berubah 0,02-0,06 tahun untuk kondisi fatigue, sedangkan untuk kondisi deformasi 0,03-0,14 tahun. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan umur pelayan menggunakan metode analitis, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan kondisi pondasi material berbutir tidak begitu berpengaruh pada umur pelayanan jalan karena dengan pengurangan CBR 2,1%-5,26% dari CBR asli pada LPA dan 25%-48,1% dari CBR asli pada LPB, nilai umur pelayanan rata-rata hanya berubah 0,02-0,06 tahun untuk kondisi fatigue, sedangkan untuk kondisi deformasi 0,03-0,14 tahun. B. Saran 1. Dalam mengerjakan suatu penelitian atau perencanaan suatu jalan dengan menggunakan Nottingham Design Method sebaiknya didukung dengan menggunakan metode atau parameter lain yang sesuai dengan di Indonesia. 2. Perlu pemahaman lebih lanjut mengenai program BISAR 3.0 tentang titik tinjauan ban atau beban. 3. Perlu ketelitian dalam pembacaan nomograf Van Der Poel.

DAFTAR PUSTAKA, 1989, Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen. Departemen Pekerjaan Umum, 2001, Pedoman Penyusun Laporan Kerja Praktek, Usulan Tugas Akhir dan Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2002, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan. Departemen Pekerjaan Umum, 2004, Survai Pencacahan Lalu Lintas Dengan Cara Manual. Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah, 2008, Percobaan Penghamparan Dan Pemadatan Laston Lapis Aus AC WC modifikasi. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2008, Percobaan Penghamparan Dan Pemadatan Laston Lapis Aus AC BC modifikasi. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2008, Percobaan Penghamparan Dan Pemadatan Laston Lapis Aus AC BASE modifikasi. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2008, (Job Mix Formula) Lapis Pondasi Agregat Kelas A. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2008, (Job Mix Formula) Lapis Pondasi Agregat Kelas B. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga Brown et al.,1977, Nottingham Design Method, Inggris Griyantara, O, 2010, Investigasi Kualitas Material Pondasi Jalan Granuler Kelas A Menggunakan Alat CBR dan UTM. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kementrian Pekerjaan Umum, 2008, PAKET 11 PERENCANAAN TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN, Direktorat Jenderal Bina Marga, Semarang

Pemerintah Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah, 2011, Kondisi Geografis, www.rembang.go.id, (diakses tanggal 21 02-2012) Rifai, A, 2010, Evaluasi Umur Sisa Ruas Jalan Kartasura Klaten (Berdasarkan Volume Lalu Llintas Dengan Metode Analisa Komponen). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukirman, S, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Bandung Sulih, K, 2007, Analisa Penurunan Umur Rencana Jalan Akibat Volume Kendaraan Dan Kelebihan Muatan (Studi Kasus Ruas Jalan Sukoharjo Wonogiri Km 23 + 000 29 + 0000). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Soedarsono, D.U, 1979, Kontruksi Jalan Raya, Pekerjaan Umum, Jakarta Soenarjono, S. 2009, Proposal Riset Tentang Studi Mekanika Aspal-Mekanika Tanah dan Rekayasa Alat untuk Bahan Perkerasan Jalan, www.ums.ac.id/tekniksipil.html, (diakses tanggal 01 10 2011)